Anda di halaman 1dari 5

A.

Elektrolisis

Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektrode dan larutan elektrolit.
Dalam sel volta/galvani, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia
yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Sedangkan elektrolisis merupakan
reaksi kebalikan dari sel volta/galvani yang potensial selnya negatif atau dengan kata lain, dalam
keadaan normal tidak akan terjadi reaksi dan reaksi dapat terjadi bila diinduksi dengan energi
listrik dari luar.

Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi redoks yang
tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Sel elektrolisis memanfaatkan energi listrik
untuk menjalankan reaksi non spontan (ΔG > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem.
Contohnya adalah air (H2O) dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis.
Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)

Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari
sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan sumber arus
(umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu
wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin
dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C),
Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi. Reaksi
reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif
sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus
tentunya mengarah pada anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation
yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik
anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah
untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Faktor yang mempengaruhi elektrolisis antara lain adalah:


 Penggunaan Katalisator
 Luas Permukaan Tercelup
 Sifat Logam Bahan Elektroda
 Konsentrasi Pereaksi
B. Elektrogravimetri
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berattetap (konstan)nya.
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisisdipisahkan dari sejumlah bahan yang
dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari
senyawa yangdianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap (stabil), sehingga
dapatdiketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnyadihitung
dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya. Elektrogravimetri adalah suatu metoda
analisis kuantitatif berdasarkan pengendapan atau pendepositan logam tersebut pada
elektroda dengan bantuan arus listrik, dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu logam
tertentu dalam larutannya. Pada elektrogravimetri atau elektroanalisis elemen diendapkan
pada elektroda yang stabil dan arus yang dipakai adalah arus searah. Pada prinsipnya
elektrogravimetri sama dengan elektrolisis, hanya pada elektrogravimetri dibuat khusus
untuk gravimetri. Dimana diharapkan endapan logam mengendap pada katoda dengan baik
dan anodanya tidak larut. Alat elektrogravimetri bekerja berdasarkan prinsip elektrolisis,
dimana pemberian arus listrik menyebabkan reaksi reduksi komponen pada kotoda dan
sebaliknya proses oksidasi pada anodanya. Endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan
kata lain analit dielektrolisis sehingga terjadi logam sebagai endapan dikenal dengan
elektrogravimetri.
Prinsip kerja alat elektrogravimetri:
1. Voltase dari sumber arus baterai yang diperlukan untuk elektroda diukur dengan
voltmeter dengan bantuan tahanan geser.
2. Katoda berupa gulungan kawat platina, sedangkan anoda berupa kawat platina
berbentuk spiral.
3. Anoda diletakkan tepat di tengan-tengah gulungan platina katoda untuk memperoleh
medan medan listrik yang merata dan menghasilkan endapan logam yang seragam.
Analisis Kuantitatif secara Elektrogravimetri:
1. Komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu elektroda yang telah diketahui
beratnya dan kemudian setelah pengendapan sempurna kembali dilakukan
penimbangan elektroda beserta endapannya.
2. Endapan harus kuat menempel padat dan halus, sehingga bila dilakukan pencucian,
pengeringan serta penimbangan tidak mengalami kehilangan berat.
Selain itu sistem ini harus menggunakan elektroda yang Inert. Umumnya dipakai elektroda
plantina.

Penerapan Elektrogravimetri:
 INDUSTRI BERBASIS AIR LAUT (GARAM)
 INDUSTRI ALUMINIUM
 PEMURNIAN TEMBAGA
 INDUSTRI PENGOLAHAN EMAS DAN PERAK
 INDUSTRI PENGOLAHAN TITANIUM
 PROSES DEGRADASI LIMBAH ZAT WARNA

MSDS Bahan

1. CuSO4.5H2O
Properti:

Bentuk Fisik : Solid (kristal,bubuk)


Bau : Tak berbau
Rasa : Nauseous metallic
Kelarutan : larut dalam air, methanol, dan tidak larut di ethanol
Berat molekul : 249,69 g/gmol
Warna : Biru
Korosivitas : sangat korosif pada besi
Titik didih : 150°C (302°F)
Flamabilitas : non flammable
Titik leleh : 110°C (230°F)
Synonim : Blue Vitrio
Potensi Bahaya Kesehatan Akut:
Berbahaya jika kontak kulit, menyebabkan iritasi, kontak mata, menyebabkan iritasi,
jika tertelan danterhirup.
Potensi Bahaya Kesehatan Kronis:
Karsinogenik: Not available
Mutagenik : mutagenik untuk mamalia somatic sel
Teratogenik : not available
2. HNO3

1. Identifikasi Produk
Nama Produk : Asam Nitrat 10 %
Kode Katalog : SLN2161
Sinonim : Nitric Acid 10%
2. Komposisi Bahan
Nama CAS# % massa Air 7732-18-5 35 Asam Nitrat, furning 7697-37-2 65
Data Toksikologi pada Bahan : Asam nitrat, berasap : UAP (LC50): akut 244 ppm [Rat].
344 ppm 0.5 hours [Rat]
3. Identifikasi Bahaya
• Potensi Efek Kesehatan Akut Sangat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan
kulit (korosive, iritatif), kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan pencernaan dan
gangguan pernafasan. Dalam bentuk cairan atau spray bisa menyebabkan iritasi mata
• Potensi Efek Kesehatan Kronis Efek karsinogenik : tidak ada Efek mutagenik : tidak
ada Efek teratogenik : tidak ada Senyawa ini dapat meracuni paru-paru, membran
mukosa, sistem pernafasan bagian atas, kulit, mata, dan gigi.
3. Aseton
Nama bahan Acetone
No indeks 606-001-00-8
Formula molekul C3H6O
Massa molar 58,08 g/mol
Kondisi fisik cair (fluida)
Warna tak berwarna
Bau karakteristik manis lembut
pH (nilai) 5 - 6 (air: 395 g/l, 20 °C)
Titik cair/titik beku -94,8 °C
Titik didih awal dan rentang didih 56,05 °C
Titik nyala -17 °C
Tingkat evaporasi data tidak tersedia
Kondisi mudah menyala (padat, gas) tidak relevan (fluida)

Daftar pustaka

Bagotsky, V.S. 2006. Fundamentals of electrochemistry. New Jersey, John Wiley and Sons Inc.

Underwood, A. L. 1993. ANALISA KIMIA KUANTITATIF. Jakarta:Erlangga

Didik dan Retno. 2010. KIMIA ANALISIS KUANTITATIF. Yogyakarta:Graha Ilmu

Riyanto.2012. Elektrokimia dan Aplikasinya.Yogyakarta:Graha Ilmu

https://docplayer.info/47659146-Elektrokimia-dan-aplikasinya.html

http://blogchemist.blogspot.com/2011/12/elektrogravimetri.html

Anda mungkin juga menyukai