Anda di halaman 1dari 6

Definisi Tablet Sublingual dan Bukal

Tablet sublingual merupakan jenis tablet kompresi yang penggunannya disisipkan di

bawah lidah sedangkan tablet bukal penggunaanya disipkan di antara pipi dan gusi. Tablet ini

umumnya berbentuk datar atau oval, keras, dan mengandung hormon.

Keuntungan tablet sublingual dan bukal adalah :

1. Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau sedikit sekali diserap oleh

saluran pencernaan.

2. Bebas First Pass Metabolism.

3. Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui mukosa mulut, sehingga

diharapkan dapat memberikan efek yang cepat juga.

Adapun kerugian tablet sublingual dan bukal adalah :

1. Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual dan bukal karena obat yang

dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumlahnya sangat sedikit.

2. Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan penyimpanan obat memerlukan

cara khusus karena bahan ini mudah menguap.


B. Contoh Tablet Sublingual dan Bukal

Tablet bukal dan sublingual pemberiannya hanya terbatas pada gliseril trinitrat,

nitrogliseril dan hormon - hormon steroid.

1. Nitrogliserin

Sediaan nitrogliserin sublingual dan bukal dapat mengurangi serangan anginal pada

penderita iskemia jantung. Pemberian 0,3 – 0,4 mg melepaskan rasa sakit sekitar 75% dalam 3

menit, 15% lainnya lepas dari sakit dalam waktu 5 – 15 menit. Apabila rasa sakit bertahan

melebihi 20 – 30 menit setelah penggunaan dua atau tiga tablet nitrogliserin berarti terjadi gejala

koroner akut dan pasien diminta untuk mencari bantuan darurat (Sukandar, dkk, 2008).

Efek samping mencakup hipotensi postural yang berhubungan dengan gejala sistem saraf

pusat, refleks takikardi, sakit kepala, dan wajah memerah, dan mual pada waktu tertentu

(Sukandar, dkk, 2008).

2. Hormon – Hormon Steroid

a. Estrogen

Estrogen yang diberikan oral menstimulasi sintesis protein hepatik dan meningkatkan

konsentrasi sirkulasi glogulin terikat hormn seks, yang dapat menjamin bioavailabilitas androgen

dan astrogen. Estradiol merupakan bentuk kuat dan paling aktif dari estrogen endogen saata

diberikan oral dia termetabolisme dan hanya 10% mencapai sirkulasi sebagai estradiol bebas.

Absorbsi estrogen secara sistemik ppada tablet lebih rendah dibanding krim vaginal. Penemuan

baru menunjukkan estrogen pada dosis yang lebih rendah efektif dalam mengontrol simptom

pasca menopause dan mengurangi kehilangan masa tulang (Sukandar, dkk, 2008).
Contoh obat yang beredar di pasaran adalah angeliq, cliane, climmen, cyclo progynova,

diane, dan lain-lain (Anonim, 2010).

b. Progestogen

Progestogen umumnya diberikan pada wanita yang belum pernah menjalani histerektomi.

Progestin sebaiknya ditambahkan karena estrogen tunggal berkaitan dengan hiperplasia dan

kanker endometrium. Terapi hormon dosis rendah(estrogen terkonjugaasi ekuin 0,45 mg dan

medroksiprogesteron asetat 1,5 mg/hari menunjukkan kesamaan dalam peredaran simptom dan

pertahanan densitas tulang tanpa peningkatan hiperplasia endometrium.

Progestogen oral yang paling umum digunakan adalah medroksiprogesteron asetat

misalnya Dilena; Noretisteron asetat, misalnya Anore, Cliane, Kliogest, Norelut, Primolut N, dan

Regumen.

C. Formulasi Tablet Sublingual dan Bukal

Tablet bukal mengandung sejumlah bahan aktif yang dikombinasikan dengan bahan

tambahan, dimana bahan tambahan yang penting terdiri atas sorbitol dan lubrikan. Tablet ini

memberikan “drug delivery” yang sangat cepat, dimana level bahan aktif dalam darah dapat

dibandingkan dengan pemberian secara parenteral.

Perlu bagi formulasi bukal untuk kontak dengan mukosa oral untuk waktu yang cukup

agar obat bisa diabsorpsi. Jika formulasinya “falls apart” terlalu cepat, bahan aktif akan tertelan,

sehingga obat yang sampai tidak cukup, tetapi jika formulasinya tidak “falls apart” dengan cukup

cepat maka pasien akan kesulitan, karena pasien tidak dapat makan atau minum selama

menggunakan sediaan bukal. Formulasi bukal sebaiknya mempunyai ukuran yang kecil untuk
menghindari ketidaknyamanan pasien, dan diinginkan formulasi sebisa mungkin larut dalam

saliva sehingga ketidaknyamanan dari partikel berpasir yang tidak larut di mulut dapat dihindari.

Komposisi tablet bukal untuk pemberian obat mengandung bahan-bahan penting kira-

kira 1 sampai 20% dari berat bahan terlarut, polimer adesif yang dapat diterima secara

farmasetika, bahan tambahan tablet yang dapat dikompresi secara langsung, dan sejumlah bahan

obat yang berguna secara terapi. Komposisi tablet bukal misalnya bisa mengandung kira-kira

sampai 10 % (kira-kira 1-10%) penghancur yang dapat diterima secara farmasetika.

Komposisi tablet bukal untuk pemberian estrogen, mengandung kira-kira 2-10% bahan

adesif polimer, seperti carbomer 934 P; dan penghancur tablet sampai kira-kira 6%, seperti

crospovidon; gula yang dapat dikompresi dan kira-kira 50 mikrogram sampai 2 g estradiol.

Formulasi bukal dapat mengandung bahan-bahan incidental, seperti lubrikan, bahan pewarna dan

bahan pengaroma. Bahan adesif polimer yang dapat diterima secara farmasetikal digunakan

untuk memberikan sifat basah untuk formulasi bukal sehingga sediaannya dapat tetap pada

tempatnya selama pemberian. Sejumlah bahan adesif dalam formulasi kira-kira 1-20%, tetapi

lebih dipilih 2-10%. Penggunaannya yang kurang dari 1% bisa menghasilkan sifat adesif yang

tidak cukup atau formulasi yang “falling apart” yang terlalu cepat, sebaliknya jika berlebihan

menyebabkan formulasi tersebut tinggal lebih lama daripada yang diinginkan. Bahan adesif akan

lengket ketika lembab tetapi tidak ketika kering, untuk kenyamanan pada saat penanganan.

Sejumlah bahan adesif dapat digunakan secara umum untuk meningkatkan kelarutan dari bahan

aktif.

Salah satu kelompok bahan adesif polimer yang ber-BM tinggi dari asam akrilat dikenal

dengan karbomer. Berat molekulnya 450,000 sampai 4,000,000 berguna, terutama dengan BM

3,000,000 (misalnya carbomer 934 P.). Bahan adesif ini digunakan dalam jumlah kecil untuk
memberikan karakteristik adesif yang diinginkan pada formulasi, yang berguna karena jumlah

bahan adesif yang besar dapat menghalangi disolusi dari bahan aktif. Polimer hidrofilik lain yang

bisa digunakan adalah polimer hidrofilik yang mengandung sebagian (87-89%) polivinilalkohol

terhidrolasi ( BM 10,000 sampai 125,000, lebih dipilih 11,000 to 31,000), polietilen oxida (mBM

kira-kira 100,000 sampai 5,000,000, lebih dipilih BM 400,000) dan poliakrilat. Hidroksipropil

metilselulosa yang mempunyai BM 13,000 sampai 140,000 dan hidroksipropil selulosa yang

mempunyai BM 60,000 sampai 1,000,000 juga merupakan bahan adesif yang berguna. Istilah

“soluble” digunakan sebagai indikasi bahwa bahannya larut dalam air atau saliva.

Selama pemberian sediaan, bahan adesif di tempat itu berbentuk seperti gel yang

perlahan-lahan memisah. Penggunaan sejumlah disintegran yang dapat diterima secara

farmasetikal yang tertelan selama pemberian, menyebabkan lebih banyak pemaparan formulasi

pada saliva, dapat membantu pemisahan dan menyebabkan formulasi memisah secara perlahan-

lahan. Jumlah disintegran dalam fprmulasi sampai 10%, misalnya 3-6%. Meskipun demikian,

jmlah disintegran yang berlebihan bisa memperlambat penghancuran, seperti pada formulasi dari

gel yang tidak larut, dan membantudisolusi dari formulasi. Beberapa formulasi dari tipe ini bisa

menunjukkan disintegrasi yang lebih cepat jika disintegran yang digunakan kurang dari 3%,

misalnya 2,5% atau bahkan 1% atau kurang, terutama jika disintegran tidak terbasahkan oleh air

atau larut sebagian dalam air; seperti disintegran dengan menghambat pemasukan air ke dalam

komposisi tablet yang dapat memperlambat penghancuran dan disolusinya. Pemilihan jumlah

disintegran yang tepat dilakukan dengan trial dan error. Beberapa formulasi tidak mengandung

disintegran sama sekali atau mengandung persentase disintegran yang sangat kecil, misalnya

0.05% atau 0.1% sampai 0.9%.

Salah satu disintegran adalah bahan crospovidon yang merupakan produk silang dari polivinil-5-
pirolidon. Bahan disintegran lain meliputi Ac-di-sol, asam alginate dan pati Na-karboksimetil.
Formulasinya juga meliputi bahan tambahan tablet yang larut, yang dapat dikompresi secara
langsung seperti gula. Salah satu bahan tambahan tablet adalah cokristalisasi dari sukrosa 97%
dan dekstrin termodifikasi 3%. Selain itu, juga biasa digunakan laktosa. Bahan lain yang
digunakan meliputi lubrikan, bahan pewarna dan bahan pengaroma. Lubrikan mungkin tidak
larut dalam air, misalnya magnesium stearat atau oleat, jumlahnya sampai 3%, lebih dipakai 0,3
sampai 1,5%. Meskipun demikian, lubrikan yang dipilih adalah yang larut dalam air, misalnya
Na lauril sulfat, jumlahnya sampai 3%, dipilih 0,3-1,5%. Campuran lubrikan yang larut dan tidak
larut dalam air dapat digunakan. Lubrikan yang larut bisa memperpendek waktu disintegrasi dan
disolusi, terutama untuk bahan obat yang larut dalam air, sedangkan lubrikan yang tidak larut
bisa memperpanjang.
Jumlah bahan aktif akan bervariasi tergantung pada dosis yang diinginkan untuk pengobatan.
Estradiol, ketika digunakan sebagai bahan aktif, jumlahnya kira-kira 50 mikrogram sampai 2 mg.
Formulasi dapat disiapkan dengan pencampuran sederhana dan mengkompresi jumlah campuran
yang dinginkan ke dalam bentuk tablet. Sediaan akhir yang diinginkan mempunyai diameter
kira-kira 0.635 cm (kira-kira ¼ inci) dan ketebalan kira-kira 0.127 cm (kira-kira 0.05 inci), dan
penghancuran selama pemberian kira-kira 2-20 menit, lebih dipilih 4-12 menit

Anda mungkin juga menyukai