TUGAS 2
PENENTUAN PARAMETER MUTU
EKSTRAK Kaempferia galanga
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 3
KELAS : A
ANITA PURNAMASARI
201610410311001
DOSENPEMBIMBING:
SitiRofida, M.Farm., Apt.
Amaliyah Dina A., M.Farm., Apt.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia
Spesies : K.galanga
Secara umum dikenal dua tipe kencur, yaitu jenis berdaun lebar dan berdaun
sempit (Syukur dan Hernani, 2001). Kencur merupakan terna kecil daunnya lebar,
letaknya mendatar, hampir rata dengan permukaan tanah. Bunganya tersusun
dalam bulir. Mahkota bunga berjumlah 4-12, rimpangnya bercabang-cabang
banyak sekali, dibagian terletak diatas tanah. pada akarnya sering kali terdapat
umbi yang betuknya bulat. Warnanya putih kekuningan, bagian tengahnya
berwarna putih, sedangkan pinggirnya berwarna coklat, berbau harum (Sugeng,
2001).
Kencur digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai
daging buah yang lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang
tumbuh subur didaerah dataran atau pegunungan yang tanahnya gembur dan
tidakterlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging
buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat.jumlah helaian daun
kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun
setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4-12 buah, bibir bunga
berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominant. Kencur tumbuh dan
berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan kencur dapat
ditanam dalam pot atau dikebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan
di tempat terbuka (Thomas, 1989).
Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh
terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik.
Selain itu juga digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang
lambung, kejang perut, mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga
dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia.
Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai bioinsektisida. (Sinaga, 2010).
2.1.5 Kandungan Kimia
2.2.2 Standarisari
• Larut etanol
Penetapan kadar senyawa larut alcohol dilakukan untuk
mengetahui kandungan terendah zat/senyawa yang larut dalam etanol
tetapi tidak larut dalam air.
Maserasi ekstrak sebanyak 5 gram selama 24 jam dengan 100
mL etanol 96%, ekstraksi terdestruksi dan menguap. Sehingga yang
tersisa hanya unsur mineral dan anorganik.
• Pola kromatogram
Pola kromatogram dilakukan sebagai analisis kromatografi
sehingga memberikan pola kromatogram yang khas. Bertujuan
untuk memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia
berdasarkan pola kromatogram (KLT, KCKT) (Depkes RI, 2000).
Parameter bobot jenis adalah massa per satuan volume yang diukur
pada suhu kamar tertentu (25 C) yang menggunakan alat khusus
piknometer atau alat lainnya. Tujuannya adalah memberikan batasan
tentang besarnya massa persatuan volume yang merupakan parameter
khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat (kental) yang masih dapat
dituang, bobot jenis juga terkait dengan kemurnian dari ekstrak dan
kontaminasi.
c) Kadar air
• Cara titrasi
Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer. Pertama dimasukkan
methanol 20.0 mL ke dalam labu titrasi, kemudian dititrasi dengan
pereaksi Karl Fischer hingga titik akhir titrasi. Kedua dimasukkan
ekstrak dengan perkiraan kandungan air 10mg-50mg ke dalam labu
titrasi dan diaduk selama 1 menit, kemudian dititrasi dengan pereaksi
Karl Fischer hingga titik akhir titrasi. Hitung kesetaraan titrasi dengan
jumlah air.
• Cara destilasi
Ekstrak yang diperkirakan mengandung air 2mL-4mL dimasukkan
ke dalam labu kering. Tambahkan kurang lebih 200mL toluene ke
dalam labu kemudian hubungkan alat Panaskan labu dengan hati-hati
selama 15 menit. Jika toluene telah mendidih, suling dengan kecepatan
2 tetes per detik dan bila air sebagian mulai tersuling tingkatkan
kecepatan menjadi 4 tetes per detik. Jika semua air sudah tersuling,
bersihkan bagian dalam pendingin dengan toluene. Lanjutkan
penyulingan selama 5 menit, biarkan tabung pendingin mencapai suhu
kamar, jika air dan toluene sudah terpisah sempurna baca volume air
yang terdapat. Hitung dalam persen.
• Cara gravimetri
Ekstrak sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam wadah,
d) Kadar abu
e) Sisa pelarut
f) Residu pestisida
g) Cemaran mikroba
Parameter cemaran mikroba adalah penentuan adanya mikroba yang
patogen secara analisis mikrobiologis. Tujuannya adalah memberikan
jaminan bahwa ekstrak tidak boleh mengandung mikroba patogen dan
tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang ditetapkan
karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan bahaya (toksik) bagi
kesehatan.
h) Cemaran aflatoksin
PROSEDUR KERJA
A. Bahan
Ektrak kering rimpang kencur
Aquadest
Kloroform
Etanol 96%
B. Alat
Timbangan analitik
Toples
Batang pengaduk
Beaker glass
Corong pisah
Corong Buchner
Cawan penguap
Alat destilasi
Labu ukur
Botol timbang
Desikator
Oven
Krus silikat
Kaki tiga
Bunsen
Kertas saring
3.2 Prosedur Pembuatan ekstrak kering rimpang Kaempferia galanga
A. Parameter Spesifik
1. Identitas
a. Deskripsi tata nama
Nama ekstrak (generic, dagang, paten).
Nama latin tumbuhan (sistematika botani).
Bagian yang digunakan (rimpang, daun,dsb).
Nama Indonesia tumbuhan.
b. Senyawa identitas, senyawa tertentu yang menjadi petunjuk spesifik dengan
metode tertentu.
2. Organoleptik
Penggunaan pancaindera mendeskripsikan bentuk, warna, baud an rasa:
a. Bentuk : padat, serbuk kering, kental, cair.
b. Warna : kuning, cokelat, dll.
c. Bau : aromatik, tidak berbau, dll.
d. Rasa : pahit, manis, kelat, dll.
3. Senyawa Terlarut dalam Pelaru tertentu
Prinsip :
Melarutkan ekstrak dengan pelarut (alkohor atau air) untuk ditentukan jumlah
solut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. Dalam
hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana,
diklorometan atau metanol.
a. Kadar Senyawa Larut Air
Prosedur :
Residu dipanaskan
Ditampung Diuapakan ad
pada suhu 105oC ad
dicawan yang kering.
bobot LP konstan.
sudah ditara.
(dilakukan 3x)
Catatan : Air-Kloroform LP adalah air suling 997,5ml dicampur dengan 2,5ml
kloroform.
2.Kadar Air
Prinsip :
Pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan, dilakukan dengan cara
titrasi, destilasi atau gravimetri.
Prosedur :
Dicatat hasil MC
Catatan : Toluena P adalah toluena yang sudah dijenuhkan dengan air suling,
sebanyak 200ml toluena ditambah 5ml air suling, kemudian dikocok beberapa
saat, lalu lapisan air dipisahkan.
3. Kadar Abu
Prinsip :bahan dipanaskan pada temperature dimana senyawa organic dan
turunannya terdestruksi dan menguap. Sehingga tinggal unsur mineral dan
anorganik.
Prosedur :
HASIL
BAB V
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2017). Klasifikasi Kencur. Diakses dari laman web tanggal 17 September 2018 dari
: https://id.wikipedia.org/wiki/Kencur.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.
Assaat LD. 2011. Fraksionasi senyawa aktif minyak atsiri kencur (Kaemferia galanga L.)
sebagai pelangsing [disertasi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Barus R,2009. Amidasi p-metoksisinnamat yang Diisolasi dari kencur (Kaempferia galangal.
L). Sumatra Utara: Program Pascasarjana USU.
Ditjen POM, Depkes RI , 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9-11,16.
Evi. 2012. Altitude and Shading Conditions Affect Vegetative Growth of Kaempferia
parviflora. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Fauzana D.L., 2010, Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi, dan Reperkolasi
Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma 35 xanthorrhiza Roxb.),
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Skripsi.
Lenny, S., 2006, Senyawa Flavanoida, Fenilpropanida dan Alkaloida, Karya Ilmiah
Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
Lutony, T.L dan Rahmayati, Y. (2002). Produksi dan perdagangan minyak asiri. Jakarta:
Penerbit Penebar Swadaya.
Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktf, Jurnal
Kesehatan, 7(2): 361-367.
Sinaga, E. 2010. Jatropha curcas L. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat
UNAS/P3TO UNAS.
Syukur, C., dan Hernani, 2001, Budidaya Tanaman Obat Komersial, Penebar Swadaya,
Jakarta, 65.
Winarto, W. P., 2007, Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, 152- 153,
Jakarta,Karyasari Herba Media