Bab 2 Revisi Post Seminar
Bab 2 Revisi Post Seminar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. MANAJEMEN KEPERAWATAN
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat maupun dana,
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga, dan masyarakat (Suyanto, 2008).
Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi sumber daya
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan institusional yang spesifik dan obyektif (Huber, 2010).
hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemeliharaan lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang pantas.
c. Penggerakan (Actuating)
Menurut Terry dalam Sarwoto (2011) penggerakan dan pelaksanaan adalah tindakan
untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai
sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan hasil yang dikehendaki. Menurut
Sarwoto (2011), terdapat 2 teknik pengawasan yaitu pengawasan langsung dan
pengawasan tidak langsung. Selain itu, fungsi pengawasan fungsional yaitu apakah
kebijaksanaan yang ditatapkan dijalankan oleh jajaran pelaksana atau tidak,
pengguanaan dana, pemanfaatan sarana dan prasarana kerja, ketaatan aparatur pelaksana
pada prosedur dan mekanisme kerja yang telah ditetapkan dan manajemen sumber daya
manusia.
e. Penilaian (Evaluating)
Menurut Siagian (2016) penilaian adalah pengukuran dan pembandingan hasil-hasil
yang telah dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
1) Struktur organisasi
2) Jumlah tenaga yang ada (keperawatan / non keperawatan)
3) Pengaturan ketenagaan
Struktur organisasi :
Kepala Ruang
Rita Sakti Nur B,S.Kep, Ns
Katim A Katim B
Ully Hikmah, S.Kep,Ns Dyah K ,S.Kep,Ns
6
Hartini, S.Kep,Ns
Istiana, Amd.Kep
Isnia K, Amd.Kep
Wahyuti,S.Kep,Ns
Aniek S, Amd.Kep
Df Muhammad Z,
S.Kep,Ns
Irfan S P, Amd.Kep
Nasir H,S.Kep,Ns
Laely R, Amd.Kep
Ana Maria N, Amd.Kep
Yayik R, Amd.Kep
Administrasi
Ari Minarsih
Pramu Ruang
Niko Ozzy
Uraian Tugas Anggun Dwi L
Keperawatan : 16 orang
Non keperawatan : 3 orang
Kebutuhan tenaga
Faktor Koreksi
Faktor Koreksi = loss day + non nursing
job
8
a) Menurut Depkes RI
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah:
(1) Rata rata jumlah jam perawatan/klien/ hari
Hari 1
Mandiri : 11
Parsial :8
Total :2
Jumlah jam perawatan /klien/ hari
Mandiri = (11 x 2jam) + (11 x 1jam) + (11 x ¼ jam)
= 22+11+2,75
=35,75jam
Parsial = (8 x 3jam) + (8 x 1jam) + (8 x ¼ jam)
= 24+8+2
= 34jam
Total = (2 x 3jam) + (2x 1jam)+ (2x ¼ jam)
= 6+2+0,5
= 8,5jam
Jumlah jam hari 1 = 78 jam
Hari ke 2
Minimal : 9
Parsial :6
Total :3
Jumlah jam perawatan perhari/klien/hari
Mandiri = (9 x 2jam) + (9 x 1jam) + (9 x ¼ jam)
= 18+9+2,25
= 29,5jam
Parsial = (6 x 3jam) + (6 x 1jam) + (6 x ¼ jam)
= 18+6+1,5
= 25,5jam
Total = (3 x 3jam) + (3 x 1jam)+ (3 x ¼ jam)
= 9+3+0,75
= 12,75
Jumlah jam hari 2 = 67,75jam
Hari ke 3
Mandiri : 11
Parsial :8
9
Total :2
Jumlah jam perawatan /klien/ hari
Mandiri = (11 x 2jam) + (11 x 1jam) + (11 x ¼ jam)
= 22+11+2,75
=35,75jam
Parsial = (8 x 3jam) + (8 x 1jam) + (8 x ¼ jam)
= 24+8+2
= 34jam
Total = (2 x 3jam) + (2x 1jam)+ (2x ¼ jam)
= 6+2+0,5
= 8,5jam
Jumlah jam hari 1 = 78 jam
Tabel 2.3
Jumlah Perawat yang Tersedia Menurut Depkes
Di Ruang Amarilis 3
Douglass
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien
Menurut Douglass
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
P S M P S M P S M
10
b. Material (Material)
Standar pelayanan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan yang meliputi
kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya dalam upaya mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas. Ruang lingkup peralatan keperawatan adalah ruang
tenun, alat kesehatan, alat rumah tangga, alat pencatatan pelaporan keperawatan, pengelolaan
peralatan keperawatan meliputi standar perencanaan, standar pengadaan, standar distribusi,
standar penggunaan, standar penghapusan, standar pengawasan dan pengendalian (Depkes,
2011).
Perawatan minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan, ruang perawat jaga
sebaiknya terletak ditengah-tengah ruang perawatan pasien, ruang ganti perawat, ruang
tindakan keperawatan, ruang obat dan peralatan, ruang penyimpanan alat kesehatan, ruang
diskusi, kamar mandi pasien, kamar mandi perawat/petugas.
Standar pelayanan keperawatan di ruang Amarilis 3 adalah penetapan peralatan
keperawatan yang meliputi kebutuhan (jumlah, jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya
dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, ruang lingkup peralatan
keperawatan adalah ruang tenun, alat kesehatan, alat rumah tangga, alat pencatatan pelaporan
keperawatan, pengelolaan peralatan keperawatan meliputi standar perencanaan, standar
pengadaan, standar distribusi, standar penggunaan, standar penghapusan, standar pengawasan
dan pengendalian. Dalam pencatatan dan pelaporan di Ruang Amarilis 3 ada penanggung jawab
alkes dan non alkes dimana pelaporan tiap operan jaga shift dan direkap setiap bulan. Perawatan
11
minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan, ruang perawat jaga berada di tengah-tengah
ruang perawatan pasien, ruang ganti perawat, ruang obat dan peralatan, ruang penyimpanan alat
kesehatan, ruang diskusi, kamar mandi pasien, kamar mandi petugas atau perawat. Material
merupakan sarana dan prsasarana yang digunakan untuk menunjang kelancaran manajemen mel
iputi :
1) Denah
Denah di ruangan amarilis 3 terlampir
2) Fasilitas
Fasilitas untuk pasien di amarilis 3 sudah memadahi dengan terdapat :
a) Kapasitas ruangan Amarilis 3 Kelas I : 12 kamar x @ 2 TT = 24 TT
b) Fasilitas kamarRuang biasa terdapat 12 kamar @ 2 TT = 24 TT
Almari 1 Baik
Kursi 1 Baik
Sofa 1 Baik
Papan tulis 1 Baik
Dispenser 1 Baik
Meja 2 Baik
Kaca 1 Baik
Tempat sampah 1 Baik
AC 1 Baik
Jam dinding 1 Baik
12
Kalender 1 Baik
Kulkas 1 Baik
d) Alat kesehatan
Alat kesehatan yang ada diruangan amarilis 3 (medis dan non medis) yaitu :
Tabel 1.3 Inventaris Alat-alat di Ruang Amarilis 3 RSUD Tugurejo Semarang Tahun
2017
13
Sumber: Data Inventaris Alat Bangsal Amarilis 3 Dalam Bulan Tahun 2017
dan lain-lain) yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit. Untuk pengelolaan
logistik dan obat akan diusulkan/ dilaporkan pada bagian rumah tangga dan
farmasi. Datas dasar observasi dan wawancara pengelolaan logistik dan obat di
ruang amarilis 3 sudah berjalan sesuai standart yang ada di rumah sakit.
6) Discharge planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan yang di ikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
7) Supervisi Klinik
Pengertian supervisi secara umum adalah melakukan pengamatan secara langsung
dan berkala oleh “atasan” terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan untuk
kemudian bila ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung
guna mengatasinya (Suarli & Bahtiar, 2009). Supervisi klinik berpotensi
meningkatkan keahlian dan kemampuan klinik staf yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kesuksesan pencapaian rumah sakit. Sistem supervisi akan
memberikan kejelasan tugas, feedback dan kesempatan perawat pelaksana
18
8) Dokumentasi
Dokumentasi asuhan dalam pelayanan keperawatan adalah bagian dari kegiatan
yang harus dikerjakan oleh perawat setelah memberi asuhan kepada pasien.
Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan
pasen, kebutuhan pasen, kegiatan asuhan keperawatan/ serta respons pasen
terhadap asuhan yang diterimanya. Dengan demikian dokumentasi keperawatan/
mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang menginformasikan
faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksanakan. Perawat atau
tenaga kesehatan lainnya selalu mendokumentasikan tindakannya pada pasien pada
catatan medis (CM) pasien dengan jelas dan lengkap. Dari hasil pengamatan dan
wawancara di ruang amarilis 3 mendapatkan hasil bahwa catatan medis asuhan
keperawatan dan data penunjang lain selalu dilengkapi oleh oleh perawat yang
bertugas. Sehingga dokumentasi keperawtannya dapat berjalan dengan baik.
baik dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, maka rumah sakit perlu
mempersiapkan jasa non medis dan jasa pemborongan.
Menurut (Pohan, 2017) biaya merupakan faktor penting dalam organisasi,
demikian pula halnya dalam lingkungan organisasi layanan kesehatan umumnya biaya
ditetapkan dan dicatat pada setiap satuan kerja, misalnya biaya berbagai kategori
tindakan, pemeliharaan bangunan, administrasi, binatu, biaya obat, makanan dll.
Segala jenis pelaporan keuangan di Ruang Amarilis 3 masuk ke pelaporan keuangan
pusat di bagian Keuangan RSUD Adhiyatma M.P.H. sumber dana terbagi menjadi 2 yaitu dari
BLUD (berasal dari pasien baik pasien umum, pasien dengan BPJS maupun pasien dengan
JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan APBD (berasal dari pemerintah) yang nantinya akan
dikolaborasikan keduanya untuk memenuhi kebutuhan untuk memajukan dan meningkatkan
mutu pelayanan Rumah Sakit. Pengajuan alat bedasarkan kebutuhan ruangan dilakukan
secara insidentil yaitu saat ada alat yang rusak atau hilang atau ada kebutuhan alat baru. Di
ruang Amarilis III juga terdapat iuran individu setiap bulan untuk kebutuhan perawat,
yaitu untuk sosialisasi pertemuan bulanan dan wisata, dan mengisi kas.
e. Mutu
Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa
yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau
yang tersirat. Mutu dan peningkatan mutu merupakan tugas yang paling utama yang
dihadapi oleh berbagai lembaga. Mutu merupakan suatu konsep yang kompleks
sehingga tidak mudah untuk didefinisikan dan diukur. Pengertian mengenai mutu yang
diungkapkan oleh seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Dalam kehidupan
sehari-hari biasanya kita baru menyadari arti dari mutu ketika mutu tersebut hilang atau
berkurang. Mutu merupakan salah satu unsur pokok yang membedakan antara produk
satu dengan lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa mutu itu adalah suatu
keistimewaan dari suatu produk.
Di dalam rumah sakit setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan,
seperti pasien, masyarakat, dan organisasi masyarakat, profesi layanan, dinas kesehatan
dan pemerintah daerah, pasti mempunyai pandangan yang berbeda tentang unsur apa
yang penting (Pohan, 2017). Peningkatan mutu layanan kesehatan dalam ruang lingkup
rumah sakit menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup
20