Anda di halaman 1dari 1

Tsunami Aceh

Pada tanggal 26 Desember 2004 gempa besar Sumatera-Andaman memicu tsunami besar
yang dikenal dengan Tsunami Aceh. Gempa Aceh tersebut terjadi pada 00:58:53 UTC atau
07:58:53 WIB. Pusat gempa berada di lintang 3.316 LU dan bujur 95.854 BT ada kedalaman
30 km. Gempa itu disebabkan oleh gerakan lempeng tektonik secara subduksi dan memicu
serangkaian tsunami yang menghancurkan di sepanjang pantai yang paling barat yang
berbatasan dengan Samudera India. Tsunami Aceh tersebut menewaskan lebih dari 250.000
orang di empat belas negara dan membanjiri masyarakat pesisir dengan gelombang sampai 30
meter. Magnitudo gema bumi yang tercatat sekitar 91 dan 93 itu adalah gempa kedua terbesar
yang pernah tercatat pada seismograf dunia.

Pada awalnya Magnitudo gempa dilaporkan 90 Mw tetapi pada Februari 2005 para ilmuwan
merevisi perkiraan besarnya untuk menjadi 93 Mw. Meskipun sebagian besar ilmuwan
direvisi besarnya Survei Geologi Amerika Serikat USGS masih mengunakan 9.1 Mw. Dr.
Hiroo Kanamori dari California institute of Technology percaya bahwa 92 adalah nilai
perwakilan baik untuk gempa Aceh tersebut.

Gempa Aceh terjadi di Samudera india hanya 160 km dari utara Pulau Simeulue atau di
pantai barat Sumatera Utara pada kedalaman 30 km di bawah dasar laut. Gempa ini telah
menyebabkan patahan sepanjang 1600 km dan memicu tsunami paling besar ke daerah pantai
di Indonesia India Malaysia Myanmar Thailand Singapura dan Maladewa. Tsunami Aceh
merupakan tsunami paling besar yang pernah tercatat akibat gempa. Di Lhoknga pantai barat
Aceh-Indonesia tinggi tsunami mencapai hingga 30 m dan menghancurkan semua
infrastruktur publik dan salah satunya pabrik semen PT. Semen Andalas Indonesia di Aceh.

Proses Pembangunan Kembali Aceh

Setelah tsunami Aceh banyak pemerintah dan organisasi non pemerintah di seluruh dunia
datang ke Aceh untuk membantu Aceh bangkit kembali. Pemerintah Indonesia membentuk
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh -Nias (BRR NAD-Nias) pada tanggal 28 April
2005 4 bulan setelah tsunami. Badan ini berkoordinasi dengan UN United Nation dan NG
lainnya untuk pemulihan dan membangun kembali Aceh dan Nias pasca tsunami.

Menurut laporan 1 tahun kinerja BRR pada sekitar 50.000 korban tsunami yang masih tinggal
di barak dan 67.000 masih di tenda-tenda. Setelah empat tahun BRR dan NG lainnya di Aceh
dan Nias mereka sukses membangun lebih dari 100.000 rumah untuk korban tsunami dan
kantor publik lainnya. Di Negara-negara yang terkena dampak lainnya SM juga memberikan
bantuan lokal dan internasional dalam pemulihan dan membangun kembali rumah-rumah dan
bangunan publik.

Anda mungkin juga menyukai