Anda di halaman 1dari 7

DIABETUS MELITUS

No. Dokumen : 224/02/KDPM-IN/SOP/X/2018

No. Revisi :-
SOP
Tanggalterbit : 1 Oktober 2018
Halaman : 1-6

Klinik Diana Dr.Fachrudiana F.A


PermataMedika Pimpinan Klinik

1. Pengertian Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai


berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, ginjal
dan pembuluh darah.

2. Tujuan Sebagai acuan agar petugas dapat menegakkan diagnosis diabetes


melitus(DM) dan melakukan pengobatan dan penyuluhan untuk
pencegahan diabetes melitus..

3. Kebijakan SK Pimpinan Klinik No 028a/KDPM-IN/SK/IX/2018 tentang Layanan


Klinis

4. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien


Langkah- mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria (sering
kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng lapar).
langkah
2. Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat keluhan
lain seperti berat badan turun tanpa penyebab yang jelas,
kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus
vulva pada wanita, serta adakah luka yang tidak kunjung
sembuh.
3. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstremitas
atas dan bawah termasuk jari.
5. Bila diperlukan petugas membuat permintaan pemeriksaan
gula darah atau urin ke laboratorium.
6. Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien
untuk selanjutnya pasien kelaboratorium
7. Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien
8. Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan
diagnose berdasarkan hasil lab dan anamnesis, yaitu:
 Gejala klasik DM +Glukosa darah sewatu ≥ 200 mg/dl
(darah kapiler)
 Gejala klasik DM +Glukosa darah puasa ≥ 100 mg/dl
(darah kapiler)
 Tanpa gejala kasik DM + kadar GDS ≥ 200 mg/dl atau
GDP ulang ≥ 100 mg/dl (darah kapiler)
9. Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa
terapi gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2 – 4

1
minggu. Apabila kadar gula darah belum mencapai sasaran
dilakukan intervensi farmakologi dengan obat hipoglikemik
oral (OHO) dan atau suntikan insulin.
 Obat hipoglikemik oral (OHO) dimulai dengan dosis kecil
dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons kadar
glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis hampir
maksimal. Pemberian OHO bersamaan dengan
pengaturan diit dan latihan jasmani, bila diperlukan dapat
dilakukan pemberian OHO tunggal atau OHO kombinasi.
Terapi OHO kombinasi harus dipilih dua macam obat dari
kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda
 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg
dosis maksimal 15 mg/hr diberikan 15 – 30 menit sebelum
makan, 1-2 kali/hari.
10. Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM, perlunya
pengendalian dan pemantauan gula darah, penyulit DM dan
resikonya serta bagaimana mengatasi sementara keadaan
gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan hipoglikemia).
11. Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis
(TGM)makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pentingnya
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan.
12. Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani secara
teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
13. Petugas menulis resep.
14. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
15. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam medik
pasien
16. Petugas menandatangani rekam medik

Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah pasien


mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria
(sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi
(sering lapar).

Petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat


5. Bagan alir
keluhan lain seperti berat badan turun tanpa penyebab
yang jelas, kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada
pria, pruritus vulva pada wanita, serta adakah luka yang
tidak kunjung sembuh

Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu

2
Petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk ekstremitas
atas dan bawah termasuk jari.

Bila diperlukan petugas membuat permintaan


pemeriksaan gula darah atau urin ke laboratorium

Petugas menyerahkan surat permintaan kepada pasien


untuk selanjutnya pasien kelaboratorium
.

Petugas menerima hasil laboratorium dari pasien

Petugas membaca hasil laboratorium dan menegakan


diagnose berdasarkan hasil lab dan anamnesis

Petugas memberikan penatalaksanaan awal DM berupa


terapi gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama 2
– 4 minggu. Apabila kadar gula darah belum
mencapai sasaran dilakukan intervensi farmakologi
dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau
suntikan insulin.

Petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM,


perlunya pengendalian dan pemantauan gula darah,
penyulit DM dan resikonya serta bagaimana
mengatasi sementara keadaan gawat darurat akibat
DM (rasa sakit dan hipoglikemia).

Petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi medis


(TGM)makanan yang seimbang sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis dan jumlah makanan

3
Petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani
secara teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih
30 menit.

Petugas menulis resep

Petugas menyerahkan resep kepada pasien

Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,


laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam
medik pasien

Petugas menandatangani rekam medik

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2014 Tentang


Klinik
2. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang praktek
6. Referensi
kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008
Tentang Rekam Medis.
1. Rekam Medis
7. Dokumenterka
2. Form laboratorium
it
3. Informed consent
1. Ruang Pemeriksaan Umum
8. Unit terkait

9. Riwayat Perubahan Dokumen

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Terbit

4
5
DIABETUS MELITUS

No. Dokumen : 224/02/KDPM-IN/SOP/X/2018

DAFTAR No. Revisi :


TILIK
Tanggal terbit : 1Oktober 2018

Halaman : 1-6

Klinik Diana Dr. Fachrudiana F.A


Permata Medika Pimpinan Klinik

NO URAIAN KEGIATAN YA TIDAK

1
Apakah petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah
pasien mengeluhkan gejala klasik DM yang berupa poliuria
(sering kencing), polidipsi (sering haus) dan polifagi (serng
lapar) ?
2
Apakah petugas menanyakan pada pasien apakah terdapat
keluhan lain seperti berat badan turun tanpa penyebab yang
jelas, kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria,
pruritus vulva pada wanita, serta adakah luka yang tidak
kunjung sembuh?
3
Apakah petugas melakukan pemeriksaan tekanan
darah,nadi,suhu?
4 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik termasuk
ekstremitas atas dan bawah termasuk jari?

5
Apakah bila diperlukan petugas membuat permintaan
pemeriksaan gula darah atau urin ke laboratorium ?
6
Apakah petugas menyerahkan surat permintaan kepada
pasien untuk selanjutnya pasien kelaboratorium ?
7
Apakah petugas menerima hasil laboratorium dari pasien ?
8 Apakah petugas membaca hasil laboratorium dan
menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis?

9 Apakah petugas memberikan penatalaksanaan awal DM


berupa terapi gizi medis (TGM) dan latihan jasmani selama
2 – 4 minggu?

10
Apakah petugas mengedukasi pasien tentang penyakit DM,
perlunya pengendalian dan pemantauan gula darah,
penyulit DM dan resikonya serta bagaimana mengatasi
sementara keadaan gawat darurat akibat DM (rasa sakit dan
hipoglikemia) ?
11 Apakah petugas mengedukasi pasien tentang terapi gizi
medis (TGM)makanan yang seimbang sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.

6
Pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis dan jumlah makanan?
12 Apakah petugas mengedukasi pasien tentan latihan jasmani
secara teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit?
13 Apakah petugas menulis resep?
14 Apakah petugas menyerahkan resep kepada pasien ?
15 Apakah petugas menulis hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium,diagnose dan terapi kedalam rekam medic
pasien ?
16 Apakah petugas menandatangani rekam medic ?

Anda mungkin juga menyukai