Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Oleh :
DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN BANJAR
Arah Kebijakan
dan Latar Belakang
PENDAHULUAN

BANGUNAN

Banyaknya terdapat bangunan permukiman yang tidak layak huni


diwilayah kabupaten Banjar

3
PENDAHULUAN

JALAN LINGKUNGAN

Jalan akses untuk transportasi sering mengalami banjir akibat


tersumbatnya saluran drainse sehingga jalan sangat mudah sekali
4 rusak akibat tergenang air
PENDAHULUAN

PENYEDIAAN AIR MINUM

Untuk penyediaan air minum masih menggunakan air sumur yang


digunakan secara bersama-sama
5
PENDAHULUAN

DRAINASE

Saluran drainase yang ada sering mengalami penyumbatan akibat sampah yang
dibuang masyarakat secara sembarangan serta belum terdapat saluran drainase
6 yang sesuai dengan teknis
PENDAHULUAN

AIR LIMBAH

Air limbah dari hasil MCK sering dibuang langsung ke rawa-rawa


yang terdapat disekitaran permukimanyang akibatnya limbah
menumpuk dan menyebabkan air tercemar dan berbau busuk
7
PENDAHULUAN

PERSAMPAHAN

Tidak tersedianya bak sampah dan kesadaran dari masyakat yang kurang
untuk membuang sampah pada tempatnya membuat selokan-selokan yang
berada dilingkungan permukiman membuat sampah berserakan disetiap
selokan dan sampin-samping rumah
8
LATAR BELAKANG

 Banyaknya Ditemukan Kawasan Permukiman


Kabupaten Banjar Yang Masih Tidak Layak Huni

 Banyaknya Terdapat Ketidak Teraturan Hunian Baik


ditinjau dari Segi Aspek Kesehatan Maupun
Keamanan
 Bahaya yang Akan dialami Akibat Banyaknya
Terdapat Kawasan Permukiman Kumuh
 Terbitnya Peraturan dan Perundang-Undangan dari
Pemerintah Untuk Mengurangi Kawasan Kumuh
9
ASPEK PENANGANAN KUMUH
PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR
2/PRT/M/2016
- Ketidakteraturan Bangunan
BANGUNAN - Tingkat Kepadatan Bangunan
GEDUNG
- Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis
Bangunan

JALAN - Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan


LINGKUNGAN
- Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

- Ketidakmampuan Mengalir Limpasan Air


- Ketidaktersediaan Drainase
- Ketidakterhubungan dengan Sistem
DRAINASE
LINGKUNGAN Drainase Perkotaan
- Tidak Terpeliharanya Drainase
- Kualitas Konstruksi Drainse

- Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak


PENGELOLAAN Sesuai Standar Teknis
AIR LIMBAH - Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air
Limbah Tidak Sesuai dengan
Persyaratan Teknis
10
ASPEK PENANGANAN KUMUH
PERATURAN MENTERI PUPR NOMOR
2/PRT/M/2016

- Parasarana dan Sarana Persampahan Tidak


Sesuai dengan Persyaratan Teknis
PENGELOLAAN - Sistem Pengelolaan Persampahan yang
PERSAMPAHAN Tidak sesuai Standar Teknis
- Tidak Terpeliharanya Prasarana dan Sarana
Pengelolaan Persampahan

- Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi


PROTEKSI Kebakaran
KEBAKARAN - Ketidaktersediaan Sarana proteksi
Kebakaran

Tingkat kekumuhan berdasarkan formulasi


penilaian lokasi:
71-95 : Kumuh Berat
45-70 : Kumuh sedang
19-44 : Kumuh Ringan
<19 : Tidak Kumuh Tujuan Bersama

11
PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH
& PERMUKIMAN KUMUH (PERMEN PUPR NO.2/2016)

Kekumuhan Ditinjau dari Peningkatan Kualitas Terhadap


Perumahan Kumuh Dan
Bangunan Gedung
Permukiman Kumuh
Kekumuhan Ditinjau dari
Jalan Lingkungan
Penetapan Pola-Pola
Pengelolaan
Kekumuhan Ditinjau dari Lokasi Penanganan
Kriteria Penyediaan Air Minum
a. Pemugaran a. Pembentukan
perumahan Identifikasi lokasi
Kekumuhan Ditinjau dari KSM
kumuh dan b. Peremajaan
Drainase Lingkungan Prosedur
permukiman
Pendataan c. Pemukiman b. Pemeliharaan
kumuh Kekumuhan Ditinjau dari Kembali Perbaikan
Pengelolaan Air Limbah dilakukan oleh
pemerintah daerah
Kekumuhan Ditinjau dari melibatkan peran
Pengelolaan Persampahan masyarakat pada
lokasi
Kekumuhan Ditinjau dari Pemda menyiapkan
Amanat Lebih Lanjut:
1. SK Bupati/Walikota terkait Penetapan
Proteksi Kebakaran format isian dan
Lokasi (Pasal 15 ayat (3))
prosedur pendataan
2. Perbup/Perwal terkait Rencana
Penilaian lokasi Penanganan Permukiman Kumuh (Pasal
25 ayat (3))

Penetapan lokasi

12
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

Menurut dari data hasil identifikasi lingkungan permukiman kumuh perkotaan


tahun 2016, terdapat 36 desa/ kelurahan yang termasuk dalam 11 kecamatan
yang berada dalam ruang lingkup kabupaten Banjar dengan luas kumuh gabungan
terdapat 369.584 Ha luasan kumuh, berdasarkan SK kumuh Bupati Banjar No.
189 Tahun 2013 terdapat 573.04 Ha luas kumuh, berdasarkan hasil verifikasi
RP2KPKP 2016 terdapat 191.010 Ha luas kumuh dan data dari jumlah RTLH
dalam wilayah kumuh data TNP2K terdapat 670 unit .

Pada pembahasan ini dibahas penanganan strategi kawasan tanpa kumuh untuk
wilayah sekitaran kota Martapura sebagai salah satu sampel.

13
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

Data dukung untuk identifikasi lingkungan permukiman kumuh perkotaan tahun


2016 berdasarkan SK 2013 dan Rp2KPKP (gabungan) terdapat 12 kecamatan,
dan 36 desa/ kelurahan dengan luas kawasan 369,584 Ha dengan kewenangan
pusat seluas 126,477 Ha, kewenangan provinsi seluas 96,622 Ha.
Khusus untuk kewenangan kabupaten seluas 146,485 Ha yang terbagi dalam 9
kelurahan seluas 60,724 Ha dan 14 desa seluas 85,761 Ha.

14
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

15
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

16
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

17
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

18
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

19
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

20
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

21
KEMUNGKINAN POTENSI DAN PERMASALAHAN
PADA KAWASAN PEMUKIMAN

22
KONSEP KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

23
KONSEP STRATEGI PEMBANGUNAN

24
RENCANA PENANGANAN KAWASAN
PEMUKIMAN

25
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai