Makalah Istirahat Tidur

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebutuhan manusia perlu dipertahankan dengan cara memenuhi


kebutuhan hidupnya. Dan untuk memenuhi hal tersebut, manusia harus
bekerja siang dan malam. Bahkan sepertinya tidak mengenal waktu
sehingga mengorbankan satu hal yang sangat berarti, yaitu istirahat dan
tidur (Siregar,2011)

Istirahat dan tidur yang tepat sama pentingnya dengan nutrisi yang
baik dan latihan yang adekuat. Setiap orang memerlukan jumlah istirahat
dan tidur yang berbeda. Dengan tidak tepatnya jumlah tidur dan istirahat
seseorang maka akan mempengaruhi pada kemampuan berkonsentrasi,
membuat keputusan, kelabilan emosi, serta partisipasi dalam kehidupan
sehari-hari yang menurun. (Potter dan Perry,2013)

Tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan (McCance et al.,


2010). Ketika seseorang dalam kondisi tidur, ia akan merasakan relax
secara mental, terbebas dari rasa kegelisahan, dan merasakan
ketenangan dalam fisiknya. Tidur adalah reccurant, perubahan dari
kesadaran yang terjadi untuk periode yang berkelanjutan. Ketika
seseorang mendapatkan tidur yang tepat, mereka merasa bahwa energi
mereka telah dipulihkan. Tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan
pemulihan sistem tubuh. Kualitas yang memadai dan kuantitas tidur
berkontribusi pada kesehatan yang optimal. (Potter dan Perry,2011)

Mencapai kualitas tidur yang baik menjadi sangat penting bagi


kesehatan dan sebagai bentuk penyembuhan dari penyakit. Pasien yang
sedang sakit sering kali membutuhkan lebih banyak tidur dan sitirahat
daripada pasien yang sehat. Namun demikian biasanya penyakit
mencegah beberapa pasien untuk mendapatkan tidur dan istirahat yang
adekuat. Lingkungan rumah sakit atau perawatan jangka panjang dan
aktivitas pemberian layanan sering kali membuat pasien sulit tidur. Atau
beberapa pasien memang mempunyai gangguan tidur sebelumnya,
sedangkan pasien yang lain bertambah masalah tidurnya akibat dari
penyakit dan lingkungan rawat inap (Potter dan Perry,2013).

1.2Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep
istirahat dan tidur, antara lain; definisi istirahat dan tidur, fungsi istirahat
dan tidur, mekanisme tidur, tahap-tahap tidur, kebutuhan istirahat dan
tidur berdasarkan usia, faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur. Dan menjelaskan masalah yang sering
ditemukan pada klien gangguan istirahat dan tidur beserta asuhan
keperawatannya.

1.3Manfaat
Mahasiswa memiliki dasar teori tentang konsep istirahat dan tidur yang
kuat sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada
klien.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Istirahat dan Tidur


Terdapat beberapa pengertian Tidur Menurut Para Ahli.Tidur
didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau
dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Menurut Potter & Perry
(2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian
dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur merupakan
kondisi tiak sadar dimana induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau
sensoriyang sesuai (Guyton dalam Aziz Alimul H) atau juga dapat
dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya
keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu
urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim,
memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan
terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketengan
tanpa kegiatan yang erupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan
masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang
berbeda.(e-jurnal.com)

2.2 Fungsi Tidur


Tujuan tidur masih belum jelas. Tidur berkonstribusi dalam
menjaga kondisi fisiologis dan psikologis. Tidur NREM membantu
perbaikan jaringan tubuh. Selama tidur NREM, fungsi biologis lambat.
Denyut jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70-
80 denyut per menit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik
yang sangat baik. Namun, selama tidur denyut jantung turun ampai 60
denyut per menit aau kurang. Ini berarti bahwa selama tidur jantung
berdetak 10-20 kali lebih lambat dalam setiap menit atau 60-120 kali
lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh karena itu, tidur nyenyak
bermanfaat dalam mempertahankan fungsi jantung. Fungsi biologis
lainnya yang menurun selama tidur adalah pernafasan, tekanan darah,
dan otot.

Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan


proses biologis tubuh. Selama tidur, gelombang lambat dan dalam
(NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk
perbaikan dan pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus seperti sel-
sel otak. sintetis protein dan pembelahan sel untuk peremajaan jaringan
seperti kulit, tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat
dan tidur. Tidur NREM sangat penting bagi anak-anak, yang mengalami
tahap 4 tidur yang lebih lama.

Teori lain tentang tujuan dari tidur adalah bahwa tubuh


menghemat energi selama tidur. Otot-otot rangka semakin rileks, dan
tidak adanya kontraksi otot mempertahankan energi kimia untuk proses
seluler. Tidur akan menurunkan laju metabolisme basal yang selanjutnya
dapat menghemat suplai energi tubuh.

Tidur REM diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan


tampaknya menjadi penting bagi pemulihan kognitif. Tidur REM
berhubungan dengan perubahan aliran darah otak, peningkatan aktivitas

2
korteks, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin.
Gabungan kegiatan ini membantu penyimpanan memori dan proses
belajar. Selama tidur, otak menyaring informasi yang tersimpan tentang
kegiatan hari itu.

Manfaat tidur dalam perilaku sering tidak diketahui sampai


seseorang mendapatkan masalah akibat kurangnya tidur. Hilangnya tidur
REM menyebabkan perasaan bingung dan curiga. Berbagai fungsi tubuh
(misalnya : suasana hati, performa motorik, memori dan keseimbangan)
berubah saat kehilangan tidur lama terjadi. Perubahan dalam fungsi
imun alami dan seluler juga muncul akibat kurangnya tidur tingkat
sedang sampai berat. Penelitian memperkirakan bahwa lalu lintas, rumah,
dan kecelakaan berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan oleh
tertidur memakan biaya miliaran dolar dalam setahun di Amerika Serikat
berkaitan dengan hilangnya produkttivitas, biaya perawatan kesehatan,
dan kecelakaan.

Mimpi. Meskipun mimpi terjadi di kedua fase tidur NREM dan


REM, tetapi mimpi pada tidur REM lebih hidup dan rumit, beberapa orang
percaya bahwa mimpi-mimpi tersebut secara fungsional penting untuk
belajar pengolahan memori serta adaptasi terhadap stres isi dari mimpi
REM mengalami kemajuan sepanjang malam, dari mimpi tengtang
peristiwa terkini hingga ke mimpi yang bersifat emosional pada masa
kanak-kanak atau masa lalu. Kepribadian mempengaruhi kualitas dari
mimpi : misalnya, orang kreatif memiliki mimpi yang rumit dan kompleks,
sementara orang yang tertekan mengalami mimpi tentang
ketidakberdayaan.

Kebanyakan orang bermimpi tentang kekhawatiran yang sedang


berlangsung, seperti pertengkaran dengan pasangan atau kekhawatiran
atas pekerjaan. Kadang-kadang seseorang tidak menyadari ketakutan
yang mereka rasakan yang diwakili dalam mimpi aneh. Psikolog klinis
mencoba menganalisis sifat simbolik dari mimpi sebagai bagian dari
psikoterapi klien. Kemampuan untuk menggambarkan mimpi dan
menafsirkan maknanya kadang-kadang membantu menyelesaikan
masalah pribadi atau ketakutan-ketakutannya.

Teori lain mengatakan bahwa mimpi menghapus fantasi tertentu atau


kenangan tidak masuk akal. Karena kebanyakan orasng melupakan
mimpi mereka, hanya sedikit yang ingat mimpi atau tidak percaya mimpi,
seseorang harus berfikir secara sadar tentang halk tersebut pada saat
bangun. Orang-orang yang dapat mengingat mimpi dengan jelas
biasanya terbangun hanya setelah periode tidur REM.

2.3 Mekanisme Tidur


Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani
dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang arau
berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk
menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan


beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi
bola dunia disebut sebagai Irama Sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian
terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus.

3
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan penyesuain
terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang
disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang
menghilangkan hubungan terdapat bagian rostral madulo oblogata
disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.

Tidur dibagi menjadi dua tipe yaitu :

1. Rapid Eye Movement (REM)


2. Non Rapid Eye Movement (NREM)

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 3
stadium lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase
NREM dan REM terdiri secara bergantian antara 4 – 7 kali siklus semalam.
Bayi baru lahir total tidur 16 – 20 jam/hari, anak-anak 10 – 12 jam/hari,
kemudian menurun 9 – 10 jam/hari pada umur di atas 10 tahun dan kira-
kira 7 – 7,5 jam/hari pada orang dewasa.

Tipe NREM dibagi dalam tiga stadium yaitu :

1. Tidur Stadium 1 (N1)


Stadium ini merupakan antara tahap terjaga dan tahap awal
tidur. Saat seseorang mulai mengantuk, perlahan-lahan kesadaran
mulai meninggalkan dirinya. Stadium ini disebut juga dengan
Downiness, yaitu tahap ketika pikiran kita melayang-layang tak
menentu tetapi masih menyadari kondisi di sekeliling sehingga merasa
belum tidur.
Stadium ini hanya berlangsung 3 – 5 menit dan mudah sekali
dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang
campuran alfa, beta, dan kadang gelombang teta dengan amplitudo
yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan
kompleks K.
2. Tidur Stadium 2 (N2)
Tak lama kemudian, kita akan semakin dalam tertidur dan
masuk ke tidur fase stadium N2. Gelombang otak lambat masih
menjadi latar, tetapi sesekali muncul gelombang khas berupa
gelombang Sleep Spindle, gelombang verteks dan kompleks K. Pada
stadium ini, tidur semakin sulit dibangunkan. Kita baru akan bangun
dengan sentuhan atau panggilan yang berulang-ulang. Stadium tidur
kedua adalah tahap tidur terbanyak, kira-kira 50% dari total tidur satu
malam.
3. Tidur Stadium 3 (N3)
Setelah kira-kira 10 menit dalam tahap N2, kita akan masuk ke
stadium tidur yang lebih dalam, yaitu tahap stadium 3 (N3). Stadium
ini sering disebutkan tidur dalam atau tidur Slow Wave. Disebut
demikian karena pada stadium ini gelombang otak semakin melambat
(slow wave) dengan frekuensi yang lebih rendah pula.
Semua tampak teratur pada laporan EEG. Tahap N3
sebelumnya dikenal sebagai tahap tidur NREM 3 dan 4. Namun, kini
digabung menjadi 1 tahapan N3 dikarenakan tidak bermakna secara
klinis. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris
antara 25% - 50% serta tampak gelombang Sleep Spindle.
Dalam stadium inilah hormon pertumbuhan (Growth Hormon)
dan prolaktin dikeluarkan oleh tubuh. Hormon pertumbuhan akan
digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan pada bayi dan perbaikan
jaringan yang rusak. Hormon ini diperlukan untuk mempertahankan

4
keutuhan maupun kemudahan jaringan tubuh. Sementara prolaktin
adalah hormon yang banyak tedapat pada ibu menyusui. Semakin
bagus kualitas tidur ibu menyusui maka semakin tinggi pula produksi
prolaktin.
Stadium tidur ini adalah tahap tidur terdalam. Untuk
membangunkan orang yang tidur terdalam membutuhkan rangsangan
yang lebih kuat. Rangsangan tersebut dapat berupa suara keras dan
tepukan di pundak berulang-ulang. Ketika bangun dari tahap ini, kita
tidak bisa langsung sadar sempurna. Diperlukan beberapa saat untuk
memulihkan diri dari rasa bingung dan disorientasi.

Tidur tahap R(REM)

Dari tahap N3 biasanya kita akan terus menanjak dan kembali


kepada tahap N2. EEG akan menunjukkan aktivitas otak yang
meningkatkan secara drastis. Ini adalah pertanda seseorangg akan
memasuki tahap tidur R (REM) atau hanyut dalam mimpi.
Tahap ini tubuh kita benar-benar tidak bisa menerima
rangsangan apapun. Hal ini dikarenakan tubuh tidak merespons
aktivitas otak yang menimbulkan lumpuh sesaat. Kelumpuhan ini
dianggap sebagai sebuah pemgaman dari semua aktivitas sehari-hari.
Namun, jangan khawatir karena masa lumpuh tersebut tidak
berlangsung lama. Setelah 10 menit melewati tahap R, maka kita akan
masuk kembali ke tahap N2 dan seterusnya hingga siklus tidur
terpenuhi.
Menjelang pagi, hormon kortisol akan dikeluarkan. Hormon ini
biasa disebut sebagai hormon stres karena dikeluarkan oleh kelenjar
adrenal sebagai respon terhadap stres. Hal ini diasumsikan untuk
mengatasi stres yang akan dihadapi ketika siang hari.
Secara umum, tahapan dalam mekanisme tidur kita mengikuti
pole berikut : 1, 2, 3, 4, 3, 2, REM, 2, 3, 4, 3, 2, REM, 2, 3, 4, 3, 2,
REM, 2, 3, 4, 3, 2, REM. Dan seterusnya. Dimana masing-masing
siklus terjadi sekitar 60 – 100 menit. Hal ini berbeda pada tiap orang.

2.4 Kebutuhan Istirahat dan Tidur Berdasarkan Usia

Durasi tidur dan kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua


kelompok umur. Berikut pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
berdasarkan pada masing-masing usia :

1. Neonatus

Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 3 bulan tidur rata-rata
sekitar 16 jam sehari, tidur hampir terus-menerus selama minggu
pertama. Siklus tidur umumnya 40 – 50 menit dengan bangun setelah
1 – 2 siklus tidur. Sekitar 50% dari tidur ini adalah tidur REM yang
merangsang pusat otak yang lebih tinggi. Hal ini penting untuk
perkembangan karena neonatus tidak bekerja cukup lama untuk
stimulasi eksternal yang signifikan.

2. Bayi

Bayi biasanya mengembangkan pola tidur malam dengan mimpi buruk


dari usia 3 bulan. Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang,
namun tidur rata-rata selama 8 – 10 jam di malam hari dengan waktu
tidur total 15 jam per hari. Sekitar 30% dari waktu tidur adalah dalam

5
siklus REM. Bangun umumnya terjadi di pagi hari, meskipun tidak bisa
lagi bayi terbangun di malam hari.

3. Balita

Pada umur 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan


tidur siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Setelah 3
tahun, anak-anak sering tidak tidur siang (Hockenberry dan Wilson,
2006). Umum bagi balita untuk terbangun di malam hari. Persentase
tidur REM terus menerus. Selama masa ini, balita mungkin tidak mau
tidur pada malam hari karena kebutuhan otonomi atau takut berpisah
dari orang tua mereka.

4. Anak-anak Prasekolah

Rata-rata lama tidur anak prasekolah adalah sekitar 12 jam semalam


(sekitar 20% adalah REM). Pada umur 5 tahun, anak prasekolah
jarang membutuhkan tidur siang kecuali dalam budaya di mana tidur
siang menjadi kebiasaan. Anak prasekolah biasanya mengalami
kesulitan untuk rileks atau menenangkan diri setelah melewati hari
yang sangat aktif dan memiliki masalah dengan ketakutan tidur,
bangun pada malam hari, atau mimpi buruk. Bangun sebentar dan
kemudian terlelap lagi adalah hal yang sering. Pada saat terbangun,
anak akan menangis sebentar, berjalan-jalan, berbicara yang tidak
dipahami, tidur sambil berjalan, atau mengompol.

5. Anak Usia Sekolah

Jumlah tidur yang diperlukan beurvariasi sepanjang masa sekolah.


Anak usia 6 tahun rata-rata tidur 11 – 12 jam semalam, sedangkan
anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 – 10 jam. Anak usia 6 atau 7 tahun
biasanya akan pergi tidur dengan beberapa dorongan atau dengan
melakukan kegiatan yang tenang. Anak yang lebih tua sering menolak
tidur karena suatu tidak peduli dengan rasa lelahnya atau kebutuhan
untuk bebas.

6. Remaja

Rata-rata remaja mendapatkan sekitar 71/2 jam tidur per malam.


Tipikal remaja yang khas dikarenakan sejumlah perubahan seperti
kebutuhan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah, dan pekerjaan
paruh waktu yang megurangi waktu untuk tidur. Waktu tidur yang
sering disingkat menghasilkan EDS. Mengurangi kinerja di sekolah,
kerentanan terhadap kecelakaan, masalah perilaku dan suasana hati,
dan meningkatkan penggunaan alkohol adalah hasil dari EDS karena
kurangnya tidur.

7. Dewasa Muda

Kebanyakan orang dewasa muda rata-rata tidur 6 – 8,5 jam per


malam. Sekitar 20% dari waktu tidur adalah tidur REM yang tetap
konsisten sepanjang hidup. Tekanan dalam pekerjaan, hubungan
keluarga, dan kegiatan sosial sering mengarah pada insomnia dan
penggunaan obat tidur. Kantuk di siang hari menyebabkan
peningkatan jumlah kecelakaan, penurunan produktivitas, dan

6
masalah interpersonal dalam kelompok usia ini. Kehamilan
meningkatkan kebutuhan tidur dan beristirahat. Insomnia, gerakan
tungkai yang periodik, sindrom kaki gelisah, dan gangguan pernafasan
saat tidur merupakan masalah umum selama trimester ketiga
kehamilan.

8. Dewasa Menengah

Selama masa dewasa menengah, total waktu tidur di malam hari mulai
menurun. Jumlah tidur stadium 4 mulai turun, penurunan terus
berlanjut seiring dengan meningkatnya usia. Insomnia sangat umum,
mungkin karena perubahan dan stres pada usia dewasa menengah.
Kecemasan, depresi, atau penyakit fisik tertentu yang menyebabkan
gangguan tidur. Wanita menopause sering mengalami gejala insomnia.

9. Lansia

Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan meningkatnya umur.


Episode tidur REM cenderung menyingkat. Ada penurunan progresif
dalam tidur tahap 3 dan 4 NREM, bahkan beberapa lansia hampir tidak
memiliki tidur tahap 4 atau tidur nyenyak. Seorang lansia terbangun
lebih sering di malam hari, dan memerlukan lebih banyak waktu untuk
mereka agar dapat tidur kembali. Kecenderungan untuk tidur siang
tampaknya semakin meningkat seiring bertambahnya usia karena
sering terjaga di malam hari.

Perubahan pola tidur sering disebabkan oleh perubahan dalam sistem


saraf pusat yang memengaruhi pengaturan tidur. Penurunan sensorik
mengurangi sensitivitas orang tua terhadap waktu untuk
mempertahankan irama sirkadian. (Potter dan Perry, 2010)

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Istirahat dan


Tidur

Berikut sejumlah ufaktor yang memengaruhi kualitas dan


kuantitas tidur. Sering kali faktor tunggal bukanlah satu-satunya
penyebab untuk masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis, dan faktor
lingkungan sering mengubah kualitas dan kuantitas tidur.

1. Obat dan Substansi

Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung


dari obat umum yang diresepkan. Obat ini mengubah pola tidur dan
menurunkan kewaspadaan di siang hari, yang kemudian menjadi
masalah bagi individu (Schweitzer, 2005). Obat yang diresepkan untuk
tidur sering menyebabkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
Lansia mengonsumsi berbagai obatuntuk mengontrol atau mengobati
penyakit kronis, dan efek gabungan beberapa obat bisa sangat
mengganggu tidur. Salah satu substansi yang mendukung terjadinya
tidur di banyak orang adalah L-triptofan, protein alami yang ditemukan
dalam makanan seperti susu, keju, dan daging.

7
2. Gaya Hidup

Rutinitas seseorang dapat memengaruhi pola tidur. Seseorang individu


yang bekerja secara rotasi sering mengalami kesulitan menyesuaikan
perubahan jadwal tidur. Kesulitan mempertahankan kewaspadaan
selama waktu kerja menghasilkan penurunan dan bahkan kinerja yang
berbahaya. Perubahan lain dalam rutinitas yang mengganggu pola
tidur meliputi melakukan pekerjaan berat yang tidak biasa, terlibat
dalam kegiatan sosial sampai larut malam, dan mengubah waktu
makan malam.

3. Pola Tidur yang Lazim

Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga. Orang
yang mengalami kurang tidur sementara sebagai hasil dari aktivitas
malam yang aktif atau jadwal kerja yang diperpanjang, biasanya akan
merasa mengantuk keesokan harinya. Namun, mereka mampu
mengatasi perasaan ini meskipun mengalami kesulitan melaksanakan
tugas dan tetap memperhatikan. Kurang tidur yang kronis jauh lebih
serius dari kurang tidur sementara dan menyebabkan perubahan
serius pada kemampuan untuk melakukan fungsi sehari-hari. Kantuk
cenderung paling sulit diatasi selama melakukan tugas yang menetap
(tidak aktif).

4. Stres Emosional

Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering


menyebabkan frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga
menyebabkan seseorang berusaha terlalu keras untuk dapat tertidur,
sering terbangun selama siklus tidur, atau tidur terlalu lama. Sters
yang berkelanjutan menyebabkan kebiasaan tidur yang tidak baik.

Klien yang berusia lebih tua lebih sering mengalami kehilangan yang
mengarah ke sters emosional seperti pensiun, gangguan fisik, atau
kematian orang yang dicintai. Lansia dan orang yang menalami
masalah depresi suasana hati mengalami penundaan waktu tidur,
munculnya tidur REM labih awal, sering terbangun, meningkatkan
waktu total tidur, perasaan tidur buruk, dan bangun lebih awal.

5. Lingkungan

Lingkungan fisik dimana seseorang tidur secara signifikan


memengaruhi kemampuan untuk memulai dan tetap tidur. Ventilasi
yang baik sangat penting untuk tidur nyenyak. Ukuran kenyamanan,
dan posisi tempat tidur memengaruhi kualitas tidur.

Tingkat cahaya memengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur.


Beberapa klien memilih kamar yang gelap, sedangkan yang lain seperti
anak-anak atau orang lansia, lebih menyukai cahaya lembut selama
tidur. Klien juga mengalami kesulitan tidur berhubungan dengan suhu
kamar. Sebuah ruangan yang terlalu hangat atau terlalu dingin sering
menyebabkan klien menjadi gelisah.

6. Latihan dan Kelelahan

8
Seseorang yang cukup lelah biasanya dapat diukur dengan nyenyak,
terutama jika kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latihan
yang menyenagkan. Berolahraga 2 jam atau lebih sebelum tidur
memungkinkan tubuh untuk mendinginkan, mengurangi kelelahan,
serta meningkatkan relaksasi. Namun, kelelahan yang berlebihan yang
berasal dari pekerjaan yang melelahkan atau stres membuat sulit
tidur. Ini adalah masalah umum bagi anak-anak sekolah dasar dan
remaja.

7. Makanan dan Asupan Kalori

Mengikuti kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan


tidur yang baik. Makan besar, berat, dan/atau makanan pedas pada
malam hari sering mengakibatkan gangguan pencernaan yang
mengganggu tidur. Kafein, alkohol, dan nikotin yang dikonsumsi
dimalam hari menghasilkan insomnia. Kopi, teh, cola, dan coklat yang
mengandung kafein dan xanthenes menyebabkan keadaan tidak dapat
tidur. Pengurangan secara drastis atau menghindari zat-zat ini
merupakan strategi penting yang bisa digunakan untuk meningkatkan
tidur. Beberapa alergi makanan menyebabkan insomnia. Pada bayi,
alergi susu kadang menyebabkan bangun malam dan menangis atau
kolik.

Kehilangan atau penambahan berat badan dapat memengaruhi pola


tidur. Berat badan berkontribusi pada apnea tidur obstruktif karena
terjadi peningkatan ukuran struktur jaringan lunak di saluran nafas
bagian atas. Berat badan menyebabkan insomnia dan penurunan
jumlah tidur. Gangguan tidur tertentu merupakan hasil dari diet semi-
lapar yang populer di masyarakat peduli berat badan.

2.6 Masalah yang Seringkali Ditemukan Sampai pada


Pemenuhan Istirahat dan Tidur

1) Insomnia

Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi


kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Seseorang
yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat
disebut mengalami insomnia (Japardi, 2002).
Ada tiga jenis insomnia diantaranya:
a. Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai
tidur.
b. Insomnia intermitten: ketidakmampuan untuk memepertahankan
tidur atau keadaan sering terjaga tidur.
c. Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami insomnia diantaranya adalah rasa nyeri, kecemasan,
ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk
tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui
pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih
klien relaksasi, dan tindakan lainnya.
Ada beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi insomnia yaitu:

9
a. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju
atau susu
b. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama
c. Hindari tidur di waktu siang atau sore hari
d. Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk
dan tidak pada waktu kesadaran penuh
e. Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum
tidur
f. Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak
menjelang tidur
g. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum
berusaha untuk tidur

2) Somnambulisme

Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat


kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi
motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat
tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Somnambulisme
ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Seseorang yang mengalami somnabulisme mempunyai risiko
terjadinya cedera.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme
yaitu dengan membimbing anak. Upaya lain yang dapat dilakukan
untuk mengatasi somnabulisme adalah dengan membuat lingkungan
yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan obat
seperti Diazepam dan Valium.

3) Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol).


Terjadi pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-
laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder,
stres, dan toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah enuresis anatara lain: hindari stres, hindari minum yang
banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih (berkemih dulu)
sebelum tidur.

4) Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan


yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi
adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat tertidur
pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang.
Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi
akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat dimana periode REM
tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan
bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja
yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi
jurang.
Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan
narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur.
Obat tersebut diantarnya jenis ampetamin.

10
5) Night terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak


usia 6 tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut
langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

6) Mendengkur

Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara


di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat
menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah
yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian
belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara
pernapasan.

11
BAB 3

3.1 Study Kasus

Tuan Khumar berusia 73 tahun dirawat satu kamar dengan Tuan Lau
yang berusia 79 tahun. Tuan Khumar beragama Sikh sedangkan Tuan Lau
beragama kristen advent. Tuan Lau gemar mendengarkan musik gospel
dari smartphonenya sambil bersenandung mengikuti lirik lagu. Sedangkan
Tuan Khumar senang mengikuti berita dari iPad kesayangannya.
Seringkali Tuan Khumar merasa terganggu dengan suara musik dan
nyanyian Tuan Lau yang tidak kenal waktu termasuk di malam hari.
Sebaliknya, Tuan Lau mengeluh sulit tidur karena Tuan Khumar tidak
berhenti membaca dan menyalakan lampu. Tuan Lau bisa tidur jika
kamar gelap-gulita.

3.2 Pengkajian

PASIEN 1 (Tuan Khumar) PASIEN 2 (Tuan Lau)


Nama : Khumar Nama : Lau
DATA DEMOGRAFI

Umur : 73 tahun Umur : 79 tahun

Jenis Kelamin : Pria Jenis Kelamin : Pria

Agama : Sikh Agama : Kristen Advent

merasa terganggu dengan suara mengeluh sulit tidur karena Tuan Khumar
KELUHAN

musik dan nyanyian Tuan Lau yang tidak berhenti membaca dan menyalakan
UTAMA

tidak kenal waktu termasuk di malam lampu


hari

Data Subyektif:
Data Subyektif:
Mengeluh sulit tidur karena Tn.
Merasa terganggu dengan suara
Khumar tidak berhenti membaca dan
Kharakteristik

musik dan nyanyian TN. Lau.


Batasan

menyalakan lampu.
Data Obyektif:
Data Obyektif:
Senang membaca berita dan
-Gemar mendengarkan musik gospel
menyalakan lampu.
termasuk dimalam hari.
-Bisa tidur jika kamar gelap-gulita.

1. Faktor lingkungan (mis. Suara


Faktor yang Berhubungan

1. Faktor lingkungan (mis. Suara bising lingkungan, pencahayaan,


bising lingkungan, pencahayaan, suhu, kelembapan dan tatanan
suhu, kelembapan dan tatanan yang asing)
yang asing) 2. Hyegene tidur yang tidak adekuat
2. Hyegene tidur yang tidak adekuat 3. Ketidaknyamanan fisik (mis. Suhu
3. Ketidaknyamanan fisik (mis. tubuh, nyeri)
Suhu tubuh, nyeri) 4. Pola aktivitas (mis. Pengaturan
4. Pola aktivitas (mis. Pengaturan waktu, jumlah)
waktu, jumlah)

12
3.3 DIAGNOSIS
Tn. Khumar Tn. Lau
1. Gagguan Pola Tidur yang 1. Gangguan pola tidur yang
Berhubungan Dengan Faktor Ritual berhubungan dengan faktor
sebelum tidur perubahan lingkungan
Tujuan Umum: Tujuan Umum:
Kebutuhan tidur terpenuhi Memenuhi lingkungan yang
Tujuan khusus: sesuai dengan kebiasaan tidur
a. tidak terjaga di malam hari Tujuan khusus:
b. Meningkatkan kenyamanan saat a. Menghilangkan irama
tidur sirkardian yang tidak
Kriteria hasil: normal; kemungkinan
a. Merasa segar setelah tidur menyebabkan sulit tidur
b. Kebutuhan tidur terpenuhi b. Mengkondisikan lingkungan
sesuai kebiasaan tidur
dengan baik
Kriteria hasil:
a. Merasa rileks saat bangun
b. Mata kembali normal
2. Gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan
Manajemen waktu
Tujuan umum:
Membuat aktivitas menjadi
teratur
Tujuan khusus:
a. Memperkuat aktivitas siang
hari menjadi adekuat
b. Membuat tidur menjadi
nyaman/ nyenyak/ optimal
Kriteria hasil:
a. Kebutuhan tidur lebih
terpenuhi
b. Membuat tubuh menjadi
rileks dan fit disaat bangun

13
3.4 INTERVENSI TINDAKAN
Tn. Khumar Tn. Lau
Menjelaskan situasi dan keadaan Memberikan penutup mata saat
kepada pasien akan menjelang tidur
Memberikan penutup telinga pada T. Melakukan penjadwalan
Khumar ketika Tn Lau mendengarkan musik. Pagi pukul
mendengarkan musik gospel 07.00, siang pukul 12.00, dan
malam 3 jam sebelum tidur ±1 jam
Memajukan kebiasaan membaca Tn. Melakukan penjadwalan tidur.
Khumar ± 2 jam sebelum tidur Tn. Lau dapat tidur ±7-8 jam
(William, 1971) tanpa gangguan dan
bangun tepat waktu.
Periksa pasien secara berkala Periksa pasien secara berkala
dengan catatan tidak memberikan
tindakan keperawatan yang dapat
membangunkan tidur

Tidak memberikan obat tidur Tidak memberikan obat tidur


Memindahkan pasien ke kamar yang
berbeda

3.5 RASIONAL TINDAKAN


Tn. Khumar Tn. Lau
pasien dapat memahami situasi dan pasien dapat tidur dengan nyenyak
kondisi lingkungan meskipun lampu tetap menyala
Pasien dapat beraktivitas tanpa Pasien tetap dapat mendengarkan
merasa terganggu dengan music gospel bersamaan dengan
kebisingan yang ada di sekitarnya asuhan keperawatan pada Tn.
Khumar dapat terjaga dan dapat
memenuhi kebutuhan tidur secara
optimal
pasien tidak menimbulkan stimulan Terpenuhinya kebutuhan tidur
yang dapat memperlambat tidur dan secara optimal, maka tubuh pasien
dapat tidur tepat waktu terasa segar dan mendapat pola
tidur yang sehat
Pasien dapat tidur dengan pulas Obat tidur dapat menganggu

14
Obat tidur dapat menganggu kualitas tidur pasien, dan
kualitas tidur pasien, dan menyebabkan mengantuk setiap hari
menyebabkan mengantuk setiap hari dan dengan memberikan tindakan
Menghilangkan gangguan yang ada keperawatan yang dapat
pada kamar sebelumnya agar tidak mengganggu tidur pasien, maka
terulang kembali paisen tidak dapat tidur dengan
optimal. Akibatnya disiang hari
pasien akan merasa mengantuk.

15
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang termasuk ke dalam kebutuhan fisiologis. Istiarahat dan
tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar yang universal, karena semua
manusia membutuhkan kebutuhan tidur dan istirahat. Hal ini
mengindikasikan bahwa tidur memiliki peranan yang penting bagi
manusia. Potter & Perry (2005) mengatakan bahwa kebutuhan untuk
istirahat dan tidur adalah penting bagi kualitas hidup semua orang.
Namun demikian, tiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda dalam
jumlah tidur (Quantity of Sleep) dan kualitas tidur (Quality of Sleep).
Fungsi dari istirahat dan tidur adalah memperbaiki keadaan
fisiologis dan psikologis,melepaskan stress dan ketegangan, memulihkan
keseimbangan alami diantara pusat-pusat neuron, waktu untuk
memperbaiki dan menyiapkan diri untuk periode bangun,memperbaiki
proses biologis dan memelihara fungsi jantung, mengembalikan
konsentrasi dan aktivitas sehari-hari, menghemat dan menyediakan
energi bagi tubuh, memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan
kondisi fisik tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan istirahat-tidur antara lain penyakit, lingkungan, kelelahan,
gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet, merokok,
medikasi, motivasi.Sedangkan masalah yang seringkali ditemukan terkait
pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur diantaranya insomnia, parasomnia,
hipersomnia, narkolepsi, apnea saat tidur.

4.2 Saran
1. Dalam memberikan tindakan keperawatan hendaknya diperhatikan
betul prosedur kerja yang akan dijalankan.
2. Mahasiswa hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang berhubungan dengan istirahat dan pola tidur sebelum melakukan
tindakan keperawatan.
3. Menjelaskan atau memberitahukan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan harus selalu diterapkan oleh perawat sebelum
melakukan tindakan keperawatan.

16
WOC (Web of Caution)

Ritual sebelum tidur Kegemaran yang tak


kenal waktu

Kenyamanan lingkungan Kenyamanan lingkungan

Kebiasaan tidur di
malam hari

Pemenuhan istirahat Pemenuhan istirahat


berkurang berkurang

Stress psikologi Stress psikologi

Ganguan pemenuhan
tidur

insomnia

Proses penymbuhan
lebih lama

17
DAFTAR PUSTAKA
Capernito-Moyet.2010.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi13.
Jakarta:EGC
McCance KL, et al.2010.Pathophisiology:The Biology Basic For Disease In
Adults and Children.6th Edition.Mosby Elsevier
NANDA International.2011.Nursing Diagnosis : Definitions & Classification
2012-2014.Heather Herdman. Alih Bahasa Made Sumarwati, S.Kp., MN.
EGC:Jakarta
Potter,Perry.2013.Fundamental of Nursing.8th Edition.Mosby Elsevier
Potter,Perry.2011.Basic Nursing.7th Edition.Mosby Elsevier
Potter,Perry.2010.Fundamentals of Nursing Fundamental Keperawatan. Buku
3 Edisi 7.Salemba Medika:Jakarta
Siregar, Mukhlidah Hanum.2011.Mengenal Sebab-sebab, Akibat-akibat, dan
Cara Terapi Insomnia.Flashbooks:Jogjakarta
Wilkinson dan Ahern.2009.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9.Jakarta:EGC
_________http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-tidur-menurut-para-
ahli.html, diakses 27 Maret 2015

18

Anda mungkin juga menyukai