Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan jiwa atau mental didefinisikan sebagai keadaan baik di mana setiap
individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang
normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta dapat memberikan
kontribusi untuk dirinya atau masyarakatnya (WHO, 2016).
Pada tahun 2012, hasil survey World Health Organization (WHO) menunjukkan
bahwa sekitar 450 jiwa penduduk di seluruh dunia mengalami gangguan kesehatan
jiwa, hal ini berarti bahwa jumlah penduduk dunia 10% nya mengalami gangguan
kesehatan jiwa. Kenyataan serupa ditunjukkan dengan adanya laporan dari hasil riset
bank dunia dan hasil survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit
yang merupakan akibat masalah kesehatan jiwa mencapai angka 8,1 % yang
merupakan angka tertinggi dibanding presentasi penyakit lain (Anindita, 2012).
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang menjadi permasalahan bersama adalah
skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa dengan klasifikasi berat dengan
perjalanan penyakit yang progresif, cenderung menahun (kronik), eksaserbasif (sering
mengalami kekambuhan). Gejala skizofrenia yang umum dialami adalah halusinasi.
Halusinasi dapat terjadi karena adanya reaksi emosi yang berlebihan atau kurang, dan
perilaku aneh. Bentuk halusinasi ada beberapa macam diantaranya adalah penglihatan,
pendengaran, perabaan dan penghidu. Halusinasi yang sering terjadi adalah halusinasi
pendengaran, dimana halusinasi pendengaran merupakan gangguan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Kusumawati, Farida &
Hartono, 2011).
Halusinasi sering diidentifikasikan dengan skizofrenia. 70% klien skizofrenia
mengalami halusinasi pendengaran, sedangkan alusinasi penglihatan sekitar 20% dan
sisanya adalah halusinasi yang lainnya. Halusinasi juga dapat menyebabkan stres. Stres
ini bisa berasal dari dirinya sendiri misalnya klien berfikir negatif atau menyalahkan
dirinya sendiri, atau stres yang didapatkan dari luar yang bisa berasal dari hubungan
yang tidak menyenangkan dengan keluarga, teman atau bahkan petugas kesehatan.
Bagi orang yang berfikir positif dan tidak terlalu pesimis menghadapi masalah yang
muncul, mungkin tidak akan mudah mengalami stres dalam menghadapi masalahnya,

1
2

tetapi bagi orang yang labil dan mudah putus asa akan berat menghadapinya. Apabila
dalam mengatasinya jangka waktu yang panjang dan juga tidak didukung oleh
pengobatan secara optimal, maka akan sangat mempengaruhi kesehatan jiwa
seseorang. Kurangnya stimulus lingkungan juga akan menjadi penyebab terjadinya
halusinasi. Umumnya klien dengan masalah halusinasi diawali dengan perasaan sedih
atau stres karena masalah tertentu dan kemudian klien menyadari dalam waktu yang
cukup lama. Saat itu klien berada dalam kondisi dimana stimulasi dari lingkungan
sangat kurang sementara stimulus dalam dirinya semakin kuat. Hal ini apabila terjadi
dalam waktu lama maka klien akan mulai berhalusinasi (Nurjanah, 2008).
Biasanya klien yang mengalami halusinasi sering mendengar suara-suara dari
luar baik jelas ataupun tidak jelas. Gejala tersebut apabila tidak mendapat penanganan
secara baik, maka akan sangat beresiko munculnya gangguan dalam diri seseorang
khususnya risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Seseorang akan merasa
bahwa halusinasinya itu nyata sehingga klien menolak untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya (Damaiyanthi, 2014).
Peran perawat dalam mengatasi halusinasi di rumah sakit antara lain melakukan
penerapan standart asuhan keperawatan yang mencakup penerapan strategi
pelaksanaan halusinasi yaitu mencakup kegiatan mengenal halusinasi, mengajarkan
pasien menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi
muncul, melakukan aktivitas terjadwal, serta minum obat secara teratur untuk
mencegah halusinasi. Hasil penelitian disebutkan apabila pasien dengan halusinasi
pendengaran dapat juga diatasi dengan pemberian terapi psikoreligius (sholat)
(Wulandari, 2014)

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang kami rumuskan dari proposal seminar kasus ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi dari halusinasi?
2. Apa klasifikasi dari halusinasi?
3. Apa penyebab halusinasi?
4. Apa Tanda dan gejala halusinasi?
5. Bagaimanakah penatalaksaan pasien dengan halusinasi?
3

6. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan


persepsi sensori: halusinasi?

1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan persepsi sensori: halusinasi secara komprehensif
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi dari halusinasi?
2. Menjelaskan klasifikasi halusinasi?
3. Menjelaskan penyebab halusinasi?
4. Menjelaskan Tanda dan gejala halusinasi?
5. Menjelaskan penatalaksaan pasien dengan halusinasi?
6. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi?

Anda mungkin juga menyukai