Anda di halaman 1dari 7

1. Tuliskan 10 macam sediaan farmasi yang termasuk dalam sediaan padat, beserta definisinya!

1) Tablet cetak

Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.

2) Tablet trikurat

tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan

3) Tablet hipodermik

Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.

4) Tablet kempa

paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain
cetakan.

5) Tablet sublingual

dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.

6) Pulvis (serbuk)

Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian
luar.

7) Kaplet (kapsul tablet)

Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.

9) Pulveres

Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.

8) Tablet (compressi)

Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa bahan tambahan.

10) Tablet bukal

Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi

2. Sediaan padat yang paling banyak diproduksi adalah tablet. Tuliskan definisi

Tablet menurut

a. Farmakope Indonesia Edisi III


b. Farmakope Indonesia Edisi IV
c. Farmakope Indonesia Edisi V
d. Farmakope Indonesia Edisi VI
e. Farmakope Amerika (USP, Unites State Ppharmacopoeia
f. Farmakope Inggris (British Pharmacopoeia)
a. Menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979), pengertian tablet adalah sediaan padat kompak,
dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaanya rata dan cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.

b. Menurut FI edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat umumnya disebut
kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar.

c. Menurut Farmakope Indonesia Edisi V (2014), tablet adalah sediaan padat mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

d. FI Ed VI : Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

e. Farmakope Amerika : Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau
tablet kompresi.

f. Farmakope Inggris : Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa
bahan aktif dan biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.

3. IPC yang dilakukan pada pembuatan sediaan padat adalah IPC pada masa tablet (granul) dan
IPC pada produk jadi. Sebutkan jenis pengujian pada masing-masing IPC tersebut!

 Pengujian kadar air


 pengujian laju alir
 sudut istirahat
 pengentapan
 Distribusi granul.

o keseragaman bobot tablet


o keseragaman ukuran
o kekerasan tablet
o kerapuhan tablet
o waktu hancur
4. Pada masing-masing pengujian IPC pada masa tablet (granul), jelaskan :

1. Pengujian laju alir

A. Tujuan : untuk mengetahui sifat aliran granul , terutama untuk granul yang akan dimasukkan ke
dalam kapsul atau dicetak menjadi tablet.

B. Alat yang digunakan : Flowmeter

C. Prosedur pengujian :

 Siapkan flowmeter . Hitung ujung corong dengan meja penampung setinggi 10 cm


 Timbang 100 gram granul. Masukkan kedalam corong flowmeter yang ujungnya sudah
ditutup terlebih dahulu.
 Buka tutup corong dan hidupkan stop watch sampai semua granul keluar dari corong.
Matikan stop watch jika granul sudah keluar semua.
 Catat waktu alirnya.
 Hitung laju alirnya sebagai banyaknya granul yang mengalir setiap satuan waktu.

D. Nilai yang diperoleh = Nilai yang diperoleh adalah bobot granul, lajur alir

seperti contoh : 4 detik untuk laju alir granul sebanyak 100gr maka ;

Laju alir = Berat sampel / waktu alir = 100 / 4 detik = 25 gr/detik

E. Nilai yang dipersyaratkan : Dari nilai yang diperoleh adalah 25 gr/detik, maka

nilai tersebut masuk ke dalam syarat kriteria istimewa yang nilainya dari 25-30

(ISTIMEWA) . Semakin rendah angkanya, maka semakin bagus kualitas aliran

granul tersebut. Dan tidak lebih dari 10 detik

2. Pengujian Kadar Air

A. Tujuan : Untuk mengetahui kadar air yang ada pada granul

B. Alat yang digunakan : Oven Memmert dan Desikator

C. Prosedur Kerja :

 Ambil dua cawan penguap, keringkan dalam oven selama 15 menit


 Ambil cawan dengan menggunakan penjepit dan keringkan dalam desikator selama 10 menit
 Setelah dikeringkan dalam desikator, timbang cawan untuk mengetahui bobot cawan
sebelum diisi sampel
 Timbang sampel granul sebanyak 3gr dalam cawan tersebut
 Keringkan dalam oven selama 30 menit
 Keluarkan sampel dan masukkan kembali cawan ke dalam desikator selama 10 menit
 Timbang bobot sampel dengan seksama
 Lakukan cara 1-7, hingga didapatkan bobot sampel yang konstan
D. Nilai yang diperoleh : Bobot granul, W1 (Bobot granul+Bobot sampel yg belum dikeringkan), W2
(Bobot granul+bobot sampel yang dikeringkan), w3 (Bobot Cawan), lalu perhitungan sampel seperti
W1-W2/W1-W3 x 100% = sekian

E. Nilai yang dipersyaratkan : Syarat yang baik adalah dari 2-5%

3. Sudut Istirahat

A.Tujuan : Sudut diam atau sudut istirahat digunakan untuk mengetahui kohesifitas partikel
campuran serbuk.

B. Alat yang di gunakan : Jangka Sorong

C. Prosedur pengujian :

 Hitung tinggi dan diameter gundukan dengan menggunakan jangka sorong


 Tangen sudut diam di hitung dengan membagi tinggi gundukan dengan diameter
 Sudut diam di hitung dengan menghitung arcus tangen dan nilai yg di peroleh

D. Nilai yang diperoleh : Nilai yang diperoleh adalah bobot granul yang telah disediakan, tinggi
gundukan, diameter gundukan dan nilai arc . tan a

E. Nilai yang di persyaratkan : Tidak kurang dari 25%

4. Distribusi Granul

A. Tujuan: untuk melihat keseragaman dan distribusi ukuran granul yang di hasilkan

B. Alat yang digunakan : shieve shaker

C. Prosedur pengujian :

 Timbang sejumlah 100g granul


 letakan di atas ayakan yang telah tersusun dan di tara,mulai dengan ayakan terbesar sampai
dengan ayakan terkecil
 nyalakan shieve shaker hingga selesai
 timbang granul pada masing masing ayakan
 hitung 'distribusi' granul pada tiap tiap ayakan/mesh(%)

D. Nilai yang diperoleh : Bobot granul, hasil tiap mesh, nilai distribusi granul

E. Nilai yang dipersyaratkan : Tidak melebihi 5%

5. Pengentapan

A. Tujuan : Untuk mengetahui apakah granul instan tersebut memenuhi persyaratan sehingga
diharapkan akan menghasilkan granul yang baik.

B. Alat yang digunakan : Tap Density

C. Prosedur pengujian :
 Timbang 100 gram granul
 Masukkan ke dalam gelas ukur pada Tap Density, Hitung volume granul
 Ketuk sebanyak 50 ketukan, Hitung volume setelah 50 ketukan
 Ketuk kembali sebanyak 50 ketukan hingga konstan, Hitung volume granul
 Ulangi hingga didapatkan volume granul yang konstan

D. Nilai yang diperoleh :

Seperti hitungan yang telah dilakukan bahwa dibutuhkan nilai bobot granul, Nilai ketukan pertama
dan kedua, indeks kompresibilitas (%), Bj Nyata jenis Bulk, Bj Mampat/Tapped, Rasio Hausner dan
indeks kompresibilitas.

E. Nilai yang dipersyaratkan : Tidak kurang dari 20%

5. IPC yang dilakukan pada pembuatan sediaan padat adalah ipc pada produk tablet. Pada masing-
masing IPC tersebut, jelaskan:

1. Uji keseragaman bobot

A. Tujuan : dilakukan untuk mengetahui keragaman sediaaan dan memastikan bahwa setiap tablet
mengandung sejumlah obat atau bahan aktif dengan takaran yang tepat dan merata.

B. Alat yang di gunakan : neraca analitik

C. Prosedur Kerja :

 Siapkan 20 tablet
 Siapkan timbangan
 Nyalakan timbangan dan letakkan tablet diatas timbangan.
 Lihat berat tablet dan catat di kolom jurnal.
 Ulangi sampai tablet habis.
 D. Nilai yang diperoleh : jumlah tablet, bobot tablet dan rata-rata tablet

E. Nilai yang dipersyaratkan : tidak lebih dari 2 tablet lebih besar dari kolom A dan tidak satu tablet
pun yang menyimpang lebih besar dari kolom B

2. keseragaman ukuran

A. Tujuan : untuk mengetahui keragaman sediaaan dan memastikan bahwa setiap tablet
mengandung sejumlah obat atau bahan aktif dengan takaran yang tepat dan merata.

B. Alat yang di gunakan : Jangka Sorong

C. Prosedur Kerja :

 Siapkan 20 tablet
 Siapkan Jangka Sorong
 Letakkan tablet di jangka Sorong lalu ukur ketebalan dan diameternya.
 tulis di kolom jurnal
 lakukan sampai habis
D. Nilai yang diperoleh : jumlah tablet, hasil diameter dan ketebalan tablet.

E. Nilai yang dipersyaratkan : diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak kurang dari 1 1/3
kali tebal tablet

3. Kekerasan Tablet

A. Tujuan : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya
sewaktu pengemasan dan pengiriman

B. Alat yang di gunakan : Hardness Tester

C. Prosedur Kerja :

 Siapkan 20 tablet
 Siapkan Hardness Tester
 Letakkan tablet di Hardness Tester lalu putar tuas kekanan sampai tabletnya hancur.
 Keluar data hasil tekanan
 Tulis di kolom jurnal
 Lakukan sampai tablet habis

D. Nilai yang diperoleh : rata-rata tablet

E. Nilai yang dipersyaratkan : kekerasan tablet antara 4-10Kp atau 40-100N

4. Kerapuhan Tablet

A. Tujuan :Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan


permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.

B. Alat yang di gunakan : Friability Tester

C. Prosedur Kerja :

 Siapkan tablet
 Bersihkan tablet dengan kuas, lalu timbang (catat hasil)
 Masukkan tablet yang sudah di timbang ke alat (Friability Tester)
 Nyalakan alat dengan menekan tombol on dan tunggu sampai alat selesai berputar
 ketika sudah berhenti, keluarkan bersihkan lagi dengan kuas, lalu timbang dan catat hasil

D. Nilai yang diperoleh : rata rata keregasan tablet

E. Nilai yang dipersyaratkan tablet dikatan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 0,8%
5. Waktu hancur

A. Tujuan : Untuk melihat seberapa lama obat (tablet) bisa hancur didalam tubuh atau saluran cerna
yang ditandai dengan sediaan menjadi larut, terdispersi, atau menjadi lunak.

B. Alat yang di gunakan : Desintegration Tester.

C. Prosedur Kerja :

 Siapkan 6 tablet
 siapkan air dengan suhu 37°C
 Masukkan 6 tablet ke alat (desintegration Tester) lalu tunggu sampai tablet hancur.
 Hitung waktu hancurnya
 Catat hasil waktu hancur

D. Nilai yang diperoeh : suhu air, waktu hancur

E. Nilai yang dipersyaratkan : tidak lebih dari 10 menit.

Bagus Aldianto

Kelas 12 FI

PPMP

Sumber : internet, buku dan farmakope

Anda mungkin juga menyukai