16110034
BAB I
BAB II
di mana :
W18 = kumulatif beban gandar standar selama umur rencana (ESAL).
ZR = standar normal deviasi.
So = combined standard error dari prediksi lalu lintas dan kinerja.
SN = structural number.
∆PSI = selisih antara initial serviceability dengan terminal serviceability.
Pf = failure serviceability
Mr = modulus resilien (psi)
BAB III
3.1. Pembahasan
Perencanaan Perkerasan Lentur Metode AASHTO 1993
Diketahui :
Pertumbuhan Lalu lintas = 6% per tahun
CBR tanah dasar = 3,4%
Survey lalu lintas dilakukan tahun 2012
Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 3500 kendaraan
Bus 8 ton (3+5) = 1750 kendaraan
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 450 kendaraan
Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 120 kendaraan
LHR2012 = 5.820 kendaraan/hr/2jlur
Diminta :
Renanakan tebal perkerasan jalan dengan metode AASHTO 1993, jika umur
rencana (UR=10 tahun), digunakan untuk lalu lintas pada tahun 2022
a. Lapisan permukaan (AC, EAC =50000 psi)
b. Lapis pondasi atas (Bt Pecah CBR 90%)
c. Lapis pondasi bawah (Sirtu CBR 50%)
1. Menghitung Angka Ekivalen (AE) atau CESA
Gunakan tabel Angka Ekivalen berdasarkan AASHTO 93 untuk IPt = 2,0
& SN = 3
Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
2. Menghitung Beban Sumbu Selama Umur Rencana (Wt)
Diketahui :
Faktor Distribusi Arah = 0,5
Faktor Distribusi Lajur = 1,0
Umur Rencana (UR) = 10 tahun
Faktor Pertumbuhan Lalu.Lintas (i) = 6 % pertahun
Didapat Faktor Umur Rencana (N) = 13,18
Dengan UR =10 th,dan i= 6 % pertahun,
Wt = ƩLHR x DA x DL x 365 x N
4,0−2,0
Gt = 𝐿𝑜𝑔 {4,2−1,5} = - 0,1303
𝐺𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑊𝑡 = 𝑍𝑅 × 𝑆𝑂 + 9,36 × log(𝑆𝑁 + 1) − 0,2 + 1094 + 2,32 log 𝑀𝑟 − 8,07)
0,40+
(𝑆𝑁+1)5,19
−0,1303
5,32 = (−0,841 × 0,4) + (9,36 × log(𝑆𝑁 + 1)) − 0,2 + 1094 + 2,32 log(5100 − 8,07)
0,40+
(𝑆𝑁+1)5,19
−0,1303
5,32 = −0,336 + (9,36 × log(𝑆𝑁 + 1)) − 0,2 + + 8,6
1094
0,40 +
(𝑆𝑁 + 1)5,19
1094
5,32 { 0,40 + } = −0,336 + (9,36 × log(𝑆𝑁 + 1)) − 0,2 − 0,1303 + 8,6
(𝑆𝑁 + 1)5,19
Dimisalkan : SN + 1 = a
Maka
5798,2
2,12 + = 7,9337 + (9,36𝑙 × 𝐿𝑜𝑔 𝑎)
5,3𝑎5,19
5798,2
2,12 + = 7,9337 + 0,97𝑎
5741,06𝑎
SN + 1 = a
SN + 1 = 0,17
SN = 1,17
Tebal Minimal
D1 = 3,0 inch
D2 = 6,0 inch
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas bahwa menghasilkan data – data sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan AASHTO 1993 dipengaruhi oleh LHR.
Dalam perencanaan tebal perkerasan dengan umur rencana 10 tahun Metode AASHTO 1993
diperoleh nilai LHR sebesar 2125932,52 CESA dengan tebal perkerasan untuk tiap lapisan
surface 7,5 cm, Lapisan pondasi atas 15 cm dan lapisan pondasi bawah 24 cm.
4.2. Saran
Suhu udara rata-rata di Indonesia cukup tinggi, maka pemakaian dan pengembangan metode
Nottingham Design Methods untuk perencanaan maupun penelitian jalan di Indonesia
sebaiknya disesuaikan terlebih dahulu dengan suhu di Indonesia dan didukung dengan
metodemetode yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1, 1986, AASHTO Guide for Design of Pavement Structures, 444 N. Capitol
Street, N. W., Suite 225, Washington, D. C. 20001.
Anonim 3, 1993, AASHTO Flexible Pavement Structural Design,
Http://pavementinteractive.org./index.php?title=1993_AASHTO_Flexible
_Pavement_Structural_Design, diunduh tanggal 15 Januari 2010.
Sukirman, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Wignall, et al, 1999, Proyek Jalan Teori dan Praktek Jilid Ke-4, Erlangga, Jakarta.