Letak Perusahaan
Letak perusahaan adalah tempat dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-
hari. Sedangkan istilah Tempat Kedudukan Perusahaan dapat diartikan sebagai tempat kantor
pusat. Kedua hal ini perlu mendapat perhatian bagi perusahaan, sebab salah memilih suatu
lokasi perusahaan, akan mengakibatkan suatu kerugian bagi perusahaan.
Seperti misalnya harus mengadakan penempatan kembali letak perusahaan (Re-Location) dan
kesulitan apabila akan mengadakan ekspansi (perluasan perusahaan) terlebih lagi
kalau perusahaan itu bergerak di bidang bahan baku seperti gula, tapi letak perusahaannya
jauh sekali dari bahan-bahan yang di perlukan untuk membuat gula.
Dengan semakin tajamnya persaingan serta banyaknya perusahaan yang saat ini
bermunculan, maka pemilihan letak perusahaan ini sudah tidak mungkin dilakukan dengan
coba-coba. Karena dengan cara itu perusahaan akan kalah bersaing. Disamping harus berpacu
dengan waktu, juga efisiensi di bidang biaya perlu mendapat perhatian. oleh karena itu
pemiihan letak perusahaan ini harus dilakukan dan diputuskan melalui beberapa pertimbangan
yang disertai fakta yang benar-benar kongkrit dan lengkap. Hal itu dapat dijalankan dengan
meninjau beberapa aspek yang mempengaruhi pemilihan letak perusahaan
Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan harus didirikan di lokasi yang strategis,
diantaranya:
1. menyangkut dengan investasi jangka panjang dengan jumlah modal yang besar, serta
tingkat ketidakpastian yang tinggi,
2. menyangkut penentuan kendala-kendala operasionalisasi yang bersifat agak permanen
seperti: peraturan-peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah, tenaga kerja,
masyarakat, dsb.
3. Menyangkut konsekuensi posisi yang kompetitif atau kelangsungan hidup perusahaan, yaitu
dalam hal penentuan biaya produksi yang minimum dan pendistribusian produk ke pasar
yang dikehendaki.
Sementara itu, tujuan dari pemilihan lokasi perusahaan yang strategis adalah
bergantung pada jenis perusahaannya. Apabila perusahaan itu bergerak pada bidang
Manufaktur (pabrikan), maka akan lebih memfokuskan pada minimasi biaya, sedangkan bagi
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa atau non-manufaktur, seperti : toko pengecer atau
perusahaan jasa profesional, akan memfokuskan pada maksimasi pendapatan, sedangkan
perusahaan yang bergerak pada pergudangan akan lebih memfokuskan pada minimasi biaya.
Pengaruh setiap faktor pada setiap perusahaan berbeda-beda. Hanya saja yang
dianggap ideal untuk suatu lokasi perusahaan adalah tempat dimana semua biaya operasi
perusahaan paling rendah. Atau dengan kata lain, dicari titik lokasi yang paling ekonomis di
segala sektor.
Weber mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi penetapan lokasi perusahaan, yaitu
1. Biaya pengangkutan
2. Biaya tenaga kerja
Jika suatu industri menganggap biaya pengangkutan menjadi faktor utama dalam menetapkan
lokasi perusahaan, maka perusahaan akan didirikan pada suatu titik pada garis lurus yang
menghubungkan Tempat Bahan Mentah (TBM) dan Daerah Konsumen (DK)
x……………………………………………………………………..x
TBM DK
Untuk dapat menetapkan Tempat Kediaman Perusahaan (TKP) antara TBM dan DK, maka
menurut Weber harus dilihat sifat bahan mentah yang digunakan perusahaan dan corak proses
produksinya.
Sifat bahan mentah dan corak proses produksinya dapat dibedakan sebagai berikut;
1. Ubikuitas Mutlak
Yaitu bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas dan terdapat dimana saja.
2. Ubikuitas Relatif
Artinya bahan baku yang tersedia dalam jumlah tidak terbatas, tetapi hanya ada di beberapa
tempat tertentu saja.
Ubikuitas relatif terdapat dua jenis, yaitu :
a) Bahan baku seluruhnya habis dipakai dalam proses produksi
b) Bahan baku hanya sebagian saja yang dipakai dalam proses produksi atau terdapat
kemerosotan bahan baku
3. Dibutuhkan berbagai bahan yang tempatnya terpisah-pisah.
a. Jika bahan baku yang digunakan adalah ubikuitas mutlak maka lokasi perusahaan
akan berada di DK sebab jika berada di luar daerah DK maka perusahaan harus
mengeluarkan biaya pengangkutan hasil produksi ke DK. Jika bahan yang diperlukan
perusahaan terdapat juga di DK maka perusahaan cenderung memilih lokasi
perusahaan mendekati DK
b. Jika seluruh bahan mentah habis digunakan dalam proses produksi yaitu jenis
ubikuitas relatif, maka lokasi perusahaan akan berada di DK atau pada tiap-tiap titik
antara TBM dan DK. Contoh :
Jarak antara TBM – DK = 200 km
Biaya pengangkutan untuk 1 kg/200km = Rp. 200
Jumlah bahan mentah yang digunakan = 400 kg
Dimanakah perusahaan menempatkan lokasi yang strategis?
Apabila Lokasi berada di DK, maka besarnya biaya pengangkutan yang dikeluarkan
hanyalah biaya pengangkutan bahan mentah dari TBM ke DK yaitu sebesar
400 x Rp. 200 = Rp. 80.000
Apabila lokasi berada 100 km dari TBM dan dari DK (ditengah), maka jenis biaya
yang dikeluarkan adalah
400 kg BM x Rp. 100 = Rp. 40.000
400 kg bahan jadi x Rp. 100 = Rp. 40.000
Jumlah biaya pengangkutan = Rp. 80.000
Dari contoh di atas maka lokasi perusaahaan akan berada di DK maupun pada setiap
titik antara TBM dan DK
c. Jika hanya sebagian saja dari bahan mentah akan menjadi barang jadi, maka lokasi
perusahaan akan berada di TBM. Contoh:
150 kg bahan mentah yang diproses akan menjadi 90 kg barang jadi.
Biaya pengangkutan bahan mentah tiap kg/km = Rp. 100.
Biaya pengangkutan barang jadi tiap kg/km = Rp. 150
Jarak TBM – Dk = 100 km
Dimanakah perusahaan menempatkan lokasi yang strategis?
Jika lokasi di TBM, maka biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi
sebesar:
Jika lokasi ditengah-tengah jarak TBM – Dk yaitu 50 km dari TBM dan 50 km dari DK,
maka biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi sebesar:
Jika lokasi sejauh 75 km dari TBM dan 25 km dari Dk, maka biaya pengangkutan
bahan mentah dan barang jadi sebesar:
Jadi, biaya pengangkutan paling rendah adalah sebesar Rp. 1.350.000, yaitu lokasi
terletak di TBM. Apabila lokasi semakin mendekati DK atau semakin jauh dari TBM
maka biaya pengangkutan semakin besar.
Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut: