Anda di halaman 1dari 2

Metode Pembuatan

Sebagian besar tablet kompresi dibuat dengan matode granulasi basah mengingat caranya

yang relatif mudah. Begitu pula dengan tablet sublingual dan bukal. Langkah-langkah yang

diperlukan dlam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut; (1).

Menimbang dan mencampur bahan-bahan, (2) Pembuatan granulasi basah, (3) Mengayakan

adonan lembab menjadipelet atau granul, (4) Pengeringan, (5) Pengayakan kering, (6)

Pencampuran bahan pelincir, (7) Pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).

Bahan aktif, pengisi, dan bahan penghancur yang diperlukan dalam formula tablet

ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk membuat sejumlah tablet yang akan

diproduksi dan dicampur, diaduk baik, biasanya dengan menggunakan mesin pencampur serbuk

atau mikser. Pengisi yang biasa digunakan adalah laktosa, kaolin, mannitol, dan lain-lain. Bahan

penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum, senyawa selullosa, dan lain-

lain (Ansel, 1989).

Selanjutnya campuran serbuk diubah menjadi granula yang bebas mangalir ke dalam

cetakan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan cairan pengikat ke dalam campuran

serbuk, melewatkan adonan yang lembap melalui ayakan yang ukurannya seperti yang

diinginkan, granul yang dihasilkan melalui penngayakan ini dikeringkan lalu diayak lagi dengan

ukurannya yang lebih kecil.

Selanjutnya dilakukan penyaringan adonan lembap menjadi pelet, pengeringan granul

dalam kabiet pengering, penyaringan kering, lubrikasi, dan pencetakan tablet (Ansel, 1989).

3. Pengemasan dan Penyimpanan


Pada umumnya tablet sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat

dengan kelembaban nisbi yang rendah, serta terlindung dari temperatur tinggi. Tablet khusus

yang cenderung hancur bila kena lembab dapat disertai pengering dalam kemasannya. Tablet

yang dirusak oleh cahaya disimpan dalam wadah yang dapat menahan masuknya cahaya (Ansel,

1989).

Untuk tablet sublingual yang mengandung nitrogliserin (Tablet Nitrogliserin) memiliki

peraturan tersendiri dalam pengemasannya, yaitu :

a. Semua tablet nitrogliserin harus dikemas dalam wadah gelas dengan tutup logam yang sesuai

dan dapat diputar.

b. Tiap wadah tidak boleh berisi lebih dari 100 tablet.

c. Tablet nitrogliserin harus disalurkan dalam wadah aslinya dan pada labelnya ada tanda

peringatan “untuk mencegah hilangnya potensi, jagalah tablet ini dalam wadah aslinya dan

segera tutup kembali wadahnya setelah pemakaian”.

d. Semua tablet nitrogliserin harus disimpan dalam ruangan dengan temperatur yang diatur antara

59o - 86 oF (Ansel, 1989).

Pelaksanaan peraturan ini membantu memelihara keseragaman standar kandungan tablet

nitrogliserin supaya lebih baik dari sebelumnya. Bagaimanapun juga, nitrogliserin merupakan

cairan yang mudah menguap dari wadahnya bila terbuka dan khususnya apabila wadah tadi tidak

tertutup rapat (Ansel, 1989).

Anda mungkin juga menyukai