Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menduduki peringkat ketiga dari 10 negara dengan tingkat

perokok tertinggi di dunia setelah Cina dan India serta berada di atas peringkat

Rusia dan Amerika. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok lebih

dari 1 bungkus (20 batang) per hari memiliki resiko terkena penyakit jantung

koroner dari pada yang bukan perokok. Merokok juga ditemukan sebagai

prediksi utama dari pembentukan lesi yang baru dalam pembuluh darah

(Lapattan et al., 2013).

Penelitian case control yang dilakukan oleh J Ismail, dkk tahun 2008 pada

laki-laki dan wanita umur 15-45 tahun di kawasan Asia Selatan menyebutkan

bahwa perokok aktif mempunyai risiko 3,82 kali lebih besar untuk menderita

infark miocard (OR=3,82, 95% CI 1,47-9,94) dibandingkan dengan kelompok

kontrol, sedangkan pada kenaikan serum kolesterol mempunyai risiko 1,67

kali lebih besar untuk menderita myocard infarct dibandingkan dengan

kelompok kontrol (OR=1,67, 95% CI 1,14-2,45 untuk setiap kenaikan 1,0

mmol).

Merokok termasuk salah satu kebiasaan yang beresiko yang dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan radikal bebas. Diduga kandungan

Nitrogen Oksida dari asap rokok, merupakan oksidator yang kuat, yang

menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid dan menghasilkan Malondialdehide

1
2

(MDA). Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi kadar radikal bebas maka

makin tinggi pula kadar Malondialdehid (MDA) yang dapat menyebabkan

terjadinya kerusakan jaringan yang ada di dalam tubuh. Dimana MDA

merupakan hasil utama peroksidasi lipid akibat suatu stress oksidatif.

Sehingga kerusakan jaringan akan semakin bertambah dan akan semakin

banyak terjadi peroksdasi lipid yang akan meningkatkan kadar MDA

(Mudassir et al., 2012).

Malondialdehid (MDA) terbentuk dari peroksidasi lipid pada membran

sel yaitu reaksi radikal bebas (radikal hidroksi) dengan Poly Unsaturated

Fatty Acid (PUFA). Reaksi tersebut terjadi secara berantai, akibat akhir dari

reaksi rantai tersebut akan terbentuk hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida

tersebut dapat menyebabkan dekomposisi beberapa produk aldehid yang

bersifat toksik terhadap sel dan berbeda panjang rantainya, antara lain

Malondialdehide (MDA), yang merupakan salah satu aldehid utama yang

terbentuk. Dimana kadar Malondialdehid (MDA) dapat dipakai sebagai

biomarker biologis peroksidasi lipid untuk menilai stress oksidatif (Mudassir

et al., 2012).

Dari latar belakang tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh asap rokok terhadap peningkatan kadar Malondialdehide (MDA)

pada otot jantung tikus dewasa strain wistar.

B. Rumusan Masalah
3

Apakah paparan asap rokok kretek berpengaruh terhadap kadar

Malondialdehide (MDA) pada jantung tikus wistar jantan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh paparan asap rokok kretek terhadap peningkatan

kadar Malondialdehyde (MDA) pada jantung tikus jantan dewasa strain

wistar.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis terjadinya peningkatan kadar Malondialdehyde (MDA)

pada jantung tikus jantan dewasa strain wistar yang dipapar asap rokok

selama 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan.

b. Membandingkan jumlah kadar Malondialdehide (MDA) pada jantung

tikus jantan dewasa strain wistar yang telah dipapar dengan asap rokok

selama 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan dengan kontrol.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

a. Mengetahui prosedur persiapan, pemeliharaan dan penelitian pada hewan

coba.
4

b. Mengetahui prosedur pemeriksaan sample jaringan yang dianalisa kadar

MDA dengan metode Elisa.

c. Mengetahui tentang fungsi MDA sebagai indikator pengukuran

aktivitas radikal bebas pada jaringan jantung.

d. Mengetahui dan mengerti akibat dari pajanan asap rokok terhadap kadar

MDA pada jaringan jantung.

e. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.

2. Manfaat bagi akademik/pendidikan

a. Pengembangan laboratorium hewan coba Fakultas Kedokteran

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

b. Memahami prosedur pemeriksaan MDA pada jaringan jantung dengan

metode Elisa yang semestinya dapat dilakukan di Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

3. Manfaat bagi masyarakat

Sebagai sumber informasi dan masukan kepada masyarakat dampak yang

dapat ditimbulkan asap rokok sehingga dapat mengaktivasi

Malondialdehyde (MDA) yang berbahaya bagi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai