Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
didalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.
yang kurang berkenang. Kritik dan sarang yang membangun sangat diperlukan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Meskipun angka
kematian ibu telah sangat menurun di negara maju, kasus ini tetap menjadi
sekitar 7-10 wanita per 100.000 kelahiran hidup dan statistik menunjukkan
2012 angka kematian ibu adalah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
lebih dari 500 mL setelah persalinan vaginal atau lebih dari 1000 mL
setelah sesar. Efek perdarahan pada ibu hamil tergantung pada volume
darah saat ibu hamil, seberapa tingkat hipervolemia yang sudah dicapai
tekanan darah sebagi respon terhadap kehilangan darah yang terjadi dan
jam pertama setelah bayi lahir, 68-73 % dalam satu minggu setalah bayi
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Perdarahan Post partum (PPP) adalah perdarahan setelah bayi lahir (Kala
IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah >500 cc.
melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III.
dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar pada spons,
handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai. Volume darah yang hilang
juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seseorang ibu
karena tercampur dengan air ketuban dan serapan pada pakaian atau kain alas.
Oleh karena itu bila terdapat perdarahan lebih banyak dari normal, sudah
adalah atonia uteri, retensio plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak
a. Atonia Uteri
menjadi berhenti.
kasep.
penyakit menahun.
Gejala Klinik :
1) Perdarahan pervaginam
3) Anemia
Diagnosis
Bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif
dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih
diperhatikan pada saat atonia uteri didiagnosis, maka pada saat itu juga
masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh
Penanganan
pasien. Pasien bisa masih dalam keadaan sadar, sedikit anemis, atau
sebagai berikut :
Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui i.m, i.v, atau s.c
histerektomi.
b. Retensio plasenta
pertolongan aktif kala III dapat disebabkan oleh adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus. Bila sebagian kecil plasenta masih tertinggal dalam
separasi fisiologis.
2) Retensio plasenta Ankreta
uterus.
1) Plasenta previa
2) Usia
3) jarak persalinan
4) Penolong persalinan
6) anemia
10) Kotraksi serviks yang terlalu cepat sehingga dapat menahan plasenta
keluar
1) Perdarahan pervaginam
Penanganan
(sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila
kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir,
pusat putus.
5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat
abortus.
infeksi sekunder.
plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan
yang berlebihan.
f) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula
sehingga
h) Peluasan episiotomi
2) Faktor-faktor janin :
occipitoposterior
c) Kelahiran bokong
e) Dystocia bahu
Gejala Klinik
3) Plasenta lengkap
4) Pucat dan Lemah
5) Menggigil
Robekan Perineum
umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala
janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa,
kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih
uterus yang kuat. Tingkatan robekan pada perineum dibagi atas 4 tingkat
Tingkat II: robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei
ani
dijahit
Kolpaporeksis
bagian atas vagina. Hal ini terjadi apabila pada persalinan yang
dengan servik uteri tidak terjepit antara kepala janin dengan tulang
pada batas antara bagian teratas dengan bagian yang lebih bawah dan
uteri tidak ditahan oleh tangan luar untuk mencegah uterus naik ke
atas.
Robekan serviks
Penanganan :
antiseptic
terpasang.
sekunder adalah sisa plasenta atau membran dan infeksi ( endometritis dan
metritis ).
perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim
plasenta lahir.
rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik dianggap
abortus.
masa nifas.
serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.
rata, 2-3 organisme. Dalam banyak kasus, hal itu timbul dari infeksi
cephalosporin.
b) Takikardia
f) Subinvolusi
seropurulenta
puerperium fisiologis
i) Perdarahan pervaginam
(malaise)
yang baik.
– 72 jam.
c) Bila setelah 72 jam demam tidak membaik perlu dicari dengan
a) Demam menggigil
e) Perdarahan pervaginam
f) Syok
lain-lain).
4. Penanganan
e) Bila ada pus, lakukan drainase (kalau perlu kalpotomi), ibu dalam
posisi flower
subtotal.
5. Pencegahan
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
pertama setelah bayi lahir, dan Late Postpartum yang terjadi lebih dari
24 jam pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan
B. Saran
partum.