Anda di halaman 1dari 4

Menguap: Mengapa Kita Melakukannya?

July 20, 2017/in MedNews,

Menguap merupakan refleks tidak sadar (involunter) yang menyebabkan mulut terbuka lebar, dan paru-
paru mendapatkan lebih banyak udara. Kemudian udara yang masuk akan dikeluarkan secara perlahan.
Selama periode tersebut, gendang telinga akan menegang dan mata tertutup rapat.

Tidak ada gerakan atau tindakan yang dapat menyebabkan kita menguap. Proses seperti yang telah
dituliskan di atas terjadi sama pada setiap orang. Menguap pada umumnya terjadi baik sebelum atau
setelah tidur. Hal ini yang menyebabkan menguap dipertimbangkan sebagai salah satu gejala keletihan.
Menguap juga sering terjadi pada seseorang yang sedang melakukan aktivitas yang membosankan dan
menjemukan.

Menguap juga memiliki aspek sosial. Kondisi ini dianggap dapat menular diantara orang yang satu
dengan yang lainnya begitu pula pada binatang, dan penyebaran menguap terdokumentasikan dengan
baik akan tetapi sulit untuk dipahami.

Fakta-fakta Tentang Menguap

Berikut ini merupakan poin kunci tentang menguap. Detail lebih lengkapnya dapat dibaca pada artikel ini
secara keseluruhan.

 Pada umumnya, menguap adalah respons terhadap keletihan atau kurangnya stimulasi
 Bayi dapat menguap bahkan janin pun dapat melakukannya
 Menguap menular, sebagai bagian dari respons empati natural
 Menguap memberikan fungsi sosial sebagai alat yang mengkomunikasikan kebosanan.

Apa yang potensial menyebabkan menguap?

Tidak terdapat bukti yang pasti untuk kondisi ini. Banyak teori yang disarankan dan telah diteliti,
beberapa dari teori tersebut memberikan sedikit petunjuk mengapa kita menguap.

Perubahan Kondisi

Menguap umumnya merupakan tanda mengantuk atau bosan, akan tetapi kedua kondisi itu tidak selalu
menjadi penyebab seseorang menguap.

Ketika seseorang yang mengalami keletihan menguap, maka denyut jantung akan meningkat, sehingga
kondisi ini dapat dipertimbangkan sebagai tanda waspada dibandingkan tanda lesu.

Pada umumnya, menguap merupakan jalan sederhana tubuh untuk mengubah kondisi atau tingkat
kewaspadaan pada:

sebelum tidur: menguap merupakan tanda tubuh menyiapkan diri untuk tidur

ketika bosan: menguap ketika mengerjakan suatu aktivitas yang membosankan merupakan tanda
transisi otak dari tingkat kewaspadaan tinggi menjadi yang lebih rendah untuk mengurangi penggunaan
energi otak.
setelah berolahraga: menguap setelah berolahraga juga merukan tanda penurunan penggunaan energi
oleh otak dari kondisi penggunaan tinggi ke rendah.

Orang-orang juga menguap ketika mengalami perubahan fisik seperti bergerak dari lingkungan dengan
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Tekanan ini akan menyebabkan perubahan pada gendang telinga dan
menyebabkan seseorang menguap.

Fungsi Respirasi

Menguap dapat berfungsi untuk pernapasan. Menguap lebih sering terjadi ketika darah membutuhkan
lebih banyak oksigen. Menguap menyebabkan inspirasi udara yang lebih banyak dan mempercepat
denyut jantung. Kondisi ini secara teori menyebabkan jantung akan memompa lebih banyak oksigen ke
seluruh tubuh. Jadi, menguap secara sederhana diciptakan untuk memberikan suplai oksigen yang lebih
banyak kepada tubuh.

Untuk Mendinginkan Otak

Menguap dapat mendinginkan otak. Menguap dapat merenggangkan rahang, meningkatkan aliran
darah pada leher dan wajah. Inspirasi besar oksigen dan peningkatan denyut nadi juga akan
menyebabkan darah dan cairan serebro spinal mengalami siklus yang lebih cepat. Seluruh proses ini
akan membuat otak menjadi lebih dingin.

Penelitian yang dipublikasikan pada Physiology & Behavior mendukung teori ini. Peneliti menemukan
bahwa menguap lebih sering terjadi pada suhu 20 °C. Suhu ini merupakan suhu ideal untuk
mendinginkan darah dan otak.

Sebagai alat komunikasi

Beberapa peneliti percaya bahwa fakta manusia menguap merupakan salah satu bentuk komunikasi.
Sebelum manusia berkomunikasi secara vokal seperti saat ini. Manusia berkomunikasi dengan menguap
untuk menyampaikan pesan. Menguap dipertimbangkan sebagai gejala kebosanan dan mengantuk.
Sehingga menguap dianggap sebagai salah satu bentuk komunikasi non verbal.

Mengapa Menguap Dapat Ditularkan?

Menguap merupakan refleks yang tidak mengikuti suatu pola tertentu.

Sebagian besar orang setuju bahwa menguap mungkin saja ditularkan. Melihat orang lain menguap
dapat membuat orang yang melihat juga menguap.

Ilmu pengetahuan mencoba mencari tahu mengapa hal ini terjadi. Beberapa teori diajukan terkait
dengan hal tersebut termasuk:

Waktu sehari: Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa waktu sehari atau kecerdasan orang-orang
yang menangkap menguap menyebabkan menguap menular, namun kebanyakan orang tidak
memikirkan hal ini lagi.

Empati: salah satu teori yang paling umum mengapa menguap menular adalah tanda empati untuk
orang lain. Melihat seseorang menguap dapat menyebabkan yang melihat juga menguap, khususnya jika
mereka sangat dekat atau nyaman dengan orang tersebut.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada PLOS One menunjukkan video sekelompok simpanse
menguap ketika simpanse lain menguap. Hasil ini menunjukkan bahwa simpanse akan menguap ketika
melihat simpanse lainnya menguap. Hal ini mendukung ide bahwa empati terlibat dalam menularnya
menguap.

Penelitian lainnya yang diterbitkan pada PLOS One juga menemukan bahwa penularan pada manusia
merupakan suatu respons individual. Terdapat korelasi sedikit antara inteligensi, waktu, dan empati.
Faktor terbesar yang ditemukan adalah usia. Lansia lebih sering menguap dibandingkan kelompok usia
lainnya.

Alasan yang pasti mengapa menguap menular belum dapat dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai