Anda di halaman 1dari 30

BAB 5

METODE PELAKSANAAN

5.1. Tinjauan Umum


Dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek diperlukan suatu perencanaan
terlebih dahulu sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan. Pelaksanaan
pekerjaan merupakan tahap yang penting dan membutuhkan pengaturan serta
pengawasan pekerjaan sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat waktu,
dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Sehingga perlu
dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan dan
rencana kerja.
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, perlu disiapkan dokumen awal
pelaksanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail (shop drawing), RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) dan dokumen lainnya yang sesuai dengan
pelaksanaan. Disamping itu juga diperlukan adanya koordinasi yang baik
antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut untuk membahas masalah dan mencari solusi mengenai
permasalahan yang ditemui, serta menghindari kesalahpahaman yang
mungkin terjadi.
Pada pelaksanaan pekerjaan suatu proyek, sangatlah diperlukan
pembagian jenis-jenis pekerjaan dalam satuan unit kerja, ini dimaksudkan
untuk :
1. Penjadwalan waktu pekerjaan.
2. Monitoring atau pengamatan perkembangan prestasi suatu pekerjaan.
3. Penjadwalan alat maupun material yang dibutuhkan.
4. Efisiensi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan.
Tahap pelaksanaan dalam proyek merupakan tahap dimana masalah-
masalah yang terbilang umumnya jarang dan bahkan tidak pernah muncul
pada saat masa perencanaan oleh konsultan perencana akan datang dan dapat
sekali menghambat progres yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga
proyek pun akan mengalami keterlambatan yang dapat menyebabkan
kerugian material dan waktu. Timbulnya masalah-masalah itu sudah pasti

85
tidak dapat diselesaikan begitu saja oleh satu pihak, tetapi harus selalu
dikoordinasikan bersama oleh pihak-pihak yang terkait di dalam proyek
sesering mungkin, sehingga dapat menghasilkan jalan keluar dari
permasalahan-permasalahan yang muncul. Berikut adalah pihak-pihak yang
diwajibkan berkoordinasi secara berkala selama proses berlangsung :
1. Project Manager selaku pihak yang bertanggung jawab atas proyek.
2. Site Operational Manager dan Pelaksana yang berhubungan langsung
dengan kondisi di lapangan.
3. Owner sebagai pihak penengah dan penentu keputusan bersama.
Pada proyek ini, kontraktor menggunakan sitem zoning pada gedung.
Sistem ini adalah dengan membagi area gedung ke dalam tahapan pekerjaan
yang berbeda. Tiap zona direncanakan selesai dalam waktu 7 hari. Area
gedung dibagi menjadi 3 zona, yaitu Zona A,Zona B,Zona C. Sistem zoning
terlihat pada gambar dibawah ini :

86
Gambar 5.1 Sistem Zoning

5.2. Pekerjaan Sesuai Masa Kerja Praktek


5.2.1. Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah
penentuan as kolom, pembesian kolom, pekerjaan bekisting kolom,
pengecoran kolom, pembongkaran bekisting kolom, dan perawatan
beton.
START

PENENTUAN AS KOLOM

PEMASANGAN TULANGAN KOLOM

PEMASANGAN STEK SEPATU KOLOM

PASANG BEKISTING KOLOM

ATUR VERTIKALISASI DAN ELEVASI KOLOM


 
PENGECORAN KOLOM

BONGKAR BEKISTING KOLOM

PERAWATAN BETON (CURING)

FINISH

Gambar 5.2 Flowchart Pekerjaan Kolom

5.2.1.1. Penentuan As Kolom


Marking As kolom adalah pekerjaan pengukuran yang
berfungsi untuk menentukan letak garis as dan titik kolom.
Marking As kolom dikerjakan oleh tim surveyor. Pekerjaan ini
dikerjakan dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu :

87
1. Melihat titik as existing lantai bawah melalaui lubang yang
telah di buat sebelumnya.
2. Pasang total station diatas lubang surveyor. Setting tripod
total station untuk meletakkan total station tegak lurus
vertikal dengan titik as lantai existing. Lalu setting total
station pada keadaan horizontal.
3. Checking posisi total station dengan menembak patok atau
bangunan diluar bangunan yang telah ditandai ketika
membuat garis as existing.
4. Gunakan acuan patok diluar bangunan sebagai acuan
untuk membuat garis as pinjaman. Pantau kelurusan
penandaan titik untuk garis as pinjaman dengan total
station. Dengan menggunakan 2 titik segaris digunakan
sipatan untuk marking garis.
5. Putar 90 0 total station sehingga mengasilkan garis as
pinjaman yang tegak lurus garis pinjaman pertama.
Tembak lalu marking seperti langkah 4.
6. Pindahkan total station ke titik selanjutnya untuk marking
garis as pinjaman yang selanjutnya. Setelah dipindahkan
lalu gunakan cara yang sama seperti langkah 2 dengan titik
as yang berada di garis pinjaman dan titik yang diukur
menggunakan meteran roll. Lalu gunakan langkah 5, untuk
menembak dan marking.
7. Gunakan garis as pinjaman sebagai acuan untuk
menentukan as kolom dan as kolom pinjaman lalu
marking menggunakan sipatan.

5.2.1.2. Pembesian Kolom


Tulangan kolom dikerjakan di tempat dimana kolom
akan berdiri pada lantai dasar dan pada lantai-lantai
selanjutnya dikerjakan pada area fabrikasi besi. Diameter dan

88
jumlah tulangan yang digunakan bervariasi tergantung tipe
kolom pada shop drawing yang ada.
1. Pembuatan Tulangan Kolom
Langkah-langkah pekerjaan pada tahap pembuatan
tulangan kolom adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan baja tulangan untuk merakit kolom sesuai
ketentuan dalam shop drawing.
b. Memotong tulangan dengan bar cutter sesuai dengan
ukuran sengkang.
c. Membengkokkan tulangan sengkang dengan bar
bender untuk membentuk sengkang kolom
d. Merangkai tulangan utama dan tulangan sengkang
dengan menggunakan kawat bendrat.
Setelah tulangan selesai dirangkai, tulangan disimpan
pada area fabrikasi besi sebelum digunakan.

Gambar 5.3 Rangkaian Tulangan Kolom di Area


Fabrikasi Besi
2. Pemasangan Tulangan Kolom
Setelah tulangan kolom selesai dirangkai, kemudian
diangkat dengan menggunakan tower crane dan
ditempatkan pada posisi penyambungan antar tulangan

89
kolom. Jarak lewatan overlapping sambungan minimal 40
diameter tulangan utama. Sebelum pekerjaan bekisting,
tulangan kolom diperiksa oleh bagian quality control yaitu
jumlah dan diameter tulangan utama, diameter dan jarak
tulangan geser, serta pengikatan dengan kawat bendrat
harus kuat. Pada tulangan kolom yang telah terpasang
kemudian dipasang beton decking.

Gambar 5.4 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Kolom


yang sudah Terangkai Menggunakan Tower Crane

3. Pemasangan Stek Sepatu Kolom


Setelah tulangan kolom dipasang, maka kemudian
dipasang stek sepatu kolom. Stek sepatu kolom merupakan
besi yang dipasangkan pada kaki kolom yang berfungsi
untuk menjaga jarak antara tulangan kolom dengan
permukaan bekisting kolom untuk memastikan tercapainya
ketebalan selimut beton.

90
Stek sepatu kolom yang digunakan adalah baja
tulangan berdiameter 10 mm. Stek sepatu kolom
dipasangkan dengan plat lantai yang sudah di bor sesuai
hasil marking. Pengecekan kelurusan pemasangan sepatu
kolom disesuaikan dengan marking pada sisi luar kolom.

Gambar 5.5 Stek Sepatu Kolom yang sudah terpasang

5.2.1.3. Pekerjaan Bekisting Kolom


Bekisting kolom yang digunakan terbuat dari alumunium
yang dipesan dari negara korea dan disesuikan dengan bentuk
yang ada di lapangan. Sebelum bekisting kolom dipasang,
diberikan formwork oil pada bekisting alumunium kemudian
dipasang melalui tahapan-tahapan pada proses metode
alumunium tersebut kemudian dipasang menyelubungi
tulangan kolom. Langkah pekerjaan pemasangan bekisting
adalah sebagai berikut :
1. Membuat marking dan kolom sepatu.
2. Melapisi sisi bagian dalam bekisting yang sudah sesuai
dengan ukuran kolom dengan minyak bekisting.

91
3. Instalisasi vertical pada kolom dengan menggunakan
Wedge pin,long Pin,Flat tile,Tie rod.
4. Pemasangan Bracket column,Cavity cover under the
column.
5. Mengatur ketegakan bekisting (verticality) dengan
menggunakan laser.

Gambar 5.6 Pemasangan Bekisting Kolom

5.2.1.4. Pengecoran Kolom


Setelah bekisting dipastikan siap cor oleh bagian quality
control, maka pengecoran dapat dilakukan. Proses pengecoran
adalah sebagai berikut :
1. Beton ready mix didatangkan dari batching plant
menggunakan truk concrete mixer.
2. Campuran beton dituang ke concrete bucket yang
bawahnya telah dipasang pipa tremi.
3. Campuran beton dalam concrete bucket dialirkan dengan
bantuan pompa kodok dan diposisikan pada kolom yang
siap di cor.
4. Bersamaan dengan pengecoran dilakukan pemadatan
dengan concrete vibrator supaya tidak terdapat gelembung
udara pada hasil cor.

92
Gambar 5.7 Pengecoran Kolom

5.2.1.5. Pembongkaran Bekisting Kolom


Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah
beton dianggap mulai mengeras yaitu sekitar 8-10 jam setelah
pengecoran. Proses pembongkaran bekisting kolom adalah
sebagai berikut :
1. Melepaskan bracket pada kolom.
2. Melepaskan wedge of pin,long Pin,Flat tile,Tie rod pada
bekisting, .
3. Mengangkat bekisting yang telah selesai dibongkar dan
dikembalikan ke los kerja untuk dilakukan pembersihan
agar dapat digunakan untuk kolom berikutnya.

Gambar 5.8 Pelepasan Bekisting Kolom

5.2.1.6. Perawatan Beton / Curing

93
Pada saat setelah pembongkaran bekisting, harus
diadakan perawatan beton (curing), yaitu dengan pemberian
compound pada permukaan beton atau dengan berbagai cara
sesuai dengan jenis struktur yang dilaksanakan.
Perawatan beton (curing) berfungsi untuk melindungi beton
selama berlangsungnya proses pengerasan beton terhadap
sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air
dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari :
1. Kehilangan banyak air pada proses awal pengerasan beton
yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada
hari pertama.
3. Perbedaan temperature beton, yang akan mengakibatkan
retak-retak pada beton.
Adapun curing yang digunakan dalam perawatan beton
yang dilakukan dalam proyek ini adalah Cure-S dengan
menggunakan cairan compound yang berwarana putih susu.
Cairan compound disiram/dilapiskan pada kolom setelah
kolom selesai dibongkar.

5.2.2. Pekerjaan Core Wall

94
Pekerjaan dinding geser gedung (Core wall) dikerjakan dengan
metode yang sama dengan kolom. Tahapan pengerjaan core wall
adalah sebagai berikut :

START

PENENTUAN AS CORE WALL

PASANG BESI TULANGAN CORE WALL

PASANG BEKISTING CORE WALL

VERTIKALISASI DAN ELEVASI CORE WALL

PENGECORAN CORE WALL

PEMBONGKARAN BEKISTING CORE WALL

PERAWATAN BETON CORE WALL

FINISH

Gambar 5.9 Flowchart Pekerjaan Core Wall

5.2.2.1. Penentuan As Core Wall


Penetuan as core wall harus dilakukan secara cermat dan
teliti oleh tim surveyor, agar menghasilkan elevasi dan vertical
yang sama dalam pembuatan balok dan plat lantai. Titik-titik
as core wall ditentukan dan diperoleh dari hasil pengukuran
dengan menggunakan alat total station. Titik as core wall
harus ditentukan secara akurat karena sangat menentukan hasil
pekerjaan selanjutnya. Jika terjadi kesalahan dalam penentuan
titik as, maka letak as core wall akan berubah dengan core
wall dibawahnya atau diatasnya. Letak as-as ini harus selalu
dikontrol karena bukan tidak mungkin karena salah satu dan
lain hal, as-as tersebut berubah dari yang telah dibuat
sebelumnya.

95
5.2.2.2. Pembuatan Tulangan Core Wall
Core Wall merupakan unsur yang harus dimiliki oleh
gedung bertingkat banyak sebagai struktur yang digunakan
untuk pemasangan fasilitas lift. Proses pekerjaan core wall
harus diperhatikan dan direncanakan dengan matang,
pekerjaan area core wall sangat rumit dan mempengaruhi
cycle time pengecoran floor to floor dalam sebuah proyek
konstruksi dan berdampak pada jadwal pelaksanaan proyek
secara keseluruhan. Karena biasanya pengecoran core wall
lebih lama dari pengecoran kolom. Tulangan yang digunakan
pada pekerjaan core wall dirangkai di tempat seperti hal nya
pekerjaan tulangan pada kolom.
Langkah pekerjaan pembuatan tulangan core wall sama
dengan kolom yaitu sebagai berikut :
1. Menyiapkan baja tulangan untuk merakit core wall
sesuai ketentuan dalam shop drawing.
2. Memotong tulangan dengan bar cutter sesuai dengan
ukuran sengkang.
3. Membengkokkan tulangan sengkang dengan bar
bender untuk membentuk sengkang core wall.
4. Merangkai tulangan utama dan tulangan sengkang
dengan menggunakan kawat bendrat sesuai dengan
ketentuan pada shop drawing.

96
Gambar 5.10 Perakitan Tulangan Core Wall

5.2.2.3. Pemasangan Tulangan Core Wall


Tulangan core wall yang sudah selesai dirakit
selanjutnya diangkat dengan menggunakan tower crane untuk
kemudian ditempatkan pada posisi penyambungan dengan
tulangan core wall lantai sebelumnya. Setelah panel-panel
tulangan core wall ditempatkan pada posisi penyambungan
antar tulangan, kemudian panel-panel tulangan tersebut
disatukan dengan tulangan penyambung. Panjang tulangan
penyambung harus memenuhi panjang penyambungan yang
disyaratkan oleh Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 yaitu
sepanjang 40 kali diameter tulangan yang akan disambung.

Gambar 5.11 Pemasangan Tulangan Core Wall

5.2.2.4. Pekerjaan Bekisting Core Wall


Bekisting core wall yang digunakan sama seperti yang
digunakan pada kolom yaitu dengan menggunakan alumunium
framework.Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu
dibersihkan pada los kerja dan diberi minyak bekisting serta
proses instalasi dilakukan ditempat hingga menyelubungi

97
tulangan core wall. Langkah pekerjaan pemasangan bekisting
adalah sebagai berikut :
1. Membuat marking dan kolom sepatu.
2. Melapisi sisi bagian dalam bekisting yang sudah sesuai
dengan ukuran kolom dengan minyak bekisting.
3. Instalisasi vertical pada core wall dengan menggunakan
Wedge pin,long Pin,Flat tile,Tie rod.
4. Pemasangan Bracket ,Cavity cover under the column.
5. Mengatur ketegakan bekisting (verticality) dengan
menggunakan laser.

Gambar 5.1 2 Pemasangan Bekisting dan Perkuatan Core


Wall

5.2.2.5. Pengecoran Core Wall


Pengecoran core wall dilakukan dengan menggunakan
concrete bucket dan pipa tremi dengan bantuan tower crane.
Pengecoran core wall dilakukan apabila pekerjaan tulangan
dan bekisting telah selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan melalui surat izin pengecoran. Urutan pengecoran
core wall adalah sebagai berikut :
1. Campuran beton ready mix yang sudah tersedia dituang ke
concrete bucket yang bawahnya telah dipasang pipa tremi.
2. Campuran beton dalam concrete bucket diangkat dengan
tower crane dan diposisikan pada core wall yang siap di
cor. Setelah pada posisi yang tepat, concrete bucket dibuka
dan diatur dengan handle.

98
3. Bersamaan dengan pengecoran juga dilakukan pemadatan
dengan concrete vibrator supaya tidak terdapat gelembung
udara pada hasil cor.
4. Beton ready mix disalurkan ke dalam bekisting core wall
hingga pada batas yang ditentukan (stop cor).

Gambar 5.13 Pengecoran Core Wall

5.2.2.6. Pembongkaran Bekisting Core Wall


Proses pembongkaran bekisting core wall dilakukan
setelah beton ready mix dianggap mulai mengeras yaitu sekitar
8-10 jam setelah pengecoran. Proses pembongkaran bekisting
core wall adalah sebagai berikut :
1. Melepaskan bracket pada core wall.
2. Melepaskan wedge of pin,long Pin,Flat tile,Tie rod pada
bekisting, .
3. Mengangkat bekisting yang telah selesai dibongkar dan
dikembalikan ke los kerja untuk dilakukan pembersihan
agar dapat digunakan untuk core wall berikutnya.

99
Gambar 5.14 Proses Pelepasan Bekisting Core Wall

5.2.2.7. Perawatan Beton Core Wall


Untuk mencapai mutu yang di rencanakan maka perlu
diperhatikan perawatan beton setelah pembongkaran
bekisting. Pada saat beton mulai mengeras sampai dengan
mencapai umur beton harus dilakukan perawatan beton
(curing). Perawatan beton dengan menggunakan bahan liquid
membrane forming compounds untuk mencegah terjadinya
penguapan yang berlebihan pada beton sampai beton
mencapai umur 28 hari.
Pada proyek ini, dalam curing beton menggunakan jenis
compound yang berwarna putih susu. Liquid membrane
forming compounds disiram pada core wall setelah
pembongkaran bekisting.

5.2.3. Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai (Slab)


Plat lantai merupakan komponen struktur yang menyalurkan
beban dari luasan plat ke balok beban yang bekerja di luasan tersebut
diatas struktur balok,baik berupa beban mati (dead load) maupun
berupa beban hidup (live load). Pada perencanaan proyek Apartemen
Saumata Suites plat yang digunakan adalah dengan tumpuan terjepit
pada keempat sisinya, sehingga plat mempunyai kelenturan dalam dua

100
arah yang pada perencanaan disebut two way slab. Pada proyek ini
digunakan plat lantai jenis sistem Plat dan Balok. Sistem Plat dan
Balok sendiri adalah sistem dengan pelat lantai. Pelat lantai ini sendiri
merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh balok-
balok monolit.Monolit yaitu Plat dan Balok di cor Bersama-sama
sehingga menjadi satu kesatuan Biasanya Sistem ini banyak dipakai,
kokoh dan sering dipakai untuk menunjang sistem pelat lantai yang
tidak beraturan.Pekerjaan balok dan pelat lantai dilaksanakan setelah
pekerjaan kolom selesai. Pekerjaan balok dan pelat lantai meliputi
beberapa kegiatan antara lain pengaturan letak dan elevasi perancah,
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. penulangan balok dan
pelat lantai, pengecoran balok dan pelat lantai, pembongkaran
bekisting balok dan pelat lantai, dan perawatan beton.

START

PENENTUAN ELEVASI DAN AS

BEKISTING BALOK DAN PELAT LANTAI

PEMBESIAN BALOK DAN PELAT LANTAI

PENGECORAN BALOK DAN PELAT LANTAI

PELEPASAN BEKISTING

PERAWATAN BETON PELAT LANTAI

FINISH

Gambar 5.15 Flowchart Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai

5.2.3.1. Cara Penentuan Elevasi dan As Balok dan Pelat Lantai


Penentuan as balok dan pelat lantai harus dilakukan
secara cermat dan teliti, agar menghasilkan elevasi yang sama
dalam pembuatan balok dan pelat lantai. Pengukuran dengan

101
menggunakan alat Total Station dan Waterpass untuk
memastikan kedataran balok dan pelat.
Ada beberapa hal dalam penentuan as balok dan pelat
lantai (arah horisontal), antara lain :
1. Mengukur setinggi 1 m dari dasar kolom dan diberi kode
pada kolom tersebut.
2. Kemudian dengan menggunakan autolevel, kolom yang
lain juga diberi kode elevasi 1 m dari dasar kolom.
3. Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan
sebagai elevasi dasar bekisting balok.
4. Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur
setinggi ketinggian balok sebagai elevasi dasar bekisting
pelat lantai.
Sedangkan as balok dan pelat lantai (arah vertikal) as
kolom yaitu dengan membuat lot, yaitu lubang persegi pada
lantai bangunan yang berukuran 20x20 cm. Letak lot ini tetap
berada pada satu garis vertikal. Pada lubang lot ini alat ukur
total sation akan diletakkan dan kemudian ditembakkan
marking as yang kemudian menentukan as yang lainnya sesuai
dengan gambar rencana.

5.2.3.2. Pekerjaan Bekisting Balok dan Pelat Lantai


Pada pembuatan bekisting balok dan plat lantai
menggunakan alumunium framework kemudian di-support
dengan shoring dan prop baja. Pemasangan bekisting plat
dibuat bersamaan dengan bekisting balok,sehingga menjadi
satu kesatuan. Pemasangan lahan bekisting balok dan plat
lantai harus dikunci dengan rapat, agar air semen tidak keluar
pada celah kumkang saat pelaksanaan pengecoran.
Pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan plat lantai,
adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan panel slab pada area yang akan dicor.

102
2. Dalam proses pemasangan panel slab harus di imbangi
dengan prop baja.
3. Proses pemasangan bekisting balok dengan memasang
panel slab balok bawah dan ditumpu dengan prop baja.
4. Dalam pemasangan bekisting balok dan plat lantai harus
dengan beberapa komponen pendukung seperti slab
sudut,slab sudut dalam,slab sudut luar,prop head,middle
beam,end beam,batang penghubung,kepala penyangga
khusus
5. Pengecekan elevasi bekisting terhadap kesesuaiannya
terhadap rencana pelaksanaan.

5.2.3.3. Pembesian Balok dan Pelat Lantai


Tulangan balok dan pelat lantai dikerjakan di lokasi yang
akan dipasang. Diameter tulangan yang akan digunakan
bervariasi tergantung tipe pada shop drawing.

A. Pembuatan Tulangan Balok


Pekerjaan perakitan tulangan balok dilakukan
langsung pada lokasi, sedangkan proses pemotongan dan
pembengkokan tulangan dilakukan di los besi kemudian
dipindahkan ke lokasi tempat akan dibuat balok.
Pemotongan baja tulangan dilakukan dengan
menggunakan bar cutter. Pemotongan disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan. Sedangkan pembengkokan
tulangan dilakukan dengan menggunakan bar bender dan
dilakukan sesuai dengan ketentuan pendetailan tulangan.
Proses perangkaian tulangan balok adalah sebagai
berikut :
1. Memasang tulangan bawah balok. Ujung tulangan
bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai
penjangkaran, minimal 12 kali diameter.

103
2. Memasang beton decking di bawah tulangan bawah.
3. Ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan
kolom sebagai penjangkaran, minimal 12 kali
diameter.
4. Apabila terdapat sambungan pada pembesian pada
pembesian dilakukan overlapping sepanjang 40 D.
Sambungan tulangan dilakukan berselang-seling dan
penempatan sambungan tidak pada posisi momen
maksimum.
5. Memasang tulangan geser/sengkang.
6. Memasang tulangan atas dengan cara memasukkan
satu persatu ke dalam tulangan geser/sengkang. Ujung
tulangan atas dimasukkan ke dalam tulangan kolom
sebagai penjangkaran sebesar 12 D.
7. Merangkai tulangan tulangan sesuai dengan shop
drawing, antar tulangan diikat menggunakan kawat
bendrat.

Gambar 5.16 Pemasangan Tulangan Pada Balok


Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah jumlah
dan diameter tulangan utama, diameter dan jarak tulangan
geser terutama pada daerah tumpuan dan lapangan. Jarak
tulangan geser pada daerah tumpuan lebih rapat

104
dibandingkan pada daerah lapangan, hal ini dimaksudkan
untuk mengatasi momen yang terjadi pada tumpuan balok.
B. Pembuatan Tulangan Pelat Lantai
Pelat lantai di desain sebagai pelat dua arah, pada
pelat ditumpu oleh ke empat sisinya. Secara matematis

Ly
syarat pelat dua arah adalah <2 (Ly = panjang pelat dan
Lx
Lx = lebar pelat) dan pembesian pelat dibuat secara 2
lapis. Proses pemotongan tulangan dilakukan di los besi,
kemudian dipindahkan ke lokasi akan dibuat pelat lantai.
Tahapan pembesian pelat lantai adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan tulangan bawah lapis pertama kemudian
memasang beton decking di bawah tulangan lapis
pertama.
2. Pemasangan tulangan bawah lapis kedua di atas
tulangan bawah lapis pertama dengan arah tegak lurus,
kemudian diikat dengan kawat bendrat.
3. Pemasangan tulangan penumpu/kaki ayam. Tulangan
tersebut diikat dengan tulangan bawah lapis kedua
dengan kawat bendrat. Tulangan penumpu dipasang
dengan tujuan memberi jarak antara tulangan lapisan
atas dan tulangan lapisan bawah.
4. Pemasangan tulangan atas lapis kedua di atas tulangan
atas lapis pertama dengan arah tegak lurus, kemudian
kedua tulangan tersebut diikat dengan kawat bendrat.

Gambar 5.17 Tulangan Kaki Ayam dan Beton Decking


Pada Pelat

105
Pada pembesian pelat lantai hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
 Letak tulangan penumpu (kaki ayam), agar jarak antara
tulangan atas dan bawah tidak mengalami perubahan.
 Letak dan lubang-lubang untuk keperluan mekanikal,
elektrikal dan plumbing.

5.2.3.4. Pengecoran Balok dan Pelat


Alat yag digunakan dalam proses pelaksanaan
pengecoran balok dan pelat lantai adalah dengan
menggunakan pompa kodok. Sebelum proses pengecoran
dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal seperti :

A. Pemeriksaan Shoring
Posisi dan elevasi harus sesuai dengan yang
direncanakan. Mengingat pentingnya pemeriksaan ini,
maka tidak boleh ditunda sampai mendekati waktu
pengecoran.

B. Pemeriksaan Penulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan
diperiksa sebelum pelaksanaan pengecoran. Pemeriksaan
pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui
ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, sehingga
akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan
spesifikasi. Pemeriksaan ini berkaitan dengan :
 Pemeriksaan jumah dan ukuran tulangan utama
 Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang
 Pemeriksaan penyambungan tulangan
 Pemeriksaan kekuatan bendrat
 Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya rekatan.

106
Urutan pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai
adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengecoran, lantai bekisting pelat dan
balok yang akan dicor dibersihkan dari kotoran dan loose
material dengan menggunakan compressor.
2. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai
menggunakan pompa kodok yang memompa beton ready
mix dari mixer truck menuju area yang dituju melewati
instalasi pipa yang ada atau menggunakan bantuan Tower
Crane dengan bucket.
3. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi
calbon (lem beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat
lebih lengket.
4. Pengecoran dipadatkan dengan vibrator dengan maksud
agar beton benar- benar menyebar, tidak mengumpul di
satu lokasi dan mengurangi resiko segregasi pada beton.
5. Setelah itu adukan diratakan dengan jidar ( kayu perata )
sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan. Tinggi
peil dicek dengan waterpass atau jika sudah menggunakan
bantuan alat dari besi untuk peil maka permukaan lantai
sudah dianggap rata.

Gambar 5.18 Pengecoran Balok dan Pelat dengan pompa


kodok

5.2.3.5. Pengecekan Elevasi Pelat Lantai

107
Setelah dilakukan pengecoran perlu dilakukan
pengecekan kerataan. Pengecekan kerataan ini berfungsi untuk
menyamakan tinggi pada lantai setelah lantai di cor sehingga
ketinggian satu tempat dengan tempat lain sama. Cara
pengecekannya dengan menggunakan waterpass yang
ditembakkan ke titik sembarang pada pelat lalu diukur
ketinggiannya. Semua titik harus memiliki ketinggian yang
sama. Bila terjadi perbedaan yang besar, maka terjadi
ketidakrataan pelat lantai.

Gambar 5.19 Pekerjaan Perataan Pada Pengecoran Pelat


Lantai

5.2.3.6. Perawatan Beton Balok dan Pelat


Pada proyek ini perawatan beton balok dan pelat lantai
dilakukan setiap hari selama 1 minggu sejak permukaan
beton pada pelat lantai yang telah kering permukaannya.
Dengan demikian retak-retak beton yang timbul akibat
pengaruh cuaca dapat dihindari.

5.2.3.7. Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Lantai


Siklus pengecoran balok dan pelat adalah 3 sampai 4
hari di setiap zona. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah
beton mencapai umur 12 hari, pada umur beton ini beton
sudah mengeras tapi belum sempurna kekuatannya.

108
Setelah pengecoran balok dan pelat, beton memulai
reaksi kimia menjadi padat. Kekuatan mutu beton secara
bertahap naik setiap hari akan meningkat. Beton muda pada
elemen balok dan pelat membutuhkan penahan dalam
menahan gaya momen yang besar akibat beban mati dan hidup
hingga umur dan kekuatan beton mampu untuk mandiri.
Umur beton minimum yang diperbolehkan untuk
dilakukkan pembongkaran bekisting adalah 12 hari setelah
pengecoran. Pembongkaran bekisting memiliki tujuan utama
yaitu dapat dilakukkannya transfer material bekisting dari
lantai pekerjaan pembongkaran bekisting ke lantai kerja
pekerjaan pemasangan bekisting. Proses transfer material
bekisting pada struktur atas dibagi dalam zona-zona yang ada,
sehingga transfer material bekisting hanya mengarah secara
vertikal. Pembagian siklus transfer bekisting secara zona juga
bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan mengontrol
hilangnya peralatan bekisting di lahan kerja.
Berdasarkan data yang diambil ketika kerja praktek,
pembongkaran bekisting tiap zona dimulai ketika 3 lantai
diatasnya telah dicor. Hal ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan kecukupan umur beton sebelum bekisting
dapat dibongkar dan pelepasan shoring dilakukan jika umur
beton sudah mencapai 70%.
Pembongkaran bekisting terbilang cukup mudah dan
tidak memakan banyak waktu. Langkah-langkah dalam
membongkar bekisting pelat dan balok adalah sebagai
berikut :
1. Memasang support untuk perkuatan.
2. Menurunkan jack base.
3. Membongkar bekisting aluminium tersebut .

109
5.2.4. Pekerjaan Tangga
Struktur mobilisasi adalah struktur yang bertujuan untuk
memberikan sarana penghubung antar lantai berupa elemen struktur
tangga. Elemen struktur tangga merupakan gabungan dari struktur
kolom, balok dan pelat yang tergabung menjadi 1 kesatuan.
Pengerjaan balok, kolom dan pelat tangga dikerjakan dalam waktu
yang bersamaan karena volumenya yang kecil.
Pekerjaan elemen struktur tangga terdiri dari beberapa tahapan
pekerjaan. Pekerjaan itu meliputi marking as, pemasangan bekisting,
penulangan, pengecoran, curing, dan pembongkaran bekisting. Urutan
tahap pekerjaan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5.36.

START

MARKING AS TANGGA

PEMASANGAN BEKISTING

PEMBESIAN TANGGA

PENGECORAN TANGGA

CURING

BONGKAR BEKISTING

FINISH

Gambar 5.20 Flowchart Pekerjaan Struktur Tangga

5.2.4.1. Marking As Tangga

110
Pekerjaan marking pada elemen tangga terdiri dari 2
tahap yang dilakukan dalam waktu yang berbeda. Tahap-
tahap itu adalah ketika marking awal sebelum pekerjaan
bekisting dan marking sesudah pekerjaan bekisting.
Pekerjaan marking sesudah pekerjaan bekisting yaitu
pekerjaan marking as anak tangga. Pekerjaan marking as
anak tangga hanya dapat dilakukan setelah pekerjaan
bekisting karena penggambarannya terletak di bekisting.
Sedangkan pekerjaan marking sebelum pekerjaan bekisting,
meliputi :
1. Marking as kolom tangga.
2. Marking elevasi bordes.
3. Marking pelat overlap untuk tulangan tangga.

5.2.4.2. Pemasangan Bekisting Tangga


Pada pemasangan plat tangga menggunakan bekisting
alumunium framework Sedangkan bekisting alumunium yang
digunakan yaiutu panel tangga pendaratan,panel dinding
tangga atas dan bawah,panel gun,panel tangga pos
pendaratan,panel anak tangga,panel dinding samping,panel
langkah tangga. Langkah-langkah dalam pekerjaan tangga
adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan panel tangga bagian bawah dan panel trap
2. Pemasangan fix shoring pada panel tangga
3. Setelah itu pemasangan bekisiting panel dinding tangga
4. Setelah pembesian pada plat bordes maka pemasangan
panel tangga bagian atas

111
Gambar 5.21 Pekerjaan Bekisting Tangga

5.2.4.3. Pembesian Tangga


Pekerjaan penulangan komponen tangga hampir sama
dengan pemasangan balok, kolom dan pelat. Yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan tulangan adalah pada
overlap tulangan pelat tangga berupa tulangan konsol yang
digambar secara detail pada shop drawing. Langkah-langkah
dalam penulangan tangga adalah sebagai berikut :
1. Pasang stek dan rangkai tulangan kolom tangga pada
posisinya.
2. Proses pembesian dilakukan diatas panel bekisting bagian
bawah
3. Rangkai tulangan balok tangga.
4. Rangkai tulangan pelat bordes dengan aturan tulangan
utama pada bordes terletak setelah selimut beton,
sedangkan tulangan bagi terletak setelah tulangan utama.
5. Begitu pula tulangan pelat mriring tangga. Tulangan
utama adalah tulangan memanjang, sedangkan tulangan
melintang adalah tulangan bagi.
6. Atur jarak antar tulangan dengan bekisting menggunakan
tulangan kaki ayam dan beton decking.
7. Tutup tulangan dengan bekisting panel bagian atas.

112
Gambar 5.22 Pekerjaan Penulangan Tangga

5.2.4.4. Pengecoran Tangga


Pengecoran tangga dilakukan menggunakan concrete
bucket dan pipa tremi. Drop point pengecoran tangga terdapat
di bordes dan pelat overlap atas. Langkah-langkah dalam
pengecoran tangga adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan lantai kerja dengan menggunakan compressor.
2. Masukan beton ready mix ke bucket.
3. Tuangkan beton ready mix ke drop point.
4. Isi setiap bekisting anak tangga menggunakan sekop dan
ember.
5. Ratakan dengan menggunakan sekop dan padatkan
menggunakan vibrator.
6. Kontrol ketebalan pelat dengan meratakan beton dengan
sekop.

5.2.4.5. Curing Tangga


Curing tangga dilakukan dengan cara menyiram beton
dengan air. Waktu paling cepat untuk curing adalah 8-10 jam
setelah pengecoran.

5.2.4.6. Bongkar Bekisting Tangga

113
Bongkar bekisting dilakukan paling cepat 8 hari setelah
pengecoran. Akan tetapi pada proyek ini pekerjaan
pembongkaran bekisting hanya dilakukkan ketika akan
dilakukkan pemasangan bekisting tangga. Pemasangan
bekisting tangga pada proyek ini dilakukan 3 lantai tangga
dalam 1 kali pengecoran. Sehingga transfer material bekisting
tangga pada proyek ini memiliki siklus 3 lantai.

114

Anda mungkin juga menyukai