Anda di halaman 1dari 29
PANDUAN MEDICATION SAFETY TAHUN 2017 | MASTER ! Se ne eer a SS SERANG iF DOKUMEN | TERKENDALI | RUMAH SAKIT KURNIA SERANG Jin. Raya Cilegon KM 8, Kramatwatu Serang - Banten 42161 ‘Telp. 0254-232648 Fax. 0254-8235050 E-mail; info2@rskumia.co id @BS) RUMAH SAKIT KURNIA S » | SERANG SERANG KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR: 248/SK-DIRIRSKSIXIU2017 TENTANG REBWIAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT KURNIA SERANG DIREKTUR RUMAH SAKIT KURNIA SERANG Menimbang 4. Bahwa instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fun¢ kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit » Batwa peleyanan famasi rumah salit adalah bagian belayanan Kesehatan rumah seit yang berorientai kepade pelayanan pasien, penyediaan ghatyang bomuts, aman dan efsion, cera penylenggeraan pelayanan farmasikinik ¢. Bahwa berdasarkan Pertimbangan, sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a dan », peru Tepkan dengan Peraluran Direkiur RS Kutnia Serang tentang Kebijakan Pelayanan Famasi RS Kumia Serang, \gsional yang menyelenggarakan seluruh ‘yang tidak terpisahkan dari sistem Mengingat : 1. Undang-Undeng Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-Undang Republik indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit %Keputusan Meni Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 1412/Menkes/SK/X2002 tentang Fedeman Teknis Pengadaan Obat Publk dan Petbekalen Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar : 4 Peraturan Menten Kesehatan Republik indonesia Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakil 5 Peratuan Menteri Kesehatan Nomor 1681/MenkesiSKMII2011 tentang Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit 5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3. Tah MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU MENETAPKAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS KURNIA SERANG TENTANG KEBWJAKAN PELAYANAN FARMASIDI RS KURNIA SERANG KEDUA Pelayanan kefamasian di RS Kurnia Serang melt! pengelolaan perbekalan faimasi dan pelayanan ‘armas kink KETIGA Petgelolean perbokalanfannasi hans dlakukan oleh Instalash. Fan KEEMPAT asi sistem satu pintu Pengelolaan petbekalan farmat i metupakan suatu siklus kegiatan, dimulei dan pemithnan, Pencistribusian, pemusnahan dan penarkan, oteker dan dibantu oleh Asisten Apoteker KELIMA polzvanan famasi Kink merypakan pelayanan langsung yang diberkan oleh Apoteker kepada cern ne” bantu oleh Asisten Apoteker, melput Pengkajan dan pelayanan resop, penelusuran rayet penggunaan oba,rekonsiasi obat, Pelayarianinformasi obat (PIO), kenseling, ‘stl, Pemantavan trap obal (PTO), dan monitoring efek ‘samping obat (MESO). He Wjphneec > RUMAH SAKIT KURNIA SERANG KEENAM KETUJUH SERANG:: ‘ ebjjakan pelayanan farmasi RS Kumia Serang ini mai berlaku ada tanggal ditetapkan, Dengan berfakunya keputusan ni, maka Surat Keputusan Direktur RS Kura ‘Serang Nomor 045/SK- DIRIRSKSPKIV2016 tentang Kebjakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Kurnia Serang dinyatakan tidak bestaku lagi Ditetapkan di = Serang Pada Tanggal : 26 Desember 2017 RS. KuRAIA cen, i _SERANG. SERANG Lampiren Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Kuinia Serang Nomor 2UBISK-DIRIRSKSIXIV2O17 Tenggal 26 Desember 2017 Tenlang ebjekan Potayanan Fermasi Rumah Sakit Kumia Serang ’ KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT KURNIA SERANG Inslalasi Farmasi RS Kumia Serang, ‘Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis oleh Konrile Farmasi dan Terapi (KFT) dan sesuai dengan kebutuhan pel (eS) RUMAH SAKIT KURNIA Sepett (GD, rawat inap,rawat jalan, dengan sistem satu pint 5 Sistem distribusi perbekalan farmasi terdiri dari: sis 2, eo rawat nap, sistem perseiaan langkap i ruangan (oor stock) Fuang Kamar Operesi (OK), Ruang bersaln (VK), ICU, Perinatology, 6. Pelayanan pasien rawat jalan di RS Kumia Soran istem resep perorangan pada Insialasi Farmasi Rawat Jalan Pada ruang instalasi Gawat Darurat, dan troli atau kotak emergensi, 19 dilakukan dengan ‘mempergunakan sistem resep individual sesuai dengan konsep kefarmasian Pelayanen pasien rawat inap di RS Kumia Seran dan disesuaikan dengan konsep kefammasian, Obat hanya cidapatkan oleh pasion melalui rese berdasarkan permintaan dokter kepada farmasi Di Gokter terutama untuk kasus-kasus khusus, da Sediaan sterl di RS Kumia Serang didelegasix ada konsep kefarmasian, 8 Pelayanan kefarmasian ci Instalasi F: Penelitian/pengelolaan obat sampel/conioh, 10. Penyimpanan reagen/bahan kimia pereaksi, bahan berbahaya-beracun défakuikan oleh unit terkat 19 dickukan dengan mempergunakan sistem resep indvidval » dokler atau dokter gigi yang kompeten. Instuksi khusus. spensing obat kepada pasien dapat dilakukan langsung oleh, In untuk pasien rawat inap pemberian obat yang termasuk an pada tenaga perawat yang telah telah dan tetap mengacu ‘aimasi RS (IFRS) Kumia Serang tidak mencakup lingkup (82/83) untuk kebutuhan operasional Gt iva frmasitstap dengan koordinasi IFRS Kurnia Serang 1 Perbokalan farmasi, alat Kesehatan dan bahan medis habis Pakai hares aman dari pencurian, hanya dapat Gakses oleh petugas yang benvenang 12. Monitoring terhadap por Farms tormasuk dalam pemantayan masa kadaluarsa d ‘membutukkan suhw pen bekalan farmasi yang beredar i sifat Khusus antara lain: Narkotika, Psikotropika, vimpanan tertentu, obat program Pemerintah dan bahan yang mudah ferbakar harus Gitempatkan terpisah dan obat lain. 14. Pengelotaan obat High Alert diatur ok iengacu pade pedoman khusus pengelolaan obat High Alert 15. Obat narkoika tidak term: Kamar Operasi 16. Psikottopika y: trol emergensi 17. Penyimpanan obat dengan LASA ( kesalahan pengambilan obat eh instalasi Farmasi dan Tim Keselamaten Pasion Rumah Satit dengan suk dalam daftar floor stock unit iain kecual i Isllasi Gawat Daruct, ICU, dan (279 lersedia di rsangan perawaten henya di Instlasi Gawal Darwtat, (CU. Kamer Operasi dan (Look Ate Sound Alike) dak boleh berdekatan untuk mencegah terjadinya RS. KURNIA SERANG I 18. 19, 2 22, 2. 24, 25. 26. 2. 2. vn 32 33. 34 35, 46. 37 ‘) RUMAH SAKIT KURNIA Ss |. .SERANG. |: Ferbokalan farmasi emergensi disimpan dalam suatu wadah ctau tempat aman dan terkunci serta dapat ‘ipastkan ketersedzannya dalam toi emexgensl atau katak emergensi Yang harus diperiksa set hari untuk memtan eterseciaan jens dan jumiah yang sesuai dalam daar perbokalan formant emergensi serta untuk ‘Tencegah penyalahgunaan, pencutian atau ketilangan perbekalan farmas Toh atau kotak emergensi dletzkkan ditempatiokasi yang Disa cepat diakses, pemerisaan dan pemantavan bila mengalami kadaluarsa atau rusak “unc lemati narkotka dan psikotopika hams selau cibawa oleh ‘apoteker atau asisten apoteker yang telah der tanggung jawab tugas oleh Kepala Instalasi Farmacr Untuk mengelola kunci lemari narkotia dan Psikotropika, sselujuen Dokier Penanggung Jawab Pasien (DPJP) n menjadi tanggung jaweb pasien selelah pasien dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan {DPUP). Obat tersebut + dan jka sult identifica, maka obat tidek dapat dipergunakan kepada direktur. Pemusnahan dilakukan tahun setelch mendapai yang berlaku, tumpulkan dilempat yeng tespisah dan dllaporkan leshadap perbekaion farmasi kadsluarsa dan rese P yang sudah derumur minimal § kan perseluvan drekur dengan cara pemusnahan Yong sesuai peraturan perundangan eee Cee a eet — ‘@) RUMAH SAKIT KURNIA te 'SERANG! : ' SERANG , 39, 40. “1 42 43. 44, 45, 46, Gutee Pomakaian gerbkalanfarmasi rumah sakt aru dinput Kedelam SIMRS RS Kumia Serang atau dicatat dalam lembar yang sesuai, (bal dstibuscan pada pasion secaraakuratseolzh mamastkan 8 benar dan { wespada yaitu benar obat, benarpasien, benar dass, benar wakt pemberian, bena cara pemborenbacer dokumentasi, benar tanggal {adeluarsa, bena informasi obat dan waspada eek samping obat, bat diistbusican dalam ben yang paling sip untuk digunakan termasuk bat obatan yang memeriukan engenceran sepert sip kering dan lan-ain Opatebatan Yang dtaon lak dao samasan asinya alau dslurkan dalam bentudwadeh yang berbeda (dan obat tidak ‘Segera diberikan), maka obat harus diberi label dengan nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal enyiapan dan tanggal kadaluwarsa ‘obal. Waktu tunggu ‘racikan adalah Sean menggunakn resep, maka esep dapat disusulkan maksinel ty 24 jam sejak obst diserahkan, Setip pelugas atau alasan langsung atau yang menemutan Kesalahan pemborian obat atau pelugas yang feral langsung dengan kejadian tersebut wap melaporkennya,. jpstlas| Farmasi bertanggung jawab terhadap semua ceding farmasi! perbekalan farmasi yang beredar di Rumah Sakit molput obal, bahan chat habis pak, slat Kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis Pemesanan dan penerimaan gas medis digkukan oleh agian farmasi sedangkan cistribusi dan penyimpanan Pals claksanakan oleh bagian IPSRS RS Kuma Serang. Pelugas yang melaksanakan pekeriaankelarmasion sdocn {enaga kefarmasian yang terdiriatas Apoteker dan {enaga teknis kefarmasian Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmask tidak melayani Pe kcnan Qbatbebas atau resep bukanberasal dan intomalrunch cy CoKumia Serang tidak melakukonpelayanan pengohaion yang mengaunakan radioakti, Obat yang sudah dj beli tidak dapat dikembalikan, Obal, alat kesehatan dan bahan medis +habis pakat yang lersedia sesuai formularium dan standar yang telah ditetapkan, Pengkgjianfanalisa vesep diakukan oleh tenaga fehingga tercapaiterapi yang optimal dan resional Retonsiisiobatdlakukan untuk seieruh pasen rama inap di RS Kutnia Serang di awal masa rawat Feiayanan Informasi Obat (PIO) di RS Kumi. ‘Serang diberikan kepada petugas kesehatan, pasientkeluarga Oleh Tenaga Farmasi (Apoteker atau TTX) Karseling oleh Apoteker sebagarserana edukasi, dan polifarmasi Visite Mandini Apoteker sebagai salah satu ‘ungsi Farmasi Klinik diberikan kepada pesien rawat inap dengan ond: yang membutuhkan pendampingan oleh Apoteker Elek samping dan keam: Kuraia Serang harus termonitor oleh IFRS Kutnia Serang ‘Ponasian CPPT sebagai asuhan kefarmesian dlakukos Oleh Apoteker khusus untuk pasien rawatinap bidican Visite Mandi Apoteker. Fencampuran obal suntk ddelegeskan kepada porawat ‘uangan dengan supervii dari farmasi Inslalastfarmasi tidak melakukan produks procul nul, telan hanya menyimpen produk muti dl gudang dan di unit petayanan farmasi farmasi sebagai saleh satu bentuk fungsi farmasi Kink peruntukkan terutama bagi pasien dengan penyakit kronis RS KURNIASERANG 1 Telp, 0254 - 399384 re ERANG Ie Raya Cilegon Kramatwatu Serana Ranenaoenn RUMAH SAKIT KURNIA / SERANG: 83. Insta! farmasidek mengadekan,penyimpan, mondstibuskan sodiaansitostatk 54. Instaasifarmasi tidak menyimpan obat sample. 85. Instatas armasi memberkan pelayanan untuk obat program pemerintah gudang farmasi sesuai regulasi yang beraku, Dr. Wallyu Hapsari, MARS Keputusan Direktur Nomor : 248/SK-DIR/RSKS/XI/2017 Tentang KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RS KURNIA SERANG Disusun Oleh : Kepala Instalasi Farmasi (Dyah Putri ju Dinastyar) Disetujui Oleh Kepala Bidang Penunjang Medis (Gr. Maharani) DitetapkanOieh Direktur RS Serang DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI....... eb att BAB | DEFINIS! OPERASIONAL ae BAB Il RUANG LINGKUP .. ete BAB Ill TATA LAKSANA. 9 BAB IV DOKUMENTAS .... 20 i | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERAN BABI DEFINIS| OPERASIONAL Medication safety adalah Prosedur aman pemberian obat yang mempunyai tyjuan ‘ager tercapainya kesetamatan pasien Medicetion errors adalah ketidaktepatan penggunaan obat-obatan yang dapat icegah. Medication errors menyebabkan banyak kerugian pada pasien sehingga kejadiannya harus dihindari. Medication erors dapat terjadi pada tahapan prescribing, transeribing, dispensing, dan administering. Dalam review jumal ini, masalah medication errors pada empat tahapan tersebut dikumpulkan dan diulas kembali untuk melihat Prevalensinya. Kesalahan yang terjadi pada setiap tahap menunjukkan hasil yang variatif ada setiap lokasi penelitian. Hal ini disebabkan oleh perbedaan faktor penyebab terjadinya medication errors di setian tempat Obat adalah salah satu jenis terapi yang diberikan kepada pasien. Tujuan dari lerapi_menggunakan obat adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan "meminimalkan resiko yang akan terjadi kepada pasien. Dalam proses pengobatan kepada pasien ada beberapa kesalahan yang terjadi, diantaranya adalah kesalahan pemberian Tesep, kesalahan dalam pemberian dosis obat, kesalahan dalam rekomendasi waktu minum obat, kesalahan pemberian obat dan kepatuhan pasien Untuk mengurangi Kesalahan dalam proses pengobatan, sebaiknya dibuat Panduan yang bisa dijadikan rekomendasi dalam pemberian obat yang tepat kepada pasien. Dalam hal ini pertu dibuat suatu badan atau departemen yang khusus bertugas ‘menangani rekomendasi untuk mencegah kesalahan pemberian. obat, departement ini bertugas untuk memberikan rekomendasi pengobatan kepada staff manajemen rumah S@kit, dokter, apoteker, perawat dan lainnya,Isi rekomendasi untuk staff kinis diantaranya adalah menggunakan prinsip-prinsip formularium, menempatkan petugas yang tepat dibidang obat, adanya wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam administrasi, emesanan dan pengeluaran obat, adanya evaluasi yang berkelanjutan dalam proses pengobatan. 11. | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 Resep adalah bagian paling dasar dimana kesalahan dalam pemberian obat terjadi. Untuk mengatasi kesalahan dalam eresepan perlu dibuat rekomendasi untuk para Pembuat resep. Adapun rekomendasi yang dibuat untuk mengatasi kesalahan dalam Persepan yaitu sebaiknya resep dibuat mengikuti perkembangan obat, dalam hal ini harus ‘ada kerjasama antar dokter dan apoteker, pembual resep harus mengetahui kondisi keseluruhan pasion, resep yang dituls harus jelas dan lengkap dari mulat nama pasien, jenis obat nama obat (merek dagang), dosis obat dan frekuensi pemberian obat. Selain itu tulisan yang dalam pembuatan resep harus jelas agar mudah dibaca, Dalam pemberian resep selain datam bentuk tuisan pemberi resep pun bisa menyampaikan apa yang tertlis lewal isan untuk memastikan bahwa pasien atau keluarga pasien sudah paham. Manajemen risiko adalah suatu metode yang sistematis untuk mengidentifkasi, menganalisis, mengendaliken, memantau, mengevaluasi dan mengkomunikasiken tisiko yang ada pada suatu kegiatan, Untuk mengetahui gambaran kogiatan pada suatu unit kerja (misanya pada Pelayanan kefanmasian), terlebih dahulu dilakukan inventarisasi kegiatan di unit kerja tersebut. Inventarisasi dapat dilakukan dengan cara: ~ Mempelajari diagram kegiatan yang ada ~ Melakukan inspeksi dengan menggunakan daftar tlik (checklist) - Melakukan konsultasi dengan petugas 'nventarisasi Kegiatan diarahkan kepada perolehan informasi untuk menentukan Potensi bahaya (hazard) yang ada. Bahaya (hazard) adalah sesuatu atau kondisi pada Svatu tempat kerja yang dapat berpotensi menyebabkan Kematian, cedera atau kerugian lain. Pengendalian risiko melalui sistem manajemen dapat dilakukan oleh pihak manajemen pembuat komitmen dan kebljakan, organisasi, program pengendalian, Brosedur pengendalian, tanggung jawab, pelaksanaan dan evaluasi. Kegialan-kegiatan {ersebut secara terpadu dapat mendukung tertaksananya pengendalian secara teknis Manajemen risiko dalam pelayanan kefarmasian _terutamia medication error meliputi kegiatan ~ Koreksi bila ada kesalahan sesegera mungkin -Pelaporan medication error ~ Dokumentasi medication error 2 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG 12017 - Pelaporan medication error yang berdampak cedera - Supervsi setetah terjadinya laporan medication error - Sistem pencegahan - Pemantauan kesalahan secara perioik - Tindakan preventit ~ Pelaporan ke tim keselamatan pasien tingkat nasional : Keselamatan pasien (Patient safety) secara sederhana di definsikan sebagai Suatu upaya untuk mencegah bahaya yang terjadi pada pasien. Walaupun mempunyai | definisi yang sangat sederhana, tetapi upaya untuk menjamin Keselamatan pasien di fasilitas kesehatan sangatlah kompleks dan banyak hambatan, Konsep keselamatan pasien harus dijalankan secara menyeluruh dan terpadu. Strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien a. Menggunakan obat dan peralatan yang aman ’. Metakukan praktek Klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman ©. Melaksanakan manajemen risiko, contoh : pengendalian infeksi 4d. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan risiko yang berorientasi kepada pasien . Meningkatkan keselamatan pasion dengan ~ Mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse event) ~ Membuat sistem identifkasi dan petaporan adverse event - Mengurangi efek akibat adverse event 3 T PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG | 2017 BABII RUANG LINGKUP Keselamatan Pasien Dalam Pelayanan Kefarmasian Dalam membangun keselamatan pasien banyak istah-istitah yang pertu difahami dan isepakali bersama.Istlahistiah tersebut diantarenya adalah: ~ Kejadian Tidak Dinarapkan/KTD (Adverse Event) ~ Kejadian Nyaris Cedera/KNC (Near miss) - Kejadan Sentinel ~ Adverse Drug Event ~ Adverse Drug Reaction ~ Medication Error Ringkasan Definisi Yang Berhubungan Dengan Cedera Akibat Obat Istilah Definisi Contoh Terjadi codera + Kejadian yang Kejadian cedera pada pasien selama proses | Intasi pada kul Karena tidak diharapkan terapi/penatalaksanaan medis. Penggunaan perban. (Adverse Event) Penatalaksanaan medis mencakup seluruh | Jatuh dari tempat tidur. aspek pelayanan, termasuk diagnosa, lerapi, kegagalan diagnosalterapi, sistem, peralatan Untuk pelayanan. Adverse event dapat dicegah atau tidak dapat dicegah Tstilah Definisi Contoh + Reaksi obat yang Kejadian cedera pada pasien selama proses | StevenJohnson Syndram tidak dinarapkan terapi akibat penggunean obat. Sulfa, Obat epilepsi dil (Adverse Drug Reaction) + Kejadian tentang Respons yang dak diharapkan terhadap | » Shok anaflaksis 4 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 ‘bat yang tidak terapi bat dan mengganggu atau ada penggunaan iharapkan ‘menimbulkan cedera pada penggunaan obat_| antbiotk golongan (Adverse Drug dosis normal. Reaksi Obat Yang Tidak penisilin Event) Diharapkan (ROTD) ada yang berkaitan | + Mengantuk pada dengan efek farmekologifmekanisme kerja | penggunaan CTM (efek samping) ada yang tidak berkaitan 7 dengan efek —farmakologi—_(reaksi hipersensitivitas). * Efek obat yang Respons yang tidak diharapkan temnadap | Shok anaflaksis pada tidak diharapkan (Adverse | terapi obat_ dan mengganggu atau | penggunaan antbiotik drug ‘menimbulkan cedera pada penggunaan obal | golongan penisilin. effect) dosis zim Sama dengan ROTD tapi dilinat dari sudut Pandang obat ROTD dilhat dan sudut Mengantuk pada penggunaan CTM pandang pasien Cedera dapat terjadi atau tidak terjadi * Medication Error Kejadian yang dapat dioegah Peresepan obal yang akibat penggunaan obat, yang menyebabkan | tidak rasional codera Kesalahan perhitungan dosis pada peracikan, Ketidakpatuhan pasien sehingga terjadi dosis berlepih, istilah Definisi Contoh * Efek Samping Efek yang dapat diprediksi, {sebaiknya istilah ini ‘ergantung pada dosis, yang dibindarkan) bukan efek tujuan obat. Efek samping dapat dikehendaki tidak dikehendaki, atau tidak ada kaitannya, 5 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG , 2017 ‘Ada beberapa pengelompokan medication error sesuai dengan dampak dan proses (Label 2 dan 3). Konsistensi pengelompokan ini penting sebagai dasar analisa dan inlervensi yang tepat. Tabel 2 . Indeks medication errors untuk kategorisasi errors (berdasarkan dampak) [Errors Kategori Hasil [A No error Kejadian atau yang berpotensi untuk ‘erjadinya kesatahan Error, no harm B Terjadi Kesalahan sebelum obal_mencapai pasien Harm Cc Terjadi kesalahan dan obat _ sudah diminumidigunakan pasien tetapi tidak membahayakan pasien O dilakukan tetapi tidak Tefjadinya kesalahan, sehingga monitoring membahayakan pasien | kelat harus Error, harm E Terjadi kesalahan, hingga terapi dan intervensi lanjut dipertukan dan kesalahan ini memberikan efek yang buruk yang sifainya sementara F Terjadi Kesalahan dan mengakibatkan pasien harus dirawat lebih fama di rumah sakit serta memberikan efek buruk yang sifainya ‘sementara G Tefjadi kesalahan yang mengakibalkan elek buruk yang bersifat permanen H Tefjadi_kesalahan dan hampir_merenggut ‘nyawa pasien contoh syok anaflaktik Error, death T Tefjadi Kesalahan dan pasien meninggal dunia 6 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG. 52017 Tabel 3. Jens jenis medication errors (berdasarkan alur proses pengobatan) Tipe Medication Errors Keterangan Unauthorized chug ‘bat yang terlanjur diserahkan kepada pasien padahal diresepkan oleh bukan dokter yang berwenang Improper dose/quantity Dosis, strength atau jumlah obat yang tidak sesuai dengan yang dimaskud dalam resep Wrong dose preparation method Penyiapan/ formulasi atau pencampuran obal yang tidak sesuai Wirong dose form ‘Obat “yang diserahkan dalam dosis dan cara pemberian yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan di dalam resep Wrong patient bat diserahkan atau diberikan pada pasien yang keliy yang tidak sesuai dengan yang tertera di resep Omission error Gagal dalam memberikan dosis sesuai permintaan, mengabaikan penotakan pasien atau keputusan Klinik yang mengisyaratkan untuk tidak diberikan obat yang bersangkutan Extra dose Memberikan duplikasi obat pada waktu yang berbeda Prescribing error bat diresepkan secara Keli atau perintah diberkan secara lisan atau diresepkan oleh dokter yang tidak berkompeten Wrong administration Menggunakan cara pemberian yang kali termasuk technique misalnya menyiapkan obat dengan teknik yang tidak dibenarkan (misalkan obat im diberikan iy) Wrong time ‘Obat diberikan tidak sesvai dengan jadwal pemberian atau diluar jadwal yang ditetapkan 7 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 Keamanan terhiadap titik kritis dalam proses manajernen obat Keamanan terhadap tit kris dalam proses manajemen obat meliputi sistem scleksi (selection), sistem penyimpanan sampai distibusi (storage, distribution), sistem Permintaan obal, interpretasi dan verikasi (ordering and transcribing), sistem penyiapan, labelsasilebket, peracikan, dokumentasi, penyerahan ke pasien disertal kecukupan informasi (preparing dan dispensing), teknik pengguhaan obat pasien (administration), Pemantauan efektftas penggunaan (monitoring). Didalamnya termasuk system kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait balk kompetensi maupun kewenangennya, sistem Pelaporan masalah oba dengan upaya perbikan, informasi obat yang selalu tersedia, Keberadaan apoteker dalam pelayanan, adanya prosedur khusus obat dan alat yang memeriukan perhatian khusus Karena dampak yang membahayakan, 8 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG . 2017 BAB IIL TATA LAKSANA METODE PENDEKATAN DALAM UPAYA MENURUNKAN MEDICATION ERROR : 1. Mendorong fungsi dan pembatasan (Forcing function® constrains): sualu upaya mendesain sistem yang mendorong seseorang melakukan hal yang balk, contoh : sediaan potasium Klorida siap pakai dalam konsentrasi 10% Nacl 0.9%, karona sediaan di pasar dalam Konsentrasi 20% (>10%) yang mengakibatkan fatal (henti iantung dan nekrosis pada tempat injeksi) 2 Olomasi dan komputer (Computerized Prescribing Order Entry) : membuat statis ‘robotisasi pekerjaan berulang yang sudah pasti dengan dukungan teknolagi, contoh : Komputerisasi proses penulisan resep oleh dokter dikuti dengan “Itanda peringatan* ik di uar standar (ada penanda otomatis ketika digoxin dtulis 0.59) 3. Standard dan protokol, standarisasi prosedur : menetapkan standar berdasarkan bukti ‘imiah dan standarisasi prosedur (menetapkan standar pelaporan insiden dengan Prosedur baku). Kontribusi apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi serta . Pemenuhan sertiikasi/akreditasi pelayanan memegang peranan penting | 4. Sistern daftar tik dan cek ulang : alat kontrol berupa daftartiik dan penetapan cek ulang setiap langkah krilis dalam pelayanan. Untuk mendukung efektiftas sistem ini ipertukan pemetaan analiss tik kris dalam sistem, 5. Peraturan dan Kebijakan : untuk mendukung keamanan proses manajemen obat pasion. contoh : semua resep rawat inap harus melalui supervisi apoteker Pendidikan dan informasi: penyediaan informasi satiap saat tentang obat, pengobatan dan pelatinan bagi tenaga kesehatan tentang prosedur untuk meningkatkan Kompetensi dan mendukung kesulitan pengambitan Keputusan saat _memerlukan informasi 7. Lebih athati dan waspada : membangun lingkungan kondusif untuk mencegah kesalahan, contoh : baca sekali lagi nama pasien sebelum menyerahkan, g | PANDUAN MEDICATION SAFETY RS KURNIA SERANG ; 2017 PERAN PETUGAS FARMASI DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN PASIEN Penggunaan obat rasional merupakan hal utama dari pelayanan kefarmasian. Dalam mewujudkan pengobatan rasional, keselamatan pasien menjadi masalah yang Perlu di perhatikan. Kejadian medication error dapat dicegah jika melibatkan pelayanan farmasi Klinik dar apoteker yang sudah terlath, Peran Apoteker Keselamatan Pengobatan (Medication Safety Pharmacist) meliputi 1. Mengelola laporan medication error ‘+ Membuat kajan terhadap laporan insiden yang masuk ‘+ Mencari kar permasalahan dari errr yang terjadi 2. Mengidentifkasi pelaksanaan praktek profesi terbalk untuk menjamin medication safety + Menganalisis pelaksanaan Praktek yang menyebabkan medication error ‘+ Mengambil langkah proakti untuk pencegahan * Memfasiitasi perubahan proses dan sistem untuk menurunkan insiden yang sering feyjadi atau berulangnya insiden sejenis Mendidik staf dan kiinisi terkait lainnya untuk menggalakkan praktek pengobatan yang ‘aman ‘+ Mengembangkan program pendidikan untuk meningkatkan medication safety dan kepatuhan terhadap aturan/SOP yang ada 4. Berpartisipasi dalam Komite/tim yang berhubungan dengan medication safety © Komite Keselamatan Pasien RS © Dan komite terkait lainnya Teriibat didatam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat 6. Memonitor kepatunan tethadap standar pelaksanaan Keselamatan Pasien yang ada Peran apoteker dalam mewujudkan keselamatan Pasien meliputi dua aspek yaitu aspek manajemen dan aspek Klinik. Aspek manajemten meliputi pemilnan perbekalan farmasi, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, alur pelayanan, sistem pengendalian (misainya memantaatkan 1). Sedangkan aspek klinik meliputi_skrining ermintaan obal (resep atau bebas), penyiapan obat dan obat Khusus, penyerchan dan pemberian informasi obat, Konseling, monitoring dan evaluasi. Kegiatan farmasi Klinik 110 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG 52017 Sangat dperukan terutama pada pasien yang menerima pengobatan dengan risiko tinggi Keteribatan apoteker dalam tim pelayanan Kesehatan peru didukung mengingat keberadaannya melalui kegiatan farmasi Klinik torbukti memilki konstribusi besar dalam ‘menurunkan insidenvkesalahan. Petugas farmasi harus berperan di semua tahapan proses yang meliput: 4. Pemilihan 7 Pada tahap pemilitan perbekeian farmasi, rsiko insiden/ertor dapat diturunkan dengan Pengendalian jumlah item obat dan Penggunaan obat-obat sesuai formularium, 2. Pengadaan Pengadgan harus menjamin ketersediaan obat yang aman efeklif dan sesuai peraturan yang berlaku (legalitas) dan diperoleh dari distributor resmi. 3. Penyimpanan Hal-hal yang perly diperhatikan dalam penyimpanan untuk menurunkan kesalahan engambilan obat dan menjamin mutu obat + Simpan obat dengan nama, tampiian dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike ‘medication names) secara terpisah ‘+ Obat-obat dengan peringatan khusus (high alert drugs) yang dapat menimbulkan Cedera jka terjadi kesalahan pengambilan, simpan di tempat khusus. Misainya * Menyimpan cairan elektroit pekat seperti KCI inj, heparin, warfarin, insulin, Kemoterapi, narkotk opial,neuromuscular blocking agents, thromboliik, dan agonis adrenergik + Kelompok obat antidiabet jangan disimpan tercampur dengan obat lain secara alfabetis, tetapi tempatkan secara terpisah ‘+ Simpan obat sesuai dengan persyaratan penyimpanan. 4, Skrining Resep Apoleker dapat berperan nyata dalam pencegahan terjadinya medication error melalui kolaborasi dengan dokter dan pasien. ‘+ Icentifkasi pasion minimal dengan dua identitas, misalnya nama dan nomor rekam ‘mediki nomor resep 11 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG. * Petugas farmasi tidak boleh membuat asumsi pada saat melakukan interpretasi resep dokler. Untuk mengklarifikasi Ketidaktepatan atau ketidakjelasan resep, singkatan, hhubungi dokter penulis resep. * Dapatkan informasi mengenai pasien sebagai petunjuk penting dalam pengambilan keputusan pemberian obat, seperti: © Bata demografi (umur, berat badan, jonis Kelamin) dan data kins (alerg, diagnosis dan hamitienyusui). Contohnya, Apoteker perlu mengetahui tinggi dan beral badan pasien yang menerima obat-obat dengan indeks terapi sempit untuk kepertuan perhitungan dosis.. © Hasil pemeriksaan pasien (fungsi organ, hasitlaboratorium, tanda-tanda vital dan parameter lainnya). Contonnya, Apoteker harus mengetahui data laboratorium yang penting, terutama untuk obat-obat yang memerlukan enyesuaian dosis dosis (seperti pada penurunan fungsi ginal) Membuat riwayalicatatan pengobatan pasien Strategi lain untuk mencegah kesalahan obat dapat cilakukan dengan penggunaan otomatisasi (automatic stop order), sistem komputerisasi (e-prescribing) dan Pencatatan pengobatan pasien seperti sudah disebutkan diatas. Permintaan obat secara isan hanya dapat dilayeni dalam keadaan emergensi dan ‘tupun harus dllakukan konfimmasi ulang untuk memastikan obat yang diminta benar, dengan mengeja nama obat serta memastikan dosisnya. Informasi obat yang penting harus diberkan kepada petugas yang meminta/menerima obat tersebut. Petugas yang menerima permintaan harus menulis dengan jelas instruksi lisan setelah mendapat konfirmasi. 5. Dispensing ‘+ Peracikan obat dilakukan dengan tepat sesuai dengan SPO. + Pemberian etiket yang tepat. Etiket harus ditaca minimum tiga kali : pada saat Pengambilan obat dari rak, pada saat mengambil obat dari wadan, pada saat mengembalikan obat ke rak. + Dilakukan pemeriksaan ulang oleh orang berbeda. 12 | PANDUAN MEDICATION SAFE 'S KURNIA SERANG ; 2017 * Pemeriksaan meliputi kelengkapan permintaan, ketepatan eliket, aturan pakai, Pemeriksaan kesesuaian resep terhadap obat, Kesesualan resep terhadap isi eliket. 6. Komunikasi, Informasi dan Edukas! (KIE) Edukasi dan konseling kepada pasien harus diberikan mengenai hal-hal yang penting tentang obat dan pengobatannya. Hal-hal yang harus diinformasikan dan didiskusikan pada pasien adalah * Pemahamen yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan bagaimana menggunakan obat dengan benar, harapan setelah menggunakan obat, lama Pengobatan, kapan harus kembali ke dokter * Peringatan yang berkaitan dengan proses pengobatan * _Kejadian Tidak Dinarapkan (KTD) yang potensial,interaksi obal dengan obat lain dan makanan harus dijlaskan kepada pasien * Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction -ADR) yang mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat edukasi mengenai bagaimana ara mengatasi kemungkinan terjadinya ADR tersebut ‘+ Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat yang sudah rusak atau kadaluarsa. Ketika melakukan konseling kepada pasien, apoteker mempunyai kesempatan untuk menemukan polensi Kesalahan yang mungkin \erlewatkan pada proses sebelumnya 7. Penggunaan Obat ‘Apoteker harus berperan dalam proses penggunaan obal oleh pasien rawal inap di ‘umn sakit dan sarana pelayanaan Kesehatan lainnya, bekerja sama dengan petugas kesehatan lain, Hal yang pert diperhatikan adalah * Tepat pasien + Tepat waktu pemberian + Tepat obat + Tepat dosis + Tepat rute pemberian 8. Monitoring dan Evaluasi 13 | PANDUAN MEDICATION SAFE} S KURNIA SERANG ; 2017 Apoteker haus melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui etek terapi, mewaspadai efek samping obal, memastikan kepatuhan pasien. Hasil monitoring dan evaluasi didokumentasikan dan ditindaklanjuti dengan meiakukan perbaikan dan mencegah pengulangan kesalahan. Seluuh personal yang ada di tempat pelayanan kefarmasian harus teribat didalam program keselamatan pasien khususnya medicetion safefydan harus secara_terus.~—menerus. mengidentifikasi masalah dan ‘mengimplementasikan strategi untuk meningkalkan keselamatan pasien. ‘Apotoker menerapkan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasion Pada Pelayanan Kefarmasian yang mengacu pada buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety): |. Membangun kesadaran akan rilai Keselamatan pasien Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil ‘+ Adanya kebijakan instalasi Farmasi RS/Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya tentang Keselamatan Pasien yang meliputi kejadian yang tidak diharapkan {KTD), kejadian nyeris cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah- langkah yang harus diiakukan oleh apoteker dan tenaga farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi insiden. + Membuat, mensosiaisasikan dan menerapan SPO sebagai tindak lanjut setiap kebijakan ‘+ Membual buku catatan tentang KTD, KNC dan Kejadian Sentinel kemudian ‘melaporkan ke atasan langsung 2. Memimpin dan mendukung staf di instalasi farmasi Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di ‘tempat pelayanan (instalasi fermasilapotek) + Adanya suatu tim di Instalasi Farmasi/Apotek yang bertanggung jawab terhadap keselamatan pasien (sesuai dengan kondisi) * Menunjuk staf Instalasi Farmasi/Apotek yang bisa menjadi penggerak dan mampu mensosialisasikan program (leader) * Mengadaken pelatihan untuk staf dan menempatkan staf sesuai Kompetensi Staf farmasi harus mendapat edukasi tentang kebijakan dan SOP yang berkaitan dengan proses dispensing yang akural, mengenai nama dan bentuk obat-obat 14 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 yang membingungkan, obat-obat formularium/non formularium, obat-obat yang ditanggung asuransifnon-asuransi, obat-obat baru dan obat-obat yang memertukan perhatian khusus. Disamping itu petugas farmasi harus mewaspadai dan mencegah medication error yang dapat teraci + Menumbunkan budaya tidak menyalahkan (no blaming culture) agar staf berani melaporkan setiap insiden yang terjadi 3. Mengintegrasikan Aktivtas Pengelolaan Risiko Kembangkan sistem dan proses pengetolaan risiko serta lakukan identifkasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah ‘+ Membuat kajian setiap adanya laporan KTD, KNC dan Kejadian Sentinet ‘+ Membuat solusi dari insiden tersebul supaya tidak berulang dengan mengevaluasi SPO yang sudah ada atau mengembangkan SPO bila dipertukan 4. Mengembangkan Sistem Pelaporan * Memastikan semua staf instalasi Farmasi/Apotek dengan mudah dapat ‘melaporkan insiden kepada atasan langsung tanpa rasa takut ‘+ Memberi penghargaan pada staf yang melaporkan 5. Melibatkan dan Komunikasi Dengan Pasien Mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien + Pastikan setiap penyerahian obat diikuti dengan pemberian Informasi yang jelas dan tepat * Dorong pasien untuk berani bertanya dan mendiskusikan dengan apoteker tentang obat yang diterima + Lakukan Komunikasi kepada pasien dan keluarga bila ada insiden serta berikan solusi tentang insiden yang ditaporkan, 6. Mencegah KTD, KNC dan Kejadian Sentinel dengan cara ‘+ Menggunakan informasi dengan benar dan jelas yang diperoleh dari system Pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden dan audit serta analisis untuk menentukan solusi ‘+ Membuat solusi yang mencakup penjabaran ulang sistem (re-design system), enyesuaian SPO yang menjamin keselamatan pasien 115 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 PENCATATAN DAN PELAPORAN 1. Prosedur Pelaporan insiden |insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial teradi ataupun yang nyaris terjadi Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau yang pertama kali menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian. Pelaporan dilekuken dengan mengisi ‘Formulir Laporan Insiden* yang bersifat rahasia 2. Alur Pelaporan Insiden Ke Tim Keselamatan Pasion (KP) Di Rumah Sakit (intemal) * Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/Kejadian Sentinel) terkait dengan pelayanan kefarmasian, wajib segera ditindaklanjuti (dicegahvditangani) untuk mengurangi dampak! akibat yang tidak dinarapkan. Setelah ditindaklanjut, segera buat laporan insidennya dengan mengisi Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerjalshit kepada Apoteker penanggung jawab dan Jangan menunda laporan Leporan segera diserahkan kepada Apoteker penanggung jawab Apoteker penanggung jawab memeriksa laporan dan ‘isiko terhadap insiden yang dilaporkan. * melakukan grading Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan dilakukan Grade biru: Investigasi sedethana oleh Apoteker penanggung jawab, waktu ‘maksimal 1 minggu Grade hijau: investigasi sederhana oleh Apoteker penanggung jawab, waktu ‘maksimal 2 minggu Grade kuning: Investigasi komprehensit/Root Cause Analysis (RCA) oleh Tim KPRS, waktu maksimal 45 hari Grade merah : Investigasi komprehensif/Root Cause Analysis (RCA) oleh Tim KPRS, waktu maksimal 45 hari 6. Setelah selesai motakukan investigasi sedethana, laporan hasil investigasi dan laporan insiden ditaporkan ke Tim KPRS, 16 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 ~ Tim KPRS akan menganalis Kembali hasil investigasi dan Laporan insiden untuk 'menentukan apekah peru dikukan investigasi lanjutan Root Cause Analysis (RCA) dengan melakukan Regrading 8. Untuk Grade kuningimerah, Tim KPRS akan melakukan Root Cause Analysis (RCA) 9. Selelah metekukan Root Cause Analysis (RCA), Tim KPRS akan membuat laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran’ berupa : Pelunjuk / Safely alert untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali 10. Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja dlaporkan kepada Direksi 11. Rekomendasi untuk *Perbaikan dan Pembelajaran’ diberikan umpan balk kepada instalasi farmasi dan unt terkait. 12. Apoteker penanggung jawab akan membuat analisis dan tren Kejadian di satuan kesjanya 13, Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KPRS. PERAN APOTEKER DALAM PENYUSUNAN LAPORAN 'dealnya setiap KTDIKNC/Kejadian Sentinel yang terkait dengan penggunaan obal hharus dikaji terebih dahulu oleh apoteker yang berpengalaman sebelum diserahkan kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Tujuan pengkajian untuk memastikan bahwa taporan tersebut sudah sesuai, nama obat yang dilaporkan benar, dan ‘memasukkan dalam Kategori insiden yang benar. Kategori kesalahan dalam pemberian bat adalah : 1. Pasien mengalami reaksi alergi 2. Kontraindikasi 3. Obat kadaluwarsa 4. Bentuk sedizan yang salah 5. Frekuensi pemberian yang salah 6. Label obat salah / tidak ada / tidak jelas 7. Informasi obat kepada pasien yang salah / tidak jelas 8. Obat diberikan pada pasien yang salah 9. Cara menyiapkan (meracik) obat yang salah 17 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 10. Jumiah obat yang tidak sesuai 11. ADR ( jika digunakan berulang ) 12, Rute pemberian yang salah 13. Cara penyimpanan yang salah 14. Penjetasan petunjuk penggunaan kepada pasien yang salah Permasalahan Dalam Pencatatan Dan Pelaporan + Laporan sering tidak diuraikan secara rinci Karena takut disalahkan + Laporan terlambat * Leporan kurang lengkap ( cara mengisi formulir salah, data kurang lengkap ) Hambatan dalam pencatatan dan pelaporan * Pandangan bahwa kesalahan adalah suatu kegagalan dan kesalahan dibebankan Pada satu orang saja * Takut disalahkan karena dengan melaporkan KTD, KNC, dan Kejadian sentinel akan ‘membeberkan keburukan dari personal atau tim yang ada dalam rumah sakilsarana pelayanan kesehatan lain * Terkena rsiko tuntutan hukum terhadap kesalahan yang dibuat + Laporan disebarluaskan untuk tujuan yang merugikan ‘+ Pelaporan tidak memberi manfaat langsung kepada pelaoor © Kurangnya sumber daya * Kurang jelas batasan apa dan kapan pelaporan harus dibuat * Sulitnya membuat laporan dan menghabiskan waktu MONITORING DAN EVALUASI Sebagai tindak lanjut terhadap Program Keselamatan Pasion, Apoteker peru melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi di unt Kerjanya secara berkala. Monitoring ‘merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian terkit Program Keselamatan Pasien. Evaluasi merupakan proses peniigian kinerja pelayanan kefarmasian terkait Program Keselamatan Pasien. Tujuan dilakukan monitoring dan evaluasi agar pelayanan kefarmasian yang dilakukan sesuai dengan kaidah keselamatan 18 T PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017 pasien dan mencegah terjadinya kejadian yang tidak dinginkan dan berulang dimasa yang ‘akan datang, Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap ‘+ Sumber daya manusia (SOM) + Pengelolaan perbekalan farmasi (seleksi, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan distibusi/penggunaan) ‘+ Pelayanan farmasi kink (pengkajian resep, penyerahan obat, pemberian informasi bat, konseling obat, rekonstitusi obat kanker, iv.admixture, total parenteral nutrition, therapeutic drug monitoring) + Laporan yang didokumentasikan, Dari hasil monitoring dan evaluasi dilakukan intervensi berupa rekomendasi dan tindak lanjut tethadap hal-hal yang perlu diperbaiki seperti perbaikan kebijekan, prosedur, Peningkatan kinerja SDM, sarana dan prasarana ataupun organisasi, Hasil dari ‘ekomendasi dan tindak lanjut ini harus diumpan balikkan ke semua pihak yang terkait dengan program Keselamatan pasien rumah sakit. Untuk mengukur keberhasilan program kegiatan yang telah ditetapkan diperiukan indikator, suatu alavtolok ukur yang menunjuk ada ukuran kepatunan ferhadep prosedur yang telah ditetapkan, Indikator keberhasilan program dapat dilihat dari 1. Menurunnya angka kejadian tidak diinginkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kojadian sentinel Menurunnya KTD, KNC dan Kejadian Sentinel yang berulang, 119 | PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG , 2017 BABIV DOKUMENTAS! 20 T PANDUAN MEDICATION SAFETY - RS KURNIA SERANG ; 2017

Anda mungkin juga menyukai