Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen yang melibatkan satu

kelas sebagai kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran matematika melalui penerapan model Creative Problem Solving

(CPS) berbantuan media interaktif pada siswa kelas X IPA SMA Islam Athirah 2

Makassar. Desain pada penelitian ini adalah satu kelompok Pretest-Posttest (The

One Group Pretest-Posttest Design) yang termasuk dalam penelitian pra

eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1 The One Group Pretest Posttest


Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2

Keterangan:

O1 : Tes awal sebelum siswa diberikan perlakuan (hasil prates)

O2 : Tes akhir sesudah siswa diberikan perlakuan (hasil paska tes)

X : Perlakuan di kelas berupa penerapan model Creative Problem Solving

(CPS) berbantuan media interaktif

53
54

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Islam

Athirah 2 Makassar.

2. Sampel

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random

sampling dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan populasi penelitian yaitu semua siswa kelas X SMA Islam

Athirah 2 Makassar pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri

dari empat kelas.

b. Memilih satu kelas dari empat kelas yang ada

C. Definisi Operasional Variabel & Perlakuan

1. Variabel

Variabel pada penelitian ini merupakan variabel yang dipengaruhi

karena adanya perlakuan. Dalam penelitian ini variabelnya adalah:

a) Hasil Belajar

Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dalam

memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf atau

angka. Akan tetapi, secara psikologis menampakkan perubahan perilaku

pada siswa. Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan

menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media

interaktif minimal mencapai KKM.


55

b) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang dimaksd dalam penelitian ini adalah seluruh

kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar

dengan menggunakan model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan

media interaktif.

c) Respons Siswa

Respons siswa yang dimaksudkan di sini adalah tanggapan siswa

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, khususnya model Creative

Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif digunakan.

2. Perlakuan

Perlakuan pada penelitian ini adalah yang mempengaruhi atau menjadi

sebab pada variabel. Pengaruh pada penelitian ini adalah “Model Creative

Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif”. Model Creative Problem

Solving (CPS) juga diartikan sebagai suatu cara atau prosedur pemecahan

masalah yang langkah-langkahnya dirancang untuk memudahkan siswa

berpikir sehingga muncul ide-ide kreatif untuk menemukan pemecahan

masalah.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang

penguasaan siswa kelas X IPA SMA Islam Athirah 2 Makassar setelah proses

pembelajaran. Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan


56

dicapai. Bentuk soal yang diberikan adalah tes isian sehingga peneliti dapat

mengetahui kreativitas atau kesulitan siswa dalam proses menyelesaikan

persoalan yang diberikan.

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa, tes hasil belajar

berupa tes awal (pretest) terhadap kelas eksperimen sebelum diberikan model

Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif kepada siswa dan

tes akhir (postest) terhadap kelas eksperimen sebetelah diberikan model

Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif kepada siswa. Tes

yang diberikan adalah tes hasil belajar yang disusun dan telah direvisi oleh

validator.

Langkah-langkah penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan mengadakan tes

b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan

c. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan

d. Membuat kisi-kisi

e. Menuliskan butir-butir soal

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran

matematika siswa kelas X IPA SMA Islam Athirah 2 Makassar yang

berlangsung selama pelaksanaan penelitian melalui penerapan Model Creative

Problem Solving (CPS)

3. Angket Respons Siswa


57

Angket respons digunakan untuk memperoleh informasih dari siswa

terhadap proses pembelajaran dengan penerapan Model Creative Problem

Solving (CPS) yang telah diterapkan pada proses pembelajaran. Angket

diberikan kepada siswa di akhir proses pembelajaran. Indikator yang digunakan

untuk mengungkap respons siswa terhadap pembelajaran adalah penilaian

siswa berdasarkan tanggapan/pendapat, minat dan komentar siswa.

4. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran bertujuan untuk

mengetahui seberapa baik keterlaksanaan pembelajaran pada saat

pembelajaran berlangsung. Butir-butir instrumen ini mengacu pada langkah-

langkah Model Creative Problem Solving (CPS) yang disesuaikan RPP.

Pengamatan dilakukan sejak kegiatan awal hingga kegiatan akhir dan dibantu

oleh seorang guru sebagai observer.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar

siswa. Adapun hasil belajar siswa diambil melalui tes belajar siswa setelah

mempelajari semua materi dalam penelitian ini selesai dibahas. Tes hasil

belajar bertujuan untuk melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi
58

yang telah diberikan. Butir-butir instrumen pada tes hasil belajar, berpedoman

pada indikator-indikator pencapaian materi yang diberikan.

2. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar

observasi keterampilan proses/aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data

aktivitas siswa diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung melalui penerapan model Creative

Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif.

3. Respons Siswa

Data respons siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan dengan

menggunakan angket respons siswa. Data respons siswa diambil pada saat

kegiatan pembelajaran berakhir yaitu sesaat setelah berakhirnya seluruh proses

pembelajaran.

4. Keterlaksanaan Pembelajaran

Data keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan

lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data keterlaksanaan

pembelajaran diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap

keterlaksanaan pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah metode

pembelajaran.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dimaksud pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

hasil penelitian. Data hasil penelitian meliputi hasil belajar siswa, aktivitas siswa,
59

respons siswa dan keterlaksanaan pembelajaran yang merupakan indikator dari

efektivitas. Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila keempat indikator

(aktivitas siswa, respons siswa, prestasi belajar siswa dan keterlaksanaan

pembelajaran) berada dalam kategori minimal baik.

1. Analisis Statistika Deskriptif

Analisis statistika deskriptif digunakan untuk menganalisis data

keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa selama pembelajaran, respons siswa

terhadap pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Analisis deskriptif bertujuan untuk

melihat gambaran suatu data secara umum. Penjabaran dari setiap indikator

efektivitas sebagai berikut:

a. Hasil Belajar

Analisis statistika deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan

karakteristik faktor yang diselidiki misalnya hasil belajar siswa yang meliputi:

nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, rentang, median, standar deviasi,

dan tabel distribusi frekuensi. Data yang diperoleh dari hasil Pretest dan

Posttest dianalisis untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Gain adalah selisih antara nilai Posttest dan Pretest, gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

dilakukan guru.

𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
g=
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Keterangan:

g = gain ternomalisasi

Spre = skor Pretest


60

Spos = skor Posttest

Smak = skor maksimum ideal

Tabel 3.2 Klasifikasi Gain Ternormalisasi


Koefisien normalisasi gain Klasifikasi
g < 0,3 Rendah
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g ≥ 0,7 Tinggi
Sumber: Jusmawati (Aswar, 2016: 20)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Skor Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Ketetapan


Departemen Pendidikan Nasional
Nilai Kategori
0 < 𝑥 ≤ 54 Sangat Rendah
54 < 𝑥 ≤ 64 Rendah
64 < 𝑥 ≤ 79 Sedang
79 < 𝑥 ≤ 89 Tinggi
89 < 𝑥 ≤ 100 Sangat Tinggi
Sumber: Said (Aswar, 2016: 21)

Di samping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil

belajar secara individual dan klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas

belajar apabila memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh

sekolah yakni 78, sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80%

siswa di kelas tersebut telah mencapai skor ketuntasan minimal (Depdikbud

dalam Trianto, 2010: 241)


61

Tabel 3.4 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa


Kelas X IPA SMA Islam Athirah 2 Makassar
Tingkat Penguasaan Kategori Ketuntasan Belajar
0 ≤ 𝑥 < 78 Tidak Tuntas
78 ≤ 𝑥 ≤ 100 Tuntas
Sumber: Administrasi TU (2019)

b. Analisis Data Aktivitas Siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung

dianalisis dan dideskripsikan. Adapun yang akan diamati adalah sebagai

berikut:

1) Kategori aktivitas aktif siswa:

a) Mendengarkan/memerhatikan penjelasan guru atau siswa.


b) Mampu menghubungkan mata pelajaran dengan kehidupan nyata.
c) Berdiskusi/tanya jawab antarsiswa/guru.
d) Membaca /mengerjakan tugas
e) Bekerja sama dengan teman dalam mencari solusi dari permasalahan
f) Kritis pada setiap permasalahan yang muncul
g) Mencatat apa yang telah dipelajari
2) Kategori aktivitas pasif siswa:

a) Melakukan aktivitas lain di luar kegiatan pembelajaran. (mengantuk,


mengobrol, melamun, dan lain sebagainya).
Data tentang aktivitas siswa dianalisis dengan mencari persentase

aktivitas siswa untuk tiap indikator. Rumus mencari persentase aktivitas siswa

adalah sebagai berikut:

∑ 𝑇𝑎
𝑅𝐴 =
𝐵𝑃

Keterangan:

𝑃𝑇𝑎 = Rata-rata aktivitas tertentu yang dilakukan siswa


62

∑ 𝑇𝑎 = Jumlah aktivitas tertentu yang dilakukan siswa

𝐵𝑃 = Jumlah pertemuan.

Aktivitas siswa dikatakan efektif jika rata-rata persentase aktivitas aktif

siswa minimal 80% terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Jika tidak

demikian, maka aktivitas siswa dikatakan tidak efektif

c. Respons Siswa

Data tentang respons siswa diperoleh dari angket respons siswa

terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari

persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket. Respons

siswa dianalisis dengan melihat persentase dari respons siswa.

Persentase ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑓
𝑃= × 100%
𝑁

Keterangan:

P = persentase respons siswa yang menjawab ya dan tidak

f = frekuensi siswa yang menjawab ya dan tidak

N = banyaknya siswa yang mengisi angket

Kriteria yang ditetapkan untuk mengatakan bahwa para siswa memiliki

respons positif terhadap kegiatan pembelajaran adalah minimal 70% dari

mereka memberi respons positif dari jumlah yang ditanyakan.

d. Keterlaksanaan Pembelajaran

Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pembelajaran digunakan

analisis rata-rata. Artinya tingkat keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan

cara menjumlah nilai tiap aspek kemudian membaginya dengan banyak aspek
63

yang dinilai. Adapun pengkategorian keterlaksanaan pembelajaran digunakan

kategori pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran


Interval Skor Kategori
̅
3,00 < X ≤ 4,00 Sangat Baik
̅
2,00 < X ≤ 3,00 Baik
̅ ≤ 2,00
1,00 < X Kurang Baik
̅
X ≤ 1,00 Tidak Baik
Sumber: Khomriyah (Aswar, 2016: 24)

Keterangan:
̅ = rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
𝒙
Kriteria keterlaksanaan pembelajaran tercapai apabila berada pada

kategori terlaksana dengan baik.

2. Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis

penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dan uji gain.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara

spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal

atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan Uji Anderson Darly atau

Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05,

dengan syarat:

Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal.

Jika Pvalue < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.


64

b. Uji Gain Ternormalisasi

Untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan hasil belajar siswa, diuji

dengan menggunakan rumus Normalized Gain:

𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
g=
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Dengan g adalah gain yang di normalisasi (N-gain), skor Posttest nilai

rata-rata hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui model Creative

Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif, skor Pretest adalah nilai

rata-rata hasil belajar siswa sebelum pembelajaran melalui model Creative

Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif dan skor maksimal adalah

nilai skor maksimal ideal. Tinggi rendahnya gain yang dinormalisasi (N-gain)

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi,

2) Jika 0,3 ≤ g < 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang,

3) Jika g < 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara

yang telah dipaparkan pada bab II

1) Rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model

Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif minimal 78.

Secara statistik dapat dituliskan sebagai berikut:

H0: μ ≤ 77,9 melawan H1: μ ˃ 77,9

Keterangan:
65

μ = Parameter skor rata-rata hasil belajar siswa

2) Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model

Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif secara klasikal

minimal 80%.

H0: π ≤ 79,9% melawan H1: π ˃ 79,9%

Keterangan:

π = Parameter ketuntasan belajar secara klasikal

3) Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan

model Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif minimal

0,3 (kategori sedang). Secara statistik dapat ditulis sebagai berikut:

H0: μg ≤ 0,29 melawan H1: μg ˃ 0,29

Keterangan:

μg = Parameter skor rata-rata gain ternormalisasi

4) Persentase respons siswa terhadap penerapan model Creative Problem

Solving (CPS) berbantuan media interaktif minimal 70% merespons positif.

Secara statistik dapat dituliskan sebagai berikut:

H0: π ≤ 69,9% melawan H1: π ˃ 69,9%

Keterangan:

π = Parameter respons siswa

Kriteria keefektifan proses pembelajaran melalui penerapan model

Creative Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif, sebagai berikut:


66

a) Secara Deskriptif

Proses pembelajaran matematika melalui penerapan model Creative

Problem Solving (CPS) berbantuan media interaktif dikatakan efektif apabila

terdiri dari: 1) Hasil belajar yang diperoleh siswa minimal 78 dan ketuntasan

klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa telah mencapai skor ketuntasan

minimal, 2) Aktivitas siswa minimal mencapai 75% siswa aktif, 3) Respons siswa

minimal 70%, 4)Keterlaksanaan pembelajaran berada pada kategori baik.

b) Secara Inferensial

Proses pembelajaran matematika melalui penerapan model Creative

Problem Solving (CPS) dikatakan efektif apabila: 1) Uji Normalitas berdistribusi

normal ketika Pvalue ≥ taraf signifikansi (α = 0,05), 2) Uji Gain Ternormalisasi

berada pada kategori sedang (0,3 ≤ g < 0,7), 3) Pengujian hipotesis penelitian

diterima ketika rata-rata hasil belajar siswa minimal 78, ketuntasan belajar secara

klasikal minimal 80%, rata-rata gain ternormalisasi minimal 0,3, persentase

respons siswa minimal 70% merespons positif.

Anda mungkin juga menyukai