Dalam membuat tablet sublingual dan bukal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
Ciri – ciri fisik tablet sublingual dan bukal adalah datar atau oval, dan keras. Bentuk
tersebut ditentukan oleh punch dan die yang digunakan untuk mengkompresi (menekan) tablet.
Untuk menghasilkan tablet yang datar, maka punch-nya jangan terlalu cembung.
Adapun ketebalan tablet dipengaruhi oleh jumlah obat yang dapat diisikan ke dalam
cetakan dan tekanan yang diberikan pada saat dilakukan kompresi (Ansel, 1989).
b. Berat Tablet
Berat tablet ditentukan oleh jumlah bahan yang diisikan ke dalam cetakan yang akan
ditekan. Volume bahan (granul) harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dulu
dicetak supaya tercapai berat tablet yang diharapkan. Penyesuaian diperlukan, karena formula
Sebagai contoh, jika tablet harus mengandung 10 mg bahan obat dan bila yang akan
diproduksi 10.000 tablet, maka diperlukan 100 gr dari obat tersebut dalam formula. Setelah
penambahan bahan tambahan, formulanya mungkin meningkat menjadi 1000 gr. Ini berarti tiap
tablet beratnya menjadi 100 mg dengan bahan obat yang terkandung 10 mg. Jadi, obat yang diisi
ke dalam cetakan harus disesuaikan supaya dapat menampung volume granul yang beratnya 100
mg (Ansel, 1989).
c. Kekerasan Tablet
Tablet bukal sengaja dibuat keras. Hal ini dimaksudkan agar obat yang disisipkan di pipi
larut perlahan – lahan. Dalam proses kompresi, besarnya tekanan yang biasa digunakan adalah
lebih kecil dari 3000 dan lebih besar dari 40.000 pound. Jadi, untuk membuat tablet bukal yang
keras tekanan yang dibutuhkan juga besar. Pada saat ini banyak alat yang bisa digunakan sebagai
tester pengukur kekerasan tablet, diantaranya Pfizer tablet hardness tester, HT500 Hardness
Semua tablet dalam USP harus melalui pengujian daya hancur secara resmi yang
dilaksanakan in vitro dengan alat uji khusus. Alat ini terdiri dari rak keranjang yang dipasang
berisi 6 pipa gelas yang ujungnya terbuka, diikat secara vertikal di atas latarbelakang dari kawat
stainless yang berupa ayakan dengan ukuran mesh nomor 10. Selama waktu pengujian, tablet
diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang tadi, dengan memakai mesin, keranjang diturun-
naikkan dalam cairan pencelup dengan frekuensi 29 – 32 kali turun – naik per menit. Layar
Untuk tablet bukal dan sublingual, meggunakan air (cairan pencelup) yang dijaga pada
temperatur 37oC, kecuali bila ditentukan ada cairan lain dalam masing – masing monogramnya.
Tablet bukal harus melebur dalam waktu 4 jam dan tablet sublingual biasanya 30 menit (Ansel,
1989).
e. Disolusi Tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dinyatakan dalam masing – masing monografi