Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan semesta alam


yang telah memberikan Ridlo dan Petunjuk – Nya, sehingga Panduan Skrining Pasien
ini dapat selesaikan dan dapat diterbitkan.
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf dalam
melakukan skrining di Rumah Sakit Amanda.
Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan,
pedoman, panduan dan prosedur. Untuk tujuan tersebut panduan ini akan kami
evaluasi setidaknya setiap 2 tahun sekali. Masukan, kritik dan saran yang konstruktif
untuk pengembangan panduan ini sangat kami harapkan dari para pembaca.

Sleman, 10 Agustus 2019

Direktur

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II i


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman: :
Hal
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
KATA
KATA PENGANTAR
PENGANTAR iii
DAFTAR ISI ii
iii
A. Definisi.
A. DEFINISI 11
B. TUJUAN 1
B. Ruang Lingkup. 2
C. RUANG LINGKUP 1
C. Prinsip
D. TATA LAKSANA 2
D. Tata Laksana
1. Triage 2
2. Skrining pasien dipendaftaran 4
3. Pemeriksaan penunjang diagnostik 6
4. Penerimaan Pasien Rawat Inap 7
E. Dokumentasi 7

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II ii


PANDUAN SKRINING PASIEN

A. Definisi.
1. Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan dirumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian
dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage adalah pengelompkan korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/ pemindahannya.
3. Prioritas adalah penetuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang
timbul
4. Survey primer adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi
ang mengancam jiwa
5. Survey Sekunder adalah melengkapi survey primer dengan mencari
perubahan –perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin
parah dan memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan
mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien gawat darurat adalah pasien yang datang dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
7. Pasien gawat tidak darurat adalah pasien berada dalam keadaan gawat
tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien darurat tidak gawat adalah pasien akibat musibah yang datang
tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya
luka sayat dangkal

RS Amanda 1
B. Ruang Lingkup.
Skrining dilakukan pada area :
1. Diluar rumah sakit.
2. Pendaftaran
3. Poliklinik
4. IGD
Skrining dilakukan melalui:
1. Kriteria triage
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostic imajing sebelumnya

C. Prinsip
1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit
2. Keputusan pasien dilalukan rawat inap di RS Amanda bila rumah sakit
mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien.

D. Tata Laksana
1. Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga
pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat
kegawat daruratannya.
Triage dilakukan baik di luar rumah rumah sakit (pra hostpital) maupun
di dalam rumah sakit,
Triage di RS Amanda menggunakan system labeling warna, pasien
ditentukan apakah gawat darurat, gawat tidak darurat, atau darurat tidak
gawat atau tidak gawat tidak darurat.

RS Amanda 2
Pasien yang telah di seleksi diberi label warna pada listnya, sesuai dengan
tingkat kegawatannya.
Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kegawatannya,
sebagai berikut :
a. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
b. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna
kuning
c. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
d. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label warna hitam

Keputusan Triage.
a. Triage diluar rumah sakit.
Dari hasil triage yang dilakukan di luar rumah sakit (pra hospital),
didapatkan keputusan sebagai berikut :

1) Pasien dengan kategori triage merah merupakan prioritas


pertama segera ditransfer ke RS Amanda ( jika ICU ada yang
kosong, jika tidak ada yang kosong dapat langsung ditransfer ke
rumah sakit lain yang tersedia kamar ICU dengan terlebih dulu
melakukan stabiltisi dan menangani kegawatdaruratan pasien
serta menghubungi rumah sakit rujukan )
2) Pasien dengan kategori triage kuning merupakan prioritas
kedua untuk ditransfer ke RS Amanda .
3) Pasien dengan kategori triage hijau merupakan prioritas ketiga
dan dapat ditransfer menggunakan alat transportasi umum atau
ambulan.
4) Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas
keempat dan ditransfer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
kamar jenazah.

RS Amanda 3
b. Triage didalam rumah sakit.

Dari hasil triage yang dilakukan di dalam rumah sakit, didapatkan


keputusan sebagai berikut :

1) Pasien dengan kategori triage merah segera ditransfer ke kamar


periksa IGD, yaitu ruang P1 (triage merah).
2) Pasien dengan kategori triage kuning ditransfer ke kamar
periksa IGD, yaitu ruang P2 (triage kuning).
3) Pasien dengan kategori triage hijau ditransfer ke ruang P3
(triage hijau).
4) Pasien dengan kategori triage hitam ditransfer ke kamar
jenazah.
5) Jika fasilitas dan sarana di RS Amanda tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk ke
rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan sarana yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut.

2. Skrining pasien dipendaftaran.


a. Skrining kebutuhan pelayanan.
Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan pasien
mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan.
b. Skrining priioritas pelayanan.
Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan
(poliklinik) dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan
oleh petugas rekam medis. Evaluasi visual atau pengamatan
merupakan salah satu kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau
pengamatan untuk menentukan apakah pasien ini membutuhkan
penanganan segera atau tidak (prioritas penanganan pasien). Setelah

RS Amanda 4
dilakukan evaluasi visual atau pengamatan, dapat ditentukan sebagai
berikut
1) Kesadaran :
a) Sadar penuh
b) Tampak mengantuk gelisah bicara tidak jelas
c) Tidak sadar
2) Pemafasan :
a) Nafas normal
b) Tampak sesak
c) Tidak bemafas
3) Risiko jatuh
a) Risiko rendah
b) Risiko sedang
c) Risiko tinggi
4) Nyeri dada :
a) Tidak ada.
b) Ada (tingkat sedang)
c) Nyeri dada kiri tembus punggung
5) Skala nyeri :
Skala nyeri yang digunakan adalah Wong Baker Faces Pain
Scale

0 2 4 6 8 10

0 — 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali


2 — 3 = sedikit nyeri
4 — 5 = cukup nyeri
6 — 7 = lumayan nyeri
8 — 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (talc tertahankan)
RS Amanda 5
6) Batuk :
a) Tidak ada
b) Batuk > 2 minggu

Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil keputusan


sebagai berikut:
a. Poliklinik sesuai antrian
b. Poliklinik disegerakan
c. IGD

3. Pemeriksaan Penunjang diagnostic.


Pemeriksaan diagnostic dilakukan bila pasien dipertimbangkan untuk
dirawat inap. Jenis pemeriksaan dapat di lihat pada table berikut.

TABEL PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK


SEBELUM RAWAT INAP
No Jenis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang
1 Pasien dewasa a. Darah rutin
b. Gula darah sewaktu
c. Foto thorax (jika usia > 45 th atau jika
ada indikasi)
d. EKG (jika usia > 45 th atau jika ada
indikasi)
2 Pasien anak a. Darah rutin
b. Foto thorax bila ada indikasi
3 Pasien kebidanan a. Darah Rutin,
b. GDS
c. Golongan Darah,
d. HbsAg, PPT, APTT
e. Urin lengkap bila ada indikasi
4 Pasien Kritis a. ECG.
b. X foto thorak
c. Pemeriksaan lab
d. Darah lengkap
e. Kimia Darah
f. AGD

RS Amanda 6
RS Amanda 7
Pada kasus kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa memberikan
pelayanan maka pemeriksaan penunjang diagnostic dapat tidak dilakukan.

2. Penerimaaan Pasien Rawat Inap :


Pasien dapat didaftarkan masuk ke rumah sakit oleh dokter yang memiliki
Surat Ijin Praktek di RS Amanda.
Semua admission, tidak termasuk perinatologi, memerlukan kelengkapan
lembar kerja admission dari dokter spesialis atau dokter umum dengan
instruksi dari dokter spesialis, yaitu:
a. Lembar admission (Surat Pengantar Rawat inap)
b. Diagnosis saat datang

E. Dokumentasi
Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD dan poliklinik

RS Amanda 8

Anda mungkin juga menyukai