Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Tablet

1. Keseragaman bobot (FI, 1979)


Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom
B.

Adapun cara melakukan uji keseragaman terhadap bobot tablet menggunakan


timbangan analitik adalah sebagai berikut.
a. Pilih 20 tablet.
b. Timbang 20 tablet tersebut.
c. Timbang satu persatu.
d. Hitung bobot rata-ratanya.
2. Keseragaman Ukuran (FI, 1979)
Alat: Jangka sorong
Syarat : 4/3 < d < 3 tebal tablet

Cara:
a. Ambil 20 tablet, dapat juga menggunakan hanya 10 tablet.
b. Ukur diameter dan tebal tablet satu persatu.
3. Uji Kekerasan (Hardness tester)

Syarat : 4-8 kg/cm3


3. Uji Kerapuhan (Friability Test)
Alat : Friability Tester (Friabilator).
Sejumlah 20 tablet (ukuran besar; 40
tablet berukuran kecil) dibebasdebukan
kemudian ditimbang (W0). Setelah itu
dimasukkan ke dalam alat friabilator dan
mesin dijalankan dengan kecepatan 25
RPM selama 4 menit. Setelah itu tablet
dibebasdebukan lagi dan ditimbang (Wt).
Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus:

Syarat : kurang dari 0,8% atau 1%


4. Waktu Hancur
Alat : Disintegration Tester (Disintegrator)
Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester
(disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan
lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji
harus hancur sempurna (Farmakope Indonesia, 1995)
Prosedur kerja uji waktu hancur menurut Farmakope Indonesia
(1976) adalah sebagai berikut:
a. Siapkan aquadest dengan suhu 37oC sebanyak + 650 ml
b. Masukkan ke dalam beaker 1 liter
c. Pasang beaker pada alat
d. Pasang keranjang.
e. Masukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung
f. Alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 ± 20C sebagai
media.
g. Alat dihentikan apabila semua tablet sudah hancur.
h. Catat waktu yang dibutuhkan tablet untuk seliuruh tablet
hancur
i. Angkat keranjang.
5. Uji Disolusi
Alat : Dissolution Tester
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, metode disolusi terdapat dua macam metode,
yaitu metode basket dan metode dayung. Metode ini dapat dilakukan dengan cara
menyiapkan medium dapar phospat pH 5,8 sebanyak 900 ml dimasukan ke dalam labu
disolusi, pengaduk dayung diatur pada kecepatan 50 rpm. Tablet ditimbang dan
dimasukkan kedalam labu disolusi. Suhu labu dipertahankan 370C + 0,50C. Kemudian
sampel diambil pada menit ke 5, 10, 15, dan 30 setiap pengambilan sampel diambil
sebanyak 5 ml. Sampel diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang maximum zat aktif.
Contoh : tablet Parasetamol
Syarat dalam penentuan uji disolusi ini
adalah nilai zat aktif yang terlarut tidak
kurang dari 80%. Pada tahap 1 (S1),
menggunakan 6 tablet uji. Bila pada tahap
ini tidak memenuhi syarat, maka akan
dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap
2 (S2). Pada tahap ini 6 tablet tambahan diuji
lagi. Bila tetap tidak memenuhi syarat, maka
pengujian dilanjutkan lagi ke tahap 3 (S3).
Pada tahap ini 12 tablet tambahan diuji lagi
(Siregar, 2010)

Anda mungkin juga menyukai