Fordis M5 KB1
Fordis M5 KB1
Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama. Alasan
pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah dan ketahanannya terhadap
temperature tinggi. Ada dua jenis pasir yang umum digunakan yaitu naturally bonded (banks
sands) dan synthetic (lake sands). Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih
disukai oleh banyak industri pengecoran. Pemilihan jenis pasir untuk cetakan melibatkan
bebrapa factor penting seperti bentuk dan ukuran pasir.
Pasir yang dipakai harus fleksibel karena bentuk yang dicetak terkadang memiliki bentuk
yang rumit atau banyak lekuk-lekukan, maka pasir harus bisa menyesuaikan dengan kontur
model yang telah dibuat.
b. Mempunyai permeabilitas
Specimen pasir cetak harus mampu mengalirkan gas yang baik. Udara yang terdapat
dalam coran bila tidak dikeluarkan maka akan mengakibatkan korosi atau cacat dalam
coran. Maka gas harus mampu melewati rongga-rongga pasir cetak tersebut tanpa harus
mengurangi kekuatan dari pasir tersebut.
Dalam pengecoran logam suhu yang dihasilkan dari logam cair sangatlah tinggi, maka dari
itu cetakan harus mampu menahan suhu yang sangat tinggi. Suhu Aluminium cair bisa
mencapai ± 4000 C, sehingga pasir cetak harus memiliki ketahanan suhu yang lebih tinggi.
Dalam pengecoran sebisa mungkin harus menghasilkan permukaan yang halus dan presisi
agar bila dikerjakan dengan mesin nantinya bisa lebih cepat. Untuk mendapatkan hasil
yang demikian maka cetakan dalam pengecoran harus memiliki ukuran-ukuran butir pasir
yang sama. Apabila ukuran butiran tidak seragam akan mengakibatkan ukuran yang
kurang presisi, serta daya rekat antar butiran pasir akan kurang kuat bila ukuran butiran
tidak sama.
e. Bisa digunakan berulang-ulang
Dalam segi ekonomis di industry pastinya menginginkan biaya produksi yang rendah
namun menghasikan produk yang berkualitas. Begitu pula dengan pasir cetak yang
digunakan, hendaknya bisa digunakan untuk proses pengecoran selanjutnya, yakni dengan
mengolah kembali pasir cetak yang sudah tidak terpakai dengan disaring kembali dan
dipilih butiran pasir yang sama dengan saringan.
V H
P
pAT
Dimana:
P = Permeabilitas (ml/menit)
V = volume udara (ml)(1ml=cm3)
H = tinggi spesimen (cm)
P = tekanan udara (gr/cm2)(1gr = 1cmKa)
A = luas penampang spesimen (cm2)
t = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 1 liter udara (menit)
Dari soal , Diketahui:
Sehingga :
2000 5
P
500 19,625 1
W
Q
Tɣ
Dimana:
Q = Volume penuangan per satuan waktu (m3/menit)
W = Berat logam yang akan dituang ( gram)
ɣ = berat jenis logam (gram/ mm3 )
T = Waktu tuang( menit)
W = 50 kg = 50.000 gram
ɣ = 6,9 gram/ mm3
T = 20 menit
Pada grafik dapat kita lihat kekuatan pasir cetak akan meningkat jika pada pasir
cetak dicampur bentonite sampai 10 %. Hal ini karena pasir cetak permukaan
singgungnya saling bersentuhan dan diikat oleh bentonite. Jika lebih dari 10 %
kekuatannya cenderung konstan. Hal ini disebabkan karena bentonite tidak hanya
mengikat pasir, namun juga mengikat butiran antar bentonite. Pengaruh semakin
banyak bentonite hanya menambah ketebalan karena sudah tidak ada yang diikat
oleh bentonite lagi dan berbentuk seperti pasta