Disusun oleh :
NIM : 170020051
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak dan bimbingan dari dosen mata kuliah sehingga dapat
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya
menerima dengan tangan terbuka segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
Penyusun
2
D A F TA R P US T AK A
2.2 k e m u l ya a n m e n u n t u t i l m u . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 5
2.3 k e m u l ya a n m e n u n t u t i l m u . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 0
3
Bab 1 . Penda hulua n
1 .1 L a t a r b e l a ka n g
Ilmu agama yang mulia ini hendaknya selalu digandengkan dengan akhlak
yang mulia. Terlebih para da‘i yang akan menyeru kepada kebaikan dan menjadi
tersebut dari seorang ulama yaitu syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
إذا لم يتحل باألخالق الفاضلة فإن طلبه للعلم ال فائدة فيه: طالب العلم
“Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia,
Memang demikian contoh dari para ulama sejak dahulu, mereka sangat
memperhatikan adab dan akhlak. Jangan sampai justru dakwah rusak karena
pelaku dakwah itu sendiri yang kurang adab dan akhlaknya. Ulama dahulu benar-
benar mempelajari adab dan akhlak bahkan melebihi perhatian terhadap ilmu.
طلبت األدب ثالثين سنة وطلبت العلم عشرين سنة كانوا يطلبون األدب ثم العلم
“Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu
(agama) selama dua puluh tahun, dan ada-lah mereka (para ulama salaf) memulai
pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.
4
Hendaknya kaum muslimin terutama para penuntut ilmu dan dai sangat
memperhatikan hal ini. Jika setiap orang atau sebuah organisasi, kita permisalkan.
Mereka punya target dan tujuan tertentu, maka tujuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
Beliau adalah suri teladan bagi kaum muslimin dan beliaupun sudah
mencontohkan kepada kita akhlak beliau yang sangat mulia dalam berbagai kisah
5
ٍ َُو ِإنَّكَ لَعَلى ُخل
ق َع ِظ ٍيم
Demikian juga pujian dari istri beliau, perlu diketahui bahwa komentar dan
testimoni istri pada suami adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak sebenarnya
2 . A p a k a h k e m u l ya a n m e n u n t u t i l m u
6
1.3 Tujuan penulisan
1 . M e n ye l e s a i k a n t u g a s m a t a k u l i a h A k h l a k
B a b I I P e mb a h a s a n
7
Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari
sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih
Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun
perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita
lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Sesuai dengan
َْال ُم ْف ِلحُون
kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan
8
kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (QS. An-Nuur
[24]: 51).
Sebagaimana kita meluangkan waktu kita untuk shalat. Ketika waktu sudah
menunjukkan waktu shalat pasti kita akan meluangkan waktu untuk shalat
walaupun misal kita sedang bekerja dan pekerjaan kita masih banyak. Kita akan
tetap meninggalkan aktivitas kita dan segera mengerjakan shalat. Maka begitupun
Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan
apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna
pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak
Kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan pada makanan dan
minuman, sebab kelestarian urusan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Imam
minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali
Jika kita ingin menyandang kehormatan luhur, kemuliaan yang tak terkikis oleh
perjalanan malam dan siang, tak lekang oleh pergantian masa dan tahun,
9
kebangsawanan tanpa keluarga besar, para pendukung tanpa upah, pasukan tanpa
Namun, yang dimaksud dengan kata ilmu di sini adalah ilmu syar’i. Yaitu ilmu
masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-
sifatNya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan
Dari penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah di atas, jelaslah bawa ketika hanya
disebutkan kata “ilmu” saja, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Oleh karena
tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu dari Al Qur’an dan As-Sunnah,
tetapi yang mereka maksud adalah untuk memotivasi belajar ilmu duniawi.
duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu tergantung pada tujuannya.
Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila digunakan dalam
Hal yang disayangkan ternyata beberapa majelis ilmu sudah tidak memiliki daya
magnet yang bisa memikat umat Islam untuk duduk di sana, bersimpuh di
Jalla dan hadist nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita lebih senang menyia-
10
nyiakan waktu bersama teman-teman, menghabiskan waktu di instagram, twitter,
atau media sosial lain dibandingkan duduk di majelis ilmu. Ada banyak faktor
yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya adalah karena umat Islam belum
Allah. Kalau kita tidak mengetahuinya, kita tidak akan duduk di majelis ilmu.
Karena fitrah manusia memang bertindak sesuai asas keuntungan. Faktanya, kalau
kita tidak mengetahui keuntungan atau manfaat suatu hal maka kita tidak akan
melakukan hal itu. Begitu juga dengan ibadah. Maka dari itu, semakin kita belajar
semakin semangat menjalaninya. Ini yang seharusnya kita sadari. Oleh karena itu,
banyak dalil dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya terkait keutamaan ilmu dan
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan
11
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
ٍ فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أ َ َخذَ بِ َحظ، َولَ ِك ْن َو َّرث ُ ْوا ْال ِع ْل َم،َارا َو َال د ِْرهَا ًما ِ َا َ ْلعُلَ َما ُء َو َرثَةُ ْاأل َ ْنبِي
ً اء َوإِ َّن ْاأل َ ْن ِبيَا َء لَ ْم ي َُو ِرث ُ ْوا ِد ْين
َوافِ ٍر
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak
mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu,
barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu
Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-
3. Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia
Telah Meninggal
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya”
(HR. Muslim).
Ilmu
Allah berfirman:
ب ِزدْنِي ِع ْل ًما
ِ َوقُ ْل َر
12
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha
Kebaikan
akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No.
1037).
Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i,
tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok
Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).
13
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah
dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena
semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha
Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu
ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.
ير
ِ س ِع
َّ ب ال ْ َ َوقَالُوا لَ ْو ُكنَّا نَ ْس َم ُع أ َ ْو نَ ْع ِق ُل َما ُكنَّا فِي أ
ِ ص َحا
14
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan
Allah telah memberikan banyak kenikmatan, jika tidak kita gunakan untuk
mempelajari firman-firmannya maka kita akan menjadi salah satu orang yang
menyatakan dan Allah abadikan dalam surat Al-Mulk ayat 10 di atas. Semoga
Allah memberikah taufiq dan hidayah-Nya kepada kita untuk bisa menuntut ilmu
Aamiin.
2.2 k e m u l ya a n m e n u n t u t i l m u
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulallah SAW bersabda, "Tidaklah
orang yang meniti di jalan untuk menuntut ilmu kecuali Allah akan memudahkan
maka tidak akan cepat mendapatkan nasabnya (keberuntungan)." (HR Abu Daud).
Kemudian, dari Katsir bin Qaiz, Abu-Ad Darda lalu berkata, "Sesungguhnya aku
Seluruh penghuni langit serta bumi dan ikan-ikan di dasar laut akan memintakan
keutamaan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan atas ahli ibadah bagaikan
15
keutamaan bulan pada malam purnama atas bintang-bintang di sekitarnya.
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi dan para nabi tidak
mewariskan dinar atau dirham, tetapi mewariskan ilmu pengetahuan. Barang siapa
mengambilnya berarti telah mengambil bagian yang banyak (HR Abu Daud).
perbenihan. Ahli ilmu yang bisa melakukan rekayasa terhadap genetik benih
sehingga tanaman tidak mati terkena banjir dan kekeringan. Inovasi tersebut
Kedua, terhindar dari kebodohan. Mengurungkan niat untuk menuntut ilmu maka
bersiap maraknya kebodohan. Islam menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu agar
ibadah. Saat dia menyebarkan ilmu itu kepada orang lain dan terhindar dari
kebodohan maka sudah mengalir pahala untuknya. Negeri ini pasti jaya dan
sejahtera kalau benar seseorang yang sudah memiliki ilmu kemudian menerapkan
16
maka dia tidak akan mewariskan ilmu itu kepada orang lain. Jumlah orang pandai
Keempat, pejuang hebat. Ahli ilmu termasuk pejuang. Mempelajari sebuah ilmu
pengetahuan. Sebutkanlah siapa pemilik asli dari ilmu itu. Ada nilai etika yang
harus dipahami oleh orang yang sedang berjuang untuk mendapat ilmu.
Telah menjadi fitrah semula jadi setiap manusia, tidak kira apa kaum atau bangsa, suka
kepada ilmu. Justeru itulah setiap orang berlumba-lumba menuntut dan mencari ilmu di
dalam berbagai-bagai bidang. Pada umat Islam pula ia didorong lagi oleh ajaran
agamanya.
Sebagaimana
firmanAllah:Maksudnya:
“... supaya Allah meninggikan darjat orang yang beriman di kalangan kamu dan orang
“Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang abid seperti kelebihanku atas orang yang
17
Maksudnya:
“Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang abid ibarat bulan purnama terhadap
seluruh bintang.”
Dalam Islam, menuntut ilmu itu adalah wajib, ada yang fardhu ain, ada yang fardhu
kifayah. Manusia suka menuntut ilmu itu kerana memandangkan peranan ilmu itu di
1.Orang yang bodoh susah berhadapan dengan kehidupan yang bersimpang-siur dan
2.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh maju di dalam bidang ekonomi.
3.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh maju di dalam bidang pembangunan.
4.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh maju di dalam bidang perhubungan.
5.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh maju di dalam bidang ketenteraan dan
persenjataan.
6.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh maju di dalam berbagai-bagai bidang
yang lain.
7.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh memberi makan otak dan jiwa.
8.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh menjadi kawan di waktu ketika apa dan
18
9.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia boleh membawa kehidupan yang mudah dan
senang.
10.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia biasa boleh menguasai orang atau kaum dan
12.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia mudah membuat kerja yang susah dan
mencabar.
13.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia mudah mendapat kejayaan dunia dan Akhirat.
14.Dengan ilmu pengetahuan ada manusia biasa dia memimpin orang yang bodoh.
17.Denganilmupengetahuanmanusiabolehmendapatkuasa.
Walaupun telah menjadi fitrah manusia suka dengan ilmu pengetahuan dan berusaha
mencarinya, namun tidak semua orang dapat memiliki ilmu yang banyak dan tinggi. Di
1. Kerana seseorang itu Allah Taala telah takdirkan lemah akal fikirannya. Dengan sebab
2.Mungkin seseorang itu tidak dapat peluang belajar dengan cukup kerana kemiskinan
19
3.Kerana tidak ada peluang-peluang kemudahan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
4.Kerana ditakdirkan oleh Allah Taala selalu sakit atau kecacatan anggota maka tidak
5.Kerana seseorang itu cepat berkahwin maka terhalanglah untuk mendapat ilmu yang
banyak.
6.Kerana seseorang itu atau sesuatu kaum atau bangsa itu tidak bersungguh-sungguh
2.Melalui pengalaman.
20
Orang yang menuntut dan mencari ilmu ada beberapa golongan pula. Di antaranya seperti
disenaraikan di bawah:
1.Menuntut dan mencari ilmu kerana ilmu semata-mata. Dia seronok, mabuk dan asyik
dengan ilmu. Inilah golongan orang yang mencari ilmu kerana ilmu semata-mata atau
2.Orang yang mencari ilmu kerana inginkan kekayaan dan harta dunia. Dengan ilmu yang
banyak dan tinggi, boleh menjawat jawatan yang tinggi dan dapat gaji besar. Dengan ilmu
juga ada orang boleh pandai berniaga. Dengan berniaga, boleh mendapat kekayaan dan
3.Ada orang mencari ilmu kerana ingin menjadi pemimpin. Seseorang yang hendak
menjadi pemimpin mesti ada ilmu. Kalau tidak, sudah tentu tidak boleh memimpin orang.
Atas sebab ini, ada golongan memburu ilmu. Inilah golongan yang menggunakan ilmu
4.Ada setengah golongan pula bersungguh-sungguh mencari ilmu kerana ingin nama dan
glamour. Agar orang menganggap dia golongan intelek. Moga-moga dia dihormati orang
dan moga-moga nama masyhur. Inilah golongan ahli ilmu yang inginkan nama.
21
5.Ada orang belajar ilmu kerana hendak keluar daripada kebodohan dan kejahilan. Agar
jangan orang memandang hina. Jahil itu dipandang tidak baik. Maka mereka pun
belajarlah ilmu pengetahuan hingga menjadi orang yang pandai. Inilah golongan ahli ilmu
6.Ada orang menuntut dan mencari ilmu kerana ingin membangun dan maju demi
kedaulatan dan kemegahan bangsa dan negara. Agar jangan bangsanya mundur dan
7.Orang yang menuntut ilmu kerana perintah Allah Taala. Juga dengan tujuan agar dapat
mengamalkan ilmu supaya boleh mengabdikan dan mendekatkan diri kepada Allah Taala.
Moga-moga dengan itu mendapat keredhaan Allah Taala dan terselamat daripada
bangunan, sekolah, pejabat, jalan raya dan lain-lain lagi. Ia adalah dengan tujuan agar
22
Justeru itu, di dalam membangun melalui ilmunya, mereka sangat menjaga syariat, terlalu
menjaga halal dan haram, tidak lari daripada disiplin Islam hingga seluruh usaha dan
kemajuan yang dibangunkan menjadi ibadah, menjadi amal soleh, dianggap jihad
fisabilillah dan diberi pahala yang besar oleh Allah Taala yang Maha Pemurah. Inilah
Kita umat Islam, dalam menuntut dan mencari ilmu biarlah menjadi golongan yang
ketujuh itu, iaitu mencari ilmu kerana Allah Taala. Kalau bukan kerana Allah Taala,
termasuk orang yang rugi. Kalaupun mendapat untung di dunia, namun rugi di Akhirat
Wal‘iyazubillah.
Maksudnya: “Sesiapa yang menuntut ilmu dengan maksud untuk bersaing dengan para
ulama atau untuk mujadalah dengan orang-orang yang jahil atau untuk mengambil
23
Maksudnya: “Barang siapa yang bertambah ilmunya tetapi tidak bertambah amalannya
Bagi orang yang memahami dan mempercayai pada agama, yaitu ajaran
langsung datang dari Tuhan, maka akan mengatakan bahwa membangun bangsa
tanpa memperbaiki akhlaknya tidak akan berhasil. Akhlak mulia adalah kunci
untuk meraih segala kemuliaan hidup. Tanpa akhlak mulia maka kehidupan ini
akan kacau balau dan tidak akan terjadi keadilan yang didambakan oleh semua
orang.
Tanpa akhlak mulia maka, mereka yang kuat akan menindas yang lemah, mereka
yang pintar akan mengakali yang bodoh, mereka yang kaya akan menindas yang
miskin, penguasa yang tidak berakhlak mulia akan selalu berbuat dhalim, dan
24
Mungkin saja tanpa akhlak mulia, suatu masyarakat akan maju di bidang
ekonomi, dan bahkan juga ilmu pengetahuan dan teknologinya. Mereka akan
meraih kemakmuran, kesejahteraan, berhasil menciptakan apa saja yang baru dan
pesawat terbang, alat komunikasi yang amat canggih, dan lain-lain, tetapi belum
Banyak contoh negara yang disebut maju, tetapi sehari-hari juga berhasil
menolong tetapi sebenarnya justru menjadikan negara yang ditolong justru tidak
berdaya. Lebih jelas lagi, dalam skala kecil, tanpa akhlak mulia, ternyata orang
jelas, dan apalagi memahami makna kehidupan yang sebenarnya. Keadaan seperti
Bagi umat Islam hal tersebut sudah menjadi keyakinan, bahwa tanpa akhlak mulia
maka kehidupan, yaitu mulai keluarga, lingkungan, dan bahkan bangsa atau
negara, tidak akan meraih kebahagiaan yang sebenarnya. Akhlak mulia selalu
menjauhkan diri dari hal-hal merusak dan mencelakakan, yaitu tidak amanah,
harta, tidak peduli pada orang lain, dan sejenisnya. Manakala sifat-sifat yang
25
Para penguasa, cerdik cendekia, kuat, dan kaya, jika mereka itu menyandang
itu justru akan digunakan untuk melindungi mereka yang lemah, yang miskin, dan
atau siapa saja yang perlu dibantu atau diselamatkan. Mereka yang pintar akan
menggunakan kepintarannya, bukan saja untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk
olrang lain. Demikian pula bagi mereka yang kaya akan menolong yang miskin,
Negara dan bangsa yang dipimpin oleh orang-orang yang menyandang akhlak
mulia, maka tidak akan ada lagi kesenjangan yang terlalu jauh, tidak akan ada
berbagai macam mafia yang pasti merugikan orang banyak, tidak akan ada
miskin, dan seterusnya. Hal-hal buruk dan merusak tatanan masyarakat tersebut
Tentu, jawabnya adalah sulit jika tidak mengetahui jalannya. Membangun akhlak
mulia adalah sama halnya dengan membangun atau membersihkan hati, ruh, atau
jiwa. Sekedar menjadikan orang pintar mungkin saja dilakukan dengan cara
dibuatkan sekolah. Akan tetapi membuat seseorang berhati bersih tidak cukup
Sebenarnya membangun akhlak mulia sudah ada contoh, yaitu sebagaimana yang
dilakukan oleh para rasul dan nabi. Selain melalui contoh kehidupan nyata, yaitu
26
kehidupan Nabi itu sendiri juga terdapat pedoman berupa kitab suci. Sosok
seorang Nabi, sekarang sudah tidak ada lagi. Muhammad sebagai Nabi terakhir
sudah wafat dan tidak akan lahir nabi baru. Akan tetapi, para ulama yang mampu
pula kitab suci, hingga sekarang ini sudah dibukukan dengan sempurna dan bisa
Oleh karena itu, membangun akhlak mulia sebenarnya masih mungkin dilakukan,
yaitu dengan cara mendekatkan bangsa ini dengan kitab suci, dengan tempat
ibadah, dan dengan para tokoh yang bisa dijadikan tauladan. Membangun akhlak
mulia lewat cara-cara yang masih akan disusun, dalam arti menggunakan akal
manusia biasa, hingga kini sebenarnya belum tersedia sejarah yang berhasil.
Membangun akhlak mulia harus dilakukan oleh orang yang menyandang akhlak
27
Kesimpulan
dan berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik ; dan agar setiap
kemajuan bagi penghuni dunia ini dalam batas-batas yang diridhai Allah
(Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin
Malik)
https://muslim.or.id/29917-ilmu-agama-tanpa-akhlak-mulia-adalah-sia-sia.html
28
https://uin-malang.ac.id/r/150901/membangun-bangsa-dengan-akhlak-mulia.html
http://cebisan-kehidupan.blogspot.com/2013/07/peranan-ilmu-dalam-islam.html
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/17/07/20/otdgqc313-
kemuliaan-penuntut-ilmu
https://muslimah.or.id/10472-keutamaan-menuntut-ilmu-agama.html
29