A. Modul 3 Rujukan Pada Neonatus KB 1
A. Modul 3 Rujukan Pada Neonatus KB 1
KEGIATAN BELAJAR I
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan pelayanan keehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat,baik secara
vertikal maupun horizontal (Yeyeh Ai Rukiyah,Lia Yulianti.2013.Asuhan
Neonatus,Bayi,dan Anak Balita.Jakarta : TIM )
Sistem Rujukan adalah sistem yang dikelola secara strategis,proaktif,pragmatif dan
koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan
bayi baru lahir,dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun
agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada.
(Marmi.2012.Asuhan Neonatus,Bayi,Balita,dan Anak Prasekolah.Yogyakarta:PustakaPelajar)
Rujukan Medis
a. Lebih diarahkan pada masalah medis perorangan
b. Biasanya dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan
c. Dengan kata lain rujukan medis berlaku untuk pelayanan kedokteran
Menurut Marmi,2012 :
Rujukan medik yang pada dasarnya menyangkut masalah pelayanan medik perorangan yang
antara lain meliputi :
1. Transfer of Patient
Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik,pengobatan,tindakan operasi dan lain-lain
.
2. Transfer of Specimen
Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lengkap.
3. Transfer of Knowledge
Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan,memberi pelayanan,dll.
Rujukan masalah kesehatan masyarakat yaitu hubungan dalam pengiriman,pemeriksaan
bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Pada dasarnya menyangkut
masalah kesehatan masyarakat luas yang meliputi :
Rujukan Eksternal
Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan,baik
horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah)
Rujukan Medik
Rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif).
Rujukan Kesehatan
rujukan pelayanannya yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan
promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Rujukan Medik :
Transfer of Patient,Transfer of Specimen,Transfer of Knowledge.
Kegiatan dapat berupa : pengirimaan orang sakit,rujukan kasus-kasus patologik
pada kehamilan,persalinan dan nifas,pengiriman kasus masalah reproduksi
manusia lainnya,dll.
Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang bidan sebelum menentukan perlu
tidaknya seorang pasien dilakukan rujukan antara lain :
1. Rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut :
riwayat sectio sesaria,perdarahan pervaginam,persalinan kurang bulan
,ketuban pecah,pre-eklamsi,hipertensi dalam kehamilan,kehamilan
gemeli,presentasi majemuk ,dll.
2. Rujuk bayi baru lahir ,apabila ditemukan tanda-tanda : bayi lahir dengan
kelainan bawaan,bayi dengan tanda-tanda infeksi ,kelihatan tidak sehat
tidak memberikan reaksi yang baik terhadap resusitasi dan mengalami
kesulitan bernafas yan berkepanjangan .
Sementara itu tuntutan masyarakat akan pelayanan tingkat primer yang berkualitas,
serta tantangan menyongsong globalitas dimana pelayanan kesehatanharus memenuhi
standar internasional (can be audied, accountable, reliable) mendorong fase kesadaran
perlunya meningkatkan pelayanan kesehatan tingkat primer yang bermutu akan tetapi
efektif dan efisien.
Dokter keluarga yakni dokter praktik yang memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titk berat kepada keluarga, memandang pasien sebagai
individu dan bagian dari keluarga, dengan pelayanan pasif dan aktif (IDI). Ciri pelayanan
dokter keluarga yang komprehensif, efektif dan efisien itu, diharapkan akan dapat
menjawab permasalahan pelayanan kesehatan tingkat primer.
Pelayanan kesehatan tingkat primer yang komprehensif dan lebih itu diharapkan
dapat dilakukan oleh dokter keluarga. Sesungguhnya dokter keluarga adalah bukan
barang baru karena sebagai prinsip-prinsipnya telah diterapkan oleh dokter praktik
umum. Dokter keluarga juga bertugas di line terdepan sebagai pelaksana pelayanan
primer yang handal, berpikir dan perancangan holistic, bertindak sebagai coordinator dan
kolaborator untuk kepentingan pasien, sebagai katalis masyarakat, memungkinkan audit.
Meningkatkan akuntabilitas pelayanan dan antisipasi terhadap globalisasi. Kebijakan
pemerintah tentang akselerasi pengembangan dokter keluarga juga merupakan dari
penataan pelayanan kesehatan yang memberi penguatan pada pemberi pelayanan
kesehatan tingkat primer.
Rancangan SKN 2003 menjelaskan bentuk upaya kesehatan yang terdiri dari upaya
kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP). UKM adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerihtah dan masyarakat serta dunia usaha untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah timbulnya masalah kesehatan
di masyarakat. UKP adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
serta dunia usaha untuk menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. Pada masa yang akan datang pemerintah akan mengarahkan subsidi
pelayanan kesehatan pada UKM dan UKP penduduk miskin, sedangkan UKP penduduk
non miskin akan menjadi tanggung jawab individu dan keluarga dan dimobilisasi melalui
pembiayaan system jaminan. UKP tersebut pada tingkat primer akan lebih banyak
dilakukan oleh dokter keluarga.
Beberapa regulasi telah mengembangkan dokter keluarga dalam pengembangan
subsistem, pembiayaan yakni:
Dalam lingkup arah kebijakan yang lebih luas yakni system jaminan sosial nasional
(SJSN) sebagaimana diamanatkan pasal 28H UUD 1945 serta pasal 34 ayat 2 UUD 1945,
dimana jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) merupakan salah satu komponennya
dijelaskan bahwa, penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam system ini dilakukan
melalui prinsip-prinsip pelayanan kesehatan yang terkendali (kendali biaya dan kendali
mutu).
Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata jenis pelayanan tersebut tidak
berdiri sendiri-sendiri, namun berada di dalam suatu system dan saling berhubungan. Apabila
pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer, maka harus
menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan kesehatan diatasnya, demikian
seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan
yang lain ini disebut rujukan.
Sistem rujukan secara lengkap dapat dirumuskan sebagai suatu system penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu
kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical (dari unit yang lebih mampu menangani),
atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Dari batasan tersebut
dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja, tetapi juga masalah-masalah
kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Di samping itu,
rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi, teapi
jug adapt dilakukan di antara fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat.
C.MEKANISME RUJUKAN
KEADAAN PASIEN
JALAN TERMOREGULASI
NAPAS/OKSIGENASI
KEADAAN PASIEN
Pelaksanaan system rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu system dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat
primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya, demikian
seterusnya. Apabila seluruh factor pendukung (pemerintah, teknologi) terpenuhi maka proses ini
akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah
penelitian yang meneliti tentang system rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang
menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang
seharusnya terkait, tidak ada dukungan peraturan. (Ai Yeyeh Rukiah, 2012)
Sistem Rujukan
Sistem yang memberikan gambaran tata cara pengiriman pasien yang beresiko tinggi dari
tempat/unit kesehatan yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit
yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya
secara menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih,dalam hal tenaga
medis,laboratorium,perawatan dan pengobatan ).
Jenis-Jenis Rujukan :
1. Secara konseptual,rujukan dibagi 2 yaitu :
a. Rujukan Medis terbagi menjadi 3 :
Tranfer of Patient
Transfer of Specimen
Transfer of Knowlwdge
b. Rujukan Masalah Kesehatan terbagi menjadi 3 :
Rujukan sarana
Rujukan Tenaga
Rujukan Operasional
c. Menurut tata hubungannya,rujukan terbagi 2 :
Rujukan Internal
Rujukan Eksternal
d. Menurut lingkup pelayanannya,rujukan terbagi 2 :
Rujukan Medik
Rujukan Kesehatan
3. Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lengkap. Adalah jenis
rujukan : …..
4. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan,memberi pelayanan,dll.
Adalah tipe rujukan : ….
6. Rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Adalah
tipe rujukan : ;;;
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat pada bagian
akhir Kegiatan Belajar 4, kemudian hitunglah jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang
benar adalah:
KUNCI JAWABAN:
1.C.
2.A.
3.C
4.B.
5 . D.
6.B.
7.C
1. Marmi.2012.Asuhan Neonatus,Bayi,Balita,daNAnakPrasekolah.Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
2. Maryanti,Dwi,dkk .2011. Buku Ajar Neonatus,Bayi & Balita.Jakarta:TIM
3. Yeyeh Ai Rukiyah,Lia Yulianti.2013.Asuhan Neonatus,Bayi,dan Anak Balita.Jakarta :
TIM