METODE PELAKSANAAN
85
tidak dapat diselesaikan begitu saja oleh satu pihak, tetapi harus selalu
dikoordinasikan bersama oleh pihak-pihak yang terkait di dalam proyek
sesering mungkin, sehingga dapat menghasilkan jalan keluar dari
permasalahan-permasalahan yang muncul. Berikut adalah pihak-pihak yang
diwajibkan berkoordinasi secara berkala selama proses berlangsung :
1. Project Manager selaku pihak yang bertanggung jawab atas proyek.
2. Site Operational Manager dan Pelaksana yang berhubungan langsung
dengan kondisi di lapangan.
3. Owner sebagai pihak penengah dan penentu keputusan bersama.
Pada proyek ini, kontraktor menggunakan sitem zoning pada gedung.
Sistem ini adalah dengan membagi area gedung ke dalam tahapan pekerjaan
yang berbeda. Tiap zona direncanakan selesai dalam waktu 7 hari. Area
gedung dibagi menjadi 3 zona, yaitu Zona A,Zona B,Zona C. Sistem zoning
terlihat pada gambar dibawah ini :
86
Gambar 5.1 Sistem Zoning
PENENTUAN AS KOLOM
FINISH
87
1. Melihat titik as existing lantai bawah melalaui lubang yang
telah di buat sebelumnya.
2. Pasang total station diatas lubang surveyor. Setting tripod
total station untuk meletakkan total station tegak lurus
vertikal dengan titik as lantai existing. Lalu setting total
station pada keadaan horizontal.
3. Checking posisi total station dengan menembak patok atau
bangunan diluar bangunan yang telah ditandai ketika
membuat garis as existing.
4. Gunakan acuan patok diluar bangunan sebagai acuan
untuk membuat garis as pinjaman. Pantau kelurusan
penandaan titik untuk garis as pinjaman dengan total
station. Dengan menggunakan 2 titik segaris digunakan
sipatan untuk marking garis.
5. Putar 90 0 total station sehingga mengasilkan garis as
pinjaman yang tegak lurus garis pinjaman pertama.
Tembak lalu marking seperti langkah 4.
6. Pindahkan total station ke titik selanjutnya untuk marking
garis as pinjaman yang selanjutnya. Setelah dipindahkan
lalu gunakan cara yang sama seperti langkah 2 dengan titik
as yang berada di garis pinjaman dan titik yang diukur
menggunakan meteran roll. Lalu gunakan langkah 5, untuk
menembak dan marking.
7. Gunakan garis as pinjaman sebagai acuan untuk
menentukan as kolom dan as kolom pinjaman lalu
marking menggunakan sipatan.
88
jumlah tulangan yang digunakan bervariasi tergantung tipe
kolom pada shop drawing yang ada.
1. Pembuatan Tulangan Kolom
Langkah-langkah pekerjaan pada tahap pembuatan
tulangan kolom adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan baja tulangan untuk merakit kolom sesuai
ketentuan dalam shop drawing.
b. Memotong tulangan dengan bar cutter sesuai dengan
ukuran sengkang.
c. Membengkokkan tulangan sengkang dengan bar
bender untuk membentuk sengkang kolom
d. Merangkai tulangan utama dan tulangan sengkang
dengan menggunakan kawat bendrat.
Setelah tulangan selesai dirangkai, tulangan disimpan
pada area fabrikasi besi sebelum digunakan.
89
kolom. Jarak lewatan overlapping sambungan minimal 40
diameter tulangan utama. Sebelum pekerjaan bekisting,
tulangan kolom diperiksa oleh bagian quality control yaitu
jumlah dan diameter tulangan utama, diameter dan jarak
tulangan geser, serta pengikatan dengan kawat bendrat
harus kuat. Pada tulangan kolom yang telah terpasang
kemudian dipasang beton decking.
90
Stek sepatu kolom yang digunakan adalah baja
tulangan berdiameter 10 mm. Stek sepatu kolom
dipasangkan dengan plat lantai yang sudah di bor sesuai
hasil marking. Pengecekan kelurusan pemasangan sepatu
kolom disesuaikan dengan marking pada sisi luar kolom.
91
3. Instalisasi vertical pada kolom dengan menggunakan
Wedge pin,long Pin,Flat tile,Tie rod.
4. Pemasangan Bracket column,Cavity cover under the
column.
5. Mengatur ketegakan bekisting (verticality) dengan
menggunakan laser.
92
Gambar 5.7 Pengecoran Kolom
93
Pada saat setelah pembongkaran bekisting, harus
diadakan perawatan beton (curing), yaitu dengan pemberian
compound pada permukaan beton atau dengan berbagai cara
sesuai dengan jenis struktur yang dilaksanakan.
Perawatan beton (curing) berfungsi untuk melindungi beton
selama berlangsungnya proses pengerasan beton terhadap
sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air
dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari :
1. Kehilangan banyak air pada proses awal pengerasan beton
yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada
hari pertama.
3. Perbedaan temperature beton, yang akan mengakibatkan
retak-retak pada beton.
Adapun curing yang digunakan dalam perawatan beton
yang dilakukan dalam proyek ini adalah Cure-S dengan
menggunakan cairan compound yang berwarana putih susu.
Cairan compound disiram/dilapiskan pada kolom setelah
kolom selesai dibongkar.
94
Pekerjaan dinding geser gedung (Core wall) dikerjakan dengan
metode yang sama dengan kolom. Tahapan pengerjaan core wall
adalah sebagai berikut :
START
FINISH
95
5.2.2.2. Pembuatan Tulangan Core Wall
Core Wall merupakan unsur yang harus dimiliki oleh
gedung bertingkat banyak sebagai struktur yang digunakan
untuk pemasangan fasilitas lift. Proses pekerjaan core wall
harus diperhatikan dan direncanakan dengan matang,
pekerjaan area core wall sangat rumit dan mempengaruhi
cycle time pengecoran floor to floor dalam sebuah proyek
konstruksi dan berdampak pada jadwal pelaksanaan proyek
secara keseluruhan. Karena biasanya pengecoran core wall
lebih lama dari pengecoran kolom. Tulangan yang digunakan
pada pekerjaan core wall dirangkai di tempat seperti hal nya
pekerjaan tulangan pada kolom.
Langkah pekerjaan pembuatan tulangan core wall sama
dengan kolom yaitu sebagai berikut :
1. Menyiapkan baja tulangan untuk merakit core wall
sesuai ketentuan dalam shop drawing.
2. Memotong tulangan dengan bar cutter sesuai dengan
ukuran sengkang.
3. Membengkokkan tulangan sengkang dengan bar
bender untuk membentuk sengkang core wall.
4. Merangkai tulangan utama dan tulangan sengkang
dengan menggunakan kawat bendrat sesuai dengan
ketentuan pada shop drawing.
96
Gambar 5.10 Perakitan Tulangan Core Wall
97
tulangan core wall. Langkah pekerjaan pemasangan bekisting
adalah sebagai berikut :
1. Membuat marking dan kolom sepatu.
2. Melapisi sisi bagian dalam bekisting yang sudah sesuai
dengan ukuran kolom dengan minyak bekisting.
3. Instalisasi vertical pada core wall dengan menggunakan
Wedge pin,long Pin,Flat tile,Tie rod.
4. Pemasangan Bracket ,Cavity cover under the column.
5. Mengatur ketegakan bekisting (verticality) dengan
menggunakan laser.
98
3. Bersamaan dengan pengecoran juga dilakukan pemadatan
dengan concrete vibrator supaya tidak terdapat gelembung
udara pada hasil cor.
4. Beton ready mix disalurkan ke dalam bekisting core wall
hingga pada batas yang ditentukan (stop cor).
99
Gambar 5.14 Proses Pelepasan Bekisting Core Wall
100
arah yang pada perencanaan disebut two way slab. Pada proyek ini
digunakan plat lantai jenis sistem Plat dan Balok. Sistem Plat dan
Balok sendiri adalah sistem dengan pelat lantai. Pelat lantai ini sendiri
merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh balok-
balok monolit.Monolit yaitu Plat dan Balok di cor Bersama-sama
sehingga menjadi satu kesatuan Biasanya Sistem ini banyak dipakai,
kokoh dan sering dipakai untuk menunjang sistem pelat lantai yang
tidak beraturan.Pekerjaan balok dan pelat lantai dilaksanakan setelah
pekerjaan kolom selesai. Pekerjaan balok dan pelat lantai meliputi
beberapa kegiatan antara lain pengaturan letak dan elevasi perancah,
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. penulangan balok dan
pelat lantai, pengecoran balok dan pelat lantai, pembongkaran
bekisting balok dan pelat lantai, dan perawatan beton.
START
PELEPASAN BEKISTING
FINISH
101
menggunakan alat Total Station dan Waterpass untuk
memastikan kedataran balok dan pelat.
Ada beberapa hal dalam penentuan as balok dan pelat
lantai (arah horisontal), antara lain :
1. Mengukur setinggi 1 m dari dasar kolom dan diberi kode
pada kolom tersebut.
2. Kemudian dengan menggunakan autolevel, kolom yang
lain juga diberi kode elevasi 1 m dari dasar kolom.
3. Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan
sebagai elevasi dasar bekisting balok.
4. Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur
setinggi ketinggian balok sebagai elevasi dasar bekisting
pelat lantai.
Sedangkan as balok dan pelat lantai (arah vertikal) as
kolom yaitu dengan membuat lot, yaitu lubang persegi pada
lantai bangunan yang berukuran 20x20 cm. Letak lot ini tetap
berada pada satu garis vertikal. Pada lubang lot ini alat ukur
total sation akan diletakkan dan kemudian ditembakkan
marking as yang kemudian menentukan as yang lainnya sesuai
dengan gambar rencana.
102
2. Dalam proses pemasangan panel slab harus di imbangi
dengan prop baja.
3. Proses pemasangan bekisting balok dengan memasang
panel slab balok bawah dan ditumpu dengan prop baja.
4. Dalam pemasangan bekisting balok dan plat lantai harus
dengan beberapa komponen pendukung seperti slab
sudut,slab sudut dalam,slab sudut luar,prop head,middle
beam,end beam,batang penghubung,kepala penyangga
khusus
5. Pengecekan elevasi bekisting terhadap kesesuaiannya
terhadap rencana pelaksanaan.
103
2. Memasang beton decking di bawah tulangan bawah.
3. Ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan
kolom sebagai penjangkaran, minimal 12 kali
diameter.
4. Apabila terdapat sambungan pada pembesian pada
pembesian dilakukan overlapping sepanjang 40 D.
Sambungan tulangan dilakukan berselang-seling dan
penempatan sambungan tidak pada posisi momen
maksimum.
5. Memasang tulangan geser/sengkang.
6. Memasang tulangan atas dengan cara memasukkan
satu persatu ke dalam tulangan geser/sengkang. Ujung
tulangan atas dimasukkan ke dalam tulangan kolom
sebagai penjangkaran sebesar 12 D.
7. Merangkai tulangan tulangan sesuai dengan shop
drawing, antar tulangan diikat menggunakan kawat
bendrat.
104
dibandingkan pada daerah lapangan, hal ini dimaksudkan
untuk mengatasi momen yang terjadi pada tumpuan balok.
B. Pembuatan Tulangan Pelat Lantai
Pelat lantai di desain sebagai pelat dua arah, pada
pelat ditumpu oleh ke empat sisinya. Secara matematis
Ly
syarat pelat dua arah adalah <2 (Ly = panjang pelat dan
Lx
Lx = lebar pelat) dan pembesian pelat dibuat secara 2
lapis. Proses pemotongan tulangan dilakukan di los besi,
kemudian dipindahkan ke lokasi akan dibuat pelat lantai.
Tahapan pembesian pelat lantai adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan tulangan bawah lapis pertama kemudian
memasang beton decking di bawah tulangan lapis
pertama.
2. Pemasangan tulangan bawah lapis kedua di atas
tulangan bawah lapis pertama dengan arah tegak lurus,
kemudian diikat dengan kawat bendrat.
3. Pemasangan tulangan penumpu/kaki ayam. Tulangan
tersebut diikat dengan tulangan bawah lapis kedua
dengan kawat bendrat. Tulangan penumpu dipasang
dengan tujuan memberi jarak antara tulangan lapisan
atas dan tulangan lapisan bawah.
4. Pemasangan tulangan atas lapis kedua di atas tulangan
atas lapis pertama dengan arah tegak lurus, kemudian
kedua tulangan tersebut diikat dengan kawat bendrat.
105
Pada pembesian pelat lantai hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
Letak tulangan penumpu (kaki ayam), agar jarak antara
tulangan atas dan bawah tidak mengalami perubahan.
Letak dan lubang-lubang untuk keperluan mekanikal,
elektrikal dan plumbing.
A. Pemeriksaan Shoring
Posisi dan elevasi harus sesuai dengan yang
direncanakan. Mengingat pentingnya pemeriksaan ini,
maka tidak boleh ditunda sampai mendekati waktu
pengecoran.
B. Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan
diperiksa sebelum pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan
pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui
ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, sehingga
akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan
spesifikasi. Pemeriksaan ini berkaitan dengan :
Pemeriksaan jumah dan ukuran tulangan utama
Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
Pemeriksaan penyambungan tulangan
Pemeriksaan kekuatan bendrat
Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya rekatan.
106
Urutan pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai
adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengecoran, lantai bekisting pelat dan
balok yang akan dicor dibersihkan dari kotoran dan loose
material dengan menggunakan compressor.
2. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai
menggunakan pompa kodok yang memompa beton ready
mix dari mixer truck menuju area yang dituju melewati
instalasi pipa yang ada atau menggunakan bantuan Tower
Crane dengan bucket.
3. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi
calbon (lem beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat
lebih lengket.
4. Pengecoran dipadatkan dengan vibrator dengan maksud
agar beton benar- benar menyebar, tidak mengumpul di
satu lokasi dan mengurangi resiko segregasi pada beton.
5. Setelah itu adukan diratakan dengan jidar ( kayu perata )
sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan. Tinggi
peil dicek dengan waterpass atau jika sudah menggunakan
bantuan alat dari besi untuk peil maka permukaan lantai
sudah dianggap rata.
107
Setelah dilakukan pengecoran perlu dilakukan
pengecekan kerataan. Pengecekan kerataan ini berfungsi untuk
menyamakan tinggi pada lantai setelah lantai di cor sehingga
ketinggian satu tempat dengan tempat lain sama. Cara
pengecekannya dengan menggunakan waterpass yang
ditembakkan ke titik sembarang pada pelat lalu diukur
ketinggiannya. Semua titik harus memiliki ketinggian yang
sama. Bila terjadi perbedaan yang besar, maka terjadi
ketidakrataan pelat lantai.
108
Setelah pengecoran balok dan pelat, beton memulai
reaksi kimia menjadi padat. Kekuatan mutu beton secara
bertahap naik setiap hari akan meningkat. Beton muda pada
elemen balok dan pelat membutuhkan penahan dalam
menahan gaya momen yang besar akibat beban mati dan hidup
hingga umur dan kekuatan beton mampu untuk mandiri.
Umur beton minimum yang diperbolehkan untuk
dilakukkan pembongkaran bekisting adalah 12 hari setelah
pengecoran. Pembongkaran bekisting memiliki tujuan utama
yaitu dapat dilakukkannya transfer material bekisting dari
lantai pekerjaan pembongkaran bekisting ke lantai kerja
pekerjaan pemasangan bekisting. Proses transfer material
bekisting pada struktur atas dibagi dalam zona-zona yang ada,
sehingga transfer material bekisting hanya mengarah secara
vertikal. Pembagian siklus transfer bekisting secara zona juga
bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan mengontrol
hilangnya peralatan bekisting di lahan kerja.
Berdasarkan data yang diambil ketika kerja praktek,
pembongkaran bekisting tiap zona dimulai ketika 3 lantai
diatasnya telah dicor. Hal ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan kecukupan umur beton sebelum bekisting
dapat dibongkar dan pelepasan shoring dilakukan jika umur
beton sudah mencapai 70%.
Pembongkaran bekisting terbilang cukup mudah dan
tidak memakan banyak waktu. Langkah-langkah dalam
membongkar bekisting pelat dan balok adalah sebagai
berikut :
1. Memasang support untuk perkuatan.
2. Menurunkan jack base.
3. Membongkar bekisting aluminium tersebut .
109
5.2.4. Pekerjaan Tangga
Struktur mobilisasi adalah struktur yang bertujuan untuk
memberikan sarana penghubung antar lantai berupa elemen struktur
tangga. Elemen struktur tangga merupakan gabungan dari struktur
kolom, balok dan pelat yang tergabung menjadi 1 kesatuan.
Pengerjaan balok, kolom dan pelat tangga dikerjakan dalam waktu
yang bersamaan karena volumenya yang kecil.
Pekerjaan elemen struktur tangga terdiri dari beberapa tahapan
pekerjaan. Pekerjaan itu meliputi marking as, pemasangan bekisting,
penulangan, pengecoran, curing, dan pembongkaran bekisting. Urutan
tahap pekerjaan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5.36.
START
MARKING AS TANGGA
PEMASANGAN BEKISTING
PEMBESIAN TANGGA
PENGECORAN TANGGA
CURING
BONGKAR BEKISTING
FINISH
110
Pekerjaan marking pada elemen tangga terdiri dari 2
tahap yang dilakukan dalam waktu yang berbeda. Tahap-
tahap itu adalah ketika marking awal sebelum pekerjaan
bekisting dan marking sesudah pekerjaan bekisting.
Pekerjaan marking sesudah pekerjaan bekisting yaitu
pekerjaan marking as anak tangga. Pekerjaan marking as
anak tangga hanya dapat dilakukan setelah pekerjaan
bekisting karena penggambarannya terletak di bekisting.
Sedangkan pekerjaan marking sebelum pekerjaan bekisting,
meliputi :
1. Marking as kolom tangga.
2. Marking elevasi bordes.
3. Marking pelat overlap untuk tulangan tangga.
111
Gambar 5.21 Pekerjaan Bekisting Tangga
112
Gambar 5.22 Pekerjaan Penulangan Tangga
113
Bongkar bekisting dilakukan paling cepat 8 hari setelah
pengecoran. Akan tetapi pada proyek ini pekerjaan
pembongkaran bekisting hanya dilakukkan ketika akan
dilakukkan pemasangan bekisting tangga. Pemasangan
bekisting tangga pada proyek ini dilakukan 3 lantai tangga
dalam 1 kali pengecoran. Sehingga transfer material bekisting
tangga pada proyek ini memiliki siklus 3 lantai.
114