Anda di halaman 1dari 2

KASUS

Seorang laki-laki berusia 59 tahun datang ke unit gawat darurat di RS. Daerah Maharani
dengan nyeri dada yang parah. Pasien sangat gemuk tinggi 173 cm, BB= 176 kg, luas permukaan
tubuh 2.72 m2.. Dari hasil pemeriksaan dahulu pasien, keadaan jantungnya normal, namun hasil
elektrokardiogram menunjukan irama sinus dengan peningkatan ST pada lead 2, 3 dan aVF
dengan QS complex di lead yang sama. Pasien juga tercatat memiliki depresi ST di lead 1 dan
aVL. Pasien di diagnosis sindrom koroner akut kemudian pasien dikirim ke rumah sakit umum
untuk kateterisasi jantung darurat. Ketika pasien datang di rumah sakit umum , pasien dalam
keadaan nyeri dada parah berlanjut, pasien tidak bisa berbaring telentang karena bentuk tubuhnya
sehingga hanya bisa duduk diatas bed. Pasien tidak ada riwayat penyakit jantung iskemik. Ini
adalah pertama kalinya pasien mengalami penyakit dada. Napas pasien sedikit pendek dan
pernapasan meningkat. Tanda-tanda vital stabil, dari hasil riwayat medis terakhir pasien signifikan
untuk terdianosis COPD, kemungkinan obstructive sleep apnea, hipertensi sistemik, dan obesitas
yang tidak wajar. Pemeriksaan jantung sekarang menunjukkan S1 dan S2 normal, tidak ada
murmur jantung dan pemeriksaan paru-paru menunjukkan peningkatan suara pada 2 bagian
bawah. Pasien dinyatakan hyperlipidemia dengan hasil lab sebagai berikut :

Hemoglobin 15.3
Hematocrit 45.1
BUN 11
Creatinine 0.72
Total cholesterol 211
LDL 147
HDL 40
Triglycerides 122

Nilai troponinnya hasil lab sebelumnya 13,15, kemudian naik menjadi 38,06 setelah
intervensi koroner. Angiografi diagnostik pada pasien ini mengungkapkan: Paten arteri koroner
kiri utama. Arteri desendens anterior kiri menunjukkan penyempitan tidak teratur proksimal 30%.
Ramus intermedius pada awalnya menunjukkan penyempitan 60%. Paten arteri koroner
sirkumfleksa. Arteri koroner kanan tercatat tersumbat total. Arteri koroner kanan ini adalah
pembuluh darah yang dominan.

Setelah operasi beberapa jam pasien dapat duduk ditempat tidur, mampu bernapas lebih
baik dan lebih nyaman. Setelah penempatan stent transradial dari arteri koroner kanan, pasien ini
berkerjasama dengan sangat baik dan tetap stabil secara hemodinamik tanpa dekompensasi
jantung. Setelah 72 jam pengamatan, pasien dipulangkan ke rumah dengan terapi antiplatelet
ganda, beta-blocker, dan terapi statin. Pasien akan ditindak lanjuti di kantor dan akan memiliki
studi tidur untuk menyingkirkan apnea tidur obstruktifnya.

Analisis Data

No. Analisa Data Masalah Etiologi


Ds:
1.
Do:
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai