Anda di halaman 1dari 19

INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI AKUNTANSI DAN

PELAPORAN PADA INVESTOR

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

Dosen: Yuli Novitasari, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

Sonivia Gunawan NIM 17021003

PROGAM STUDI AKUNTANSI

INSTITUT MANAJEMEN WIYATA INDONESIA

SUKABUMI

2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya makalah ini dapat selesai dan tersusun dengan baik.
Tidak lupa saya ucapankan terima kasih kepada pihak yang telah membantu baik
dalam bantuan moral dan materil dalam penyusunan makalah yang berjudul"
Investasi Saham pada Entitas Asosiasi Akuntansi dan Pelaporan Investor”.

Dengan telesainya makalah ini, penyusun berharap dapat membantu


menambah pengetahuan pembaca. Selain itu penyusun berharap agar makalah
ini dapat bermanfaan bagi siapa saja yang membacanya.

Penyusun menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, serta


kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka penyusun sangat berharap
saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.

Sukabumi, 20 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
A. Investasi Saham ..................................................................................................... 3
B. Entitas Asosias ....................................................................................................... 4
C. Metode Akuntansi atas Investasi ......................................................................... 4
D. Goodwill dan Cara Menentukan Goodwill ............................................................ 6
E. Transfer Aset antara Investor dan Investee ........................................................ 7
F. Interim Acquisition................................................................................................. 9
G. Investasi Melalui Kepemilikan Bertahap ........................................................... 10
H. Penjualan Kepemilikan Saham pada Entitas Asosiasi ...................................... 11
I. Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan, Bukan dari Pemegang Saham 12
J. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen .................................................. 13
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................14
A. Simpulan .............................................................................................................. 14
B. Saran ..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam
mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan
berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak
menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari
suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan
datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan
beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya
hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu
perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam
perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan
dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Investasi saham pada entitas asosiasi akuntansi dan pelaporan
investor memfokuskan pada investasi modal dimana akun investasi
dipertahankan terus menerus. Metode yang digunakan dalam kegiatan
ini yaitu metode biaya (cost method) dimana perusahaan investor
tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi aktivitas dari
investi dan metode ekuitas (equity method) dimana perusahaan
investor dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
operasi investee.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu investasi saham?
2. Apa itu entitas asosiasi?
3. Metode apa saja yang digunakan?
4. Apa itu goodwill dan bagaimana cara menentukan goodwill?
5. Bagaimana transfer aset antara investor dan investee?
6. Apa itu interim acquisition?

1
7. Bagaimana investasi melalui kepemilikan bertahap itu?
8. Bagaimana penjualan kepemilikan saham pada entitas asosiasi?
9. Bagaimana pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan
langsung dari pemegang saham?
10. Apa itu perusahaan asosiasi dengan saham preferen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu investasi saham.
2. Untuk mengetahui apa itu entitas asosiasi.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan.
4. Untuk mengetahui apa itu goodwill dan cara menentukannya.
5. Untuk mengetahui bagaimana transfer aset antara investor dan
investee.
6. Untuk mengetahui apa itu interim acquisition.
7. Untuk mengetahui bagaimanan investasi melalui kepemilikan
bertahap itu.
8. Untuk mengetahui bagaimana penjualan kepemilikan saham pada
entitas asosiasi.
9. Untuk mengetahui bagaimana pemebelian saham langsung dari
perusahaan, bukan langsung dari pemegang saham.
10. Untuk mengetahui apa itu perusahaan asosiasi dengan saham
preferen.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Investasi Saham
Terdapat berbagai kemungkinan dalam transaksi kepemilikan
saham investee oleh investor. Sebagai contoh bila perusahaan A
membeli saham perusahaan B, maka terdapat 3 kemungkinan
perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:

a. Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang


signifikan terhadap perusahaan B, maka A akan
mengelompokkannya sebagai trading atau available for sale
securities dan perlakuan akuntansinya tunduk kepada SAK 50 dan
55 (dicatat dengan nilai wajar/fair value-nya). Secara umum
pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan

b. Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang


signifikan terhadap perusahaan B, maka A akan menggunakan
metode equity/ekuitas untuk mencatat investasi saham tersebut.
Secara umum pembelian saham antara 20% - 50% dianggap
mempunyai pengaruh yang signifikan

c. Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan


atau menguasai perusahaan B, maka A harus menyusun laporan
konsolidasi. Dalam laporan keuangannya tersendiri yang disajikan
sebagai tambahan atas laporan konsolidasian, A harus mencatat
investasi saham tersebut dengan metode cost atau mengikuti PSAK
55 (sbg sebagai trading atau available for sale securities).
Pembelian saham di atas 50% dianggap dapat
mengontrol/menguasai perusahaan melalui voting. Dalam situasi
seperti ini terjadi hubungan induk – anak perusahaan.

3
B. Entitas Asosias
Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi sebagai suatu
entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana
investor mempunyai pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan
entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Yang
dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
kebijakan keuangan dan operasional investee.
Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya
dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau
organ setara di investee.
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk
partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang dividen atau
distribusi lainnya.
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee.
d. Pertukaran personel manajerial.
e. Penyediaan informasi teknis pokok.
C. Metode Akuntansi atas Investasi
1. Metode Biaya dan Nilai Wajar
Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh
yang signifikan dicatat dengan menggunakan metode cost atau
metode fair value. Ketika tidak terdapat harga kuotasioan di pasar,
saham akan dicatat menggunakan metode cost. Sedangkan jika
terdapat harga kuotasioan, saham dicatat menggunakan nilai
wajar.
Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya perolehannya.
Pada periode selanjutnya, investasi juga tetap diakui sebesar biaya
perolehannya. Investasi akan berubah jika terdapat penjualan,
pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian deviden oleh
investee tidak menambah besaran investasi. Deviden yang
diterima akan dibukukan sebagai pendapatan deviden.

4
Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi
sebesar biaya perolehannya. Secara umum perlakuan akuntansi
pada metode nilai wajar sama dengan perlakuan akuntansi pada
metode biaya. Perbedaan antara metode biaya dan nilai wajar
adalah pada pengakuan nilai investasi setelah pengakuan awal.
Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal),
akan diakui sebesar nilai wajarnya.
2. Metode Ekuitas
Menurut PSAK 15 paragraf 16, investasi pada entitas asosiasi
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58. Yang dimaksud dengan metode ekuitas
menurut PSAK 15 paragraf 3 adalah metode akuntansi dimana
investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan
selanjutnya disesuaikan dengan perubahan net asset investee
setelah pembelian saham. Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi
meningkat maka nilai investasi juga akan meningkat secara
proporsional sesuai besaran kepemilikan. Nilai investasi juga akan
menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi.
Bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan
laba atau rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee
(dividen) mengurangi nilai tercatat investasi.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan
jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas
investee yang timbul dari pendapatan komprehensif lain (other
comprehensive income) investee. Perubahan tersebut termasuk
perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih
penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan
tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain (other
comprehensive income) investor.
Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris
karena konsolidasi akun-akun neraca diwakili dalam satu akun

5
“Investment in S”, sedangkan konsolidasi akun-akun laporan laba
rugi diwakili oleh akun “Income from S”.
3. Ilustrasi Prosedur Akuntansi Menurut Fair Value /Cost Method dan
Equity Method
1 Jan tahun 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S
senilai $50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S
memperoleh net income 2009 $50,000 dan membagikan cash dividend
pada 1 Nopember $20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal:
Cost method/fair value method Equity method
1 Jan Investment in S 100,000 Investment in S 100,000
Cash Cash 100,000
100,000
1 Nov Cash 4,000 Cash 4,000
Dividend Investment in S 4,000
Income 4,000
31 No entry Investment in S 10,000
Des (asumsi harga
Income from S 10,000
pasar = cost)

D. Goodwill dan Cara Menentukan Goodwill


1. Pengertian Goodwill
Goodwill adalah aset tidak berwujud yang terdapat pada
laporan neraca perusahaan yang muncul saat terjadi akuisisi
dalam suatu perusahaan terhadap perusahaan lain. Goodwill
terjadi ketika terdapat pembayaran atas pembelian perusahaan
lain (akuisisi) pada harga diatas harga pasar aset bersih.
2. Cara Menentukan Goodwill
Contoh soal
Perusahaan ABC ingin membeli perusahaan XYZ karena
perusahaan ABC ingin melakukan ekspansi usaha. Perusahaan XYZ
memiliki total aset senilai Rp 2.000, total liabilitis Rp 900 dan total

6
ekuitas sebesar Rp 1.100. Perusahaan XYZ menawarkan harga jual
kepada perusahaan ABC diharga Rp 2.000. Setelah melakukan
negoisasi kedua perusahaan sepakat dan perusahaan ABC menjual
perusahaan XYZ senilai Rp 1.700.
Jawab:
Harga beli : Rp 1.700
Total aset : Rp 2.000
Net aset (Rp 2.000-Rp 900) : Rp 1.100
Goodwill perusahaan ABC (Rp 1.700-Rp 1.100) : Rp 600
Perusahaan ABC akan mencatat goodwill sebagai berikut:
Aset Rp 2.000
Goodwill Rp 600
Kas Rp 1.700
Liabilitis Rp 900
E. Transfer Aset antara Investor dan Investee
Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali
terjadi transaksi di antara investor dan investee. Transaksi tersebut
dapat berupa jual beli aset ataupun jasa yang menghasilkan
keuntungan atau kerugian. Transaksi yang terjadi dengan investor
sebagai penjual dan investee sebagai pembeli disebut sebagai
transaksi hulu (downstream). Sebaliknya, jika dalam transaksi
investee yang bertindak sebagai penjual dan investor yang menjadi
pembeli, maka disebut transaksi hilir (upstream). PSAK 15 paragraf 19
menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan dari transaksi
antara investor dan investee (upstream/downstream) diakui dalam
laporan keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam
entitas asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi
yang dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
Contoh:
PT Alamanda merupakan investor yang memiliki 20% saham PT
Burberry. Sepanjang 2015 PT Alamanda menjual inventory senilai Rp
200.000.000 kepada PT Burberry. Harga perolehan barang dagangan
(inventory) tersebut adalah Rp 140.000.000. Sampai dengan tanggal

7
31 Desember 2015, sepertiga dari barang dagangan tersebut belum
terjual dan masih ada di gudang PT Burberry. Pada tahun 2015, PT
Burberry mengumumkan net income sebesar Rp 1.000.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 PT
Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Investment in Burberry Rp 200.000.000


Income from Burberry Rp 200.000.000

(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x


Rp1.000.000.000)

Income from Burberry Rp 4.000.000


Investment in Burberry Rp 4.000.000

(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending


inventory PT Burberry 20% x Rp20.000.000)
Dalam transaksi hilir antara PT Alamanda dan PT Burberry,
terdapat laba antar perusahaan sebesar Rp 60.000.000. Dari sejumlah
laba tersebut, sebesar Rp 40.000.000 telah terealisir dengan
terjualnya inventory PT Burberry kepada pihak ketiga, sementara
sebesar Rp 20.000.000 belum terealisir karena inventory masih ada di
Gudang PT Burberry. Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda
harus mengakui adanya keuntungan yang belum terealisir sebesar Rp
4.000.000 (20% x Rp20.000.000). Dengan demikian laba PT Burberry
yang menjadi bagian PT Alamanda adalah sebesar Rp 196.000.000
(Rp200.000.000 – Rp4.000.000).

Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada


pihak luar, maka PT Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai
berikut:

Investment in Burberyy Rp 4.000.000


Income from Burberry Rp 4.000.000

8
F. Interim Acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka
penghitungan profit dari investee dan amortisasi selisih harga
perolehan dengan nilai tercatat dimulai dari tanggal pembelian.
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar
sebesar Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang
signifikan. Net asset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah Rp1.500.000.000.
Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan net income Rp250.000.000 dan
mengumumkan dividen 1 September 2016 Rp150.000.000. Nilai buku aset
dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober 2016 sama dengan nilai wajarnya
kecuali bangunan yang nilai bukunya Rp400.000.000 mempunyai nilai
wajar Rp600.000.000. Masa manfaat bangunan sejak 1 Oktober 2016 20
tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost)
atas nilai tercatat net asset sebagai berikut:
Harga perolehan (Cost of investment) 800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1.500.000.000
Income s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend (150.000.000)
Net asset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000

Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000 -

Selisih lebih cost investasi atas net asset S 185.000.000


Selisih lebih cost investasi atas net asset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000

Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:

1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp 800.000.000
Cash Rp 800.000.000

9
31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp 25.000.000
Income from PT Sinar Rp 25.000.000
Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12

Income from PT Sinar Rp 1.000.000


Investment in PT Sinar Rp 1.000.000
Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat –
Bangunan 80.000.000 : 20 th x 3/12
G. Investasi Melalui Kepemilikan Bertahap
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp
70.000.000 dan mengelompokkannya sebagai trading securities.
Stockholder’s equity (net assets) PT Siwi saat itu Rp 600.000.000. Selisih
sebesar Rp 10.000.000 dialokasikan ke bangunan yang masa manfaatnya 20
tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net Income Rp
100.000.000 dan membayar dividen Rp 50.000.000. Nilai wajar saham pada
akhir tahun sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp 70.000.000
Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi

Cash Rp 5.000.000
Dividend Income Rp 5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000

Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai
Rp100.000.000, sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan
diasumsikan PT Pandu mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk
transaksi ini, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in S Rp 170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp 100.000.000

10
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham
S dari Trading securities menjadi Investment in S)
Investment in PT Siwi Rp 9.500.000
Retained Earnings Rp 9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi
2016 10% x Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net
asset yang diperoleh Rp10.000.000 : 20 th
Retained Earnings Rp 5.000.000
Investment in PT Siwi Rp 5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016
10% x Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen
income.
H. Penjualan Kepemilikan Saham pada Entitas Asosiasi
Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal
investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan atas entitas asosiasi
dan kemudian mencatat sisa investasinya berdasarkan PSAK 55.
Investor mengukur investasi yang tersisa pada entitas asosiasi pada
nilai wajarnya. Investor mengakui dalam laporan laba rugi setiap
selisih antara nilai wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian
kepemilikan pada entitas asosiasi dengan jumlah tercatat invetasi
pada tanggal hilangnya pengaruh sigifikan.
Contoh:
1 Januari 2013 PT Pandhawa membeli 320.000 lembar saham PT
Sakti (40% kepemilikan) senilai Rp 580.000.000. Ekuitas PT Sakti Rp
1.200.000.000. Nilai tercatat aset dan liabilitas sama dengan nilai
wajarnya. PT Pandhawa menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari
2013 sampai dengan 31 Desember 2015. Per 31 Desember 2015, akun
investasi tersebut menunjukkan saldo Rp 700.000.000 yaitu sama
dengan 40% x Rp1.500.000.000 (ekuitas PT Sakti + Rp 100.000.000
goodwill). 1 Januari 2016, PT Pandhawa menjual 200.000 lembar
saham tersebut senilai Rp 460.000.000. Sisa 120.000 lembar saham,
nilai wajarnya Rp 270.000.000 dan PT Pandhawa akan
mengelompokkannya sebagai Trading securities.

11
Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal sebagai
berikut:
Cash Rp 460.000.000
Investment in PT Sakti Rp 437.500.000
Gain on sale of securities Rp 22.500.000

Investment in trading securities Rp 270.000.000


Investment in PT Sakti Rp 262.500.000
Gain on transfer of categories Rp 7.500.000

Kedua jurnal di atas dapat digabungkan menjadi:


Cash Rp 460.000.000
Investment in trading securities Rp 270.000.000
Investment in S Rp 700.000.000
Gain on sale of securities Rp 22.500.000
Gain on transfer of categories Rp 7.500.000
I. Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan, Bukan dari
Pemegang Saham
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan
dari bursa atau pemegang saham, maka hal itu akan menambah
jumlah saham yang beredar dan mempengaruhi % perolehan saham
Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20.000 saham yang belum
diterbitkan sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai Rp
450.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Sanjaya terdiri dari
Rp 200.000.000 Common stock par Rp 10.000 dan Rp 150.000.000
Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh PT Prima, jumlah
saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20.000 + (Rp 200.000.000:
20.000)= 40.000. Dengan demikian kepemilikan saham P atas S adalah
50% (20.000 : 40.000)

12
J. Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang
dimiliki oleh pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai
ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi
investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut,
terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai Rp
2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari 10%
cumulative preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Common stock Rp
3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan Retained Earnings
Rp 1.500.000.000. Net income yang diperoleh dan dividen yang dibayarkan
oleh PT Quality pada tahun 2016 masing-masing Rp 700.000.000 dan Rp
200.000.000.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost)
atas nilai tercatat net asset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net assets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000-
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000

Income from PT Quality akan dihitung sbb:


Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 Rp100.000.000
Income untuk common stock Rp600.000.000

Bagian PT Premium (Income from PT Quality):


40% x 600.000.000 = Rp240.000000

13
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
1. Pembelian saham suatu entitas yang tidak menimbulkan pengaruh
yang signifikan akan dicatat sebagai trading atau available for sale
securities; yang mempunyai pengaruh yang signifikan akan dicatat
dengan metode ekuitas; yang menimbulkan hubungan induk-anak,
akan dicatat menggunakan metode cost, diperlakukan sebagai trading
atau available for sale securities dan induk perusahaannya harus
menyusun laporan keuangan konsolidasi.

2. Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat berdasarkan


harga perolehannya, kemudian selanjutnya disesuaikan dengan
perubahan net aset investee setelah pembelian saham. Bagian
investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau
rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai
tercatat investasi.

3. PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang dihasilkan


dari transaksi antara investor dan investee (upstream/downstream
atau hilir/hulu) diakui dalam laporan keuangan investor hanya
sebesar bagian investor lain dalam entitas asosiasi. Bagian investor
atas laba atau rugi entitas asosiasi yang dihasilkan dari transaksi –
transaksi ini dieliminasi.

4. Bila investor memiliki saham secara bertahap, yaitu dari tidak


mempunyai pengaruh ke mempunyai pengaruh, maka ia harus
membuat jurnal penyesuaian atas investasinya seolah-olah metode
ekuitas sudah dipergunakan sebelumnya.

5. Investor yang menjual kepemilikan sahamnya pada entitas asosiasi,


sehingga ia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan lagi, maka ia
harus menghentikan penggunaan metode ekuitasnya. Investasi yang

14
tersisa akan dinilai berdasarkan fair value dan dikelompokkan
sebagai Trading atau Available for sale securities.

6. Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang


dimiliki oleh pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai
ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi
investee setelah penyesuaian atas dividen atas saham tersebut,
terlepas apakah dividen tersebut telah diumumkan atau belum.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu para pembaca


untuk menambah wawasan dan informasi mengenai Pemahaman atas
Pengendalian Intern. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan juga masih banyak kesalahan.
Oleh karena itu penyusunpun meminta agar kiranya pembaca dapat
memberikan saran yang membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih
sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/document/366012194/Bab-2-Investasi-
Saham-AKL-Lestari-docx diakses pada 20 September 2019 13:40
2. http://www.sahamgain.com/2019/06/pengertian-goodwill-dan-
contoh-cara.html?m=1 diakses pada 20 September 2019 14:20
3. https://www.google.com/amp/s/zams.web.id/investasi-pada-
entitas-asosiasi/amp/ diakses pada 20 September 2019 13:20
4. http://denok-s-wien.blogspot.com/2015/06/akuntansi-untuk-
investasi-saham.html?m=1 diakses pada 20 September 2019 12:50

16

Anda mungkin juga menyukai