Anda di halaman 1dari 15

BAB 4

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. Pengertian Perdagangan Internasional


Kebijakan perdagangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan
diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional
guna melindungi kepentingan nasional.

1) Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor


a. Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga
barang. Tarif yang paling umum adalah tarif atas barang-barang impor
atau yang biasa disebut bea impor.

Tujuan penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :
1. menghambat impor barang-barang/ jasa luar negeri.
2. melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri.
3. menambah pendapatan pemerintah dari pajak.
4. mendorong konsumen menggunakan produk domestik.

b. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan.
Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota
ekspor.
Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor,
kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi,
dan kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor.
Tindakan untuk membatasi atau mengurangi jumlah barang impor ada
yang diakukan secara sukarela yang disebut sebagai pembatasan ekspor
sukarela (Voluntary Export Restriction = VER). VER adalah kesepakatan
antara negara pengekspor untuk membatasi jumlah barang yang dijualnya
ke negara pengimpor.

Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara


pengekspor, agar dapat memperoleh harga yang lebih tinggi. Kuota
produksi bertujuan untuk mengurangi jumlah ekspor.
Dengan demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat
ditingkatkan.Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi
produksi dalam negeri dari serbuan-serbuan luar negeri.

1
c. Subsidi
Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah
memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang
diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan
pajak, fasilitas kredit, dll.
Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya
produksi barang domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat
lebih murah dan bersaing di pasar internasional.
Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor,
karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual
dapat diturunkan sebesar subsidi tadi.
Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan
dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin
mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.

d. Larangan impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-
produk asing ke dalam pasar domestik. Kebijakan ini biasanya
dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.

Dampak pelaksanaan kebijakan larangan impor:


1. Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan
2. Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran

2) Kebijakan perdagangan internasional di bidang ekspor


a. Dumping
Dumping adalah salah satu kebijakan perdagangan internasional
dengan cara menjual suatu komoditi di luar negeri dengan harga yang
lebih murah dibandingkan harga yang dijual di dalam negeri.
Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan
internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair
trade) karena dapat merugikan negara lain.

b. Diskriminasi harga
Diskriminasihargaadalah suatu tindakan dalam penetapan harga
barang yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya.
Untuk barang yang sama, harga untuk negara yang satu lebih mahal
atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar
perjanjian atau dalam rangka perang tarif.

c. Premi
Pengertian premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang
yang disediakan pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau
mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.

2
Tindakan pemerintah dengan membayar kelebihan harga untuk tiap
unit hasil produksi atau tiap barang yang diekspor. Dampaknya yaitu
produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri.

d. Politik dagang bebas


Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor. Dampaknya
yaitu mutu barang tinggi dan harga relative murah.

e. Larangan ekspor
Larangan ekspor merupakan kebijakan suatu Negara untuk
melarang ekspor ke luar negeri untuk jenis barang tertentu.
Penyebabnya bisa karena ekonomi, politik, sosial, atau budaya.

B. Tujuan Perdagangan Internasional

1. Melindungi Industri atau sektor-sektor lain di dalam negeri


Negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya masih rendah
dan masih belum kuat cenderung menerapkan proteksi terhadap produk-
produk serupa dari luar negeri (impor).
Khusus untuk sektor industri, kebijakan ini disebut kebijakan industri
anak/muda (Infant Industry) karena tujuannya adalah untuk melindungi
industri-industri di dalam negeri yang baru berdiri atau sedang tumbuh dari
persaingan barang-barang impor.
Dengan cara itu, industri yang dilindungi tersebut dapat
mengembangkan atau memperkuat diri tanpaada ancaman tergusur dari pasar
dalam negeri oleh produk-produk serupa dengan harga lebih murah dan
kuantitas lebih baik dari industri-industri di luar negeri yang sudah mapan.

2. Mengurangi defisit saldo neraca perdagangan


Banyak NSB (Negara Sedang Berkembang) mengalami defisit di
dalam saldo neraca perdagangan karena sangat tergantung pada impor,
sementara ekspor mereka relatif kecil atau total nilainya terus menurun karena
harga dari komoditi- komoditi primer, khususnya pertanian, yang menjadi
ekspor utama mereka di pasar dunia terus merosot. Untuk mengurangi defisit
tersebut yang berarti menghindari dari kelangkaan cadangan devisa
(menghemat pemakaian devisa), kebijakan substitusi impor/ proteksi biasanya
menjadi pilihan utama.

3. Meningkatkan kesempatan kerja


Strategi pembangunan ekonomi atau industri dengan kebijakan
substitusi impor juga sering diterapkan di banyak NSB sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan kesempatan kerja di dalam negeri. Negara yang
sektor industrinya belum kuat terancam akan hancur jika impor sepenuhnya

3
dibebaskan, yang selanjutnya berarti peningkatan jumlah pengangguran,
terutama di negara-negara yang sektor padat karya lainnya seperti pertanian,
jasa, dan perdagangan tidak mampu menyerap pertumbuhan angkatan kerja
mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk.

4. Mencegah politik dumping


Suatu negara dituduh melakukan dumping jika negara tersebut menjual
barang di pasar luar negeri dengan harga lebih rendah daripada harga di pasar
dalam negerinya. Negara-negara eksportir yang melakukan praktik dumping
bertujuan untuk menembus, memperluas pangsa pasar atau menguasai pasar di
luar negeri.
Negara importir yang merasa barang impornya terlalu murah atau
menduga negara penjual di bawah harga normal biasanya membalas dengan
mengenakan atau menaikkan tarif bea meterai terhadap barang tersebut.
Pengenaan bea meterai oleh negara importir sebagai respons terhadap praktik
dumping dari negara eksportir umum disebut kebijakan anti dumping.

5. Mengendalikan Ekspor dan Impor


Setiap negara dapat menggunakan kebijakan perdagangan internasional
untuk mengendalikan ekspor dan impor. Kebijakan perdagangan bebas
berusaha meningkatkan ekspor dengan cara menghapus hambatan
perdagangan. Sedangkan kebijakan perdagangan proteksionis berusaha
meningkatkan ekspor antara lain dengan cara menurunkan tarif ekspor.

6. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi


Bagi negara maju, perekonomian akan tumbuh dengan baik bila hasil
produksi yang melimpah dapat diekspor ke berbagai negara. Sebaliknya, bagi
negara berkembang, perekonomian akan tumbuh dengan baik bila negara bisa
melindungi industri dalam negeri, di antaranya dengan cara memberlakukan
kuota impor (batasan impor) atau bahkan larangan untuk mengimpor barang
tertentu.

7. Menyehatkan Neraca Pembayaran


Untuk menghindari defisit (kekurangan) dalam neraca pembayaran,
negara dapat menggunakan kebijakan perdagangan proteksionis sebagai salah
satu alat. Caranya yaitu dengan berusaha meningkatkan ekspor dan sekaligus
menekan impor dengan berbagai cara, seperti pemberlakuan kuota impor, tarif
impor dan larangan impor.

4
C. Devisa
a. Pengertian devisa
Sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi
pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia
internasional.
b. Macam – macam devisa
a) Berdasarkan sumbernya
1. Devisa Umum
Devisa yang didapat dari kegiatan ekspor, penjualan jasa serta
bunga modal.
2. Devisa Kredit
Devisa yang diperoleh dari kredit pinjaman luar negeri.

b) Berdasarkan wujudnya
1. Devisa Kartal
Devisa kartal merupakan suatu devisa yang berwujud uang
kertas dan uang logam.
2. Devisa Giral
Devisa giral merupakan suatu devisa yang berwujud surat-surat
berharga, seperti : wesel, cek, IMO (Internasional Money Order), cek
perjalanan (travellers cheque), dan sebagainya. Apabila berkeinginan,
devisa giral dapat diganti atau diubah ke devisa kartal.

c) Lainnya
1. Devisa Negara
Devisa yang dimiliki oleh pemerintah yang ditatausahakan
dalam dana devisa.
2. Devisa Pelengkap

Devisa yang dimiliki oleh pihak swasta tetapi penggunaanya


diawasi dan diatur pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa hasil
penjualan jasa (dalam valas) dari transfer, dan lan-lain yang berlaku
saat itu dapat dimiliki oleh yang menghasilkan.
3. Devisa Ekspor
Devisa yang dimilki oleh swasta tetapi penggunaanya diawasi
dan diatur oleh pemerintah yaitu sebagian tertentu dari devisa hasil
ekspor barang yang menurut peraturan devisa yang berlaku saat itu
dapat dimiliki oleh eksportir yang bersangkutan sebagai perangsang
ekspor.
4. Cadangan Devisa
Cadangan devisa yaitu simpanan mata uang asing oleh bank
sentral dan otoritas moneter. Simpanan ini merupakan asset bank
sentral yang tersimpan dalam beberapa mata uang cadangan (reserve
5
currency) seperti US Dollar, Euro, atau Yen, dan digunakan untuk
menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan
cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh
pemerintah atau lembaga keuangan.

c. Fungsi Devisa
Devisa memiliki beberapa fungsi meliputi :ž
1. Alat pembayaran hutang luar negeri
2. Alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan,
ekspor, impor, dan seterusnya).
3. Alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negeri seperti
membiayai kedutaan, misi budaya, hadiah atau bantuan
4. Sebagai sumber pendapatan negara

d. Tujuan penggunaan devisa


Adapun tujuan penggunaan devisa antara lain :
1. Membayar berbagai jenis barang konsumsi yang masih diimpor,
seperti handphone dan lain sebagainya.
2. Membiayai pengiriman untuk tim olahraga dan kesenian
3. Membiayai korps diplomatik yang berada di luar negeri.
4. Membayar berbagai jenis barang modal yang masih di impor, seperti
mesin dan lain sebagainya.
5. Membayar jasa ke luar negeri seperti jasa pelayaran.
6. Membangun fasilitas-fasilitas umum dalam negeri.
7. Membiayai para pemuda serta mahasiswa guna belajar di luar negeri.
8. Memberikan sumbangan ke negara lain yang sedang tertimpa musibah.

e. Sumber Devisa
1. Pinjaman / Hutang Luar Negeri
Pinjaman luar negeri yang berupa uang, secara langsung dapat
menambah devisa. Pinjaman ini dapat digunakan untuk membayar semua
pembiayaan ke luar negeri. Meskipun ada kewajiban untuk mengembalikan,
akan tetapi uang yang diperoleh dari luar negeri tetap akan menambah devisa
negara.

2. Hadiah, Bantuan atau Sumbangan Luar Negeri


Bantuan yang diperoleh dari luar negeri dapat berupa barang ataupun
uang. Apabila bantuannya berupa barang, maka hal ini dapat menghemat
devisa negara karena negara dapat memperoleh barang tanpa harus
membayarnya. Sedangkan bantuan yang berupa uang, otomatis dapat langsung
menambah devisa negara.

6
3. Penerimaan Deviden atau Jasa Serta Bunga dari Luar Negeri
Penerimaan jasa adalah penerimaan devisa yang berasal dari
pengiriman jasa-jasa ke luar negeri. Apabila suatu negara mengadakan atau
menyelenggarakan jasa untuk negara lain, maka negara tersebut akan
memperoleh devisa. Misalnya Indonesia mengirimkan tenaga kerjanya ke
negara lain, berarti Indonesia akan memperoleh devisa atas jasa yang telah
digunakan oleh negara lain. Selain pengiriman jasa tenaga kerja, ekspor jasa
dapat berupa jasa pengiriman barang-barang ke luar negeri serta jasa dari
pelabuhan dan bandar udara.

4. Hasil ekspor barang dan jasa


Apabila suatu negara mengekspor barang ke negara lain, maka negara
tersebut akan memperoleh devisa dari negara pengimpor berupa devisa.
Semakin banyak barang yang diekspor, maka devisa yang akan diperoleh juga
semakin banyak.

5. Kiriman valuta asing dari luar negeri


Jumlah TKI yang bekerja di luar negeri cukup banyak, sehingga dapat
memberikan sumbangan devisa ke negara kita cukup besar. Hal ini dapat
dilihat dari kegiatan pengiriman uang asing dari TKI yang bekerja di luar
negeri untuk keluarganya yang ada di Indonesia. Uang asing yang dikirimkan
dari luar negeri harus ditukar menjadi uang rupiah di bank devisa. Penukaran
inilah yang dapat menambah simpanan devisa bagi negara.

6. Wisatawan yang belanja di dalam negeri


Banyaknya turis yang datang ke Indonesia dapat menambah devisa
negara. Turis-turis yang datang dari negara lain, tentunya akan membawa uang
dari negara asalnya. Akan tetapi uang dari negaranya tidak bisa digunakan di
Indonesia. Untuk itu, para turis harus menukarkan uangnya menjadi mata uang
rupiah. Penukaran uang asing menjadi uang rupiah akan menjadi devisa bagi
Indonesia. Semakin banyak turis mancanegara yang datang maka pemasukan
devisa akan semakin banyak.

7. Pungutan bea masuk


Bea masuk yang diperoleh dari pungutan biaya barang-barang luar
negeri yang dimasukkan ke Indonesia, dapat menambah devisa. Semakin
banyak arus barang luar negeri yang masuk ke Indonesia maka devisa yang
diperoleh akan semakin banyak. Akan tetapi pada kenyataannya, banyak
barang-barang yang masuk tanpa ada izin (diselundupkan), sehingga hal ini
dapat mengurangi perolehan devisa bagi negara.

7
f. Kegunaan Devisa
1. Membeli barang atau jasa dari luar negeri (impor)
2. Membayar hutang pokok serta bunga hutang luar negeri
3. Pembiayaan kegiatan perdagangan luar negeri
4. Membiayai perwakilan di luar negeri (duta besar, konsulat, dll)ž
5. Membiayai atlet, misi kebudayaan, studi banding / perjalanan dinas
pejabat negara

g. Mekanisme Devisa

Pejabat sementara (Pjs.) Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution,


meresmikan secara langsung penyelenggaraan mekanisme setelmen United
State Dollar/Indonesian Rupiah Payment-Versus-Payment (USD/IDR PVP)
pada sistem BI-RTGS (Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement), pada
Rabu, 9 Juni 2010, di Jakarta.

“Mekanisme setelmen USD/IDR PVP dapat memberikan manfaat utama


bagi perbankan berupa mitigasi risiko kegagalan setelmen pada salah satu
mata uang atau foreign exchange settlement risk“, demikian Darmin dalam
sambutannya. Dijelaskan juga bahwa mekanisme ini dapat mendukung
peningkatan manajemen risiko, permodalan dan likuiditas yang semakin baik,
serta operasional kegiatan back office yang semakin efisien di bank umum
devisa yang menggunakannya

Implementasi mekanisme USD/IDR PVP diperkirakan akan menghasilkan


pula spilling over effect positif pada pasar valuta asing terbesar di Indonesia,
berupa tersedianya pilihancounterparty di pasar USD/IDR domestik yang
semakin banyak, termasuk dari segmen bank umum devisa skala menengah
dan bahkan kecil yang dapat menyediakan tambahansupply yang semakin
mencukupi untuk memenuhi dinamika demand di pasar USD/IDR.
“Penyelenggaraan mekanisme setelmen PVP untuk penyelesaian transaksi
jual-beli USD/IDR juga sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.10/37/2008 yang mengatur penyelesaian setiap Transaksi Valuta Asing
terhadap Rupiah harus dilakukan dengan pemindahan dana secara penuh atau
dilakukan secara trade-by-trade", tambah Darmin.

Pada saat ini terdapat 28 bank umum devisa yang terdaftar pada Sistem
BI-RTGS sebagai pengguna mekanisme setelmen USD/IDR PVP. Sebagian

8
diantaranya, atau 18 bank telah aktif menggunakan mekanisme tersebut.
Sementara bank-bank umum devisa lainnya masih dalam proses pendaftaran
untuk dapat menggunakan fasilitas tersebut.

D. Valuta Asing
a. Pengertian Valuta Asing
Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai,
dan juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
Valuta asing yang banyak dipakai biasanya merupakan mata uang suatu
negara yang memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam sistem
perekonomian di seluruh dunia. Di seluruh dunia sendiri, valuta asing yang
paling banyak digunakan adalah Dollar Amerika (USD).

b. Jenis-jenis Valuta Asing


Valuta asing jika ditinjau dari jenisnya terbagi menjadi 2 kelompok, antara
lain :
1. Valuta Asing Fisik
Valuta asing fisik merupakan uang asing dalam pengertian uang asing
yang sebenarnya, yaitu uang asing yang berbentuk uang kartal baik itu dalam
bentuk uang logam, uang kertas negara, ataupun uang kertas bank. Pada jenis
valuta asing fisik memiliki pengertian yang sama dengan pengertian uang
kartal, valuta asing ini dapat untuk digunakan dalam perdagangan
internasional.

2. Valuta Asing Non-Fisik


Valuta asing dalam bentuk uang giral atau surat-surat berharga seperti :
dalam bentuk wesel, cek, travelers, cheque, internasional money order dan
lain-lain.

Apabila dilihat dari segi bentuknya, jenis-jenis valuta asing yang


biasanya dijual belikan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

a. Mata Uang Asing : Mata uang asing seperti mata uang Yen Jepang, Euro
Dollar, Dollar Amerika Serikat, dan lain sebagainya.
b. Saldo Kredit : Saldo Kredit yang ada pada bank-bank devisa pada suatu
negara di luar negeri.
c. Surat-surat Wesel Luar Negeri : Adanya surat-surat wesel luar negeri ini
dapat untuk diketahui dengan cara seperti : terdapat seorang eksportir
Indonesia yang menarik wesel atas Importir (dari negara lain).

9
c. Sistem Valuta Asing

Ada 3 sistem valuta asing yang berlaku pada suatu negara, antara lain :

1. Sistem Kurs Bebas (Floating)


Sistem kurs bebas tidak terdapat campur tangan dari pemerintah guna
menjaga kestabilan nilai kurs. Hal ini karena nilai tukar kurs pada
umumnya ditentukan oleh adanya permintaan dan penawaran atas valuta
asing.
2. Sistem Kurs Tetap (Fixed)
Pada sistem kurs tetap, pihak pemerintah dan pihak bank sentral dapat
ikut turut campur dan terlibat secara aktif dalam transaksi pasar valuta
asing, dengan cara membeli maupun menjual valuta asing jika nilainya
menyimpang dari standar yang sebelumnya sudah ditetapkan.
3. Sistem Kurs Terkendali atau Terkontrol (Controlled)
Pihak pemerintah atau pihak bank sentral dari negara yang
bersangkutan mempunyai kekuasaan eksklusif dalam menentukan nilai
alokasi dari pemakaian valuta asing yang tersedia. Sedangkan warga
negara tidak bebas dalam ikut campur tangan pada transaksi valuta asing
tersebut. Hal ini disebabkan oleh Capital Inflows dan kegiatan ekspor
barang yang mengakibatkan ketersediaan atas valuta asing.

d. Pasar Valuta Asing


Pasar valuta asing adalah tempat pertukaran uang dari macam-macam
nilai mata uang yang berbeda.Hargavaluta asing pastinya ditentukan dengan
melalui proses permintaan dan penawaran yang terjadi dalam suatu mekanisme
pasar atau yang dikenal dengan istilah kurs (nilai tukar). Kurs adalah harga
mata uang asing tertentu yang dinyatakan lewat mata uang yang berlaku dalam
suatu negeri. Seperti : 1 dollar ($) mata uang Amerika Serikat jika di negara
Indonesia berkisar Rp.13.000,- (Tiga Belas Ribu Rupiah).

10
e. Funsgi Valuta Asing
1. Alat Tukar Internasional
Fungsi valuta asing yang pertama adalah sebagai alat tukar
internasional. Seperti yang kita ketahui bersama, uang merupakan alat
tukar yang digunakan untuk melakukan pertukaran barang.
2. Alat Pengendali Kurs
Fungsi valuta asing yang kedua adalah sebagai alat pengendali
kurs. Kurs mata uang suatu negara sering kali mengalami pergolakan.
Nah, dengan pengelolaan tingkat penggunaan sesuatu valuta asing asing
tertentu, sebuah negara dapat mengendalikan nilai tukar mata uang
mereka dengan lebih mudah.
3. Alat Pembayaran Internasional
Seperti yang telah dijelaskan di atas, valuta asing memiliki
peranan yang besar dalam perdagangan internasional yaitu sebagai alat
pembayaran yang sah dan diakui oleh kedua belah pihak.
4. Alat untuk Memperlancar Perdagangan Internasional
Dengan menggunakan valuta asing, setiap negara yang ada di
seluruh penjuru dunia dapat dengan mudah melakukan aktivitas jual beli
tanpa harus terkendala masalah penggunaan mata uang.

E. Neraca Pembayaran
A. Konsep neraca pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional, seperti pedagangan, investasi, dan pinjaman yang
terjadi antara suatu negara dan negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Neraca pembayaran sangat berguna karena menunjukkan struktur dan
komposisi transaksi ekonomi serta komposisi keuangan internasional suatu negara.
Penyusunan neraca pembayaran bertujuan untuk memudahkan dalam
memberikan gambaran bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Adapun tujuan lain pembuatan neraca pembayaran, antara lain:


a. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai peran hubungan ekonomi
nasional dan internasional.
b. Membantu pemerintah untuk menentukan kebijakan ekonomi internasional seperti
kebijakan moneter, fiskal, serta perdagangan internasional.
c. Mendapat gambaran mengenai pengaruh transaksi-transaksi luar negeri terhadap
pendapatan nasional.

11
B. Komponen-komponen neraca pembayaran
Seperti halnya neraca pada umumnya, neraca pembayaran yang dibuat oleh
negara juga memiliki beberapa komponen. Komponen-komponen yang dicatat
dalam neraca pembayaran, diantaranya transaksi berjalan, neraca modal, selisih
perhitungan bersih, dan lalu lintas moneter.

a) Transaksi berjalan
Transaksi berjalan (current account) adalah semua transaksi perdagangan, baik
ekspor maupun impor barang yang terdiri atas neraca barang dan jasa.
1. Neraca barang
Neraca barang adalah suatu catatan yang memuat atau mencatat semua
transaksi ekspor dan impor barang. Ekspor barang ditata dalam pos kredit dan
impor barang pada pos debit.

2. Neraca jasa
Neraca jasa adalah suatu catatan yang memuat atau mencatat transaksi jasa.
Didalam neraca jasa ditunjukkan jasa-jasa yang diselenggarakan untuk
dimanfaatkan oleh penduduk luar negeri, misalnya penjualan jasa angkutan,
pariwisata, dan asuransi. Selain itu, dalam neraca jasa juga ditunjukkan jasa0-jasa
yang diimpor dari luar negeri, misalnya jasa atau modal yang ditanam oleh orang
luar negeri di negara kita. Pembayaran jasa tersebut, antara lain berupa bunga dan
dividen atau keuntungan.
Komponen neraca barang dan jasa merupakan transaksi berjalan atau
dikenal dengan nama neraca perdagangan (trade balance). Cenderung
menurunnya surplus transaksi berjalan disebabkan oleh penurunan surplus neraca
perdagangan (trade balance) dan peningkatan defisit neraca jasa-jasa (service
account). Terjadinya peningkatan ekspor migas lebih disebabkan oleh naiknya
harga minyak dipasar internasional, sedangkan volume ekspornya cenderung
menurun. Sementara itu, peningkatan ekspor non-migas disebabkan oleh
meningkatnya ekspor produk primer, seperti batu bara dan tembaga serta
beberapa produk manufaktur, seperti CPO dan produk kimia. Peningkatan impor
terbesar terjadi pada bahan baku dan penolong yang disusul oleh barang modal
dan barang konsumsi. Tingginya impor bahan baku dan penolong tersebut, terkait
dengan meningkatnya kinerja sektor industri domestik yang masih memerlukan
impor barang baku dan penolong yang cukup besar. Peningkatan defisit neraca
jasa terutama diakibatkan oleh meningkatnya investasi ke luar negeri.
b) Neraca modal
Neraca modal (capital account) adalah catatan yang memuat transaksi
modal. Termasuk dalam transaksi modal, antara lain transaksi modal jangka
pendek dan jangka Panjang.
1. Transaksi modal jangka pendek meliputi
a. Kredit perdagangan dengan negara lain (transaksi kredit) atau kredit
perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debit).
b. Deposito bank diluar negara (transaksi debit) atau deposito bank di dalam
negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit).

12
c. Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debit) atau
penjualan surat berharga jangka pendek kepada penduduk negara lain
(transaksi kredit).
2. Transaksi modal jangka Panjang meliputi
a. Investasi langsung di luar negeri (transaksi debit) atau investasi asing di dalam
negeri (transaksi kredit).
b. Pembelian surat-surat berharga jangka Panjang milik penduduk negara lain
(transaksi debit) atau pembelian surat-surat berharga jangka Panjang dalam
negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).
c. Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain
(transaksi debit) atau pinjaman jangka Panjang yang diterima dari penduduk
negara lain (transaksi kredit).

c) Selisih perhitungan bersih


Rekening selisih perhitungan bersih merupakan penyeimbang apabila nilai
transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit.
Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah
kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional akan selalu sama
(balance).

d) Lalu lintas moneter


Transaksi lalu lintas moneter sering disebut accommodating karena
merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Neraca
lalu lintas moneter ini sebenarnya semacam neraca saldo.

C. Jenis neraca pembayaran


a) Neraca pembayaran defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran dengan jumlah
transaksi yang memerlukan pembayaran ke luar negeri lebih besar dibandingkan
transaksi yang mendatangkan penerimaan dari luar negeri. Suatu neraca
pembayaran dikatakan defisit apabila jumlah pengeluaran luar negeri lebih besar
daripada penerimaan luar negeri.
Apabila neraca pembayaran suatu negara terus-menerus mengalami
defisit, persediaan devisa menjadi sedikit. Keadaan ini akan berdampak negative
terhadap perekonomian suatu negara, misalnya nilai kurs mata uangnya menjadi
melemah, kepercayaan luar negeri untuk menanamkan modalnya menjadi
berkurang, serta hasil produksi dalam negeri tidak mampu bersaing di pasar
internasional. Jika masalah tersebut tidak segera diatasi, perekonomian negara
tersebut akan terancam rersesi. Jika neraca pembayaran defisit, negara tersebut
akan mengalami berbagai kesulitan dalam mengatasi masalah perekonomiannya
dan pertumbuhan ekonominya relative lamban.
Defisit neraca pembayaran dapat ditutup dengan kredit bank atau
penerimaan devisa dari luar negeri, pengawasan penggunaan devisa, pengendalian
impor, atau dapat juga utang luar negeri yang bersifat otonom. Penyelesaian
dengan utang luar negeri adalah jalan yang paling akhir karena utang luar negeri
akan menjadi beban bagi rakyat. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan
kebijakan devaluasi untuk mendorong peningkatan ekspor dan mengurangi impor.

13
b) Neraca pembayaran surplus
Neraca pembayaran surplus merupakan neraca pembayaran dengan
jumlah transaksi yang memerlukan pembayaran keluar lebih kecil dibandingkan
transaksi yang mendatangkan penerimaan dari luar negeri. Dengan kata lain,
penerimaan luar negeri lebih besar daripada pengeluaran luar negeri. Neraca
pembayaran surplus disebut juga neraca pembayaran aktif. Satiap negara akan
berusaha mendapatkan neraca pembayaran surplus atau aktif karena dengan neraca
pembayaran surplus berarti negara tersebut memiliki aset. Dengan demikian,
negara tersebut memiliki dana lebih di luar negeri. Sebaliknya, neraca pembayaran
pasif menunjukkan banyaknya dana milik negara yang mengalir keluar negeri.

c) Neraca pembayaran seimbang


Neraca pembayaran seimbang merupakan neraca pembayaran dengan
jumlah transaksi yang memerlukan pembayaran keluar negeri sama dengan jumlah
transaksi yang mendatangkan penerimaan dari luar negeri. Negara yang neraca
pembayarannya seimbang tidak mengalami defist atau surplus.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sa’diyah, C. dan D. A. Purnomo. 2009. Ekonomi 2 : Untuk Kelas XI SMA dan MA.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 351.

http://woocara.blogspot.com/2016/08/pengertian-devisa-macam-fungsi-
sumber-tujuan-lengkap.html#ixzz53t9UU85y

15

Anda mungkin juga menyukai