Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi/ Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang menular disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya.
Bakteri yang dapat masuk melalui saluran pernafasan dan seluruh pencernaan dan bisa
juga masuk pada luka yang terbuka di bagian kulit. Tetapi yang paling banyak menyebar
melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut. (Sylvia
A. price)
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium
tuberculosa yang merupakan bakteri batang tahan asap, dapat merupakan organisme
patogen atau saprofit.
Tuberculosis adalah penykit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru
(Bruner dan Suddart. 2002). Tuberculosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh lainnya
seperti, meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe.
Tuberkulosis adalah contoh lain infeksi saluran nafas bawah. Penyakit ini disebabkan
oleh mikroorganisme Mycrobacterium tuberculosis (Elizabeth J. Corwn, 2001).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tuberkulosis pru adalah
suatu penyakit infeksi pada saluran nafas bawah yang menular disebabkan
mycrobacterium tuberculosis yaitu bakteri batangtna asam baik bersifat patogen atau
saprofit dan terutama menyerang parenkim.

2. Epidemiologi
Penyakit tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang ada di seluruh dunia. Tuberculosis sangat erat hubunganya dengan kemiskinan,
malnutrisi, tempat kumuh, perumahan di bawah standar dan perawatan kesehatan yang
tidak adekuat. Bakteri tuberkulosis menular melalui udara dari orang ke orang lain.
Bakteri TB berada di udara ketika seseorang dengan penyakit TB mengalami batuk,
bersin, bebicara dan bernyanyi. Sumber penularan adalah pasien tuberkulosis paru BTA
positif. Orang terdekat yang berada disekitarnya ketika bernafas dapat menghirup bakteri
TB yng keluar ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara ataupun benyanyi dan terhisap
ke dalam paru-paru serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan menjadi terinfeksi.
Namun tidak selalu langsung terinfeksi, orang tersebut harus mengahabiskan waktu yang
cukup lama dalam kontak dekat dengan orang yang terinfeksi TB untuk dapat menangkap
baktri TB menjadi terinfeksi kuman TB. Selain itu, faktor yang bisa mempengaruhi
kemungkinan seseorang terinfeksi TB adalah imunitas tubuh yang rendah, infeksi
HIV/AIDS, dan malnutrisi atau gizi buruk(Depkes RI, 2006). Angka mortalitas dan
mobiditasnya terus meningkat. Pada tahun 1952 diperkenalkan obat antituberculosis dan
angka kasus TB yang dilaporkan sudah semakin menurun setiap tahunnya.

3. Penyebab / Etiologi
Penyebab tuberkolosis adalah Mycobacterium tubercolosis. Mycobacterium
tuberculosis ditemukan leh Robet Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup
dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam
suhu 60oC dalam 15-20 menit. Basil ini tidak berspora sehingga muah dibasmi dengan
pemanasan sinar matahari. Bakteri juga dapat masuk ke sistem pencernaan manusia
melalui benda/ bahan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat
menimbulkan asam lambung meninggkat dan dapat menjadikan infeksi lambung (Wim de
Jong, 2005. Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid). lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA)
dan kuman tersebut juga lebih bertahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat
tahan hidup pada udara kering mauun dalam keadaan dingin (dapat betahan sampai
betahun-tahun di dalam lemar es). Hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant, tertidur
lama selama bertahun-tahun dan dapat bagkit hidup kembali menjadi tuberculosis aktif.
Di dalam jaringan kuman hidup sebagai parsit. Cra penularan TB menurut Depkes 2006
yaitu melalui sumber penularan pasien TB BTA positif, pada batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak, umumnya penularan terjadi di dalam rungan
dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi
jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman percikan
dapat bertahan selama beberapa jam daam keadaan lembab dan gelap. Daya penularan
kuman seorang pasien ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru-parunya
semakin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak maka akan semakin tinggi
juga resiko penularan pasien tersebut.

4. Patofisiologi
Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel.
Tipe imunitas seperti ini basanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat
infeksi oleh limfosit dan limfokinnya. Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman
dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi
ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembapan. Dalam suasana lembab dan gelap
kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini
terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Infeksi awal
biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri. Interaksi antara
Mycobakterium uberculosis dan sistem kekeblan tubuh pada masa awal infeksi
membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Branuloma terdiri atas
gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding.
Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah
dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Hal ini akan mejadi klarifikasi dan akhirnya
membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awal jika respon sistem imun tidak adekuat
maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat
infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Tuberkel
yang ulsersi selanjutnya menjadi sembuh dam membentuk jaringan perut. Paru-paru yang
terinfeksi kemudian mradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk
tuberkel, dan seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses
ini bejalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang baik di dalam sel. Makrofag
yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel
tuberkle epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari). daerah yang
mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas
akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya membentuk suatu kapsul
yang dikelilingi oleh tuberkel.

5. Phatway

Mycrobacterium
Droplet infection Masuk lewat jaln nafas
tuberculosis

Menempel pada paru

Keluar dari Dibersihkan oleh makrofag Menetap di jaringan


tracheobionchial bersama paru
sekret
Sembuh tanpa Terjadi proses
pengobatan peradangan

Pengeluara zat pirogen Tumbuh dan


berkembang di
sitoplasma makrofag
Mempengaruhi
hipotalamus Sarang primer / afek
primer (fokus ghon)
Mempengruhi sel point

Hipertermi

Komplek primer Limfangitis lokal Limfadinitis regional

Menyebar ke organ lain dan Sembuh sendiri tanpa Sembuh dengn bekas
media pengobatan fibrosis

Radang tahunan dibronkus Pertahanan primer tidak adekuat

Berkembang menghancurkan Pembentukan tuberkel kerusakan membrane alveolar


jaringan ikat sekitar

Pembentukan sputum Menurunnya permukaan


Bagian tengah nikrosis berlebihan efek paru

Ketidakefektifan
Membentuk jaringan bersihan jalan nafas Alveolus
keju

Sekret keluar saat batuk


Alveolus mengalami
konsolidasi& eksudasi
Batuk produktif (batuk
terus -menerus
Gangguan pertukaran
gas
Droplet infection Batuk berat

Terhirup orang sehat Distensi abdomen

Resiko infeksi Mual, muntah

Intake nutrisi kurang

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang daari
kebutuhan tubuh

6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi TB Paru berdasarkan patogenesisnya yaitu:
Kelas Tipe Keterangan

0 Tidak ada pejanan TB. Tidak ada riwayat tepajan.


Tidak terinfeksi Reaksi terhadap tes tuberculin negatif.

1 Terpajan TB Riwayat terpajan.


Tidak ada bukti infeksi Reaksi tes kulit tuberkulin negatif.

2 Ada infeksi TB Reaksites kulit tuberculin positif.


Tidak timbul penyakit Pemeriksaan bakteri negatif (bila dilakukan).
Tidak ada bukti klinis, bakteriologik atau radiografik
Tb aktif

3 TB aktif secara klinis Biakan Mycrobacterium Tuberculosis(bila


ditemukan).
Sekarang terdapat bukti klinis, bakteriologik,
rsdiografik penyakit.

4 TB, Riwayat episode TB atau


Tidak aktif secara klinis Ditemukannya radiografi yang abnormal atau tidak
berubah, reaksi tes kulit tuberkulin positif dan tidak
ada bukti klinis atau radiografik penyakit sekarang.
5 Tersangka TB Diagnosa tertunda.

7. Gejala Klinis
Manifestasi TB sangat bervariasi pada masing-masing kasus karena TB kadang-
kadang tidak menimbulkan gejala (asimtomatik). manifestasi TB secara klinis dapat
terjadi dalam beberapa fase diawali dengan fase asimtomatik dengan lesi yang hanya
dapat di deteksi secara radiologik kemudan berkembag menjadi lisis yang jelas kemudan
sembakin memburuk (Notoadmodjo, 2007). Gejala klinis pasien tuberkulosis paru
menurut Depkes RI (2008) adalah 1) Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih, 2)
Dahak bercampur darah, 3) Batuk berdarah, 4) Sesak nafas, 5) Badan lemas, 6) Nafsu
makan menurun, 7) Berkeringat malam hari tanpa ada kegiatan fisik, 8) Demam meriang
lebih dari satu bulan. Sesorang sudah dapat di tetapkan sebagai tersangka bila sudah
memiliki keluhan-keluhan tersebut. Pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan foto rontgen
da pemeriksaan dahak (pemeriksaan mikrikopis)(Widoyono, 2008)
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah
banyak ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan.
Keluhan yang banyak yaitu sebagai berikut:
1. Demam lama (>2 minggu0 dan berulang tanpa sebab yang jelas. Biasanya subfebril
menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat mecapai 40-
41oC. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat
timbuk kembali. Begitulah seterusnya hilang timbul demam influenza ini, sehingga
pasien merasa todak pernah terbeban dari serangan demam influenza. Keadaan ini
sangat terpengaruh oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringanya infeksi kuman
tuberkulosismasuk
2. Batuk/ batuk berdarah. Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya
iritasi pada bronkus. Patuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang
keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama mungkin saja
batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yaitu setelah
minggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari
batuk kering (non-produktif0 kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum), keadaan yang selanjutnya adalah berupa batuk darah karena
trdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis
terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
3. Sesak bernafas. Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah
meliputi setengah bagian paru-paru dan takipneu.
4. Nyeri dada. Gejala ini agak kurang ditemukan nyeri dada timbul bila infiltrasinya
radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis, terjadi gesekan
kedua pleura sewaktu pasien menarik/ melepaskan nafasnya.
5. Malaise dan kelelahan. Penyakit tuberculosis bersifat radang menahun, gejala
malaise sering ditemukan berupa anaoreksia tdak ada nafsu makan , badan makin
kurus (beratbadan turu0, sakit kepala, keingat malam, dan lain-lain. Gejala malaise
ini makin lama akan semakin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
6. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan adekuat
atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.

8. Pemeriksaan fisik
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien tuberkulosis adalah sebagai
berikut:
a) Sputum Culture
b) Ziehl neelsen: Positif untuk BTA
c) Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch)
d) Chest X-ray
e) Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacterium tuberculosis
f) Needle biopsi of lung tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel besar yang
mengindikasikan nekrosis
g) Elektrolit
h) Bronkografi
i) Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah.
10. Pemeriksaan penunjang
11. Penatalaksanaan
A. Konsep dasar asuhan penyakit
1. Pengkajian (data subjektif dan objektif)
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
3. Rencana tindakan dan rasionalisasi
4. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai