Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UTS

PERKERASAN JALAN

Dosen Pengampu :

Ir. H. Sugeng Purwanto, MM.,MT.

Oleh :

Susilo Ahmad Budiyansah (16-22201-076)

Semester 6 (B2)

PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2019
Pertanyaan :

Untuk merencanakan lapisan tebal perkerasan pada perencanaan konstruksi jalan raya data-
datanya yaitu :

 Komposisi kendaraan awal umur rencana pada tahun 2012


a. Mobil penumpang : 1900 kendaraan
b. Bus 8 ton : 700 kendaraan
c. Truk 2 as 10 ton : 450 kendaraan
d. Truk 2 as 13 ton : 250 kendaraan
e. Truk 3 as 20 ton : 120 kendaraan
 Jalan akan dibuka pada tahun 2014
 Umur rencana 10 tahun
 Klasifikasi jalan : Arteri, 4 jalur. Lebar jalan 12 m
 Perkembangan lalu lintas selama pelaksanaan (i) = 4%
 Perkembanan lalu lintas untuk umur rencana 10 tahun (i) = 5%
 Curah hujan 1200 mm/tahun
 Kelandaian jalan 6 – 10%
 Jenis lapisan yang digunakan :
- Lapisan permukaan : Laston
- Pondasi atas : Batu pecah
- Pondasi bawah : Pasir batu
 Data CBR 2,4,4,2,4,5,5,2,6,4
 Koefisien distribusi kendaraan (C) = Kendaraan ringan 0,3
Kendaraan berat 0,45
Penyelesaian :

1. Menghitung LHR (Lintas Harian Rata-rata)


LHRawal pada tahun 2012 (awal umur rencana)
n = 2 tahun
i = 4% = 0,04
LHRawal = LHR pada awal tahun pelaksanaan ( )
a. Mobil penumpang : 1900 ( ) = 2055,04
b. Bus 8 ton : 700 ( ) = 757,12
c. Truk 2 as 10 ton : 450 ( ) = 486,72
d. Truk 2 as 13 ton : 250 ( ) = 270,4
e. Truk 3 as 20 ton : 120 ( ) = 129,79
Total = 3699,07 kendaraan/hari

LHRakhir pada tahun 2022 (akhir umur rencana)


n = 10 tahun
i = 5% = 0,05
LHRakhir = LHRawal ( )
a. Mobil penumpang : 2055,04 ( ) = 3347,44
b. Bus 8 ton : 757,12 ( ) = 1233,268
c. Truk 2 as 10 ton : 486,72 ( ) = 792,81
d. Truk 2 as 13 ton : 270,4 ( ) = 440,45
e. Truk 3 as 20 ton : 129,79 ( ) = 211,414
Total = 6025,38 kend/hari
2. Menentukan Angka Ekivalen (E)
Angka ekivilen per sumbu dapat dilihat pada tabel di bawah :

Beban Sumbu Angka Ekivalen


Kg Lb Sumbu Tunggal Sumbu Ganda
1000 2205 0,002 -
2000 4409 0,0036 0,0003
3000 6614 0,0183 0,0016
4000 8818 0,0577 0,0050
5000 11023 0,1410 0,0121
6000 13228 0,2923 0,0251
7000 15432 0,5415 0,0466
8000 17637 0,9238 0,0795
8160 18000 1,000 0,086
9000 19841 1,4798 0,1273
10000 22046 2,2555 0,1940
11000 24251 3,3022 0,2840
12000 26455 4,6770 0,4022
13000 28660 6,4419 0,5540
14000 30864 8,6647 0,7452
15000 33069 11,4184 0,9820
16000 35276 14,7815 1,2712
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa
Komponen, Departemen Pekerjaan Umum (1987)

Berdasarkan tabel di dapatkan angka ekivalen :


a. Mobil penumpang (1+1) : 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
b. Bus 8 ton (3+5) : 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
c. Truk 2 as 10 ton (4+6) : 0,0577 + 0,2923 = 0,35
d. Truk 2 as 13 ton (5+8) : 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) : 0,2923 + 0,5415 + 0,5415 = 1,3753
3. Menentukan LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)
LEP = LHRawal Koefisien Distribusi (C) E
Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
Jumlah Jalur
1 arah 2 arah 3 arah 4 arah
1 Jalur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 Jalur 0,60 0,50 0,70 0,50
3 Jalur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 Jalur - 0,30 - 0,45
5 Jalur - 0,25 - 0,425
6 Jalur - 0,20 - 0,40
*) berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
**) berat total 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.
Dari data yang telah di dapat, dihitung nilai LEP yaitu :
a. Mobil penumpang : 2055,04 0,3 0,0004 = 0,24660
b. Bus 8 ton : 757,12 0,45 0,1593 = 54,2741
c. Truk 2 as 10 ton : 486,72 0,45 0,35 = 76,6584
d. Truk 2 as 13 ton : 270,4 0,45 1,0648 = 129,564
e. Truk 3 as 20 ton : 129,79 0,45 1,3753 = 80,3250
Total = 341,0681

4. Menentukan LEA (Lintas Ekivalen Akhir)


LEA = LHRakhir Koefisien Distribusi (C) E
Dari data yang telah di dapat, dihitung nilai LEP yaitu :
a. Mobil penumpang : 3347,44 0,3 0,0004 = 0,40169
b. Bus 8 ton : 1233,26 0,45 0,1593 = 88,4062
c. Truk 2 as 10 ton : 792,81 0,45 0,35 = 124,867
d. Truk 2 as 13 ton : 440,45 0,45 1,0648 = 211,046
e. Truk 3 as 20 ton : 211,414 0,45 1,3753 = 130,84095
Total = 555,5618
5. Menentukan LET (Lintas Ekivalen Tengah)
LET = (LEP + LEA)

= (341,06 + 555,56)

= 448,31
6. Menetukan LER (Lintas Ekivalen Rencana)

LER = LET

= 448,31

= 448,31
7. Menghitung CBR
Perhitungan CBR segmen jalan metode grafis menggunakan tabel. Buat kurva
hubungan antara harga BCR dan persentase jumlah tadi. Nilai CBR segmen adalah
nilai pada keadaan 80%.
Jumlah data CBR
CBR CBR Persen data yang
No STA CBRurut yang sama/lebih
(%) (%) sama/lebih besar
besar
1 100 2 2
2 10 100%
2 100 4 2
3 100 4 2
4 100 2 4
4 7 70%
5 100 4 4
6 100 5 4
7 100 5 4
5 3 30%
8 100 2 5
9 100 6 5
6 1 10%
10 100 4 6
8. Menghitung FR
% Kendaraan Berat = 100%

= 100%
= 44 % > 30 %
Dari data yang diberikan diketahui :
 Curah hujan 1200 mm/tahun > 900 mm/tahun
 Kelandaian jalan 6 – 10%

Kelandaian I ( < 6 Kelandaian II Kelandaian III


Curah %) (6-10%) (> 6 %)
Hujan % kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 % ≤ 30 % > 30 %
Iklim I <
0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
900 mm/th
Iklim II >
1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
900 mm/th
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa
Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)

Maka Faktor Regional (FR) yang didapat adalah = 2,5

9. Menghitung DDT (Daya Dukung Tanah)


DDT = 4,3 Log CBR + 1,7
= 4,3 Log 3,5 + 1,7
= 4,04

10. Menghitung IP
Untuk mendapatkan nilai IP dapat dilihat dari nilai LER dan tabel indeks permukaan
di bawah ini. Nilai LER untuk 10 tahun kedepan adalah 436,82. Dengan klasifikasi
jalan Arteri.
Lintas Klasifikasi Jalan
Ekivalen
Lokal Kolektor Arteri Tol
Rencana
< 10 1,0 – 1,5 1,5 1,5 – 2,0 -
10 – 100 1,5 1,5 – 2,0 2,0 -
100 – 1000 1,5 – 2,0 2,0 2,0 – 2,5 -
> 1000 - 2,0 – 2,5 2,5 2,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa
Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
Klasifikasi jalan arteri :
LER = 448,31 = 10 – 100
IP =2
11. Indeks Permukaan pada awal umur rencana (ITP)
ITP dapat ditentukan melalui grafik nomogram. Untuk memnentukan ITP dari grafk
nomogram diperlukan data sebagai berikut, IP, Ipo, DDT, LER, dan FR. Untuk
mendapatkan angka Ipo, dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis Lapis Perkerasan IPo Roughness (mm/km)
Laston ≥4 ≤ 1000
3,9-3,5 >1000
Lasbutag 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 >2000
Hra 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 >2000
Burda 3,9 – 3,5 < 2000
Burtu 3,4 – 3,0 < 2000
Lapen 3,4 – 3,0 ≤ 3000
2,9 – 2,5 >3000
Latasbum 2,9 – 2,5
Buras 2,9 – 2,5
Latasir 2,9 – 2,5
Jalan Tanah ≤ 2,4
Jalan Kerikil ≤ 2,4
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa
Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)

Dari tabel dan grafik nomogran di dapat hasil :


IP =2
IPo = 3,9 – 3,5
DDT = 4,04
LER = 448,31
FR = 2,5
Maka diperoleh : ITP = 9
̅̅̅̅̅ = 10,5
12. Menetapkan Tebal Perkerasan
Variabel-variabel untuk menetapkan lapisan tebal perkerasan dilihat pada tabel-tabel
berikut :
Koefisien Kekuatan Relatif Kekuatan Bahan Jenis Bahan
MS Kt(kg/
a1 a2 a3 CBR %
(kg) cm)
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - -
LASTON
0,32 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 744 - -
0,32 - - 590 - -
LASBUTAG
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - MACADAM
0,25 - - - - - LAPEN (MEKANIS)
0,20 - - - - - LAPEN (MANUAL)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - LASTON ATAS
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - LAPEN (MEKANIS)
- 0,19 - - - - LAPEN (MANUAL)
- 0,15 - - - -
Stab tanah dengan semen
- 0,13 - - - -
- 0,15 - - 22 -
Stab dengan kapur
- 0,13 - - 18 -
- 0,14 - - - 100 Batu pecah (Kelas A)
- 0,13 - - - 80 Batu pecah (Kelas B)
- 0,12 - - - 60 Batu pecah (Kelas C)
- - 0,13 - - 70 Sirtu/pitrun (Kelas A)
- - 0,12 - - 50 Sirtu/pitrun (Kelas B)
- - 0,11 - - 30 Sirtu/pitrun (Kelas C)
- - 0,10 - - 20 Tanah Lempung Kepasiran
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa
Komponen

Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif


- Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40
- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14
- Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12
ITP Tebal Minimum Bahan
(cm)
< 3,00 5 Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burdu)
3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag, Laston
Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag, Laston
6,71 – 7,49 7,5 Lasbutag, Laston
Laston
7,50 – 9,99 7,5
≥10,00 10
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode
Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)

ITP Tebal Bahan


Minimum (cm)
< 3,00 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur
3,00 – 7,49 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur
10 Laston Atas
7,50 – 9,99 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam
15 Laston Atas
10 – 12,14 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi
macadam, Lapen, Laston atas
≥12,25 25 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi
macadam, Lapen, Laston atas
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode
Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 9


- Lapisan permukaan : Laston, MS 744 d1 = 7,5
- Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A d2 = 20
- Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = ...?
̅̅̅̅̅ = a1d1 + a2d2 + a3d3
10,5 = 0,4(7,5) + 0,14(20) + 0,12 d3
10,5 = 3 + 2,8 + 0,12 d3
10,5 – 5,8 = 0,12 d3
4,7 = 0,12 d3
d3 =
d3 = 39,2 40 cm
GAMBAR SUSUNAN PERKERASAN

Anda mungkin juga menyukai