Anda di halaman 1dari 7

Bab II

Pembahasan isi

1.1 Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan menurut S.P. Siagian adalah kemampuan dan keterampilan


seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak
sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangan nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Prof. Kimbal Young, Pengertian Kepemimpinan ialah bentuk dominasi didasari
kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk melakukan
sesuatu, berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat
bagi situasi khusus.

Ordway Tead di dalam bukunya The Art of Leadership, menyatakan sebagai berikut :
Pengertian Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah suatu kegiatan mempengaruhi


orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.

Menurut Howard H. Hoyt, Pengertian Kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi


tingkah laku manusia, kamampuan untuk membimbing orang.

Dari pengertian kepemimpinan diatas, dapat dikemukakan bahwa pada kepemimpinan itu
terdapat unsur-unsur, sebagai berikut :

1. Kemampuan mempengaruhi orang lain, dalam hal ini bawahan atau kelompok.

2. Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain.

3. Untuk mencapai tujuan organisai atau kelompok.


Arti Penting Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin


kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Tipologi dan Faktor Kepemimpinan


Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok .
Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan
jenis-jenisnya antara lain:

Tipe Otokratis.

Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik,
saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-
rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.

Tipe Militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme
berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe
militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan
bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan,
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis.

Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa,
bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

Tipe Karismatik.

Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai
daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin
yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu
terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan
sebagai orang yang ‘ganteng”.

Tipe Demokratis.

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang


demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia,
selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai
tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama,
tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.

Dimensi Struktur Organisasi


Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen,
dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen
berusaha untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja,
sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi
formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.

1.Formalisasi

Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan
dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat
prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan
demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja.
Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang
tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.

2.Sentralisasi

Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana
kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan
sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi
kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin
besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar
sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.

Departementalisasi

Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan.


Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau jasa

3. Wilayah

4. Langganan

5. Proses atau peralatan

6. Waktu

7. Pelayanan

8. Alpa-numeral

9. Proyek atau matriks

Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan –


kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali
merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama
pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-
funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan
memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.

Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan


konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inofatif.

Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-


divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur
organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk
atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola
logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-
metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur
organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga
disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-
kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.

Model-model Desain Organisasi


Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi
Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.

1. Desain Organisasi Mekanistik.


Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan
kepercayaan.Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik
melalui perasaan takut dan sanksi.Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa
sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.Proses
interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan
metode departemental.Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan
Relatif. Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong
adanya partisipasi kelompok. Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya
memperhalus kesalahan.

2. Desain Orgranisasi Orgranik.


Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara
atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara
bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses
kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan
sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara
terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau
desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.

Implikasi Manajerial Kepemimpinan dan Desain Struktur Organisasi

Implikasi manajerial kepemimpinan


Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan
menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena
induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka
perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.

Implikasi manajerial desain dan struktur organisasi


Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada
teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia
kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi
tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.

Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Kepemimpinan, Fungsi Kepemimpinan dan Sejarah
Kepemimpinan :
- Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah. Yang Menerbitkan
Graha Ilmu : Yogyakarta.

Arti Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Sumber :
EkoIFUnjani.2013.Teori Kepemimpinan. “http://ekoif.weebly.com/teori-kepemimpinan.html”.
Diunduh tanggal 5 Juni 2015.
Dunia Tugas Asri. 2013. Teori Dan Arti Penting Kepemimpinan.
“https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan/”.
Diunduh tanggal 5 Juni 2015.

Anda mungkin juga menyukai