Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN
CA COLON

Disusun Oleh :

Muhammad tri prihantono

18.0601.0037

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


A. DEFINISI
Kolon adalah bagian terbesar dari usus besar. Panjangnya hampir 5 kaki.
Kolon memiliki empat bagian yaitukolon ascending, transverse, descending,
dan sigmoid. Dindingnya memiliki empat lapisan utama mukosa, submukosa,
muskularis propia, dan serosa atau adventitia. Kanker adalah penyakit yang
ditandai dengan pertumbuhan sel yang abnormal, bila hal ini terjadi di usus
besar atau rectum maka disebut kanker kolorektal (American Cancer Society,
2017).
American Cancer Society (ACA) tahun 2016, menjelaskan bahwa kanker
kolorektal adalah kanker yang dimulai di usus besar atau rektum. Kanker ini
juga bisa disebut kanker usus besar atau kanker rektum, tergantung tempat
bermulanya. Kanker usus besar dan kanker rektum sering dikelompokkan
bersama karena memiliki banyak kesamaan.
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma.
Adenokarsinoma adalah kanker sel yang melapisi kelenjar dan, dalam kasus
kanker usus besar, memmproduksi lendir(National Comprehensive Cancer
Network, 2016)Awalnya kanker kolorektal dapat muncul sebagai polip jinak
tetapi dapat menjadi ganas, menginvasi dan menghancurkan jaringan normal,
dan meluas ke struktur sekitarnya (Smeltzer, 2015).

B. ETIOLOGI
Sebagian besar kanker kolon dimulai dari polip pada lapisan dalam usus
besar atau rektum Beberapa jenis polip dapat berubah menjadi kanker selama
beberapa tahun, namun tidak semua polip menjadi kanker. Kemungkinan
berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip. 2 jenis polip utama
adalah:
1. Adenomatous polyps (adenoma): Polip ini kadang berubah menjadi
kanker. Karena itu, adenoma disebut kondisi pra-kanker.
2. Hyperplastic polyps dan inflammatory polyps: Polip ini lebih sering
terjadi, namun secara umum tidak bersifat pra-kanker.
Adapun faktor resiko dari kanker kolorektal berdasarkan National Cancer
Institute (2017) adalah :
1. Usia
Menurut ACA (2017), risiko kanker kolorektal meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Proporsi kasus yang di diagnosis pada individu yang
berusia dibawah 50 tahun meningkat dari 6 % pada tahun 1990 menjadi
11% pada tahun 2013. Sebagian besar (72%) pada kasus ini terjadi pada
individu dengan usia di atas 40 tahun.

2. Genetik
Hampir 30% pasien kanker kolorektal memiliki riwayat keluarga dengan
penyakit ini, sekitar 5% diantaranya disebabkan oleh kelainan genetic
yang diwariskan. Individu dengan riwayat keluarga tingkat pertama
(orangtua, saudara kandung atau anak) yang didiagnosis dengan kanker
kolorektal memiliki risiko 2 sampai 4 kali dibandingkan mereka yang
tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.
3. Riwayat menderita adenoma beresiko tinggi (polip kolorektal yang
berukuran 1 sentimeter atau lebih besar atau memiliki sel yang terlihat
abnormal di bawah mikroskop).
4. Riwayat menderita kolitis ulserativa kronis atau penyakit Crohn selama 8
tahun atau lebih. Penyakit Crohn juga sering disebut colitis
granulomatosis atau colitis transmural, merupakan peradangan di seluruh
dinding granulomatois, sedangkan colitis ulseratif secara primer adalah
inflamasi yang terbatas di selaput lendir kolon. Risiko terjadinya kanker
kolon pada Crohn;s lebih besar.
5. Mengonsumsi alcohol
Konsumsi alcohol sedang dan berat (<12,5 gram perhari, sekitar satu
minuman), dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolon.
Dibandingkan dengan seseorang yang tidak minum alcohol dan hanya
mengonsumsi sesekali, seseorang yang rata-rata mengonsumsi 2 sampai 3
minuman beralkohol per hari memiliki risiko kanker 20% lebih tinggi,
dan yang mengonsumsi lebih dari 3 minuman per hari memiliki sekitar
40% peningkatan risiko.
6. Merokok
Badan Penelitian Kanker Internasional pada November 2009 melaporkan
bahwa merokok dapat menyebabkan kanker kolorektal. Kaitan terhadap
rectum lebih besar dibandingkan dengan kolon.
7. Gaya hidup (obesitas)
Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker kolon yang lebih tinggi pada
pria dibandingkan wanita. Secara khusus seseorang dengan berat badan
normal, pria obesitas memiliki 50% risiko kanker kolon lebih tinggi dan
kanker rectal 20%, sedangkan wanita obesitas memiliki sekitar 20%
peningkatan risiko kanker kolon dan risiko kanker rectal 10%. Obesitas
dapat berdampak negative pada kesehatan metabolic yang merupakan
fungsi utama dari semua proses biokimia didalam tubuh. Studi terbaru
menunjukkan bahwa kesehatan metabolic yang buruk memiliki kaitan
dengan kejadian kanker kolorektal.
C. PATHWAY
D. MANIFESTASI KLINIK
Kanker kolon seringkali dapat dideteksi dengan prosedur skrining. Adapun
manifestasi klinis dari kanker kolon menurut (Network, 2016) adalah :
1. Anemia
2. Perdarahan pada rectum
3. Nyeri abdomen
4. Perubahan kebiasaan defekasi
5. Obstruksi usus atau perforasi.
Sementara (Smeltzer, 2015) menjelaskan manifestasi klinis dari kanker
kolon maupun kanker rektum yaitu :
1. Keluarnya darah di dalam atau pada feses
2. Penurunan berat badan dan keletihan
3. Lesi di sisi kanan kemungkinan disertai dengan nyeri abdomen yang
tumpul dan melena
4. Lesi sisi kiri dikaitkan dengan obstruksi (nyeri dan kram abdomen,
penyempitan ukuran feses, konstipasi dan distensi) dan darah berwarna
merah terang di feses.
5. Lesi rectal dikaitkan dengan tenesmus (mengejan yang nyeri dan tidak
efektif saat defekasi), nyeri rectal, mengalami konstipasi dan diare secara
bergantian, feses berdarah
6. Tanda-tanda komplikasi : obstruksi usus parsial atau komplet, ekstensi
tumor dan ulserasi ke pembuluh darah sekitar (perforasi, pembentukan
abses, peritonitis, sepsis, atau syok)
7. Dalam banyak kasus, gejala tidak muncul sampai kanker kolorektal
berada dalam stadium lanjut.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal, antara lain :
1. Obstruksi usus diikuti dengan penyempitan lumen akibat lesi
2. Perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti kontaminasi organ
peritoneal
3. Perluasan langsung ke organ-organ yang berdekatan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Smeltzer (2015) mengemukakan pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
diagnosis kanker kolorektum adalah :
1. Pemeriksaan abdomen dan rectal; pemeriksaan darah samar pada feses;
barium enema; proktosigmoidoskopi; dan kolonoskopi, biopsy, atau
apusan sitologi
2. Pemeriksaaan CEA (carsinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya
glikoprotein di membran sel pada banyak jaringan, termasuk kanker
kolorektal. Pemeriksaan ini harus kembali normal dalam 48 jam sejak
eksisi tumor (reliable dalam memprediksi prognosis dan kekambuhan).

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
Terapi kanker bergantung pada stadium penyakit dan
komplikasi yang terkait. Obstruksi ditangani dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik dan dengan terapi darah jika perdarahan cukup
berat. Terapi suportif dan terapi pelengkap ( misalnya kemoterapi, terapi
radiasi, imunoterapi) termasuk dalam penatalaksanaan medis (Smeltzer,
2015).
2. Penatalaksanaan bedah
a. Pembedahan adalah terapi primer untuk sebagian besar kanker
kolon dan rectal; jenis pembedahan bergantung pada lokasi dan
ukuran tumor, dan dapat bersifat kuratif atau paliatif.
b. Kolonoskopi dilakukan pada kanker yang terbatas pada satu
tempat. Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk
mengevaluasi bagian dalam kolon.
c. Kolotomi laparoskopik dengan polipektomi meminimalkan luasnya
pembedahan yang diperlukan dalam beberapa kasus
d. Neodimium : laser ittrium-aluminium-garnet (Nd:YAG) efektif
pada beberapa lesi
e. Reseksi usus dengan anastomosis dan kemungkinan kolostomi atau
ileostomi sementara atau permanen (kurang dari sepertiga pasien)
atau pembuatan kantung/wadah koloanal (kantung J kolonik).

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan Data
Biodata identitas klien dan penanggung jawab
1. Identitas Klien
Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan
lain-lain.
2. Identitas penanggung jawab
Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien
dibawa ke RS, ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan
dalam konsep PQRST)
1) P : Palitatif /Provokatif
(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat
dan menguranginya)
2) Q : Qualitatif /Quantitatif
(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana
merasakannya sekarang)
3) R : Region
(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)
4) S : Skala
(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)
5) T : Time
(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-
tiba atau bertahap)
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan
atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini.
Termasuk faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit
turunan atau riwayat penyakit menular).

e. Pola Aktivitas Sehari-hari


(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit
dan saat sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola
pemenuhan atau tidak).
4. Pemeriksaan Fisik
(Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik
pemeriksaan yang digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi
keadaan umum klien. Dan menggunakan pedoman 4 langkah yaitu
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
5. Data Psikologis
(Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya
komunikasi, dan konsep diri)
6. Data Sosial
(Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat)
7. Data Spiritual
(Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap
kesembuhan penyakit, gangguan dalam melaksanakan ibadah).
8. Data Penunjang
(Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium yang
dijalani klien, dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan
hanya 3 kali pemeriksaan terakhir secara berturut-turut. Bila hasilnya
fluktuatif, buat keterangan secara naratif)
9. Program dan Rencana Pengobatan
(Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan
dijalani oleh klien)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang
asupan makanan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi)
3. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan dan
diagnosis kanker
4. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi.
C. Rencana/Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa NOC NIC


1. Ketidakseimbangan 1. Status Nutrisi a. Monitor input dan output cairan
nutrisi: kurang dari 2. Status nutrisi : b. Anjurkan pasien mendiskusikan kebutuhan
kebutuhan asupan makanan & makanan kepada ahli diet
tubuhberhubungan cairan c. Monitor parameter fisiologi (tanda vital,
dengan faktor biologis, 3. Nafsu makan elektrolit), sesuai yang dibutuhkan
ketidakmampuan 4. Fungsi d. Monitor perubahan pernapasan dan jantung
mencerna makanan, gastrointestinal sebagai indikasi kelebihan cairan atau
kurang asupan makanan dehidrasi.
e. Pantau berat harian dan gejala
f. Menentukan riwayat dari jumlah dan jenis
intake cairan dan kebiasaan eliminasi
g. Menetukan status nutrisi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
h. Identifikasi alergi pasien pada makanan atau
ketidakmampuan.
i. Menentukan pilihan makanan pasien.
j. Lengkapi pengkajian nutrisi pasien
k. Monitor proses makan/cairan dan hitung
intake kalori.
l. Anjurkan makan makanan yang disukai klien.
m. Berikan terapi cairan IV

2. Nyeri akut berhubungan 1. Control nyeri a. Lakukan pengkajian lebih luas terkait nyeri
dengan agen cedera 2. Tingkat nyeri termasuk lokasi, karakteristik, onset/durasi,
biologi (infeksi) 3. Pemulihan frekuensi, kualitas, intensitas atau kehebatan
pembedahan : nyeri dan faktor presipitasi
penyembuhan b. Obervasi ketidaknyamanan nonverbal,
4. Status kenyamanan : terutama pada ketidakmampuan dalam
fisik berkomunikasi efektif
5. Pergerakan c. Gunakan starategi komunikasi terapeutik
untuk menyatakan pengalaman nyeri dan
menyatakan penerimaan sebagai respon
pasien terhadap nyeri
d. Mengeksplor pengetahuan dan keyakinan
pasien terhadap nyeri
e. Evaluasi pengalaman nyeri sebelumnya baik
riwayat individu atau keluarga tentang nyeri
kronik atau kecacatan yang diperoleh
f. Bantu pasien untuk mencari dan menyediakan
dukungan
g. Menentukan pilihan analgesic
h. Monitor tanda vita sebelum mmeberikan
analgesic
i. Pilih dan implementasikan jenis tindakan
(mis., famakoogi, non farmakologi,
interpensonal) untuk mengurangi nyeri

3. Ansietas berhubungan 1. Tingkat kecemasan a. Monitor TTV


dengan pembedahan 2. Tanda-tanda vital b. Instruksikan klien untuk menggunakan
yang akan dilakukan metode mengurangi kecemasan ( seperti
dan diagnosis kanker teknik nafas dalam, distraksi, visualisasi,
meditasi, relaksasi otot progressif, mendengar
music)
c. Jelaskan semua prosedur pada pasien/keluarga
d. Informasikan kepada klien atau orang terdekat
kapan dan dimana tindakan akan dilakukan
e. Berikan kesempatan bagi klien untuk bertanya
ataupun mendiskusikan perasaannya
D. Diagnosa Keperawatan
5. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang
asupan makanan.
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi)
7. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan dan
diagnosis kanker
8. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society.(2016, October 15). About Colorectal Cancer.


Retrieved May 14, 2017, from American Cancer Society
American Cancer Society.(2017). Colorectal Cancer. Facts & Figures 2017-
2019. Atlanta: American Cancer Society.
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Douchterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013).
Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Inc. Nursing
Diagnoses : Definitions & Classifications 2015-2017. Jakarta: EGC.
National Cancer Institute. (2017, March 6). Colorectal Cancer. Retrieved May 13,
2017, from National Cancer Institute:
https://www.cancer.gov/types/colorectal/patient/rectal-treatment-pdq
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing
Outcomes Classifications (NOC). Singapore: Elsevier.
National Comprehensive Cancer Network. (2016). Colon Cancer. Washington:
National Comprehensive Cancer Network.
Smeltzer, S. C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai