Anda di halaman 1dari 153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MUATAN
IPA TENTANG ADAPTASI HEWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Lensa Ndarupita
NIM: 141134108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kritus yang selalu menopang disaat duka dan suka.
2. Kedua orang tua, Katijan dan Ngadinah yang tidak pernah lelah memberi
semangat dan doa terbaik.
3. Kakak saya yang mau menyerahkan dirinya untuk saya repoti.
4. Saudara saya yang menjadi penyemangat untuk mengerjakan dan
menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Sahabat saya yang selalu menjadi penyemangat serta penghiburan.
6. Universitas Sanata Dharma, almamater yang saya banggakan.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku


mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan”
(Yeremia 29:11)

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan


kepadaku”
(Filipi 4:13)

“Kalau kamu tidak mau berjuang untuk diri kamu sendiri, setidaknya kamu
berjuang untuk orang tua kamu”
(Lensa Ndarupita)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
daftar kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2018


Peneliti

Lensa Ndarupita

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lensa Ndarupita
Nomor Mahasiswa : 141134108

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV MUATAN IPA TENTANG ADAPTASI
HEWAN”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Januari 2018
Yang Menyatakan

Lensa Ndarupita

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA KELAS IV MUATAN IPA TENTANG ADAPTASI
HEWAN

Lensa Ndarupita
Universitas Sanata Dharma
2018

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model


pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar kelas IV muatan IPA tentang adaptasi
hewan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe non-
equivalent control group design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo sebanyak 65 siswa. Sampel
dari penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelas IV A sebanyak 34 siswa
sebagai kelompok kontrol dan kelas IV B sebanyak 31 siswa sebagai kelompok
eksperimen. Perlakuan yang diterapkan pada kelompok eksperimen adalah model
inkuiri. Terdapat enam langkah dalam model inkuiri, yaitu orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
menrumuskan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model inkuiri berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Hasil uji korelasi pada kelompok eksperimen menunjukkan
bahwa harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 atau p 0,05. Korelasi tersebut
signifikan dengan t = -6,206 dan p = 0,000 (atau p 0,05). Besarnya pengaruh
sebesar r = 0,61 atau setara dengan 25 % termasuk kategori besar.

Kata kunci: Model inkuiri, hasil belajar, dan muatan IPA.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE EFFECT OF INQUIRY LEARNING MODEL ON THE STUDENT


LEARNING OUTCOMES FOURTH GRADE STUDENT IN SCIENCE
SUBJECT THE ANIMAL ADAPTATION

Lensa Ndarupita
Sanata Dharma University
2018

The background of this study was to find out the effect of inquiry learning
model on the student learning outcomes fourth grade student in science subject
the animal adaptation. This study used quasi experimental research with non-
equivalent control group design. The populations used of this study were 65
students of the fourth grade in Tarakanita Bumijo Elementary School. The
samples in the study consist of class IV A of 34 students as a experimental group
and class IV B of 31 students as a control group. The treatment for the
experimental group was inquiry learning model. There are six steps in inquiry
learning model includeing orientation, formulate the hypothesis, collecting data,
test the hypothesis, and formulate conclusions.
The result of this study showed that inquiry learning model affects student
learning outcomes. The result correlation of experiment group score showed that
Sig. (2-tailed) as a 0,003 or p 0,05. The correlation was significan with t = -
6,206 and p = 0,000 (or p 0,05). The effect size r = 0,61 or as same as 25 %
that include of high effect category.

Keywords: Inquiry learning model, learning outcomes, and natural science


subject.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.
Skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MUATAN IPA
TENTANG ADAPTASI HEWAN” disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, mendukung, dan memberi perhatian dengan sabar dan
bijaksana.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dengan penuh keceriaan dan kesabaran.
6. Drs. Asteria Rinawati selaku Kepala Sekolah SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta yang telah memberikan izin melakukan penelitian dengan tangan
terbuka.
7. Veronica Asti Nila Sari, S.Pd. selaku Guru kelas IV B yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian di kelas tersebut.
8. Y. Murdiono, S.Pd. selaku Guru kelas IV A yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di kelas tersebut.
9. Siswa kelas IV A dan IV B SD Tarakanita Bumijo tahun ajaran 2017/2018
yang bersedia terlibat dalam penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses
perizinan penelitian skripsi.
11. Kedua orang tuaku, Katijan dan Ngadinah yang tidak pernah lelah memberi
semangat dan doa terbaik.
12. Kakakku Padam, Chalis, dan Mela yang selalu bersedia saya repoti.
13. Sahabatku Anna, Uchi, Carol, Tina, Brigita, Ria, Niki, Dyah, Dyan, Nita,
Andito, Ryan, dan Kristal yang memberikan semangat, pandangan baru dan
penghiburan.
14. Teman berjuangku Paulus Edi Gunawan yang senantiasa menjadi obat
penghibur dikala susah maupun senang.
15. Seluruh sahabat penelitian kolaboratif payung yang telah memberikan bantuan
selama melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi.
16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, namun telah
banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

Peneliti

Lensa Ndarupita

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ..............................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.5 Definisi Operasional ................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................6


2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 6
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ..................................................................6
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ...................................................................... 6
2.1.1.2 Hasil Belajar ........................................................................................... 9
2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar ................................... 9
2.1.1.4 Model Inkuiri........................................................................................ 10
2.1.1.5 Prinsip Model Inkuiri ........................................................................... 11
2.1.1.6 Kelebihan Model Inkuiri ...................................................................... 12
2.1.1.7 Macam-Macam Model Inkuiri ............................................................. 13

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.8 Langkah-Langkah Model Inkuiri Terbimbing ..................................... 16


2.1.1.9 Pembelajaran IPA ................................................................................ 18
2.1.1.10 Materi Pembelajaran IPA kelas IV ...................................................... 19
2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan ..................................................... 20
2.2.1 Literature Map .....................................................................................24
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 24
2.4 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................27


3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 27
3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 29
3.2.1 Tempat .....................................................................................................29
3.2.2 Waktu ......................................................................................................29
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 29
3.3.1 Populasi ...................................................................................................29
3.3.2 Sampel .....................................................................................................30
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 30
3.4.1 Variabel Independen................................................................................31
3.4.2 Variabel Dependen ..................................................................................31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 33
3.7 Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 34
3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................34
3.7.2 Uji Reliabilitas.........................................................................................37
3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 39
3.8.1 Uji Asumsi...............................................................................................39
3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 39
3.8.1.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 40
3.8.1.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................... 41
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ..........................................................................42
3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................... 43
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut .............................................................................45
3.8.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest ............. 45
3.8.3.2 Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest........................... 46

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................48


4.1 Hasil Penelitian...................................................................................... 48
4.1.1 Uji Asumsi..............................................................................................48
4.1.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 48
4.1.1.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 49
4.1.1.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................... 50
4.1.2 Uji Pengaruh Perlakuan ..........................................................................50
4.1.2.2 Uji Selisih Nilai Pretest dan Posttest .................................................... 51
4.1.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................... 52
4.2.1 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................53
4.2.1.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest ............. 53
4.2.1.2 Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest........................... 54
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 55

BAB V PENUTUP .................................................................................................59


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 59
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 59
5.3 Saran ............................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................61


LAMPIRAN ...........................................................................................................64
BIODATA PENELITI .........................................................................................136

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

..................................................................................................................... Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................29
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .............................................................................33
Tabel 3.3 Kuesioner Keterbacaan ..........................................................................33
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Uraian ......................................................................34
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Pretest ....................................................37
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest ...................................................37
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas ...............................................................38
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest ................................................38
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest ...............................................38
Tabel 3.10 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ......................................................45
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .....................................................48
Tabel 4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ................................................49
Tabel 4.3 Hasil Uji Kemampuan Awal ..................................................................50
Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi antara Nilai Pretest dan Posttest .............................50
Tabel 4.5 Hasil Uji Selisih Nilai Pretest dan Posttest ...........................................51
Tabel 4.6 Hasil Selisih Uji Besar Pengaruh Perlakuan ..........................................52
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest ....53
Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest ................. 54

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

....................................................................................................................................
..................................................................................................................... Halaman
Gambar 2.1 Bagan Penelitian Relevan...................................................................24
Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................................28
Gambar 3.2 Variabel Penelitian .............................................................................31
Gambar 3.3 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Normal ..............................44
Gambar 3.4 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Tidak Normal ....................44
Gambar 3.5 Rumus Uji Peningkatan Nilai Pretest – Posttest................................46
Gambar 4.1 Perbandingan Selisih Nilai Pretest ke Posttest ..................................52

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

....................................................................................................................................
..................................................................................................................... Halaman
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian.........................................................................65
Lampiran 1.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian..............................................66
Lampiran 3.1 Transkrip Wawancara Guru.............................................................67
Lampiran 3.2 Hasil Rekap Expert Judgment Keterbacaan Siswa ..........................68
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Instrumen ............................................................68
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Instrumen Expert Judgment ...............................71
Lampiran 3.5 Hasil Rekap Nilai RPP Expert Judgment ........................................72
Lampiran 3.6 Hasil Perhitungan SPSS Item Validitas dan Reliabilitas .................75
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Hasil Belajar ............................................................77
Lampiran 4.2 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data .....................................78
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Homogenitas dan Kemampuan Awal .....................78
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Korelasi ...................................................................79
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Selisih Nilai Pretest ke Posttest..............................79
Lampiran 4.6 Hasil Perhitungan Besar Pengaruh Perlakuan .................................80
Lampiran 4.7 Hasil Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest ..................81
Lampiran 4.8 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest ...........81
Lampiran 5.1 Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol .......................................84
Lampiran 5.2 Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen .................................87
Lampiran 5.3 RPPH Kelompok Kontrol ................................................................92
Lampiran 5.4 RPPH Kelompok Eksperimen .......................................................109
Lampiran 5.5 Soal Uraian Pretest dan Posttest ...................................................131
Lampiran 5.6 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ......................................134
Lampiran 5.7 Foto-foto Kegiatan .........................................................................135

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab I ini peneliti membahas latar belakang penelitian, rumusan


masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan modal utama dalam membangun dan
mencerdaskan anak bangsa. Seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 2006: 4) tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melalui pendidikan, khususnya sekolah
dasar, siswa diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi diri dan
kemampuan kognitifnya. Suparno (2001: 69) menyatakan bahwa kemampuan
kognitif siswa usia 7 hingga 11 tahun masuk pada tahap operasional konkret yang
ditandai dengan kemampuan untuk berpikir logis dan menyelesaikan persoalan
konkret. Dalam tahap ini, intelegensi siswa sudah mulai berkembang pesat, akan
tetapi cara berpikirnya masih terbatas pada hal-hal yang konkret saja, maka dari
itu diperlukan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Di sekolah dasar, siswa mempelajari berbagai muatan, salah satunya, yaitu
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Muatan IPA merupakan muatan yang wajib di
sekolah dasar. Melalui muatan IPA, siswa diharapkan mampu mempelajari segala
yang ada di dalam dan luar dirinya, terutama pada kemampuan kognitifnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV B di SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta pada tanggal 28 September 2017, yaitu dalam proses pembelajaran
IPA, guru masih terbatas pada penggunaan metode ceramah, dan hanya
memberikan soal-soal latihan, serta belum menggunakan inovasi model yang
inovatif sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih rendah pada

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran IPA yang memiliki KKM 75. Pemberian metode ceramah diduga
kurang tepat jika diaplikasikan pada muatan IPA karena cara yang tepat untuk
mempelajari IPA adalah dengan praktik langsung atau penyelidikan. Seperti
dalam Chiappetta dan Koballa (2010: 109), mengemukakan IPA sebagai sebuah
cara untuk menyelidiki menggunakan berbagai pendekatan untuk membentuk
pengetahuan. Dari proses penyelidikan tersebut siswa diajak untuk berpikir dan
bekerja dengan cara siswa mencari tahu. Mencari tahu sama artinya dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Metode ceramah juga memiliki beberapa kekurangan seperti yang
diungkapkan oleh Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 145), yaitu 1) metode
ceramah membuat kelas menjadi monoton, 2) metode ceramah membuat guru
cenderung bersifat otoriter, 3) metode ceramah membuat siswa sulit untuk
menemukan gagasan baru yang bersifat analisis, sintesis, kritis, dan evaluatif, 4)
metode ceramah membuat siswa mudah terganggu oleh hal-hal visual. Dilihat dari
beberapa kekurangan dari metode ceramah, menurut Rusman (2011: 229) guru
dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap
siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu
model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk melibatkan siswa aktif dalam
proses pembelajaran adalah model pembelajaran inkuiri.
Penelitian ini akan mengujicobakan model pembelajaran inkuri kepada
kelas IV B dan metode ceramah kepada kelas IV A di SD Tarakanita Bumijo, di
mana dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk kedua
kelas menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi pada proses pembelajaran
peneliti murni menggunakan metode ceramah kepada kelas IV A.
Model inkuiri itu sendiri menurut Piaget (dalam Mulyasa, 2006: 195)
merupakan model yang mempersiapkan siswa pada suatu situasi untuk melakukan
eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, serta
membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan oleh siswa lain.
Penggunaan model pembelajaran inkuiri diduga tepat karena siswa tidak lagi
hanya mendengar atau pasif di kelas, akan tetapi siswa dilibatkan secara aktif

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam proses pembelajaran dengan penyelidikan. Penyelidikan ini membantu


siswa menemukan pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui siswa. Dengan
ini, keingintahuan siswa terhadap suatu persoalan dapat dipecahkan sendiri
melalui langkah-langkah penggunaan model inkuiri.
Beberapa jurnal menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
berpengaruh terhadap hasil belajar chest pass bola tangan (Lestari, Sylvia Hayyu,
2013), model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi
intelegensi (Mustachidoh, dkk, 2013), model pembelajaran inkuiri berpengaruh
terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis (Ritmawati, Dea Fradistya,
2016), dan model pembelajaran inkuiri terbimbing bantuan peta konsep
berpengaruh terhadap hasil belajar (Ari, dkk, 2012). Hasil keempat jurnal tersebut
meyakinkan peneliti untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam
muatan IPA adaptasi hewan. Model pembelajaran inkuiri ini sebagai salah satu
alternatif untuk melihat pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada muatan IPA
khususnya pada materi adaptasi hewan. Sehingga keterbatasan masalah peneliti
dengan mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Muatan IPA Tentang Adaptasi Hewan”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, secara umum masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas IV muatan IPA tentang adaptasi hewan?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas IV muatan IPA tentang adaptasi
hewan?

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Manfaat teoritis terdiri dari manfaat bagi sekolah, siswa, dan
guru. Sedangkan manfaat praktis terdiri dari manfaat bagi peneliti.
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Siswa
Dengan penggunaan model inkuiri, maka siswa dapat membangun
sendiri pengetahuannya dan aktif terhadap proses pembelajaran,
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khususnya pada
muatan IPA adaptasi hewan.
b. Bagi Guru
Menambah pengetahuan dan pengalaman baru bagi guru dalam
menggunakan model pembelajaran inkuiri yang dapat diterapkan di
sekolah.
c. Bagi Sekolah
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan model
inkuiri di sekolah, khususnya pada muatan IPA adaptasi hewan yang
dapat memengaruhi hasil belajar siswa.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang adanya pengaruh
menggunakan model inkuiri di sekolah terhadap hasil belajar siswa
khususnya pada muatan IPA adaptasi hewan. Semoga penelitian ini
bisa menjadi gambaran untuk peneliti lainnya.

1.5 Definisi Operasional


1.5.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah proses pembelajaran pengetahuan
alam yang melibatkan siswa secara penuh dengan penyelidikan.
1.5.2 Adaptasi Hewan
Adaptasi hewan adalah bentuk penyesuaian hewan terhadap
lingkungannya.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5.3 Hasil belajar


Hasil belajar merupakan sebuah hasil dari proses pembelajaran yang
diukur melalui tes.
1.5.4 Model pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah melibatkan siswa secara aktif dalam
menemukan dan menyimpulkan sebuah permasalahan.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab II ini membahas tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori-teori yang
mendukung dari beberapa ahli. Penelitian yang relevan merupakan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Kerangka berpikir berisi tentang
kerangka pemikiran model inkuiri dan hipotesis yang berisi dugaan sementara
terkait dengan jawaban rumusan masalah.

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Teori perkembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
perkembangan kognitif dan teori belajar konstruktivistik anak yang dikembangkan
oleh Jean Piaget. Kedua teori tersebut dipilih karena memiliki kesesuaian dengan
variabel penelitian dan tahap mendasar perkembangan anak, yaitu tahap
perkembangan kognitif. Tahap perkembangan kognitif anak akan maksimal jika
zona perkembangan proksimal (zone of proximal development – ZPD) didukung
dengan proses pembelajaran yang optimal. Menurut Santrock (2009: 62) zona
perkembangan proksimal adalah istilah Vygotsky untuk kisaran tugas-tugas yang
terlalu sulit saat sang anak melakukannya sendiri, tetapi dapat dipelajari dengan
bimbingan dan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak terampil. Jadi, untuk
mengembangkan kognitif anak, anak membutuhkan orang lain untuk
mengkonstrusikan pengetahuannya.
Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahap. Setiap tahap saling berkaitan
dan berurutan serta tidak dapat ditukar ataupun dibalik. Tahapan setiap manusia
berbeda-beda, tergantung pada kualitas pemikiran orang itu sendiri. Berikut
tahapan perkembangan kognitif anak menurut Piaget.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Tahap Sensorimotor
Tahap ini berlangsung dari bayi lahir sampai sekitar umur 2 tahun
menurut Piaget & Inhelder (dalam Suparno, 2001: 26). Pada tahap ini,
intelegensi anak didasarkan pada tindakan inderawi terhadap lingkungannya.
Peran pendidikan sangat penting dalam membantu anak mengerti dan
memahami alam semesta. Tahap ini merupakan dasar persepsi dan intelegensi
anak pada tahap berikutnya. Piaget (dalam Suparno, 2001: 27) mekanisme
sensorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomondasi.
Perkembangan kognitif anak dikembangkan melalui proses asimilasi dan
akomondasi terhadap skema-skema karena pengalaman dan situasi baru.
2. Tahap Praoperasi (Usia 2 hingga 7 tahun)
Pada tahap praoperasi memiliki ciri fungsi semiotik, yaitu penggunaan
simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat
itu tidak berada bersama subjek menurut Piaget (Suparno, 2001: 49).
Pemikiran semiotik atau simbol di mulai pada saat anak berumur 2 tahun,
yaitu untuk menjelaskan benda yang tidak tampak dihadapannya. Anak
mampu menggambarkan benda atau pun kejadian yang sudah lalu.
Menurut Piaget (Suparno, 2001: 55) perkembangan bahasa pada tahap
praoperasi merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial.
Di mana anak berbicara dengan dirinya sendiri dan tidak berniat untuk bicara
dengan orang lain. Akan tetapi, pada saat umur 6 atau 7 tahun, anak mulai
komunikatif dengan temannya dan saling bertanya-jawab.
3. Tahap Operasional Konkret (usia 7 tahun hingga 11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara logis. Menurut Piaget
& Inhelder (dalam Suparno, 2001: 69) ciri pemikiran operasi konkret adalah
adanya transformasi reversible dan sistem kekekalan. Dalam tahap ini anak
sudah mampu mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasi objek. Anak dengan
pemikiran yang logis, anak mampu memecahkan persoalan yang konkret.
Pemikiran anak yang decentering daripada tahap sebelumnya, yaitu
menganalisis masalah dari berbagai segi. Akan tetapi dalam tahap ini anak
memiliki keterbatasan, yaitu pemikiran yang logis anak terbatas pada benda-

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

benda yang konkret, anak belum bisa berpikir secara abstrak dan tidak mampu
menyelesaikan persoalan dengan variabel yang banyak.
4. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)
Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan
kognitif Piaget. Pada tahap ini, remaja sudah dapat berpikir secara logis,
berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan
hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati
saat itu menurut Piaget & Inhelder (dalam Suparno, 2001: 88). Logika remaja
ini mulai berkembang dan digunakan, remaja juga sudah dapat berpikir secara
abstrak dengan variabel yang banyak. Pada tahap ini pemikiran remaja dengan
pemikiran orang dewasa memiliki kualitas yang sama, akan tetapi berbeda
secara kuantitasnya. Pengalaman dan skema orang dewasa lebih banyak
dibandingkan dengan remaja (Suparno, 2001: 100).
Setiap anak akan mengalami tahap perkembangan kognitif secara
berurutan. Perkembangan kognitif setiap anak tidak selalu sama, tergantung pada
proses perjalanan hidup seseorang terhadap lingkungannya. Perkembangan
kognitif anak betumpu pada pencapaian-pencapaian yang telah didapatkan dalam
tahap-tahap sebelumnya. Tahap perkembangan ini terjadi secara terus-menerus,
tidak loncat-loncat, dan membutuhkan proses waktu.
Menurut Piaget, tahapan perkembangan kognitif anak pada usia sekolah
dasar masuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak sudah dapat
berpikir secara logis dan sudah dapat menyelesaikan persoalan konkret yang
dihadapi (Suparno, 2001: 69). Dalam tahap ini, intelegensi anak sudah mulai
berkembang pesat, akan tetapi cara berpikirnya masih terbatas pada hal-hal yang
konkret saja, maka dari itu diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan anak. Model pembelajaran yang diduga tepat adalah
inkuiri, di mana model ini diharapkan dapat membantu anak untuk menemukan
dan menyelesaikan masalah secara konkret melalui media video dan gambar
tentang adaptasi hewan dengan bimbingan peneliti.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.2 Hasil Belajar


K. Brahi (dalam Nawawi, 2007: 39) menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam nilai yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Nilai yang diperoleh dari hasil tes ini yang
dimaksud dengan hasil belajar. Ketika siswa mampu mendapat nilai yang tinggi
dalam tes, maka makna atau pengalaman dari sebuah proses pembelajaran dapat
dikatakan berhasil.
Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar, yaitu perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Saur (dalam Dimyati, 2014: 140) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar, dan biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Dari pendapat beberapa ahli mengenai hasil belajar, dengan demikian hasil
belajar merupakan sebuah hasil dari proses pembelajaran yang diukur melalui tes.

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar


Wasliman (2007: 158) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik (siswa) merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil
belajar, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan
ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari yang kurang baik dari orangtua
dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar siswa.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai faktor yang memengaruhi hasil
belajar, dengan demikian faktor yang memengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang disebabkan oleh pengaruh atau
gejolak yang ada di dalam diri seseorang seperti motivasi siswa dalam belajar
yang kurang diperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung dapat
memengaruhi hasil belajar siswa, sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh
pengaruh luar atau lingkungan ia hidup seperti model pembelajaran monoton yang
menitikberatkan siswa hanya sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dapat
memengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Sehingga, dalam proses pembelajaran
motivasi dan model pembelajaran menjadi titik penting untuk menghasilkan nilai
yang baik dalam proses belajar siswa.

2.1.1.4 Model Inkuiri


1. Pengertian Model Inkuiri
Menurut Gulo (dalam Putra, 2013: 86) strategi inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis,
sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri.
Piaget (dalam Mulyasa, 2006: 195) mengungkapkan bahwa model
inkuiri merupakan model yang mempersiapkan peserta didik pada suatu
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa
yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan mencari jawabannya sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, serta membandingkan apa yang ditemukan
dengan yang ditemukan oleh siswa lain.
Hamalik (dalam Putra, 2013: 88) menyatakan bahwa metode
pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa
(student-centered strategy); kelompok siswa inkuiri dilibatkan dalam suatu

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam


suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Dari pendapat beberapa ahli mengenai model inkuiri, dengan
demikian model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan jawaban dan
menyimpulkan sebuah permasalahan.

2.1.1.5 Prinsip Model Inkuiri


Menurut Sanjaya (dalam Putra, 2013: 94-96), ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam penggunaan inkuiri, diantaranya ialah sebagai berikut.
a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini, selain berorientasi pada
hasil belajar, juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria
keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri
bukan ditentukan dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran,
melainkan sejauh mana siswa beraktivitas (mencari dan menemukan).
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik interaksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan metode inkuiri
adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa dalam menjawab
setiap pertanyaan termasuk bagian dari proses berpikir.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan juga proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak, baik otak kiri maupun kanan. Sedangkan, pembelajaran berpikir
ialah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Dalam hal ini, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan hipotesis, dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Model pembelajaran inkuiri memiliki 5 prinsip yang harus
dikembangkan dalam proses belajar inkuiri, yaitu menemukan sendiri jawaban
atas pertanyaan atau permasalahan yang sedang diselidiki.

2.1.1.6 Kelebihan Model Inkuiri


Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa kelebihan. Menurut Anam
(2015: 15-16) kelebihan inkuiri ada empat, yaitu sebagai berikut.
1. Real life skills: siswa belajar tentang hal-hal penting namun mudah
dilakukan, siswa didorong untuk „melakukan‟, bukan hanya „duduk‟,
diam, dan mendengarkan.
2. Open-ended topic: tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa bersumber dari
mana saja, seperti buku pelajaran, pengalaman siswa/guru, internet,
televisi, radio, dan seterusnya. Siswa akan belajar lebih banyak.
3. Intuitif, imajinatif, inovatif: siswa belajar dengan mengerahkan seluruh
potensi yang mereka miliki, mulai dari kreativitas hingga imajinasi. Siswa
akan menjadi pembelajar yang aktif, out of the box, siswa akan belajar
karena mereka membutuhkan, bukan sekedar kewajiban.
4. Peluang melakukan penemuan: dengan berbagai observasi dan
eksperimen, siswa memiliki peluang besar untuk melakukan penemuan.
Siswa akan segera mendapat hasil dari materi atau topik yang mereka
pelajari.
Model pembelajaran inkuiri memiliki empat kelebihan yang dipandang
sangat cocok dengan karateristik siswa sekolah dasar. Di mana siswa sekolah
dasar memiliki keingintahuan yang besar dan model inkuri bisa menjembatani
keingintahuan siswa secara lebih mendalam melalui langkah-langkah inkuiri.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.7 Macam-Macam Model Inkuiri


Menurut Herdian dalam Herdy07.wordpress.com (dalam Putra, 2013: 96-
99) mengungkapkan bahwa pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga berdasarkan
intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya. Berikut tiga macam pendekatan inkuiri:
a. Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry Approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan kepada suatu diskusi. Guru pun mempunyai peran aktif dalam
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini,
siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan dan petunjuk dari guru,
sehingga ia mampu memahami konsep-konsep pelajaran.
Pada pendekatan itu, siswa akan dihadapkan kepada tugas-tugas yang
relevan untuk diselesainkan, baik melalui diskusi kelompok maupun
individual, agar bisa menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan
secara mandiri.
Pada dasarnya, selama proses belajar, siswa akan memperoleh
pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak
memberikan bimbingan. Kemudian, pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan
tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara
mandiri.
Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan
diskusi multiarah yang menggiring siswa agar bisa memahami konsep
pelajaran. Selain itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja
siswa, sehingga guru sanggup memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa.
b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach)
Pada umumnya, pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Sebab, dalam pendekatan
inkuiri bebas ini, siswa seolah-olah bekerja sebagai seorang ilmuan. Siswa pun
diberi kebebasan dalam menentukan permasalahan yang akan diselidiki,

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang


prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu, bimbingan
dari guru sangat sedikit diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali.
Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya
kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended, serta
mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena
tergantung caranya dalam mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada
kemungkinan siswa bisa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum
pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
Sedangkan, belajar dengan metode ini mempunyai beberapa
kelemahan. Pertama, waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif
lama, sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.
Kedua, karena diberi kebebasan untuk untuk menetukan sendiri permasalahan
yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang dipilih oleh siswa di luar konteks
yang ada dalam kurikulum. Ketiga, ada kemungkinan setiap kelompok atau
individual mempunyai topik yang berbeda, sehingga guru akan membutuhkan
waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa. Keempat,
karena topik yang diselidiki antar kelompok atau individual berbeda, ada
kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang
diselidiki oleh kelompok atau individu tertentu, sehingga diskusi tidak
berjalan sebagaimana yang diharapkan.
c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry Approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari kedua
pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan
pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu, permasalahan yang akan dijadikan
topik untuk diselidiki tetap diberikan acuan kurikulum yang telah ada.
Artinya, dalam pendekatan ini, siswa tidak dapat memilih atau menentukan
masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun ia belajar dengan pendekatan
ini dalam menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap
memperoleh bimbingan. Tetapi bimbingan yang diberikan lebih sedikit
daripada inkuri terbimbing dan tidak terstruktur.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini, guru membatasi memberi


bimbingan agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan
harapan ia bisa menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada
siswa yang tidak mampu menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan
dapat diberikan secara tidak langsung, dengan memberikan contoh-contoh
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan
siswa dalam kelompok lain.
Selain ketiga jenis pendekatan inkuiri berdasarkan besarnya intervensi
guru terhadap siswa tersebut, masih terdapat beberapa macam atau jenis
pendekatan inkuiri lainnya. Achmad A. (dalam Edi Hendri .M (dalam Putra, 2013:
100-101), mengemukakan empat jenis atau macam pendekatan untuk
mengembangkan metode inkuiri, yaitu sebagai berikut.
a. Metode Inkuiri Pendekatan Rasional
Melalui metode ini, guru mengarahkan siswa menuju suatu
generalisasi dengan cara menggunakan penalaran (reasoning). Biasanya, guru
mengajukan sejumlah pertanyaan (secara lisan) serta “memancing” jawaban
dari siswa sampai terjadinya generalisasi yang diinginkan.
b. Metode Inkuiri Pendekatan Penemuan Murni
Dalam metode ini, pertanyaan yang diajukan guru sudah disiapkan dan
diarahkan untuk membimbing siswa menuju penemuan. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut biasanya disusun dalam bentuk tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh siswa. Dengan mengikuti tugas-tugas tersebut, akhirnya ia bisa
menemukan suatu pemahaman konsep atau generalisasi.
c. Metode Inkuiri Pendekatan Penemuan Terbimbing
Inkuiri eksperimental adalah proses penyusunan pertanyaan yang
dianggap benar dan mencari cara menguji kebenaran dari pernyataan tesebut.
Dalam perencanaan ini, perencanaan pembuktian kebenaran pernyataan atau
jawaban terhadap pertanyaan harus didiskusikan sebelum menggunakan
bahan-bahan.
d. Metode Inkuiri Pendekatan Eksperimental
Dalam hal ini, guru menyediakan peralatan dan bahan-bahan yang
akan ditangani oleh masing-masing kelompok/siswa. Guru tidak memberi

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tuntunan atau bimbingan, kecuali penjelasan yang menyangkut keselamatan


kerja.
Dengan demikian, peneliti memilih menggunakan model pembelajaran
inkuri terbimbing. Karena model inkuiri terbimbing ini sesuai dengan anak
sekolah dasar yang masih membutuhkan bimbingan dari guru dan tidak bisa
dilepas begitu saja.

2.1.1.8 Langkah-Langkah Model Inkuiri Terbimbing


Menurut Sanjaya (dalam Putra, 2013: 101-104) langkah-langkah
pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut.
a. Orientasi
Pada tahap ini, guru melakukan langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang kondusif. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap
orientasi ini ialah sebagai berikut:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa.
2) Menerangkan pokok-pokok kegiatan yang mesti dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, dijelaskan langkah-langkah inkuiri
serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah
sampai merumuskan kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki
dalam rumusan masalah tertentu ada jawabannya, siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat.
Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, melalui proses tersebut, siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah
satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap siswa ialah mengajukan berbagai
pertanyaan yang bisa mendorong siswa supaya dapat merumuskan jawaban
sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang
dikaji.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikir.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, namun juga mesti didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggunjawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat, sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa tentang data-
data yang relevan.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki 6 langkah. Keenam
langkah ini harus berjalan sistematis dan berkesinambungan, tidak boleh
melompati antar langkah supaya tujuan dari model inkuiri tercapai sesuai
dengan manfaatnya, yaitu untuk membantu siswa menemukan jawaban dan
menyimpulkan sebuah permasalahan tentang adaptasi hewan.

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.9 Pembelajaran IPA


1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) peranannya sangat penting dalam
kehidupan kita. Setiap kejadian dalam hidup kita, erat kaitannya dengan
IPA. Dari kita lahir sampai sekarang ini tidak lepas dari yang namanya
IPA. Ini merupakan sebuah proses sebab-akibat yang terjadi di hidup kita.
Seperti menurut Sukarno (dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 23)
IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan
akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
Definisi IPA lainnya, yaitu menurut Gagne (dalam Wisudawati dan
Sulistyowati, 2014: 24) science should be viewed as a way of thinking in
the pursuit of understanding nature, as a way of investigating claims about
phenomenon, and as a body of knowledge that has resulted from inquiry.
Artinya IPA harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian
tentang pegertian tentang rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap
gejala alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari
inkuiri.
Dari pendapat beberapa ahli mengenai IPA, dengan demikian Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) adalah proses pembelajaran yang melibatkan
siswa secara penuh dengan penyelidikan. Artinya, siswa dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Carin dan Sund (dalam Wisudawati dan Sulistyowati,
2014: 24) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan
data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada definisi Carin dan
Sund, maka IPA memiliki empat unsur pertama, yaitu.
a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA
dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open-
ended.
b. Proses: pemecahan masalah pada IPA kemungkinan adanya prosedur
yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau


pencobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum.
d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
seharihari.
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan
dapat berkembang sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran
secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami
fenomena alami melalui kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan
langkah-langkah metode ilmiah. Langkah metode ilmiah yang diduga tepat
adalah model pembelajaran inkuri, di mana langkah-langkah tersebut dapat
membantu siswa dalam menjawab keingintahuan siswa terhadap materi
adaptasi hewan. Siswa akan dihadapkan pada bagaimana mencari jawaban
dan menyimpulkan sebuah permasalahan dengan bimbingan peneliti.
Sehingga, pada proses pembelajaran IPA, model inkuiri diharapkan dapat
memengaruhi hasil belajar siswa khususnya tentang adaptasi hewan.

2.1.1.10 Materi Pembelajaran IPA kelas IV


1) Pengertian Adaptasi
Adaptasi kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat bertahan hidup
dengan baik.
Dalam penelitian ini, adaptasi yang dimaksud adalah adaptasi
hewan, diantaranya burung, serangga, bunglon, dan mamalia. Bentuk
adaptasi hewan ada tiga jenis, yaitu sebagi berikut menurut
(http://www.pustakasekolah.com/adaptasihewan.html).
a) Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian pada organ tubuh yang
disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Penyesuaian
adaptasi pada hewan biasanya terjadi pada bentuk tubuhnya, seperti

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bentuk paruh, kaki, maupun bentuk seluruh tubuh secara


keseluruhan.
b) Adaptasi fisiologi
Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuaian yang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada
alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
Adaptasi ini tidak dapat dilihat langsung oleh mata, karena
menyangkut fungsi organ-organ bagian dalam tubuh makhluk
hidup dengan lingkungannya.
c) Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian makhluk hidup pada
tingkah laku terhadap lingkungannya. Adaptasi tingkah laku ini
berhubungan dengan tingkah laku makhluk hidup untuk
melindungi diri dari pemangsa. Selain itu juga kebiasaan makhluk
hidup untuk mempertahankan hidupnya disuatu lingkungan.
Dengan demikian, peneliti memilih materi adaptasi hewan
untuk penelitian siswa kelas IV SD Tarakanita Bumijo dengan
menggunakan model inkuiri. Peneliti berharap materi tersebut
dapat tersampaikan dengan baik melaui langkah-langkah inkuiri,
sehingga memengaruhi hasil belajar siswa.

2.2 Penelitian-penelitian yang Relevan


Berikut ini akan disajikan beberapa penelitian tentang model pembelajaran
inkuiri dari penelitian-penelitian sebelumnya.
1) Hasil penelitian kuantitatif oleh Ritmawati, Dea Fradistya dalam
skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap
Kemampuan Mengaplikasi Dan Menganalisis Pada Muatan IPA Kelas V
SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis pada muatan IPA. Penelitian ini
menggunakan quasi experimental tipe non-equivalent control grup design.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD BOPKRI

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gondolayu Yogyakarta sebanyak 29 siswa. Sampel penelitian ini terdiri


dari 29 siswa kelas V-1 sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswa kelas
V-2 sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa a)
metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi, yaitu
sebesar 10 % termasuk kategori “efek menengah”.b) metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis, yaitu sebesar 11 %
termasuk kategori “efek menengah”.
2) Hasil penelitian kuantitatif oleh Mustachfidoh, dkk dalam jurnalnya yang
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Pretasi
Belajar Biologi Ditinjau Dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1 Srono”.
Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan non equivalent
pretest posttest control grup design dengan populasi 248 siswa.
Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling. Didapatkan
jumlah sampel 199 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode tes.
Hasil analisis data dengan uji ANOVA dua jalur menunjukkan: (1)
terdapat perbedaan prestasi belajar biologi yang signifikan antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan
model pembelajaran langsung (F=110,095; p 0,05), (2) terdapat
pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan
intelegensi terhadap prestasi belajar biologi (F=5,047; p 0,05), (3)
terdapat perbedaan prestasi belajar biologi yang signifikan antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan
model pembelajaran langsung pada siswa dengan intelegensi kelompok
atas (F=75,184; p 0,05), (4) terdapat perbedaan prestasi belajar yang
signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan model
pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran langsung (F=36,925; p
0,05). Hasil uji lanjut menggunakan LSD menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri lebih unggul dibandingan dengan model
pembelajaran langsung terhadap prestasi belajar biologi.
3) Hasil penelitian kuantitatif oleh Lestari, Sylvia Hayyu dalam jurnalnya
yang berjudul “Penerapan Metode Inquiry Pada Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Terhadap Hasil Belajar Chest Pass Bola Tangan

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada Siswa Kelas IV SDN Puspo IV Pasuruan” dengan menerapkan


metode pembelajaran inkuiri pada muatan penjas yang menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran chest pass bola tangan. Pada penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian eksperimen dengan “One Group Pre test-Post test
Design”. Penelitian tersebut telah dilaksanakan di SDN Puspo IV
Kabupaten Pasuruan pada bulan April sampai dengan Mei. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berada di SDN Puspo
sebanyak 15 siswa. Hasilnya adalah sebagai berikut: terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan
pendekatan metode inkuiri, sehingga hipotesis “Terjadi peningkatan hasil
belajar siswa berupa proses dan produk pada pembelajaran chest pass bola
tangan melalui pendekatan strategi inquiry” terbukti.
4) Hasil penelitian kuantitatif oleh Ari, dkk dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Peta
Konsep Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V”. Populasi penelitian adalah
kelas V SD Gugus IV Desa Labasari, Kecamatan Abang, Kabupaten
Karangasem. Tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 65 siswa. Sampel
penelitian yaitu SD Negeri 1 Labasari berjumlah 21 siswa dan SD 3
Labasari berjumlah 21 siswa. Data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan
instrumen tes obyektif tipe completion. Data dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dan uji-t. Hasil penelitian menemukan bahwa:
(a) hasil belajar IPA siswa setelah mengikuti metode pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan peta konsep berada pada tingkat kategori baik
(dengan nilai rata-rata sebesar 18,9), (b) hasil belajar IPA siswa setelah
mengikuti metode pembelajaran konvensional berada pada tingkat kategori
cukup (dengan nilai rata-rata sebesar 14,29 ), (c) terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti metode
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep dengan siswa
yang mengikuti metode pembelajaran konvensional (t hitung = 3,54 > t
tabel = 1,684). Adanya perbedaan signifikan menunjukkan bahwa metode
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep lebih unggul

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional terhadap hasil


belajar IPA.
Berdasarkan keempat jurnal di atas memiliki kesamaan dalam hal
menggunakan model pembelajaran inkuiri dan pengaruhnya terhadap hasil
belajar. Dari keberhasilan beberapa penelitian, masih banyak yang belum
menggunakan variabel dependen hasil belajar siswa muatan IPA tentang
adaptasi hewan. Sehingga peneliti melakukan penelitian baru yang berbeda
dengan penelitian sebelumnya, yaitu dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Muatan IPA
Tentang Adaptasi Hewan“.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.1 Literature Map


Berikut ini adalah literature map dari penelitian yang relevan dan sudah
dijelaskan sebelumnya.

Model Pembelajaran Inkuiri Hasil Belajar Siswa

Ritmawati, Dea Mustachidoh, Lestari, Sylvia


Fradistya. Ari, dkk.
dkk. (2013). Hayyu. (2013).
(2016). (2012). Metode
Model Penerapan
Penerapan Pembelajaran
Metode Inkuiri - Pembelajaran Metode Inquiry
Inkuiri
Kemampuan Inkuiri - Prestasi - Hasil Belajar
Terbimbing -
Mengaplikasi Belajar Biologi Chest Pass Bola
Hasil Belajar.
Dan Intelegensi. Tangan.
Menganalisis.

Yang akan diteliti:

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil


belajar siswa kelas IV muatan IPA tentang adaptasi
hewan.

Gambar 2.1 Bagan Penelitian Relevan

2.3 Kerangka Berpikir


Perkembangan kognitif anak usia sekolah dasar merupakan tahap
operasional konkret. Ditahap operasional konkret penalaran anak sudah
menyerupai penalaran orang dewasa, namun masih terbatas pada realitas konkret.
Anak sudah mampu menarik kesimpulan logis mengenai sesuatu yang pasti benar,
berdasarkan informasi yang sebelumnya telah diketahui benar. Untuk dapat
mengembangkan perkembangan kognitif anak, guru memerlukan model
pembelajaran yang tepat untuk anak di usia sekolah dasar. Model pembelajaran
yang diduga tepat untuk digunakan pada muatan IPA khususnya materi adaptasi

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hewan, yaitu menggunakan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran


inkuiri adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam
menemukan jawaban dan menyimpulkan sebuah permasalahan. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran inkuiri berfokus pada siswa, guru hanya sebagai
fasilitator bagi mereka. Siswa akan mencari tahu sendiri jawaban dari pertanyaan
mereka. Proses mencari jawaban tersebut yang terpenting dari bagian model
pembelajaran inkuiri. Dengan mencari jawaban sendiri, siswa diharapkan aktif
bukan pasif. Langkah-langkah model pembelajaran ikuiri yang diimplementasikan
di SD terdiri dari enam tahapan, yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan
kesimpulan. Keenam tahap ini harus berjalan dengan runtut agar siswa memahami
bentul bagaimana proses mendapatkan sebuah jawaban dari penyelidikan.
Model pembelajaran inkuiri diduga dapat membantu siswa dalam proses
belajarnya, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar muatan IPA khusunya
materi adaptasi hewan. Siswa juga mampu mengembangkan cara berpikir yang
kritis dan bagaimana cara menemukan jawaban dari pertanyaan melalui sebuah
penyelidikan tentang adaptasi hewan dengan bimbingan peneliti.
Model pembelajaran inkuiri tepat digunakan untuk muatan IPA
dikarenakan IPA merupakan proses pembelajaran pengetahuan alam yang
melibatkan siswa secara penuh dengan penyelidikan. Dengan proses penyelidikan
(menemukan jawaban dan menyimpulkan sebuah permasalahan) inilah, siswa
dapat mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri, guru hanya sebagai
fasilitator. Salah satu materi yang dipelajari menggunakan model pembelajaran
inkuiri, yaitu “Adaptasi Hewan”.
Pembelajaran pada siswa sekolah dasar sebaiknya aktif, yaitu melalui
aktivitas penyelidikan (menemukan jawaban dan menyimpulkan sebuah
permasalahan). Model pembelajaran inkuiri mampu mewujudkan siswa yang aktif
karena langkah-langkah inkuiri yang akan dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah
inkuiri tersebut dapat diaplikasikan melalui pembelajaran IPA yang memiliki
cakupan materi yang banyak, sehingga siswa dapat mempertayakan hal apa saja
yang sebelumnya belum diketahui siswa khusunya pada materi adaptasi hewan.
Jika model pembelajaran inkuiri diterapkan pada muatan IPA, maka model

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran inkuiri akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa khusunya


pada materi adaptasi hewan.

2.4 Hipotesis Penelitian


2.4.1 Model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas
IV muatan IPA tentang adaptasi hewan.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab III ini peneliti membahas tentang jenis penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Disebut sebagai penelitian
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik (Sugiyono, 2016: 7). Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti
menggunakan model quasi experimental design dengan tipe non-equivalent
control grup design. Desain ini sering digunakan dalam percobaan di kelas ketika
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah kelompok yang secara
alamiah dibentuk seperti kelas yang serupa (Best, 2006: 183). Sehingga, peneliti
dengan bantuan kepala sekolah memilih kelas yang sudah tersedia di SD
Tarakanita Bumijo. Menurut Sugiyono (2010: 116) kedua kelas yang dijadikan
sebagai penelitian harus memiliki kemampuan awal yang sama agar tidak terjadi
penyimpangan.
Desain kuasi ekperimental kelompok pretest-posttest non-equivalent
merupakan salah satu desain yang paling umum digunakan (Cohen, 2007: 302).
Peneliti memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan memberikan pretest dan posttest yang sama, hanya saja
dengan model pembelajaran yang berbeda. Kelompok eksperimen pada penelitian
ini, yaitu siswa kelas IV B yang berjumlah 31 siswa dan kelompok kontrol, yaitu
kelas IV A yang berjumlah 34 siswa. Sebelum kedua kelompok diberikan
perlakuan (treatment), kedua kelompok akan mendapatkan pretest dengan tujuan
untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok. Setelah pretest, kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda.
Kelompok eksperimen mempelajari materi IPA adaptasi hewan dengan model
pembelajaran inkuiri, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ceramah. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, kedua


kelompok akan diberikan posttest dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan yang sudah dilakukan antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) menjelaskan pengaruh
perlakuan (treatment) dapat dihitung menggunakan tiga langkah, yaitu 1) nilai
posttest dikurangi nilai pretest pada kelompok eksperimen untuk menghasilkan
nilai 1, 2) nilai posttest dikurangi nilai pretest pada kelompok kontrol untuk
menghasilkan nilai 2, dan 3) nilai 1 dikurangi nilai 2. Berdasarkan terminologi di
atas, pengaruh perlakuan dari penelitian ini dapat dihitung dengan rumus (O2 –
O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka perlakuan (treatment) tidak ada
pengaruh, begitu juga sebaliknya, jika hasilnya positif maka perlakuan (treatment)
ada pengaruh. Dari penjelasan di atas, penelitian dengan tipe non-equivalent
control group design dapat dilihat pada gambar berikut.

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian


(Sumber: Cohen, 2007: 283)

Keterangan:
X = perlakuan atau treatment dengan model pembelajaran (inkuiri)
O1 = rerata nilai pretest kelompok eksperimen
O2 = rerata nilai posttest kelompok eksperimen
O3 = rerata nilai pretest kelompok kontrol
O4 = rerata nilai posttest kelompok kontrol
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian di atas menggambarkan
bahwa penentuan kelompok tidak menggunakan cara random, melainkan dengan
mengambil kelompok utuh yang sudah ada. Menurut Cohen (2007: 283) garis
putus-putus tersebut memiliki fungsi untuk memisahkan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2 Setting Penelitian


Setting penelitian ini berisi tempat penelitian dan waktu penelitian. Berikut
penjelasannya.

3.2.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SD Tarakanita Bumijo yang terletak di Jalan
Sindunegaran, Bumijo, Jetis, Kota Yogyakarta 55231. Peneliti memilih SD
Tarakanita Bumijo sebagai tempat penelitian karena SD ini menggunakan
Kurikulum 2013 serta mempunyai kelas paralel dari A sampai D dan jumlah
keseluruhan kelasnya ada 24 kelas. Jumlah setiap siswa banyak, tiap kelas terdiri
dari 30 sampai 36 siswa. Pekerjaan orang tua siswa juga sangat beragam, akan
tetapi kebanyakan menengah ke atas, seperti dosen, TNI, polri, PNS, dokter,
pengusaha, wiraswasta, pegawai swasta dan sebagainnya.

3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
Pengambilan data penelitian disesuaikan dengan kalender akademik pendidikan
SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2
Oktober 2017 sampai dengan tanggal 5 Oktober 2017. Jadwal pengambilan data
yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Kelompok Kegiatan Alokasi Waktu Hari, Tanggal
Pretest 2 x 35 menit Senin, 2 Oktober 2017
Kontrol Materi Adaptasi Hewan 3 x 35 menit
Selasa, 3 Oktober 2017
Posttest 2 x 35 menit
Pretest 2 x 35 menit Rabu, 4 Oktober 2017
Eksperimen Materi Adaptasi Hewan 3 x 35 menit
Kamis, 5 Oktober 2017
Posttest 2 x 35 menit

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Sedarmayati dan Hidayat (2011: 121), berpendapat populasi adalah
himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Tarakanita Bumijo

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah sebanyak 65 siswa terdiri
dari 31 siswa laki-laki dan 34 siswa perempuan.

3.3.2 Sampel
Ferguson (dalam Sedarmayati dan Hidayat, 2011: 124), berpendapat
sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas IV A sebagai
kelompok kontrol sebanyak 34 siswa dan kelas IV B sebagai kelompok
eksperimen sebanyak 31 siswa. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang
tidak mendapatkan perlakuan (treatment), sedangkan kelompok eksperimen
merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan model inkuiri dalam
pembelajaran IPA khususnya pada materi adaptasi hewan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan desain non probability
sampling dengan tipe convenience sampling. Teknik convenience sampling
merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan
dengan menggunakan kelas yang sudah tersedia, karena keterbatasan administrasi
untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Jadi, sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan IV B.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2016: 38). Menurut Hatch
dan Farhady (dalam Sugiono, 2016: 38) variabel didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: variabel dependen dan independen.
Berikut penjelasannya.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.1 Variabel Independen


Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Menurut Sugiyono (2016: 39), variabel bebas merupakan variabel yang
memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Variabel independen penelitian ini, yaitu model pembelajaran
inkuiri. Model pembelajaran inkuiri terdiri dari lima tahap, yaitu orientasi,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mencari data, dan merumuskan
kesimpulan.

3.4.2 Variabel Dependen


Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016: 39). Variabel dependen penelitian
ini, yaitu hasil belajar siswa muatan IPA tentang adaptasi hewan. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdapat dalam bagan sebagai berikut.

Model Pembelajaran Inkuiri Hasil Belajar

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
berupa non tes dan tes. Berikut penjelasannya.
1. Non tes
a. Wawancara
Menurut Kusumah, Wijaya dan Dedi (2009: 77) Wawancara adalah
metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan
kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes,
pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

segala sesuatu yang ingin diungkapkan dapat digali dengan baik. Peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas IV B untuk memperoleh
informasi dengan pedoman wawancara yang sudah telah dibuat.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak
langsung. Menurut Sugiyono (2016: 142) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan
tertulis tentang keterbacaan siswa kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa paham
terhadap soal instrumen yang dibuat oleh peneliti. Responden dalam
penelitian ini, yaitu 5 siswa kelas V. Siswa dipilih secara acak dengan
kualifikasi kemampuan yang berbeda-beda dengan bantuan guru kelas.
2. Tes
Menurut Kusumah, Wijaya dan Dedi (2009: 78) Tes merupakan alat
pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat
rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan nilai angka. Peneliti
melakukan uji tes hasil belajar dengan melaksanakan penilaian (tes yang
berhubungan dengan adaptasi hewan) dengan bentuk soal uraian. Soal uraian
tersebut diberikan kepada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pretest dan
posttest. Tes yang pertama kali yaitu pretest di mana untuk mengetahui
keadaan awal setiap kelompok sebelum diberikan perlakuan. Kelompok
eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan metode pembelajaran
konvensional (ceramah). Setelah melakuan pembelajaran di setiap kelompok,
kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui kemampuan sebelum dan
sesudah pembelajaran.

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan peneliti, yaitu pedoman wawancara,
kuesioner dan soal tes uraian. Berikut instrumen pengumpulan data yang akan
diuraikan.
a. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan proses pengambilan data. Peneliti melakukan
wawancara dengan guru muatan IPA kelas IV B SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta, mengenai bagaimana kondisi dan kemampuan siswa serta model
pembelajaran yang diterapkan. Ada empat pertanyaan yang digunakan peneliti
untuk mewawancarai. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara. (Lihat pada lampiran 3.1)
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi kelas dan siswa yang bapak/ibu ajar?
2. Ketika bapak/ibu melakukan KBM, apakah bapak/ibu menerapkan model
pembelajaran? Bila ya, model pembelajaran apa yang bapak/ibu terapkan?
3. Kesulitan atau kendala apa yang bapak/ibu temui saat pembelajaran IPA
khususnya pada adaptasi hewan yang sedang berlangsung?
4. Bagaimana rata-rata kemampuan siswa menerima pembelajaran IPA
khususnya pada adaptasi hewan dengan model pembelajaran yang
bapak/ibu terapkan?

b. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
keterbacaan soal, yaitu sebagai berikut. (Lihat pada lampiran 3.2)

Tabel 3.3 Kuesioner Keterbacaan


Skala Penilaian
No. Keterangan
1 2 3 4 5
1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
2. Petunjuk pengerjaan jelas
3. Soal yang diberikan sesuai dengan materi
4. Soal yang diberikan membuat saya paham dengan
materi
5. Soal yang diberikan mampu mengungkapkan kelebihan
dan kekurangan saya terhadap materi yang dipelajari
6. Batasan pertanyaan jelas
7. Jumlah soal sesuai dengan alokasi waktu

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Soal tes
Soal tes yang dibuat peneliti dalam mengumpulkan data, yaitu
menggunakan bentuk soal uraian. Tujuan dari soal tes ini, yaitu untuk
mengukur hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran
inkuiri. Ada lima soal uraian untuk diujicobakan kepada siswa. Berikut kisi-
kisi soal tes uraian muatan IPA adaptasi hewan. (Lihat pada lampiran 3.3).

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes Uraian


Nomor Jumlah
Kompetensi Dasar Indikator Nilai
Soal Soal
3.1 Memahami hubungan 3.1.1 Mengidentifikasi
antara bentuk dan fungsi bentuk paruh hewan 1 1 4
bagian tubuh hewan dan berdasarkan 4makanannya.
tumbuhan. 3.1.2 Mengidentifikasi
bentuk kaki hewan
2 1 4
berdasarkan penyesuaian
dengan lingkunganya.
3.1.3 Menjelaskan fungsi
3 1 4
dari bagian tubuh hewan.
3.1.4 Menyebutkan fungsi
4 dan 5 2 4
adaptasi hewan.

Masing-masing soal tes uraian mewakili setiap indikator yang telah dibuat
oleh peneliti. Kelima soal tes uraian ini akan diujikan kepada siswa kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.

3.7 Teknik Pengujian Instrumen


Instrumen yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu sebelum
diberikan kepada responden untuk digunakan dalam penelitian. Pengujian
intrumen ini bertujuan untuk menghindari soal-soal yang kurang dimengerti atau
bermakna ganda oleh responden. Teknik pengujian instrumen dalam penelitian ini
berupa uji validitas dan uji reliabilitas agar mendapatkan kesimpulan yang valid
dan reliablel. Berikut ini penjabaran dari uji validitas dan uji reliabilitas
instrumen.

3.7.1 Uji Validitas


Saifuddin (2001: 13), Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes)

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam melakukan fungsi ukurnya. Jika instrumen valid, maka alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid memiliki arti
bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Hasil penelitian dapat dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti
(Sugiyono, 2016: 121).
Penelitian ini menggunakan validitas untuk mengetahui valid tidaknya soal
yang dibuat. Menurut Widoyoko (2012: 143), validitas memiliki beberapa jenis
berikut penjelasannya.
1. Validitas isi
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel
yang berkompeten atau melalui expert judgment. Validitas isi memenuhi ciri
validitas yang sesungguhnya bila memuat aitem-aitem yang relevan dengan
tujuan ukur. Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh dari dosen, guru kelas
IV A dan guru kelas IV B SD Tarakanita Bumijo. (Lihat pada lampiran 3.4
halaman 71). Lampiran soal pretest tersebut menunjukkan rerata nilai
validator 1 untuk semua variabel, yaitu 3,6 yang berarti bahwa instrumen
penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan, validator 2, yaitu 3,6
yang berati bahwa instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan
perbaikan, dan validator 3, yaitu 4 berati bahwa instrumen penelitian layak
diimplementasikan. Sedangkan pada lampiran soal posttest tersebut
menunjukkan rerata nilai validator 1 untuk semua variabel, yaitu 3,6 yang
berarti bahwa instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan
perbaikan, validator 2, yaitu 3,6 yang berati bahwa instrumen penelitian layak
diimplementasikan dengan perbaikan, dan validator 3, yaitu 4 berati bahwa
instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan perbaikan.
2. Validitas tampang
Uji validitas tampang diperoleh melalui pemeriksaan terhadap butir-
butir tes untuk membuat kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang
relevan. Dasar penyimpulan berdasarkan akal sehat. Kesimpulannya diperoleh
oleh siapa saja, walaupun tentu tidak semua orang diharapkan setuju

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyatakan bahwa tes tertentu memiliki validitas tampang yang baik.


Validitas tampang pada penelitian ini mengambil 5 orang siswa kelas V di SD
Tarakanita Bumijo yang telah mengerjakan soal pretest dan posttest untuk
mengerjakan kuesioner keterbacaan untuk mengetahui sejauhmana soal dapat
dipahami oleh siswa. (Lihat pada lampiran 3.2 halaman 68). Lampiran lembar
keterbacaan tersebut menunjukkan rerata nilai 4 pada aspek 1, nilai 4,4 pada
aspek 2, nilai 5 pada aspek 3, nilai 4,4 pada aspek 4, nilai 4,2 pada aspek 5,
nilai 4,6 pada aspek 6, dan nilai 4,2 pada aspek 7.
3. Validitas konstrak
Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana
hasil tes mampu mengungkap suatu trait atau suatu konstrak teoritik yang
hendak diukurnya menurut Allen dan Yen (dalam Azwar, 2016: 45). Validitas
konstrak yang baik terjadi apabila nilai hasil tes sesuai harapan, yaitu memiliki
hasil ukur agresivitas berdasarkan teori. Peneliti mengujikan instrumen soal di
kelas V A dan V B di SD Tarakanita Bumijo untuk memperoleh validitas
konstruk. Sekolah ini beralamat di jalan Sindunegaran, Bumijo, Jetis, Kota
Yogyakarta. Peneliti memilih SD Tarakanita Bumijo berdasarkan bebrapa
alasan, yaitu: 1) sekolah ini memiliki kelas paralel dari kelas A sampai D, 2)
menggunakan kurikulum 2013. Pengerjaan soal dilaksanakan pada tanggal 2
Oktober 2017 untuk soal pretest dan 3 Oktober 2017 untuk soal posttest di
kelas kontrol, lalu tanggal 4 Oktober 2017 untuk soal pretest dan 5 Oktober
2017 untuk soal posttest di kelas eksperimen dengan waktu masing-masing
pengerjaan soal 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran. Jumlah keseluruhan
respoden 65 siswa. Peneliti menggunakan program komputer SPSS 16 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk menguji validitas konstruk.
Dalam menentukan validitas instrumen ada 2 cara, yaitu dengan
membandingkan r tabel dengan r hitung dan membandingkan harga Sig. (2-
tailed). Kriteria dalam membandingkan r tabel dengan r hitung, yaitu jika r
hitung r tabel, maka item dikatakan valid (Sugiyono, 2015: 179). Kriteria
dalam membandingkan harga Sig. (2-tailed), yaitu jika harga Sig. (2-tailed)
0,05, maka item dikatakan valid, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) 0,05,

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

maka item dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut ini adalah
tabel hasil uji validitas instrumen penelitian. (Lihat pada lampiran 3.6).

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Pretest


No. Variabel r tabel r hitung Sig. (2-tailed) Keputusan
1. Item 1 0,3388 0,388 0,028 Valid
2. Item 2 0,3388 0,685 0,000 Valid
3. Item 3 0,3388 0,518 0,002 Valid
4. Item 4 0,3388 0,402 0,023 Valid
5. Item 5 0,3388 0,616 0,000 Valid

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa 5 item soal uraian pretest valid semua,
di mana r hitung r tabel, maka item dikatakan valid (Sugiyono, 2015: 179).
Kelima item soal tersebut sudah mewakili setiap indikator. Sehingga, item-
item tersebut sudah memenuhi prasyarat sebelum digunakan untuk
pengambilan data peneliti. (Lihat pada lampiran 3.6)

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest


No. Variabel r tabel r hitung Sig. (2-tailed) Keputusan
1. Item 1 0,3494 0,423 0,016 Valid
2. Item 2 0,3494 0,806 0,000 Valid
3. Item 3 0,3494 0,540 0,001 Valid
4. Item 4 0,3494 0,375 0,034 Valid
5. Item 5 0,3494 0,699 0,000 Valid

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa kelima item soal valid semua.


Sehingga item-item tersebut sudah memenuhi prasyarat sebelum digunakan
untuk pengambilan data peneliti setelah dilakukannya perlakuan.

3.7.2 Uji Reliabilitas


Menurut Saifuddin (2001: 180), reliabilitas diterjemahkan dari kata
reability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi maksudnya adalah
pengkukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bilamana digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, maka menghasilkan data yang sama. Sugiyono (2016: 121)
hasil penelitian dapat dikatakan reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penelitian ini menggunakan soal berbentuk uraian sebagai instrumen


pengumpulan data. Pemberian nilai pada jawaban soal uraian dengan
menggunakan rentang nilai 1 sampai 4, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Berikut adalah tabel kriteria koefisien reliabilitas.

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas


Interval Koefisien Kulifikasi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan menggunakan program komputer


SPSS 16 for Windows dengan analisis Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memenuhi nilai Alpha Cronbach 0,60. Berikut
ini adalah hasil dari uji reliabilitas instrumen. (Lihat pada lampiran 3.6).

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest


Cronbach’s Alpha N Keputusan
Uji Reliabilitas Instrumen 0,679 6 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh reliabilitas dari hasil item 1


sampai 5 yang valid memiliki nilai Alpha Cronbach 0,60 yaitu sebesar 0,679
sehingga semua instrumen dapat dikatakan reliabel dengan kualifikasi cukup.
Artinya, instrumen soal uraian tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dan
layak diterapkan dalam penelitian ini. (Lihat pada lampiran 3.6)

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest


Cronbach’s Alpha N Keputusan
Uji Reliabilitas Instrumen 0,718 6 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh reliabilitas dari hasil item 1


sampai 5 yang valid memiliki nilai Alpha Cronbach 0,60 yaitu sebesar 0,718
sehingga semua instrumen dapat dikatakan reliabel dengan kualifikasi tinggi.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Artinya, instrumen soal uraian tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten dan
layak diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Teknik Analisis Data


Menurut Sanjaya (2011: 117), menganalisis data adalah suatu proses
mengolah dan menginterprestasi data dengan tujuan untuk menempatkan berbagai
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel yang
perlu dianalisis, yaitu mengenai hasil belajar siswa kelas IV A dan IV B di SD
Tarakanita Bumijo muatan IPA tentang adaptasi hewan.
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol untuk mengetahui apakah model
pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa berdasarkan kriteria
yang akan dicapai.

3.8.1 Uji Asumsi


3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Priyatno (2012: 132) Uji normalitas distribusi data digunakan untuk
mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Hal ini sebagai
prasyarat digunakannya analisis parametrik. Uji normalitas dihitung dengan
menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Data nilai
pretest dan posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji
normalitasnya dengan menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test.
Tujuan dari penggunaan uji One Samples Kolmogorov-Smirnov, yaitu untuk
menentukan jenis statistik yang akan digunakan (Sarwono, 2010: 27).
Hipotesis statistik untuk uji normalitas distribusi data, yaitu sebagai berikut.
H0 : Tidak ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data)
Hi : Ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data)
Berikut kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang ada
normal atau tidak normal. (Priyatno, 2012: 136)

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima dan Hi ditolak. Hal ini
berarti tidak ada deviasi dari normalitas dengan kata lain data terdistribusi
normal.
2. Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Hal ini
berarti ada deviasi dari normalitas dengan kata lain data tidak terdistribusi
normal.
Menurut Priyatno (2012: 11), jika data terdistribusi normal maka untuk
analisis data selanjutnya menggunakan statistik parametrik, dalam hal ini uji
Independen Sample T-Test, namun jika data tidak terdistribusi normal maka
analisis data selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik dalam hal ini uji
Mann Whitney U-Test.

3.8.1.2 Uji Homogenitas


Peneliti menggunakan uji homogenitas data dengan program SPSS 16 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah kelas yang diuji memiliki kemampuan dasar yang homo
(sama) atau tidak (Sugiyono, 2009). Setelah data prasyaratan normalitas
terpenuhi, yaitu ketika data dinyatakan terdistribusi normal, maka uji homogenitas
baru dilakukan. Uji homogenitas menggunakan uji Levene’s test. Uji asumsi untuk
melihat homogenitas varians yaitu dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika
harga signifikan pada Levene’s test 0,05 maka varian kedua data yang
dibandingkan homogen atau sama. Jika harga signifikan pada Levene’s test 0,05
maka varian kedua data tidak homogen (Field, 2009: 150).
Analisis data uji perbedaan kemampuan awal pretest menggunakan
hipotesis statistik adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak ada perbedaan signifikan antara nilai pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Berikut pengambilan keputusan yang digunakan menurut Priyatno (2012:
24)

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Jika harga Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima dan Hi ditolak,
artinya tidak ada perbedaan nilai pretest yang signifikan pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima, artinya ada
perbedaan nilai pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.

3.8.1.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal


Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen apakah sama atau berbeda
dalam hasil belajarnya, lalu kelompok tersebut dibandingkan. Uji ini dilakukan
dengan mencari rata-rata dari hasil pretest pada kedua kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki
kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap tidak
ada (Neuman, 2013: 238).
Uji perbedaan kemampuan awal pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen terhadap hasil belajar siswa menggunakam uji statistik parametrik
dalam hal ini Independent Sample T-test (Field, 2009: 326) jika data terdistribusi
dengan normal dan jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan Mann-
Whitney (Field, 2009: 326). Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan
program komputer SPPS for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis
data uji perbedaan kemampuan awal pretest menggunakan hipotesis statistik
adalah sebagai berikut.
H0 : Tidak ada perbedaan signifikan antara nilai pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Berikut pengambilan keputusan yang digunakan menurut Priyatno (2012:
24)
1. Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima dan Hi ditolak, artinya tidak
ada perbedaan nilai pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima, artinya ada
perbedaan nilai pretest yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Hasil nilai pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen akan
dibandingkan untuk memperoleh kemampuan awal siswa. Kondisi yang ideal,
yaitu jika tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan


3.8.2.1 Uji Korelasi Antara Nilai Pretest dan Posttest
Peneliti melakukan uji korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah
korelasi antara nilai pretest dan posttest positif dan signifikan. Analisis data
dikatakan positif jika harga r 0,05 maka artinya semakin tinggi nilai pretest
maka semakin tinggi nilai posttest. Untuk mengetahui korelasi antara dua
variabel, yaitu nilai pretest dan posttest menggunakan rumus bivariate
correlation. Jika data terdistribusi dengan normal maka menggunakan rumus
bivariate correlation coefficients, yaitu Pearson correlation coefficient (Field,
2009: 177), sedangkan jika data tidak terdistribusi dengan normal maka
menggunakan rumus bivariate correlation coefficients, yaitu Spearman’s
correlation coefficient (Field, 2009: 179). Analisis data menggunakan tingkat
kepercayaan 95% dengan hipotesis statistik sebagai berikut.
H0 : Tidak ada korelasi yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : Ada korelasi yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Priyatno
(2012: 45) adalah sebagai berikut.
1. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan korelasi yang signifikan antara nilai pretest dan posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan korelasi yang signifikan antara nilai pretest dan posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2.2 Uji Selisih Nilai Pretest dan Posttest


Tujuan dari uji selisih nilai pretest dan posttest untuk mengetahui apakah
model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan
melihat perbedaan selisih nilai pretest dan posttest dari kedua kelompok. Cohen
(2007: 276-277) menjelaskan bahwa uji ini diperoleh dengan menggunakan rumus
(O2 – O1) – (O4 – O3), yaitu dengan mengurangkan selisih nilai posttest – pretest
pada kelompok kontrol dengan selisih nilai posttest – pretest pada kelompok
eksperimen. Jika data terdistribusi dengan normal, maka menggunakan
Independent samples t-test (Field, 2009: 326), bila data terdistribusi tidak normal
menggunakan Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Berikut penjelasan
hipotesis statistiknya.
Hi : Ada perbedaan signifikan antara selisih nilai pretest – posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
H0 : Tidak ada perbedaan signifikan antara selisih nilai pretest – posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriterian yang digunakan untuk menarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut.
1. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05, H0 diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih nilai pretest – posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model
pembelajaran inkuiri tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05, H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara selisih nilai pretest – posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model
pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan


Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa. Besar pengaruh

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlakuan dapat dilihat dari effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan
terstandarisasi untuk mengetahui seberapa besar efek yang dihasilkan (Field,
2009: 56-57). Untuk menghitung besar pengaruh perlakuan ada dua cara, yaitu
sebagai berikut. 1) jika data terdistribusi normal, maka dapat menggunakan rumus
(Field, 2009: 332):

𝑡2
r= 𝑡 2 +𝑑𝑓

Gambar 3.3 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Normal

Keterangan:
r = besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi
Pearson
t = harga uji t
df = derajat kebebasan (degree of freedom)

2) jika data terdistribusi tidak normal, maka dapat menggunakan rumus (Field,
2009: 550):
𝑧
r= 𝑁

Gambar 3.4 Rumus Effect Size untuk Distribusi Data Tidak Normal

Keterangan:
r = besar pengaruh (effect size)
Z = harga koncersi dari standar deviasi (diambil dari perhitungan statistik
nonparametrik dari program SPSS)
N = jumlah total responden (dalam hal ini, 2 x jumlah siswa)

Field (2009: 57) menjelaskan tabel kriteria untuk menentukan effect size
dalam tabel berikut.

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.10 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan


r (effect size) Kategori Persentase
0,10 Efek kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan
0,30 Efek menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan
0,50 Efek besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan

Field (2009: 332) menjelaskan bahwa persentase pengaruh perlakuan


didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara
mengkuadratkan harga r harga koefisien korelasi Pearson yang didapat kemudian
dikalikan dengan 100 %.

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut


3.8.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest
Tujuan dari uji peningkatan nilai pretest ke posttest, yaitu untuk
mengetahui besar persentase peningkatan pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen yang dilihat dari nilai pretest ke posttest. Dalam teknik
statistik, peneliti menngunakan Paired sample t-test karena data terdistribusi
dengan normal, jika data tidak terdistribusi dengan normal maka menggunakan
Wilcoxon signed ranks test (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan
program komputer SPSS 16 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95 %.
Berikut adalah hipotesis statistiknya.
H0 : Tidak ada perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat kenaikan
nilai yang signifikan dari pretest ke posttest.
Hi : Ada perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, tidak terdapat
kenaikan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest.
Berikut kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan.
1. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, tidak terdapat
kenaikan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat kenaikan nilai yang
signifikan dari pretest ke posttest.
Untuk mengetahui besar persentase peningkatan nilai pretest ke posttest
menggunakan rumus sebagai berikut.

Peningkatan = x 100 %

Gambar 3.5 Rumus Uji Peningkatan Nilai Pretest – Posttest

Cara menghitung persentase menggunakan rumus di atas, yaitu dengan


mengurangkan nilai posttest dengan pretest, kemudian hasilnya dibagi dengan
nilai pretest lalu dikalikan 100%.

3.8.3.2 Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest


Tujuan dari uji besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest yaitu untuk
mengetahui besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen. Dalam teknik statistik, peneliti
menggunakan Paired sample t-test karena data terdistribusi dengan normal, jika
data tidak terdistribusi dengan normal maka menggunakan Wilcoxon signed ranks
test (Field, 2009: 345).
Analisis statistik ini menggunakan program komputer SPSS 16 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95 %. Berikut adalah hipotesis statistiknya.
H0 : Tidak ada perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Berikut kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan.
1. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, tidak terdapat
peningkatan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Artinya tada
perbedaan nilai yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat peningkatan nilai yang
signifikan dari pretest ke posttest.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang menggunakan uji statistik dan
pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil
belajar siswa pada muatan IPA tentang adaptasi hewan.

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan kepada
siswa Sekolah Dasar untuk mengetahui pengaruh penerapan model inkuiri
terhadap hasil belajar siswa pada muatan IPA tentang adaptasi hewan. Instrumen
yang digunakan yaitu soal tes uraian yang terdiri dari lima nomor.
Hasil penelitian akan dibahas dan dipaparkan ke dalam uji asumsi. Peneliti
menggunakan program komputer SPSS 16 for Windows dengan tingkat
kepercayaan 95%. Berikut langkah uji statistik.

4.1.1 Uji Asumsi


4.1.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Peneliti menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal atau tidak. Berdasarkan analisis uji normalitas hasil
belajar siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov test dapat dilihat pada tabel berikut. (Lihat
pada lampiran 4.2).

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data


Kelompok Aspek Sig. (2-tailed) Keputusan
Pretest 0,858 Normal
Kontrol Posttest 0,826 Normal
Selisih Posttest – Pretest 0,863 Normal
Pretest 0,826 Normal
Eksperimen Posttest 1,338 Normal
Selisih Posttest – Pretest 0,921 Normal

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil analisis statistik di atas, menunjukkan bahwa harga Sig.


(2-tailed) 0,05 untuk semua aspek, yaitu pretest, posttest dan selisih posttest –
pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Hi ditolak, sehingga tidak ada deviasi
(penyimpangan) dari normalitas data atau dapat dikatakan data terdistribusi
normal. Analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu
menggunakan Independent Sample T Test. Uji Independent Sample T Test
digunakan untuk menganalisis data dua kelompok sampel bebas, yaitu pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Priyatno, 2012: 17).

4.1.1.2 Uji Homogenitas


Langkah awal yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data dari
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu dengan menganalisis data
yang memiliki varians sama atau tidak. Sebelum melakukan uji Independent
Sample T Test, dilakukan terlebih dahulu uji Levene’s Test untuk mengetahui
homohenitas varians data. Suatu data dapat dikatakan memiliki homogenitas
apabila varians harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka varian kedua data yang
dibandingkan homogen atau sama. Jika harga Sig. (2-tailed) 0,05 maka varian
kedua data tidak homogen (Field, 2009: 150). Hasil uji asumsi homogenitas
varians dapat dilihat pada tabel berikut (Lihat pada lampiran 4.3).

Tabel 4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians


Uji Statistik F Sig. (2-tailed) Keputusan
Uji Levene’s Test Equality of Variances 0,949 0,192 Homogen

Berdasarkan uji Levene’s Test pada data hasil belajar pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh nilai F = 0,949 dengan Sig. (2-tailed)
sebesar 0,192 (atau p 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara hasil belajar pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain data tersebut
memiliki varian yang sama, sehingga untuk analisis selanjutnya dapat
menggunakan Independent Sample T Test.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.1.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal


Tujuan dari uji perbedaan kemampuan awal, yaitu untuk mengetahui
kemampuan awal dari hasil belajar pretest antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen, kemudian hasilnya dibandingkan. Uji perbedaan
kemampuan awal digunakan untuk mengontrol ancaman terhadap validitas
internal, yaitu jenis pengujian. Hasil pretest pada awal penelitian bisa
memengaruhi hasil posttest sehingga hasil posttest menjadi lebih tinggi jika tanpa
ada pretest terlebih dahulu (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 156). Berikut
adalah tabel hasil uji kemampuan awal. (Lihat pada lampiran 4.3).

Tabel 4.3 Hasil Uji Kemampuan Awal


Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keputusan
Independent sample t-test 0,849 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kelompok kontrol (M =


53,97, S = 1,909) sedangkan kelompok eksperimen (M = 53,39, S = 2,403).
Perbedaan nilai tersebut tidak signifikan dengan t (63) = 0,192 dan nilai Sig. (2-
tailed) sebesar 0,849. Nilai Sig. (2-tailed) lebih besar, maka H0 diterima dan Hi
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga kedua kelompok memiliki
kemampuan awal yang sama.

4.1.2 Uji Pengaruh Perlakuan


4.1.2.1 Uji Korelasi Antara Nilai Pretest dan Posttest
Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui korelasi antara nilai pretest dan
posttest. Uji statistik menggunakan rumus bivariate correlation coefficients
karena data terdistribusi dengan normal. Berikut tabel hasil uji korelasi antara
nilai pretest dan posttest pada hasil belajar siswa. (Lihat pada lampiran 4.4).

Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi antara Nilai Pretest dan Posttest
Kelompok r Sig. (2-tailed) Keputusan
Kontrol 0,320 0,065 Korelasi positif dan tidak signifikan.
Eksperimen 0,517 0,003 Korelasi positif dan signifikan.

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) pada


kelompok kontrol sebesar 0,065 (p 0,05) yang berarti bahwa H0 diterima dan Hi
ditolak. Sehingga, hasil nilai pretest dan posttest dapat dikatakan tidak signifikan
pada hasil belajar kelompok kontrol. Hasil Pearson Correlation pada kelompok
kontrol sebesar 0,320 berarti korelasi antara nilai pretest dan posttest
menunjukkan hasil positif. Positif memiliki arti bahwa nilai pretest siswa tinggi,
maka hasil nilai di posttest tinggi. Sedangkan pada kelompok eksperimen
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 (p 0,05) yang berarti bahwa H0
ditolak dan Hi diterima. Sehingga, hasil nilai pretest dan posttest dapat dikatakan
signifikan pada hasil belajar kelompok eksperimen. Hasil Pearson Correlation
pada kelompok eksperimen sebesar 0,320 berarti korelasi antara nilai pretest dan
posttest menunjukkan hasil positif. Positif memiliki arti bahwa nilai pretest siswa
tinggi, maka hasil nilai di posttest tinggi.

4.1.2.2 Uji Selisih Nilai Pretest dan Posttest


Uji selisih nilai pretest dan posttest yang dilakukan oleh peneliti bertujuan
untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus (O2 – O1) – (O4 – O3)
(lihat pada bab III halaman 43). Berikut tabel hasil uji selisih nilai pretest dan
posttest (Lihat pada lampiran 4.5)

Tabel 4.5 Hasil Uji Selisih Nilai Pretest dan Posttest


Hasil Uji Selisih Sig. (2-tailed) Keputusan
Selisih nilai pretest dan posttest 0,000 Berbeda

Berdasarkan tabel di atas, analisis uji selisih nilai diperoleh M pada


kelompok eksperimen = 25,65, N = 31, SD = 12,698, dan SE = 2,281. Pada
kelompok kontrol diperoleh M = 6,32, N = 34, SD = 12,389, dan SE = 2,125.
Hasil uji selisih nilai pretest dan posttest menunjukkan bahwa t = -6,206, df = 63,
harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar
0,000 (atau p 0,05) artinya H0 ditolak dan Hi diterima. Sehingga dapat
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara selisih nilai pretest – posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut adalah perbandingan selisih nilai pretest ke posttest pada


kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gambar 4.1 Perbandingan Selisih Nilai Pretest ke Posttest

Grafik pada gambar di atas menunjukkan perbedaan selisih antara


kelompok kontrol dengan mean = 6,32 sedangkan kelompok eksperimen dengan
mean = 25,65. Kelompok kontrol memiliki selisih nilai pretest dan posttest yang
lebih rendah daripada kelompok eksperimen.

4.1.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan


Peneliti menggunakan uji pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar
siswa. Rumus yang digunakan untuk uji besar pengaruh perlakuan, yaitu rumus
untuk data normal (karena data yang digunakan terdistribusi normal), seperti pada
bab III halaman 44. Berikut tabel hasil perhitungan selisih uji besar pengaruh
perlakuan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. (Lihat pada lampiran
4.6).

Tabel 4.6 Hasil Selisih Uji Besar Pengaruh Perlakuan antara Kelompok Kontrol
dengan Kelompok Eksperimen
Kategori
Variabel t t2 df r (effect size) R2 %
Efek
Hasil
-6,206 38,51 63 0,61 0,37 37 Besar
Belajar

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.6 merupakan hasil dari selisih uji besar perlakuan antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen. Uji di atas, digunakan untuk
membandingkan besar perlakuan antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen. Uji besar perlakuan antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen menunjukkan harga r (effect size) pada hasil belajar siswa sebesar
0,61 yang setara dengan efek besar. Harga R2 yaitu 0,37. Sehingga jika dikalikan
100%, maka persentase besar pengaruh perlakuan pada selisih hasil belajar
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yaitu 37%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh besar terhadap hasil
belajar siswa pada muatan IPA tentang adaptasi hewan.

4.2.1 Analisis Lebih Lanjut


4.2.1.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest
Uji peningkatan nilai pretest dan posttest pada kelompok dilakukan
dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test.
Peneliti menggunakan Paired samples t-test karena data yang diambil dari
kelompok yang sama namun dengan perlakuan yang berbeda. Berikut adalah tabel
hasil perhitungan persentase peningkatan nilai pretest ke posttest (Lihat pada
lampiran 4.7).

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest


Mean Peningkatan Sig. (2-
No. Kelompok Keterangan
Pretest Posttest (%) tailed)
1. Kontrol 53,97 60,29 11,71 0,005 Signifikan
2. Eksperimen 53,39 79,03 48,02 0,000 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai


pretest ke posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Nilai
mean pretest pada kelompok kontrol sebesar 53,97 dan nilai mean posttest sebesar
60,29. Persentase peningkatan pretest ke posttest kelompok kontrol sebesar 11,71
%. Sedangkan pada kelompok eksperimen mean pretest sebesar 53,39 dan nilai
mean posttest sebesar 79,03. Persentase peningkatan pretest ke posttest kelompok
eksperimen sebesar 48,02 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peningkatan nilai pada kelompok eksprimen lebih tinggi daripada kelompok


kontrol.
Uji signifikasi menunjukkan bahwa rerata nilai yang diperoleh kelompok
kontrol (M = 6,324, SE = 2.125) lebih rendah daripada rerata nilai yang diperoleh
kelompok eksperimen (M = 25,645, SE = 2,281). Hasil uji signifikasi peningkatan
nilai pretest ke posttest pada kelompok kontrol menunjukkan harga sig. (2-tailed)
sebesar 0,005 dan pada kelompok eksperimen sig. (2-tailed) sebesar 0,005. Kedua
kelompok tersebut memiliki harga sig. (2-tailed) 0,05 maka H0 ditolak dan Hi
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan posttest
pada kelompok kontrol dan pada kelompok eksperimen. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, kedua kelompok mengalami peningkatan nilai yang
signifikan pada hasil belajar siswa.

4.2.1.2 Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest


Tujuan dari uji besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest untuk
mengetahui besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest. Uji ini dilakukan
dengan menggunakan Paired samples t-test karena data yang diuji terdistribusi
normal. Berikut hasil uji besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest (Lihat
pada lampiran 4.8)

Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest
Kategori
No. Kelompok t t2 df r (effect size) R2 %
Efek
1. Kontrol -2,976 8,86 33 0,46 0,21 21 Menengah
2. Eksperimen -11,245 126,45 30 0,89 0,79 79 Besar

Rerata nilai yang dicapai oleh kelompok kontrol (M = 6,324, SE = 2,125)


lebih rendah daripada rerata nilai yang dicapai kelompok eksperimen (M =
25,645, SE = 2,281). Perbedaan nilai tersebut memiliki besar efek peningkatan
nilai pretest ke posttest yang besarnya berbeda antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest terhadap
hasil belajar pada kelompok kontrol sebesar 21 % yang setara dengan efek
menengah, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 79 % yang setara
dengan efek besar.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas IV muatan IPA tentang adaptasi hewan.
Analisis terhadap data penelitian bertujuan untuk menjawab hipotesis. Berikut
hasil uji statistik yang dilakukan oleh peneliti untuk menjawab hipotetsis
penelitian.
Pada uji normalitas distribusi data kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) 0,05 untuk semua aspek,
yaitu pretest, posttest dan selisih posttest – pretest. Berdasarkan hasil analisis data
tersebut, dapat dikatakan bahwa semua aspek pretest dan posttest pada kelompok
kontrol dan eksperimen terditribusi dengan normal.
Pada uji homogenitas data dengan uji Levene’s Test menunjukkan harga
Sig. (2-tailed) sebesar 0,192 (atau p 0,05). Sehingga hasil analisis data dapat
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara
hasil belajar pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Pada uji perbedaan kemampuan awal menunjukkan bahwa harga Sig. (2-
tailed) yang diperoleh sebesar 0,849 (atau p 0,05). Sehingga hasil analisis data
dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama
dengan kelompok eksperimen.
Pada uji korelasi menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) pada kelompok
kontrol sebesar 0,065 (p 0,05). Sehingga, hasil nilai pretest dan posttest dapat
dikatakan tidak signifikan pada hasil belajar kelompok kontrol. Hasil Pearson
Correlation pada kelompok kontrol sebesar 0,320 berarti korelasi antara nilai
pretest dan posttest menunjukkan hasil positif. Positif memiliki arti bahwa nilai
pretest siswa tinggi, maka hasil nilai di posttest tinggi. Sedangkan pada kelompok
eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 (p 0,05).
Sehingga, hasil nilai pretest dan posttest dapat dikatakan signifikan pada hasil
belajar kelompok eksperimen. Hasil Pearson Correlation pada kelompok
eksperimen sebesar 0,320 berarti korelasi antara nilai pretest dan posttest
menunjukkan hasil positif. Positif memiliki arti bahwa nilai pretest siswa tinggi,
maka hasil nilai di posttest tinggi.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah uji korelasi, peneliti melakukan perlakukan (treatment) kelompok


eksperimen menggunakan model inkuiri. Setelah dilakukan penelitian, peneliti
selanjutnya menguji selisih nilai hasil posttest – pretest pada kedua kelompok
dengan menggunakan rumus (O2 – O1) – (O4 – O3) Cohen (2007: 276-277) (lihat
bab III halaman 43). Dari perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan
hasil, yaitu 6,32 untuk kelompok kontrol dan 25,65 untuk kelompok eksperimen.
Hasil tersebut lebih dari 0 (nol) maka dapat dikatakan ada pengaruh yang
signifikan pada rata-rata (mean) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Akan tetapi, hasil yang diperoleh pada kelompok eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran inkuiri memiliki pengaruh yang lebih besar daripada
kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hal tersebut dibuktikan
melalui uji selisih nilai pretest dan posttest yang menunjukkan nilai signifikasi
sebesar 0,000 (atau p 0,05) artinya H0 ditolak dan Hi diterima. Sehingga dapat
dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara selisih nilai pretest – posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Pada uji besar pengaruh perlakuan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksprimen menunjukkan harga r (effect size) pada hasil belajar siswa
sebesar 0,61 atau sama dengan 25 % yang setara dengan efek besar. Model
pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh sebesar 25 % terhadap hasil belajar
siswa, sedangkan 75 % sisanya merupakan pengaruh variabel lain di luar variabel
peneliti.
Pada perhitungan persentase peningkatan nilai pretest ke posttest
kelompok kontrol sebesar 11,71 %, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar
48,02 %. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa persentase peningkatan
nilai pada kelompok eksprimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Selanjutnya pada uji besar efek peningkatan nilai pretest ke posttest
terhadap hasil belajar pada kelompok kontrol sebesar 21 % yang setara dengan
efek menengah, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar 79 % yang setara
dengan efek besar. Kedua kelompok sama-sama memiliki efek setelah dilakukan
perlakuan, ini terjadi karena variabel lain di luar peneliti. Variabel lain tersebut
seperti pada kelompok kontrol diberikan pengayaan tambahan, les di luar sekolah,
dan lingkungan kelas yang tenang saat proses pembelajaran. Hal tersebut seperti

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang diungkapkan oleh Kasmadi & Sunariah (2013: 151) bahwa variabel lain
tersebut seperti intelegensi, motivasi, kesehatan tubuh, lingkungan kelas, atau latar
belakang siswa. Sehingga kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-
sama mengalami peningkatan atau efek pada hasil belajarnya. Akan tetapi,
peningkatan besar efek tersebut lebih besar kelompok eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri daripada kelompok kontrol yang
menggunakan metode ceramah.
Hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa model pembelajaran
inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV muatan IPA tentang
adaptasi hewan. Hal tersebut sesuai dengan teori Saur (dalam Dimyati, 2014:
140), bahwa hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak
belajar, dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Interaksi
tindak belajar yang menyenangkan dan aktif pada kelompok eksperimen membuat
hasil belajar siswa menjadi lebih baik daripada kelompok kontrol. Hal tersebut
dapat terlihat jelas dari besar efek yang diperoleh kelompok eksperimen lebih
besar daripada kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen siswa didorong aktif dalam proses belajar
mengajar, salah satunya dengan mengajukan pertanyaan pada materi yang
disampaikan dan pertanyaan tersebut tidak selalu dijawab oleh guru karena siswa
memiliki kesempatan untuk menjawab pertanyaan (Anam, 2015:7-8). Kesempatan
yang diberikan siswa untuk menjawab pertanyaan pada materi adaptasi hewan
membuat siswa menjadi aktif di dalam kelas, tidak hanya sekedar 3D, yaitu
datang, duduk, diam. Di dalam kelas eksperimen siswa lebih banyak bertanya,
mengamati, melihat video, lalu menyelesaikan permasalahan di dalam kelompok
dengan pendampingan peneliti. Kemudian siswa mulai berdiskusi dengan
kelompok untuk menjawab pertanyaan dengan mencari informasi dari sumber-
sumber dan media yang telah tersedia. Setelah mendapatkan jawaban dari
pertanyaan, siswa mempresentasikan hasil kerjanya bersama kelompok di depan
kelas. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi jawaban dari
kelompok yang presentasi dan setelah itu siswa diberikan penguatan oleh peneliti.
Berbeda dengan perlakuan pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol siswa
lebih banyak mendengar dan setelah itu mencatat hal-hal yang dijelaskan oleh

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peneliti dibuku tulis. Di dalam proses pembelajaran siswa pada kelompok kontrol
cenderung lebih pasif. Dengan demikian, tindak belajar yang aktif di kelompok
eksperimen pada saat pembelajaran dapat memengaruhi hasil belajar siswa,
sehingga ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas IV muatan IPA tentang adaptasi hewan dengan
efek besar r (effect size) 0,61 atau sama dengan 25 %. Hasil penelitian dengan
model pembelajaran inkuiri dapat diujicobakan di sekolah lain dengan kelas dan
materi yang berbeda untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa.

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

Pada bab ini mengemukakan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan


saran. Kesimpulan berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian.
Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama melakukan penelitian.
Saran berisi masukkan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan
Model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas
IV muatan IPA tentang adaptasi hewan di SD Tarakanita Bumijo semester ganjil
2017/2018. Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model inkuiri berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hasil uji korelasi pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa
harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,003 atau p 0,05. Korelasi tersebut signifikan
dengan t = -6,206 dan p = 0,000 (atau p 0,05). Besarnya pengaruh model
inkuiri terhadap hasil belajar siswa sebesar r = 0,61 atau setara dengan 25 %
termasuk kategori besar.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Selama peneliti melakukan penelitian terdapat beberapa keterbatasan,
yaitu sebagai berikut.
5.2.1 Hasil pada penelitian ini hanya terbatas pada SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta, sehingga hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan
pada SD lainnya.
5.2.2 Peneliti kurang komunikasi dengan guru mengenai pemberian materi ajar di
luar jam sekolah.

5.3 Saran
Saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
5.3.1 Peneliti selanjutnya, sebaiknya melaksanakan penelitian yang serupa di SD
lain.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.3.2 Peneliti sebaiknya lebih membangun komunikasi dengan guru mitra


mengenai materi ajar di luar sekolah sehingga tidak terjadi miss
communication.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ade, Sanjaya. (2011). Model-model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anam, Khoirul. (2015). Pembelajaran berbasis inkuiri: metode dan aplikasi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ari, Ni Md., Nym. Dantes., dan I Dw. Kd Tastra. (2012). Pengaruh metode
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep terhadap hasil
belajar IPA kelas V. Jurnal. Jurusan PGSD, BK, dan TP. Universitas
Pendidikan Ganesa Singaraja.

Arfrki, Al Farani, Angie Siti Anggari, Dara Retno Wulan, Fitria Purnihastuti,
Nuniek Puspitawati, Arfi Destianti, Indrawan Miga, dan Maryanto.
(2009). Ilmu pengetahuan alam dan lingkungan untuk kelas iv sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Azwar, Saifuddin. (2001). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

--------------------. (2016). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:
Pearson Education Inc.

Chiappetta, E ugene L. and Thomas R. Koballa. (2010). Science instruction in the


middle and secondary school developing fundamental knowledge and
skills. New York: Person.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education
sixth edition. Canada: Routledge.

Dimyati dan Mudjiono. 2014. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Hasbullah. (2006). Dasar–dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kasmadi & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.


Bandung: Alfabeta.

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2009). Mengenal penelitian tindakan


kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Lestari, Sylvia Hayyu. (2013). Penerapan metode inquiry pada pembelajaran


pendidikan jasmani terhadap hasil belajar chest pass bola tangan pada
siswa kelas IV SDN puspo IV pasuruan. Jurnal Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 529 – 534.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif


dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Mustachidoh, I. B Jelatik Swasta, N. L. P. Manik Widiyanti. (2013). Pengaruh


model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari
intelegensi siswa SMA negeri 1 srono. E-Jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesa. Program Studi Pendidikan Sains.

Nawawi, Hadari. (2007). Metode penelitian bidang sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: pendekatan kualitatif dan


kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja


Pressindo.

Priyatno, Duwi. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS & prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis.
Yogyakarta: Gava Media.

Putra, Sitiatava Rizema. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains.
Yogyakarta: DIVA Press.

Pustaka sekolah. (2017, 27 Januari). Adaptasi hewan. Diakses pada tanggal 1


Januari 2018 pukul 10.00 WIB dari
http://www.pustakasekolah.com./adaptasihewan.html.

Ritmawati, Dea Fradistya. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap


kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada muatan IPA kelas V SD
bopkri gondolayu yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Rositawaty dan Aris Muharam. (2008). Senang belajar ilmu pengetahuan alam 4
untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah kelas IV. Jakarta: Pusat
Perbukuan.

Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan professionalisme


guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai statistik parametrik. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.

Santrock. (2009). Psikologi pendidikan book I, Rd. 3. Jakarta: Penerbit Salemba


Humanika.

Sarwono. (2010). Belajar statistik menjadi mudah dan cepat. Yogyakarta: Andi
Offset.

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sedarmayanti dan Hidayat, S. (2011). Metodeologi penelitian. Bandung: CV.


Mandar Maju.

Simatupang, Sehat dan Tiarmaida. (2015). Pengaruh metode pembelajaran inkuiri


terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X
semester II SMA negeri 8 medan T.P. 2013/2014. Jurnal. Prodi Pendidikan
Fisika. Universitas Negeri Medan.

Sudjana, Nana. (2014). Penelitian hasil proses belajar mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian. Bandung: Alfabeta.

-----------. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,


dan R & D. Bandung: Alfabeta.

-----------. (2015). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitaif, kualitatif,


dan R & D). Bandung: Alfabeta.

-----------. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan


tindakan. Jakarta: Refika Aditama.

Sulami dan Wijayanti. (2009). Sains ilmu pengetahuan alam untuk sd/mi kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suparno, Paul. (2001). Teori perkembangan kognitif jean piaget. Yogyakarta:


Kanisius.

Susanto, Ahmad. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah. Jakarta :


Kharisma Putra utama.

Wasliman. (2007). Modul problematika pendidikan dasar. Bandung: UPI Press.

Widoyoko, Eko Putro. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati. (2014). Meteodologi pembelajaran


IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.1 Transkrip Wawancara Guru


Wawancara Guru kelas IV B
Hari/Tanggal : Kamis, 28 September 2017
No. Wawacara
1 P : Bagaimana kondisi kelas dan siswa yang bapak/ibu ajar?
G : Kondisi kelas saya ya begitu mbak, banyak siswa yang bermasalah dan
terkadang gaduh saat pelajaran.
2 P : Ketika bapak/ibu melakukan KBM, apakah bapak/ibu menerapkan
model pembelajaran? Bila ya, model pembelajaran apa yang bapak/ibu
terapkan?
G : Saya cuma ceramah mbak kalau di kelas, sesekali menggunakan LCD
untuk mengajar.
3 P : Kesulitan atau kendala apa yang bapak/ibu temui saat pembelajaran IPA
khususnya pada adaptasi hewan yang sedang berlangsung?
G : Materi adaptasi hewankan banyak ya mbak, tapi buku tematik yang
digunakan kurang memadai pengetahuan siswa tentang materi itu, jadi
guru harus pintar-pintar mencari atau menambah materi untuk
digunakan. Lalu saat proses pembelajaran beberapa siswa ada ramai,
apalagi yang duduk paling belakang.
4 P : Bagaimana rata-rata kemampuan siswa menerima pembelajaran IPA
khususnya pada adaptasi hewan dengan model pembelajaran yang
bapak/ibu terapkan?
G : Sebagian siswa itu remidi mbak. KKM untuk IPA sendiri 75, nilai anak-
anak sebagian besar ya ada di bawah 75. Jadi kalau pulang sekolah
mereka remidi dahulu lalu baru bisa pulang.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2 Hasil Rekap Expert Judgment Keterbacaan Siswa


Validator
No Keterangan Rerata Saran
1 2 3 4 5
Bahasa yang digunakan mudah Validator 1:
1 4 3 4 4 5 4
dipahami Memberi petunjuk
2 Petunjuk pengerjaan jelas 3 4 5 5 5 4,4 pengerjaan dengan
Soal yang diberikan sesuai bahasa yang mudah
3 5 5 5 5 5 5 dipahami.
dengan materi
Soal yang diberikan sesuai Validator 2:
4 4 4 4 5 5 4,4 Harus dipertahankan dan
dengan materi
Soal yang diberikan mampu lebih baik lagi.
mengungkapkan kelebihan dan Validator 3:
5 4 5 4 4 4 4,2 Menggunakan bahasa
kekurangan saya terhadap
materi yang dipelajari yang mudah dipahami.
6 Batasan pertanyaan jelas 4 5 5 4 5 4,6 Validator 4:
Jumlah soal sesuai dengan Soal lebih mudah
7 3 4 5 5 4 4,2 dipahami dengan jelas.
alokasi waktu
Rerata Validator 5:
3, 4, 4, 4, 4, Waktu pengerjaan
9 3 6 6 6 ditambah sedikit saja.

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Instrumen


A) Rubrik Penilaian Pretest
No.
Variabel Indikator Kriteria Nilai
Soal
1 Menuliskan Jika menuliskan fungsi paruh burung dan satu
4
fungsi paruh contoh makanannya dengan benar.
burung Jika menuliskan fungsi paruh burung dengan benar
berdasarkan dan contoh makananya dengan salah, atau 3
bentuknya dan kebalikannya.
memberikan Jika menuliskan satu jawaban dengan dengan benar. 2
satu contoh Jika menuliskan jawaban salah atau tidak menjawab.
1
makanannya.
2 Hasil Menuliskan Jika menuliskan fungsi kaki burung dengan benar
4
Belajar fungsi kaki dan tepat.
burung Jika menuliskan fungsi kaki burung dengan benar
3
berdasarkan dan kurang tepat.
gambar. Jika menuliskan fungsi kaki burung dengan kurang
2
tepat.
Jika menuliskan jawaban dengan salah. 1
3 Menuliskan 2 Jika menuliskan 2 fungsi sayap burung dengan
4
fungsi sayap benar.
burung. Jika menuliskan 1 fungsi paruh burung dengan 3

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

benar.
Jika menuliskan 1 fungsi paruh burung dengan
2
kurang tepat.
Jika menuliskan fungsi burung dengan salah atau
1
tidak menjawab.
4 Menyebutkan 3 Jika menyebutkan 3 fungsi sayap burung dengan
4
fungsi adaptasi benar.
hewan. Jika menyebutkan 1 fungsi paruh burung dengan
3
benar.
Jika menyebutkan 1 fungsi paruh burung dengan
2
kurang tepat.
Jika menyebutkan fungsi burung dengan salah atau
1
tidak menjawab.
5 Menjelaskan 3 Jika menjelaskan 3 fungsi adaptasi hewan untuk
fungsi adaptasi melindungi diri dari musuhnya dengan benar dan 4
hewan untuk tepat.
melindungi diri Jika menjelaskan 3 fungsi adaptasi hewan untuk
dari musuhnya. melindungi diri dari musuhnya dengan benar dan 3
kurang tepat.
Jika menjelaskan 2 fungsi adaptasi hewan untuk
melindungi diri dari musuhnya dengan benar dan 2
kurang tepat.
Jika menjelaskan 1 fungsi burung dengan benar
1
kurang tepat atau tidak menjawab.

B) Rubrik Penilaian Posttest


No.
Variabel Indikator Kriteria Nilai
Soal
1 Menuliskan Jika menuliskan fungsi paruh burung dan satu
4
fungsi paruh contoh makanannya dengan benar.
burung Jika menuliskan fungsi paruh burung dengan benar
berdasarkan dan contoh makananya dengan salah, atau 3
Hasil bentuknya dan kebalikannya.
Belajar memberikan satu Jika menuliskan satu jawaban dengan dengan
2
contoh benar.
makanannya. Jika menuliskan jawaban salah atau tidak
1
menjawab.
2 Menuliskan Jika menuliskan fungsi kaki burung dengan benar 4

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

fungsi kaki dan tepat.


burung Jika menuliskan fungsi kaki burung dengan benar
3
berdasarkan dan kurang tepat.
gambar. Jika menuliskan fungsi kaki burung dengan kurang
2
tepat.
Jika menuliskan jawaban dengan salah. 1
3 Menuliskan 2 Jika menuliskan 2 fungsi ekor burung dengan
4
fungsi ekor benar.
burung. Jika menuliskan 1 fungsi ekor burung dengan
3
benar.
Jika menuliskan 1 fungsi ekor burung dengan
2
kurang tepat.
Jika menuliskan fungsi ekor dengan salah atau
1
tidak menjawab.
4 Menyebutkan 3 Jika menyebutkan 3 fungsi sayap burung dengan
4
fungsi adaptasi benar.
hewan. Jika menyebutkan 1 fungsi paruh burung dengan
3
benar.
Jika menyebutkan 1 fungsi paruh burung dengan
2
kurang tepat.
Jika menyebutkan fungsi burung dengan salah atau
1
tidak menjawab.
5 Menjelaskan 3 Jika menjelaskan 3 fungsi adaptasi hewan
4
fungsi adaptasi berdasarkan jenis makanannya.
hewan Jika menjelaskan 3 fungsi adaptasi hewan
berdasarkan jenis berdasarkan jenis makanannya dengan benar dan 3
makanannya. kurang tepat.
Jika menjelaskan 2 fungsi adaptasi hewan
berdasarkan jenis makanannya dengan benar dan 2
kurang tepat.
Jika menjelaskan 1 fungsi adaptasi hewan
berdasarkan jenis makanannya dengan benar 1
kurang tepat atau tidak menjawab.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Instrumen Expert Judgment


1) Soal Pretest

Validator
Re
Variabel Indikator Komentar
1 2 3 rat
a
Menuliskan fungsi paruh burung
berdasarkan bentuknya dan Instrumen soal sudah
4 4 4 4
memberikan satu contoh baik.
makanannya.
Menuliskan fungsi kaki burung Instrumen soal sudah
4 4 4 4
berdasarkan gambar. baik.
Menuliskan 2 fungsi sayap burung. Instrumen soal sudah
4 4 4 4
baik.
Menyebutkan 3 fungsi adaptasi Memperbaiki soal
Hasil Belajar hewan. dengan hanya
menyebutkan 3
3 3 4 3,3 fungsi saja, tidak
perlu 4, karena fungsi
adapatsi hewan hanya
ada 3.
Menjelaskan 3 fungsi adaptasi
hewan untuk melindungi diri dari Huruf dicek,
musuhnya. 3 3 4 3,3 Penelitian
kata/kalimat.

Total Nilai Validator 1


Instrumen soal dapat
18 18 20 diimplementasikan dengan
perbaikan.

Rata-rata Validator 2
Instrumen soal dapat
diimplementasikan dengan
perbaikan.
3,6 3,6 4
Validator 3
Instrumen soal dapat
diimplementasikan tanpa
perbaikan.

2) Soal Posttest

Validator
Re
Validator Indikator Komentar
1 2 3 rat
a
Menuliskan fungsi paruh burung
berdasarkan bentuknya dan Instrumen soal sudah
4 4 4 4
memberikan satu contoh baik.
Hasil
makanannya.
Belajar
Menuliskan fungsi kaki burung Instrumen soal sudah
4 4 4 4
berdasarkan gambar. baik.
Menuliskan 2 fungsi ekor burung. 4 4 4 4 Instrumen soal sudah

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

baik.
Menyebutkan 3 fungsi adaptasi Memperbaiki soal
hewan. dengan hanya
menyebutkan 3 fungsi
3 3 4 3,3
saja, tidak perlu 4,
karena fungsi adapatsi
hewan hanya ada 3.
Menjelaskan 3 fungsi adaptasi - Huruf dicek,
hewan berdasarkan jenis Penelitian
makanannya. kata/kalimat.
- Memperbaiki soal
3 3 3 3
dengan kalimat
yang lebih efektif
agar mudah
dipahami.
Total Nilai 18, Validator 1
18 18 19
3 Instrumen soal dapat
Rata-rata diimpelemtasikan
dengan perbaikan.

Validator 2
Instrumen soal dapat
3,6 diimpelemtasikan
3,6 3,6 3,8
6 dengan perbaikan.

Validator 3
Instrumen soal dapat
diimpelemtasikan
dengan perbaikan.

Lampiran 3.5 Hasil Rekap Nilai RPP Expert Judgment


1) Kelompok kontrol

Rerat
Expert
a
Judgement
Nilai
No. Aspek yang Dinilai
Dosen Guru Total

I. Perumusan tujuan pembelajaran

1. Kejelasan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 4 4 8

2. Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam


4 3 7
indicator
3. Keseseauain kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
4 4 8
dengan tujuan pembelajaran

4. Kesesuaian Indikator dengan tujuan pembelajaran 3 3 6

5. Kesesuaian Indikator dengan tingkat perkembangan


4 3 7
siswa

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. Isi yang dissajikan

1. Sistematika penyususnan RPP 4 4 8

2. Kesesuaian urutan kegiata pembelajaran metode


4 3 7
ceramah.
3. Kesuaian uraian kegiatan siswa dan guru untuk setiap
tahap pembelajaran dengan aktivitas pembelajaran 4 3 7
ceramah
4. Kejelasan scenario pembelajaran (tahap-tahap kegiatan)
4 4 8
pembelajaran; awal, inti, penutup
5. Kelengkapan instrument evaluasi (soal, kunci,
4 3 7
pedoman pennilaian)

III. Bahasa

1. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD 3 4 7

2. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 6

3. Kesederhanaan struktur kalimat 4 4 8

IV. Waktu

1. Kesuaian alokasi yang digunakan 4 3 7

2. Rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran. 3 3 6

Total Nilai 107

Rata-rata 7,13

2) Kelompok eksperimen

Rerat
Expert
a
Judgement
Nilai
No. Aspek yang Dinilai
Dosen Guru Total

I. Perumusan tujuan pembelajaran

4. Kejelasan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 4 4 8

5. Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam


4 4 8
indicator
6. Keseseauain kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
4 3 7
dengan tujuan pembelajaran

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Kesesuaian Indikator dengan tujuan pembelajaran 3 4 7

8. Kesesuaian Indikator dengan tingkat perkembangan


4 3 7
siswa

II. Isi yang dissajikan

1. Sistematika penyususnan RPP 4 4 8

2. Kesesuaian urutan kegiata pembelajaran model inkuiri. 4 4 8


3. Kesuaian uraian kegiatan siswa dan guru untuk setiap
tahap pembelajaran dengan aktivitas pembelajaran 4 4 8
inkuiri.
4. Kejelasan scenario pembelajaran (tahap-tahap kegiatan)
4 3 7
pembelajaran; awal, inti, penutup
5. Kelengkapan instrument evaluasi (soal, kunci,
4 3 7
pedoman pennilaian)

III. Bahasa

1. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD 3 3 7

2. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 6

3. Kesederhanaan struktur kalimat 4 4 8

IV. Waktu

1. Kesuaian alokasi yang digunakan 4 3 7

2. Rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran. 3 3 6

Total Nilai 109

Rata-rata 7,26

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.6 Hasil Perhitungan SPSS Item Validitas dan Reliabilitas


1) Soal Pretest

Correlations

soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 Nilaitotal

soal1 Pearson Correlation 1 .059 -.087 .093 .129 .388*

Sig. (2-tailed) .748 .636 .612 .482 .028

N 32 32 32 32 32 32

soal2 Pearson Correlation .059 1 .112 .210 -.034 .658**

Sig. (2-tailed) .748 .543 .249 .855 .000

N 32 32 32 32 32 32

soal3 Pearson Correlation -.087 .112 1 -.145 .541** .518**

Sig. (2-tailed) .636 .543 .430 .001 .002

N 32 32 32 32 32 32

soal4 Pearson Correlation .093 .210 -.145 1 .101 .402*

Sig. (2-tailed) .612 .249 .430 .584 .023

N 32 32 32 32 32 32

soal5 Pearson Correlation .129 -.034 .541** .101 1 .616**

Sig. (2-tailed) .482 .855 .001 .584 .000

N 32 32 32 32 32 32

nilaitotal Pearson Correlation .388* .658** .518** .402* .616** 1

Sig. (2-tailed) .028 .000 .002 .023 .000

N 32 32 32 32 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.679 6

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Soal Posttest

Correlations

soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 nilaitotal

soal1 Pearson Correlation 1 .126 .003 -.343 .317 .423*

Sig. (2-tailed) .492 .986 .055 .077 .016

N 32 32 32 32 32 32

soal2 Pearson Correlation .126 1 .320 .223 .495** .806**

Sig. (2-tailed) .492 .075 .219 .004 .000

N 32 32 32 32 32 32

soal3 Pearson Correlation .003 .320 1 .231 .080 .540**

Sig. (2-tailed) .986 .075 .204 .663 .001

N 32 32 32 32 32 32

soal4 Pearson Correlation -.343 .223 .231 1 .134 .375*

Sig. (2-tailed) .055 .219 .204 .465 .034

N 32 32 32 32 32 32

soal5 Pearson Correlation .317 .495** .080 .134 1 .699**

Sig. (2-tailed) .077 .004 .663 .465 .000

N 32 32 32 32 32 32

nilaitotal Pearson Correlation .423* .806** .540** .375* .699** 1

Sig. (2-tailed) .016 .000 .001 .034 .000

N 32 32 32 32 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.718 6

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Hasil Belajar Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen

Selisih Nilai Selisih Nilai


Nilai Nilai Nilai Nilai
No. Nama PosKon – PosEks -
PreKon PosKon PreEks PosEks
PreKon PreEks
1 Item 1 65 75 10 50 70 20
2 Item 2 65 60 -5 40 85 45
3 Item 3 60 70 10 60 85 25
4 Item 4 50 50 0 35 70 35
5 Item 5 55 60 5 70 85 15
6 Item 6 50 55 5 70 75 5
7 Item 7 45 45 0 50 70 20
8 Item 8 65 50 -15 45 60 15
9 Item 9 60 55 -5 30 75 45
10 Item 10 50 50 0 60 75 15
11 Item 11 75 75 0 65 90 25
12 Item 12 70 55 -15 65 100 35
13 Item 13 35 65 30 50 65 15
14 Item 14 55 70 15 50 70 20
15 Item 15 45 80 35 65 90 25
16 Item 16 60 65 5 55 90 35
17 Item 17 40 55 15 45 70 25
18 Item 18 45 60 15 55 70 15
19 Item 19 70 75 5 40 65 25
20 Item 20 65 50 -15 65 90 25
21 Item 21 60 45 -15 85 100 15
22 Item 22 50 55 5 65 70 5
23 Item 23 35 45 10 40 75 35
24 Item 24 45 45 0 50 75 25
25 Item 25 65 70 5 45 65 20
26 Item 26 45 55 10 40 75 35
27 Item 27 55 65 10 70 100 30
28 Item 28 40 50 10 30 65 35
29 Item 29 60 70 10 45 100 55
30 Item 30 70 65 -5 50 100 50
31 Item 31 60 70 10
32 Item 32 40 60 20
33 Item 33 45 65 20
34 Item 34 40 70 30

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Hasil Perhitungan SPSS Uji Normalitas Distribusi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NilaiPreKo NilaiPosKo SelNilaiPre NilaiPreEk NilaiPosEk SelNilaiPre


n n PosKon s s PosEks

N 34 34 34 31 31 31
a
Normal Parameters Mean 53.97 60.29 6.32 53.39 79.03 25.6452

Std.
11.131 10.071 12.389 13.378 12.411 12.69790
Deviation

Most Absolute .147 .142 .148 .148 .240 .165


Extreme Positive .143 .142 .148 .148 .240 .165
Differences
Negative -.147 -.127 -.105 -.130 -.116 -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .858 .826 .863 .826 1.338 .921

Asymp. Sig. (2-tailed) .453 .503 .445 .503 .056 .364

a. Test distribution is Normal.

Lampiran 4.3 Hasil Perhitungan SPSS Uji Homogenitas dan Kemampuan


Awal

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Mean Error Interval of the

Sig. (2- Differe Differe Difference

F Sig. t df tailed) nce nce Lower Upper

Nilai Equal
variances .949 .334 .192 63 .849 .583 3.043 -5.497 6.664
assumed

Equal
variances .190 58.600 .850 .583 3.069 -5.558 6.725
not assumed

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Korelasi


1) Kelompok Kontrol

Correlations

PosKon PreKon

PosKon Pearson Correlation 1 .320

Sig. (2-tailed) .065

N 34 34

PreKon Pearson Correlation .320 1

Sig. (2-tailed) .065

N 34 34

2) Kelompok Eksperimen

Correlations

PosEks PreEks
**
PosEks Pearson Correlation 1 .517

Sig. (2-tailed) .003

N 31 31
**
PreEks Pearson Correlation .517 1

Sig. (2-tailed) .003

N 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Selisih Nilai Pretest ke Posttest

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SelKonEks Kontrol 34 6.32 12.389 2.125

Eksperimen 31 25.65 12.698 2.281

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Mean Error Interval of the

Sig. (2- Differen Differen Difference

F Sig. T Df tailed) ce ce Lower Upper

SelKon Equal
Eks variances .071 .791 -6.206 63 .000 -19.322 3.113 -25.543 -13.100
assumed

Equal
variances -6.199 62.129 .000 -19.322 3.117 -25.552 -13.091
not assumed

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan

Effect size Persentase pengaruh penggunaan model


2 inkuiri terhadap hasil belajar siswa:
r = 2+

2
r = R2 = r2
2+
= (0,61) 2
r = + = 0,37

r =
Persentase = R2 x 100 %
r = = 0,37 x 100 %
r = 0,61 (efek besar) = 37 %

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Manual Persentase Peningkatan Nilai


Pretest ke Posttest

Persentase Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest hasil belajar siswa


Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase Persentase

= x 100 % = x 100 %

= x 100 % = x 100 %

= 11,71 % = 48,02 %

Lampiran 4.8 Hasil Perhitungan SPSS dan Manual Uji Besar Efek
Peningkatan Nilai Pretest ke Posttest

1) Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PreKon 53.97 34 11.131 1.909

PosKon 60.29 34 10.071 1.727

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PreKon & PosKon 34 .320 .065

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std. Std.
Difference
Deviatio Error Sig. (2-
Mean n Mean Lower Upper T Df tailed)

Pair 1 PreKon -
-6.324 12.389 2.125 -10.646 -2.001 -2.976 33 .005
PosKon

Persentase pengaruh penggunaan model


Effect size kelompok kontrol
inkuiri terhadap hasil belajar siswa:
2 R2 = r2
r = 2+
= (0,46) 2
2 = 0,21
r = 2+

Persentase = R2 x 100 %
r =
+ = 0,21 x 100 %
= 21 %
r =

r =√
r = 0,46 (efek menengah)

2) Kelompok Eksperimen

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PreEks 53.39 31 13.378 2.403

PosEks 79.03 31 12.411 2.229

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PreEks & PosEks 31 .517 .003

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)

Pair 1 PreEks -
-25.645 12.698 2.281 -30.303 -20.988 -11.245 30 .000
PosEks

Persentase pengaruh penggunaan model


Effect size kelompok eksperimen
inkuiri terhadap hasil belajar siswa:
2 R2 = r2
r = 2+
= (0,89) 2
2 = 0,79
r = 2 +

Persentase = R2 x 100 %
r =
+ = 0,79 x 100 %
= 79 %
r =

r =√
r = 0,89 (efek besar)

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.1 Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.2 Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


Kelompok Kontrol

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


Kelompok Eksperimen

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.5 Soal Uraian Pretest dan Posttest

A. Soal Pretest
Nama: ………………..
Kelas: ………………..
Nomor: ….…………..
1.

Tuliskan fungsi paruh burung pada gambar di atas berdasarkan bentuknya!


Berilah 1 contoh makananya!
Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

2.

Tuliskan fungsi kaki burung pada gambar di atas!


Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

3. Sebutkan 2 fungsi sayap pada burung!


Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Sebutkan 3 fungsi adaptasi hewan!


Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

5. Berilah 3 contoh fungsi adaptasi hewan untuk melindungi diri dari


musuhnya!
Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

B. Soal Posttest
Nama: ……………..
Kelas: ……………..
Nomor: …………..

1.

Tuliskan fungsi paruh burung pada gambar di atas berdasarkan bentuknya!


Berilah 1 contoh makananya!
Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

2.

Tuliskan fungsi kaki burung pada gambar di atas!

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

3. Sebutkan 2 fungsi ekor pada burung!


Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

4. Sebutkan 3 fungsi adaptasi hewan!


Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

5. Berilah 3 contoh fungsi adaptasi hewan berdasarkan jenis makannya!


Jawab: ………………………………………………….....................
………………………………………………..……………….
………………………………..……………………………….

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.6 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest

Kunci Jawaban
A. Pretest
1. Fungsi paruh burung pipit, yaitu untuk memakan biji-bijian.
2. Bentuk kaki elang besar, kuat dan kokoh. Elang mempunyai kuku yang
panjang, tajam dan ujung kukunya melengkung. Kaki elang berfungsi
untuk memegang dan mencengkeram mangsa.
3. a) Untuk menjaga keseimbangan.
b) Untuk melayang.
4. a) Untuk melindungi diri dari musuhnya.
b) Untuk makan sesuai dengan jenis makananya.
c) Untuk melindungi dari cuaca dingin dan panas.
5. a) Bunglon dengan cara mengubah warna tubuhnya.
b) Walang sangit dengan bau yang menyengat.
c) Walang daun dengan warna tubuh seperti daun.

B. Posttest
1. Fungsi paruh burung elang, yaitu untuk mengoyak tubuh mangsanya.
Contoh: ular.
2. Kaki bebek berbentuk pendek dan berselaput. Selaput terdapat di
antara sela-sela jari. Selaput bebek berfungsi untuk berenang.
3. a) Untuk menjaga keseimbangan.
b) Untuk mengatur pergerakan saat terbang.
4. a) Untuk melindungi diri dari musuhnya.
b) Untuk makan sesuai dengan jenis makananya.
c) Untuk melindungi dari cuaca dingin dan panas.
5. a) Paruh burung yang beraneka ragam sesuai jenis makanannya.
b) Taring yang runcing dan tajam pada hewan karnivora.
c) Mulut dengan otot yang elastis pada ular.

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.7 Foto-foto Kegiatan


Pembelajaran Pada Kelompok Kontrol

Pembelajaran Pada Kelompok Eksperimen

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIODATA PENELITI

Lensa Ndarupita merupakan anak keempat dari pasangan


Katijan dan Ngadinah. Lahir di Purworejo pada tanggal 4 Mei
1995. Pendidikan dimulai dari TK Hosiana pada tahun 2000 –
2001, kemudian pendidikan dilanjutkan di Sekolah Dasar
Negeri 1 Semawung Daleman Kutoarjo pada tahun 2001 –
2007. Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 12 Purworejo pada tahun 2007 – 2010.
Peneliti kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Pius Bakti
Utama Bayan pada tahun 2010 – 2013. Peneliti melanjutkan pendidikan di
Universitas Sanata Dharma jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun
2014 sampai sekarang. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata
Dharma, Peneliti mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, diantaranya:

No. Nama Kegiatan Tahun Peran


1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) 2015 Peserta
2. Seminar “Reinventing Childhood Education” 2015 Peserta
3. Week-End Moral 2015 Peserta
4. PPKM I 2015 Peserta
5. PPKM II 2015 Peserta
6. INFISA 2014 Peserta
7. English Club for 4 semester 2014-2016 Peserta
8. Parade Gamelan Anak ke-IX se-Yogyakarta dan Jawa 2016 Anggota Seksi
Tengah
9. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2017 Peserta
10. INSIPRO 2014 Peserta
11. Kuliah Umum PGSD “Masa Depan Toleransi di Tangan 2016 Peserta
Guru”
12. Seminar “Reinventing Childhood Education” 2015 Peserta
13. Kuliah Umum Pendidikan Berbasis Montessori 2015 Peserta
14. Workshop “Pendidikan Inklusi dan Release Point” 2014 Peserta

136

Anda mungkin juga menyukai