Anda di halaman 1dari 8

Bab II Pembahasan

1. Hukum Benda
Hukum benda ialah semua kaidah hukum yang mengatur apa yang diartikan dengan
benda, macam – macam benda dan mengatur hak – hak atas benda yang sifatnya mutlak.
2. Macam – Macam Benda

Menurut Prof. Subekti, benda dapat dibagi atas beberapa macam, yaitu:
 Benda yang dapat diganti (contoh: uang) dan benda yang tidak dapat diganti
(contoh: seekor kuda).
 Benda yang dapat diperdagangkan dan benda yang tidak dapat
diperdagangkan (contoh: jalan-jalanan dan lapangan umum).
 Benda yang dapat dibagi (contoh: beras) dan benda yang tidak dapat dibagi
(contoh: seekor kuda).
 Benda yang bergerak (contoh: perabot rumah) dan yang tidak dapat bergerak
(contoh: tanah).

Dari pembagian – pembagian tersebut di atas itu, yang paling penting ialah
yang terakhir ,yaitu pembagian “benda bergerak” dan “tak bergerak”,sebab pembagian
ini mempuyai akibat-akibat yang sangat penting dalam hukum. Menurut pasal 540
KUHP Perdata, tiap – tiap benda adalah benda bergerak atau benda tak bergerak :

 Benda bergerak adalah benda – benda yang karena sifatnya atau karena
penetapan undang – undang dinyatakan sebagai benda bergerak, misalnya
kendaraan, surat – surat berharga, dan sebagainya. Dengan demikian
kebendaan bergerak ini sifatnya adalah kebendaan yang dapat dipindah atau
dipindahkan.
 Benda tak bergerak adalah benda – benda yang karena sifatnya, tujuan
pemakaiannya atau karena penetapan undang – undang dinyatakan sebagai
benda tak bergerak, misalnya bangunan, tanah, dan sebagainya.

3. Hak – Hak Kebendaan


Suatu hak kebendaan ialah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas
suatu benda, yang dapat dipertahankan terhadap tiap orang yang mempunyai sifat
melekat.

Page | 1
 Ciri-ciri Hak Kebendaan

1. Merupakan hak mutlak. Dapat dipertahankan terhadap siapapun juga.

2. Mempunyai hak yang mengikuti. Artinya hak itu terus mengikuti bendanya
di manapun juga barang itu berada.

3. Mempunyai sistem. Sistem yang terdapat dalam hak kebendaan ialah mana
yag lebih dulu terjadinya, tingkatnya lebih tinggi daripada yang terjadi
kemudian.

4. Mempunyai hak yang lebih didahulukan daripada hak lainnya.

5. Mempunyai macam-macam actie (penuntutan kembali jika terjadi


gangguan atas haknya.

6. Mempunyai cara pemindahan yang berlainan.

 Hak – Hak Kebendaan dibagi menjadi :

A. Hak Milik ( Eigendom )


 Pengertian Hak Milik
Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap
kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bertentangan
dengan UU dan tidak mengganggu hak-hak orang lain dan dengan
tidak mengurangi kemungkinan adanya pencabutan hak untuk
kepentingan umum dengan pembayaran ganti kerugian yang layak dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
 Cara memperoleh hak milik
Menurut Pasal 584 KUH Perdata, hak milik dapat diperoleh
dengan:
1. Pendahuluan.
2. Ikutan.
3. Lewat waktu.
4. Pewarisan.
5. Penyerahan.
 Hapusnya Hak Milik
Seseorang dapat kehilangan hak miliknya apabila :

Page | 2
1. Seseorang memperoleh hak milik itu melaui salah satu cara
untuk memperoleh hak milik.
2. Binasanya benda itu.
3. Pemilik hak milik melepaskan benda itu.

B. Hak Kedudukan Berkuasa ( Bezit )


 Pengertian Kedudukan Berkuasa
Hak Kedudukan Berkuasa yaitu kedudukan seseorang yang
menguasai suatu kebendaan, baik dengan diri sendiri maupun dengan
perantaraan orang lain, dan yang mempertahankan atau menikmatinya
selaku orang yang memiliki kebendaan itu.

 Syarat – Syarat Adanya Hak Kedudukan Berkuasa


Untuk adanya suatu hak ini, haruslah dipenuhi syarat-syarat,
yaitu :
1. Adanya Corpus, yaitu harus ada hubungan antara orang yang
bersangkutan dengan bendanya.
2. Adanya Animus, yaitu hubungan antara orang dengan benda
itu harus dikehendaki oleh orang tersebut.

Dengan demikian, untuk adanya hak ini harus ada 2 unsur,


yaitu kekuasaan di atas suatu benda dan kemauan untuk memilikinya
benda tersebut.

 Fungsi Hak Kedudukan Berkuasa


Pada dasarnya, hak ini mempunyai dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi polisionil. Hak itu mendapat perlindungan
hukum tanpa mempersoalkan hak milik atas benda tersebut
sebenarnya ada pada siapa. Jadi siapa yang membezit
sesuatu benda, maka ia mendapat perlindungan dari hukum
sampai terbukti bahwa ia sebenarnya tidak berhak. Dengan
demikian, bagi yang merasa haknya dilanggar, maka ia
harus meminta penyelesaian melalui polisi atau pengadilan.
2. Fungsi zakenrechtelijk. Hak yang telah membezit suatu
benda dan telah berjalan untuk beberapa waktu tertentu
tanpa adanya protes dari pemilik sebelumnya, maka bezit
itu berubah menjadi hak milik melalui
lembaga verjaring (lewat waktu).
Page | 3
 Cara Memperoleh Hak Kedudukan Berkuasa
Cara mendapatkan bezit ada dua macam, yaitu :
1. Dengan jalan Occupatio. Memperoleh bezit dengan
jalan ini artinya memperoleh bezut tanpa bantuan dari
orang yang membezit lebih dahulu.
2. Dengan jalan traditio. Memperoleh bezit dengan jalan
ini artinya memperoleh bezit dengan bantuan dari orang
yang membezit lebih dahulu.

 Hapusnya Hak Kedudukan Berkuasa


1. Kekuasaan atas benda itu berpindah pada orang lain.
2. Benda yang dikuasai nyata telah ditinggalkan.

C. Hak Kebendaan Yang Memberikan Jaminan


 Pengertian Hak Kebendaan Yang Memberikan Jaminan
Yaitu suatu benda yang dijadikan jaminan oleh debitur atau
kreditur untuk menjamin pelaksanaan kewajiban dari suatu perikatan.
 Jaminan Yang Baik
1. Dapat membantu dengan mudah memperoleh kredit.
2. Tidak melemahkan potensi pencari kredit.
3. Memberi kepastian pemberi kredit.
 Hak Kebendaan yang dapat Memberikan Jaminan Perikatan

1. Gadai
 Pengertian Gadai yaitu hak yang diperoleh kreditur suatu
benda bergerak yang diserahkan kepadanya dari debitur atau
orang lain atas debitur dan yang memberikan kekuasaan
kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari barang benda
tersebut.
 Syarat mengadakan gadai
1. Dengan suatu perjanjian gadai.
2. Benda obyek gadai, harus dilepaskan dari kekuasaan
pemberi gadai atau yang ingin megadaikan barangnya.
3. Jika bendanya merupakan surat piutang atas nama,
pemberi gadai harus memberitahukan kepada debiturnya,
sehingga hak tagih beralih ke pemegang gadai jika
pemberi gadai tidak dapat melaksanakan kewajibannya.
 Hak Pemegang Gadai
1. Hak menjual atau melelang benda obyek gadai, apabila
debitur tidak dapat membayar setelah jangka waktu yang
telah ditentukan.

Page | 4
2. Hak memperoleh penggantian atas biaya yang telah
dikeluarkan untuk merawat benda.
3. Hak retentie atau hak untuk menahan benda.
 Hapusnya Gadai
1. Hutang atau kewajiban sudah dibayarkan.
2. Benda obyek gadai keluar dari kekuasaan pemegang gadai.

2. Fidusia
 Pengertian Fidusia yaitu hak jaminan atas benda bergerak
baik berwujud maupun tidak berwujud, juga benda bergerak
berupa bangunan yang tidak dapat dibebani dengan hak
tanggungan, dimana benda tersebut masih dalam penguasaan
pemberi fidusia, sebagai jaminan bagi pelunasan hutang
tertentu.
 Cara Pembebanan Fidusia
1. Perjanjian pembebanan fidusia dibuat dengan akta otentik.
2. Mendaftarkan pembebanan tersebut kepada kantor
pendaftaran fidusia dengan menerbitkan sertifikat jaminan
fidusia.
3. Sertifikat jaminan fidusia merupakan salinan dari “ Buku
Daftar Fidusia ”.
 Obyek Fidusia
1. Benda bergerak berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk Hak Cipta.
2. Benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani Hak
Tanggungan maupun hipotik, seperti rumah susun.
 Hapusnya jaminan Fidusia
1. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia.
2. Musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.

3. Hak Tangunggan Atas Tanah


 Pengertian Hak Tangunggan Atas Tanah yaitu hak jaminan
yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud
dalam undang – undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan
dasar pokok – pokok agraria, berikut atau tidak berikut benda
– benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu,
untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan
yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor –
kreditor lain.

Page | 5
 Obyek Hak Tanggungan Atas Tanah
1. Hak milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan.
2. Hak pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan yang
berlaku wajib didaftarkan dan menurut sifatnya dapat
dipindahtangankan.

 Tata Cara Pembebanan Hak Tanggungan Atas Tanah


1. Pembuatan perjanjian tentang utang piutang yang di
dalamnya terdapat “ janji untuk memberikan Hak
Tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang ” yang
dituangkan di dalam dan merupakanbagian tak terpisahkan
dari perjanjian utang piutang.
2. Selanjutnya dilakukan pembuatan Akta Pemberian Hak
Tanggungan oleh PPAT.
3. Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada
Kantor Pertanahan.

 Hapusnya Hak Tanggungan Atas Tanah


1. Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan.
2. Dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak
Tanggungan.
3. Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan
peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri.

4. Jenis – Jenis Hak Milik


A. Hak Milik Pribadi
Hak Milik Pribadi adalah kepemilikan yang mana pemilik itu menguasai
benda itu secara jelas atau masing – masing individu itu dengan jelas memiliki benda
– benda yang berkaitan dengan hak milik umum.
B. Hak Milik Umum atau Bersama
Hak Milik Umum atau Bersama adalah kepemilikan yang mana pemilik benda
itu milik masyarakat umum untuk kepentingan umum atau seseorang yang
menyumbangkan suatu benda untuk digunakan bersama – sama.
C. Hak Milik Negara
Hak Milik Negara adalah kepemilikan suatu benda sudah pasti hanya milik
negara, negara membutuhkan hak milik untuk memperoleh pendapatan, sumber
penghasilan dan kekuasaan untuk melaksanakan kewajiban – kewajibannya.

Page | 6
Bab III Penutup
Kesimpulan

Hukum benda ialah semua kaidah hukum yang mengatur apa yang diartikan dengan
benda, macam – macam benda dan mengatur hak – hak atas benda yang sifatnya mutlak.
Hak kebendaan ialah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu
benda, yang dapat dipertahankan terhadap tiap orang yang mempunyai sifat melekat.
Hak Kebendaan dibagi menjadi hak milik, hak kedudukan berkuasa, hak kedudukan
yang memberikan jaminan, hak tanggungan atas tanah.

Page | 7
Daftar Pustaka

MERTOKUSUMO, Sudikno, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta:


Liberty, Cet. III, 2007.
SOFWAN, Sri Soedewi Masjchoen, Hukum Perdata: Hukum Benda, Yogyakarta:
Liberty, Cet. IV, 1981.
SIMANJUNTAK, P.N.H., Pokok-pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta:
Djambatan, 2009.
https://www.sumbbu.com/2016/04/hukum-perdata-hukum-kebendaan.html.

Page | 8

Anda mungkin juga menyukai