Disusun Oleh:
KELOMPOK 5 :
8. Sandra T. (33101600473)
SEMARANG
2018
I. TUJUAN
1 Agar mahasiswa dapat memahami penyakit jantung koronere sehingga dapat
menganalisis kesesuaian rancangan terapi obat
2 Agar mahasiswa dapat mempertimbangkan pemilihan obat berdasarkan 4W+1H dan
dengan metode SOAP
3 Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah terkait obat dan memberikan
alternatif solusinya
(Hendrianto,heri 2014)
Faktor Metabolik
Akumulasi metabolik lokal mempengaruhi tonus vaskuler, mempengaruhi
suplai oksigen dan dapat merubah kebutuhan oksigen. Selama terjadi hipoksia maka
metabolisme aerob dan defosforilasi oksidatif di mitokondria terhambat sementara
fosfat energi tinggi termasuk ATP tak dapat diregenerasi sehingga mengakibatkan
adenosin difosfat (ADP) dan adenosin monofosfat (AMP) terkumpul dan terdegradasi
sebagian menjadi adenosin yang mempengaruhi suplai dan kebutuhan oksigen
miokard yang merupakan vasodilator poten dan sangat mempengaruhi tonus vaskular.
(Hendrianto,heri 2014)
Faktor Endotel
Seperti yang kita ketahui pada endotel pembuluh darah dihasilkan substansi
vasoaktif yang mempengaruhi tonus vaskuler. Vasodilator yang diproduksi oleh
endotel termasuk Nitric oxide (NO), prostasiklin dan endothelium derived
hiperpolarizing factor (EDHF). Endotelin 1 sebagai contoh dari substansi endotelium
berfungsi sebagai vasokonstriktor.1,7 NO mempengaruhi tonus vaskuler dengan cara
berdifusi dan melebarkan hubungan antara sel otot sehingga terelaksasi dengan
mekanisme siklik guanosin monofosfat dependent. Produksi NO pada normal endotel
terjadi pada kondisi normal dan dipengaruhi kondisi dan substansi lain.1,7 Prostasiklin
membuat vasodilatasi dengan cara relaksasi otot vaskular melalui jalur cAMP
dependent dengan stimuli seperti hipoksia, stress shear, asetilkolin,dan produk
trombosit (serotonin).1,7 EDHF adalah perangkat vasodilator penting seperti NO ia
bekerja dengan cara berdifusi antar sel. Dihasilkan dengan faktor pencetus seperti NO,
termasuk Ach dan denyut nadi. Pada sirkulasi koroner, EDHF menjadi sangat penting
karena merelaksasi arteri kecil. (Hendrianto,heri 2014)
Faktor Persarafan
Kontrol saraf dari resistensi vaskuler tergantung dari sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Saat kondisi normal saraf simpatis memegang peran penting. Arteri
koroner terdapat α1adrenergik reseptor yang berfungsi sebagai vasokonstriksi dan β2
reseptor berfungsi sebagai vasodilatasi. (Hendrianto,heri 2014)
C. GEJALA KLINIS PENYAKIT JANTUNG KORONERER
- Nyeri dada substernal
- retrosternal, dan prekordial
- mual dan muntah
- kulit menjadi dingin
- Pucat
- Diaforesis
- Xantelasma
- sesak nafas,
- pada kasus yang serius dapat terjadi sincope atau penurunan kesadaran
(Kumar & Clarks, 2009)
(Kodac,kimbell 2009)
OBJECTIVE
Data vital sign
Data Laboratorium
ASSESMENT
Problem medik : unstable angina
DRP :
Obat tanpa indikasi, gemfibrosil 2x1, simvastatin 1x1 dimana pasien
nilai TG 143 mg/dl, kolesterol 182 mg/dl, LDL 136 mg/dl, dimana dari
data tersebut masih di range normal, sehingga tidak dislipidemia.
Asam mefenamat, tidak perlu digunakan karena sudah diberikan obat
SKA shg nyeri dapat berkurang.
Ranitidin, tidak perlu digunakan karena pasien tidak terindikasi tukak
lambung.
Allupurinol tidak perlu diberikan , karena asam urat pasien normal
Arixtra, tidak digunakan karena sudah diberikan aspirin utk mencegah
trombus.
Aspirin tidak perlu di gunakan karena aspirin akan menurunkan efek
bisoprolol
Pemberian Bisoprolol 1x5-10mg sehari sebagai anti hipertensi
PLAN
Penetapan tujuan terapi
menangani unsable angina , DM , Hiperglikemia
Solusi DRP : tidak menggunakan obat ranitidin, cedocard, arixtra, asam
mefenamat, gemfibrosil, simvastatin dan allupurinol.
V. 4T+1W
Metformin
Tepat indikasi : DM tipe II
Tepat dosis : 500-3000 mg/hari
Tepat obat : metformin mengurangi produksi glukosa hati dan memperbaiki
ambilan glukosa dijaringan perifer
Tepat pasien : metformin tidak konta indikasi dengan kondisi pasien
Waspada efek samping : mual, muntah, diare, anorexia, eritema, nyeri perut.
ISDN
Tepat indikasi : untuk mengurangi gejala nyeri akibat penurunan suplay
oksigen (angina pectoris)
Tepat dosis : sublingual 2,5 – 15 mg/hari
Tepat obat : Menurunkan kebutuhan dan meningkatkan suplay oksigen dengan
cara mempengaruhi tonus vaskular
Tepat pasien : ISDN tidak konta indikasi dengan kondisi pasien
Waspada efek samping : sakit kepala, muka merah, hipotensi, dan taki kardi
Bisoprolol
Tepat indikasi : gagal jantung kronik, angina
Tepat dosis : 1x5-10mg sehari pada pagi hari
Tepat obat : memberikan hamabatan terhadap reseptor beta
Tepat pasien : tidak ada kontra indikasi
Waspada efek samping : rasa dingin, mual, muntah, diare dan konstipasi
Clopidogrel
Tepat indikasi : infark miokard, stroke iskemik
Tepat dosis : 1x300mg/hari, dosis pemeliharaan 1x75mg/hari
Tepat obat : mengurangi agregasi platelet sehingga menghambat pembentukan
trombus pada sirkulasi arteri
Tepat pasien : tidak ada kontra indikasi
Waspada efek samping : nyeri perut, diare, perdarahan
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, Iman. 2017. Farmakoterapi Terapan Penyakit Jantung Koroner. Bandung:
Universitas Padjajaran.
Koda-Kimble, Mary Anne, et al. 2009. Applied Therapeutics :The Clinical Use of Drugs 9th
edition. USA: Lippincot William and Wilkins
KRISTIN ET ALL 2009. ACUT CORONERY SYNDROM Even nurses outside the ED
should recognize its signs and symptoms
Kumar, P., & Clark, M. L. 2009. Medicine 9th Edition. Spain: Elsevier.
Hendrianto,heri 2014 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner .Volume VI, Nomor 3, Tahun
2014
Team Medical Mini Notes. 2017. Basic Pharmacology & Drug Notes . MMN