Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto

16110034

BAB I

1.1. Latar Belakang


Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada zaman keemasan Romawi. Pada
saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan.
Perkembangan konstruksi perkerasan jalan seakan terhenti dengan mundurnya
kekuasaan Romawi sampai awal abad ke-18. Pada saat itu beberapa ahli Perancis
menemukan sistem-sistem konstruksi perkerasan jalan yang sebagian sampai saat ini
masih umum digunakan di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia. Semenjak
tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan jalan selalu menggunakan
aspal sebagai bahan pengikat, seperti konstruksi perkerasan lentur (flexibel pavement).
Perkerasan lentur menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
Pada perencanaan perkerasan lentur jalan raya sering digunakan Metode AASHTO dan
Metode AASHTO ini mempunyai tahapan-tahapan dan pengembanganpengembangan
sehingga akan dikhususkan untuk menggunakan Metode AASHTO 1993. Dalam
penelitian ini dilakukan komparasi antara Metode AASHTO 1993 dengan Metode Bina
Marga. Komparasi dilakukan terhadap parameter perkerasan lentur untuk melihat
sejauh mana persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kedua metode tersebut.
Dalam penelitian ini akan digunakan data pada jalan Beureughang-Sido Mulyo
Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara sebagai bahan studi komparasi.
Panjang jalan tersebut adalah 9,256 km yaitu dari Sta 0 + 000 sampai Sta 9 + 200, lebar
perkerasan badan jalan 5 m, dan lebar bahu jalan 0,5 m, serta umur rencana peningkatan
jalan Beureughang-Sido Mulyo adalah 10 tahun.

1.2. Rumusan Masalah


 Bagaimana merencanakan perkerasan jalan raya dengan Metode AASHTO
1993?

1.3. Batasan Masalah Tujuan


Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas, maka perencanaan ini
mempunyai batasan masalah dengan pertimbangan perhitungan dan bidang keilmuan

Progdi Teknik Sipil - UWKS 1


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

tersebut, batasan-batasan masalah untuk menyelesaikan masalah adalah agar lebih


terarah, maka perhitungan ini diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Lokasi Perhitungan yang dilewati berbagai macam jenis kendaraan.
2. Analisis yang dilakukan adalah mengetahui geometrik desain perencanaan jalan
tersebut.

Progdi Teknik Sipil - UWKS 2


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

BAB II

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Structural number


Menurut Siegfried (2007), stuctural number merupakan fungsi dari
ketebalan lapisan, koefisien relatif lapisan, dan koefisien drainase
dinyatakan
dalam rumus:
SN =a D + a D m + a D m .......................................................... (1)
Di mana : ai = koefisien relatif lapis ke-i
Di = tebal masing-masing lapis perkerasan ke-i (cm)
mi = koefisien drainase lapis ke-i
SN = structural number
2.1.2 Lalu lintas
Menurut Siegfried (2007), prosedur perencanaan untuk parameter lalu
lintas didasarkan pada kumulatif beban gandar standar ekivalen
(Equivalent Standard Axle Load, ESAL). Perhitungan untuk ESAL ini
didasarkan pada konversi lalu lintas yang lewat terhadap beban gandar
standar 8,16 kN dan mempertimbangkan umur rencana, volume lalu
lintas, faktor distribusi lajur, serta faktor bangkitan lalu lintas (growth
factor).
2.1.3 Reliabilitas (reliability)
Menurut Sukirman (1999), reliabilitas adalah nilai probabilitas dari
kemungkinan tingkat pelayanan dapat dipertahankan selama masa
pelayanan dipandang dari si pemakai jalan. Reliabilitas adalah nilai
jaminan bahwa perkiraan beban lalu lintas yang akan memakai jalan
tersebut dapat dipenuhi. Reliabilitas dinyatakan dalam tingkat reliabilitas
(level of reliability).
2.1.4 Faktor drainase
Menurut Sukirman (1999), dalam Metode AASHTO 1993 sistem drainase
dari jalan sangat mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Tingkat kecepatan
pengeringan air yang jatuh atau terdapat pada konstruksi jalan raya

Progdi Teknik Sipil - UWKS 3


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

bersama-sama dengan beban lalu lintas dan kondisi permukaan jalan


sangat mempengaruhi umur pelayanan jalan.
2.1.5 Indeks permukaan (serviceability)
Menurut Siegfried (2007), serviceability tingkat pelayanan yang diberikan
oleh sistem perkerasan yang dirasakan pengguna jalan. Serviceability
parameter utama adalah Present Serviceability Index (PSI). Serviceability
merupakan penentu tingkat pelayanan fungsional suatu sistem perkerasan
jalan.
2.1.6 Persamaan AASHTO 1993
Menurut Siegfried (2007), dasar perencanaan dari metoda AASHTO baik
AASHTO’72, AASHTO’86, maupun metoda terbaru saat sekarang yaitu
AASHTO’93 adalah persamaan berikut:

di mana :
W18 = kumulatif beban gandar standar selama umur rencana (ESAL).
ZR = standar normal deviasi.
So = combined standard error dari prediksi lalu lintas dan kinerja.
SN = structural number.
∆PSI = selisih antara initial serviceability dengan terminal serviceability.
Pf = failure serviceability
Mr = modulus resilien (psi)

Progdi Teknik Sipil - UWKS 4


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

BAB III

3.1. Pembahasan
Perencanaan Perkerasan Lentur Metode AASHTO 1993
Diketahui :
 Pertumbuhan Lalu lintas = 6% per tahun
 CBR tanah dasar = 3,4%
 Survey lalu lintas dilakukan tahun 2012
Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 3500 kendaraan
Bus 8 ton (3+5) = 1750 kendaraan
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 450 kendaraan
Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 120 kendaraan
LHR2012 = 5.820 kendaraan/hr/2jlur

Diminta :
Renanakan tebal perkerasan jalan dengan metode AASHTO 1993, jika umur
rencana (UR=10 tahun), digunakan untuk lalu lintas pada tahun 2022
a. Lapisan permukaan (AC, EAC =50000 psi)
b. Lapis pondasi atas (Bt Pecah CBR 90%)
c. Lapis pondasi bawah (Sirtu CBR 50%)
1. Menghitung Angka Ekivalen (AE) atau CESA
Gunakan tabel Angka Ekivalen berdasarkan AASHTO 93 untuk IPt = 2,0
& SN = 3
 Kendaraan ringan 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
 Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
 Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
 Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
2. Menghitung Beban Sumbu Selama Umur Rencana (Wt)
Diketahui :
 Faktor Distribusi Arah = 0,5
 Faktor Distribusi Lajur = 1,0
 Umur Rencana (UR) = 10 tahun
 Faktor Pertumbuhan Lalu.Lintas (i) = 6 % pertahun
 Didapat Faktor Umur Rencana (N) = 13,18
 Dengan UR =10 th,dan i= 6 % pertahun,

Progdi Teknik Sipil - UWKS 5


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

Wt = ƩLHR x DA x DL x 365 x N

Beban LHR Faktor


Jenis Kendaraan ESAL DA DL 365 W18
Sumbu Awal UR
Kendaraan Ringan ( 1+1 ) ton 0,0004 3500 0,5 1,0 365 13,18 3367,49
Kendaraan Bus besar ( 3+5 ) ton 0,1593 1750 0,5 1,0 365 13,18 670551,45
Kendaraan Truk 2 As ( 4+8 ) ton 1,0648 450 0,5 1,0 365 13,18 1152547,51
Kendaraan Truk 3As ( 6 +7,7 ) ton 1,0375 120 0,5 1,0 365 13,18 299466,07
Jumlah 2125932.52

3. Menghitung Tebal Perkerasan Lentur Metode AASTHO 93


∆𝑃𝑆𝐼
𝑙𝑜𝑔[ ]
Log Wt = 𝑍𝑅 × 𝑆𝑂 + 9,36 × log(𝑆𝑁𝐼 + 1) − 0,2 + 4,2−1,5
1094 + 2,32 log 𝑀𝑟 −
0,40+
(𝑆𝑁𝐼+1)5,19
8,07

S0 = 0,4 (Standar deviasi)


R = 80 % (Reabilitas)
ZR = untuk R, dan S0, diambil = - 0,841 (Standar Normal Deviasi)
IPt = Indeks Permukaan Akhir perkerasan, diambil 2,0 (arteri)
IPo = Indeks Permukaan Awal perkerasan, diambil 4,0
MR = Modulus Resielent = 1500 x CBR= 1500 x 3,4 = 5100

4,0−2,0
Gt = 𝐿𝑜𝑔 {4,2−1,5} = - 0,1303

Log Wt = Log (0,212 x 106) = 5,32

𝐺𝑡
𝐿𝑜𝑔 𝑊𝑡 = 𝑍𝑅 × 𝑆𝑂 + 9,36 × log(𝑆𝑁 + 1) − 0,2 + 1094 + 2,32 log 𝑀𝑟 − 8,07)
0,40+
(𝑆𝑁+1)5,19

−0,1303
5,32 = (−0,841 × 0,4) + (9,36 × log(𝑆𝑁 + 1)) − 0,2 + 1094 + 2,32 log(5100 − 8,07)
0,40+
(𝑆𝑁+1)5,19

−0,1303
5,32 = −0,336 + (9,36 × log(𝑆𝑁 + 1)) − 0,2 + + 8,6
1094
0,40 +
(𝑆𝑁 + 1)5,19

1094
5,32 { 0,40 + } = −0,336 + (9,36 × log(𝑆𝑁 + 1)) − 0,2 − 0,1303 + 8,6
(𝑆𝑁 + 1)5,19

Progdi Teknik Sipil - UWKS 6


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

Dimisalkan : SN + 1 = a

Maka
5798,2
2,12 + = 7,9337 + (9,36𝑙 × 𝐿𝑜𝑔 𝑎)
5,3𝑎5,19

5798,2
2,12 + = 7,9337 + 0,97𝑎
5741,06𝑎

5798,2 = 5741,06𝑎 (7,9337 − 2,12 + 0,97𝑎)


5798,2 = 33376,8𝑎 + 5568,83𝑎2
0 = 𝑎2 + 5,99𝑎 − 1,04
−𝑏 ± √5,992 + 4 × 1,04
𝑎12 =
2
= 0,17

SN + 1 = a
SN + 1 = 0,17
SN = 1,17

 Koefisien Surface 𝑎1 = 0,173 ln(𝐸𝐴𝐶 ) − 1,813


𝑎1 = 0,173 ln(50000) − 1,813
𝑎1 = 0,44
 Koefisien Base 𝑎2 = 0,428 ln(𝐶𝐵𝑅𝐵𝑎𝑠𝑒 ) − 0,0542
𝑎2 = 0,428 ln(90%) − 0,0542
𝑎2 = 0,138
 Koefisien Sub Base 𝑎2 = 0,0264 ln(𝐶𝐵𝑅𝑆𝑢𝑏𝐵𝑎𝑠𝑒 ) + 0,0194
𝑎2 = 0,0264 ln(50%) + 0,0194
𝑎2 = 0,123
m2 = Koefisien Drainase lapis pondasi atas m2 = 0,9
m3 = Koefisien drainase lapis pondasi bawah m3 = 0,8

Tebal Minimal
D1 = 3,0 inch
D2 = 6,0 inch

Progdi Teknik Sipil - UWKS 7


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3

1,17 = (0,44 x 3,0) + (0,138 x 6,0 x 0,9) + (0,123 x D3 x 0,8)


D3 = 9,13 inch
Jadi,
D1 = 3,0 inch = 7,5 cm
D2 = 6,0 inch = 15,0 cm
D3 = 9,13 inch = 24,0 cm

Progdi Teknik Sipil - UWKS 8


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

BAB IV

4.1. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas bahwa menghasilkan data – data sebagai berikut :
 Dari hasil perhitungan AASHTO 1993 dipengaruhi oleh LHR.
 Dalam perencanaan tebal perkerasan dengan umur rencana 10 tahun Metode AASHTO 1993
diperoleh nilai LHR sebesar 2125932,52 CESA dengan tebal perkerasan untuk tiap lapisan
surface 7,5 cm, Lapisan pondasi atas 15 cm dan lapisan pondasi bawah 24 cm.

4.2. Saran
Suhu udara rata-rata di Indonesia cukup tinggi, maka pemakaian dan pengembangan metode
Nottingham Design Methods untuk perencanaan maupun penelitian jalan di Indonesia
sebaiknya disesuaikan terlebih dahulu dengan suhu di Indonesia dan didukung dengan
metodemetode yang ada di Indonesia.

Progdi Teknik Sipil - UWKS 9


Perencanaan Jalan Raya Arifin Pratama Fadjrianto
16110034

DAFTAR PUSTAKA

 Anonim 1, 1986, AASHTO Guide for Design of Pavement Structures, 444 N. Capitol
Street, N. W., Suite 225, Washington, D. C. 20001.
 Anonim 3, 1993, AASHTO Flexible Pavement Structural Design,
Http://pavementinteractive.org./index.php?title=1993_AASHTO_Flexible
_Pavement_Structural_Design, diunduh tanggal 15 Januari 2010.
 Sukirman, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
 Wignall, et al, 1999, Proyek Jalan Teori dan Praktek Jilid Ke-4, Erlangga, Jakarta.

 Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Graha Ilmu, Yogyakarta

Progdi Teknik Sipil - UWKS 10

Anda mungkin juga menyukai