Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENGANTAR TEORI PROBABILITAS

1. Seorang farmasis ingin meracik 2 macam obat dari tanaman obat keluarga.
Terdapat 4 jenis tanaman: jahe, sirih, kelor, dan temulawak. Semua bahan
tersebut dapat dikombinasikan kecuali kelor. Maka, racikan yang dapat
dibuat oleh farmasis jika:
a. Urutan macam obat yang dibuat ke 1 dan ke 2 diperhatikan dan tidak
boleh dari bahan yang sama.
b. Bahan pembuatan obat ditambah pala, yang bisa dikombinasikan
dengan semua bahan termasuk kelor.
Penyelesaian:
a. Obat ke 1 dan 2 dapat dibuat dari keempat bahan, baik dicampur maupun
tidak. Misalkan bahan-bahan dilambangkan sesuai huruf depan. Obat
yang dapat dibuat : J, S, K, T, JS, JT, ST, JST = 8 macam obat. Dari 8
macam obat dapat dibuat obat ke 1 dan 2 dengan memerhatikan urutan
dengan rumus permutasi.
8!
8P2 = (8−2)! = 56 cara

b. Penambahan pala, racikan obat menjadi: J,S,K,T,P,JS,JT,JP,ST,SP,TP,


KP,JST,JSP,STP,JSTP, ada 16 macam obat.
16!
16P2 = (16−2)! = 240 cara

2. Dalam sebuah apotek, terdapat beberapa antrean pasien yang terdiri atas 3
pria dan 5 wanita. Asisten apoteker hendak memanggil 3 orang pasien.
Berapa peluang terpanggil 1 pria dan sisanya wanita?
Penyelesaian:
Dari 8 pasien yang terdiri atas 3 pria dan 5 wanita dipilih 3 dengan ketentuan
1 pria 2 wanita.
𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 3𝐶1 ×5𝐶2 3 ×10 15
Peluang (P)= = = = 28
𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 8𝐶3 56
BAB 2
DISTRIBUSI PROBABILITAS

1. Rata-rata massa bubur magnesia yang digukanan dalam pembuatan obat


mag adalah 13,6 mg dalam setiap tablet, dengan simpangan baku 1,9.
Apabila distribusi massa bubur magnesia untuk pembuatan obat mag
mengikuti distribusi normal, tentukan probabilitas tablet yang memiliki
massa:
a. Lebih dari 14 mg
b. Kurang dari 11,6 mg
c. 13,3 sampai 13,9 mg
Penyelesaian:
Diketahui:
µ = 13,6 σ = 1,9
Ditanya:
a. P(X>14)
b. P(X<11,6)
c. P(13,3<X<13,9)
Soal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep distribusi normal.
P(x1 < X < x2) var. random X ditransformasikan menjadi var. random Z
= (X-µ)/σ
14−13,6
a. P(X>14) = P(Z > )
1,9

= P(Z > 0,21)


= 1 – P(Z < 0,21)
= 1 – 0,5832
= 0,4168
11,6−13,6
b. P(X<11,6) = P(Z < )
1,9

= P(Z < -1,05)


= 0,1469
13,3−13,6 13,9−13,6
c. P(13,3<X<13,9) = P( <Z< )
1,9 1,9

= P(-0,3 < Z < 0,3)


= P(Z <0,3) – P(Z < -0,3)
= 0,6179 – 0,3821
= 0,2358
BAB 3
PENDUGAAN PARAMETER

1. Suatu apotek mempunyai persediaan obat untuk kesehatan kulit. Dari


keseluruhan pasien yang membeli obat diambil sampel acak sebanyak 600
orang dan 400 orang diantara sampel acak merasa puas bahwa obat kulit
yang dijual apotek sangat manjur dalam menjaga kesehatan kulit. Tentukan
selang kepercayaan 98% bagi proporsi sesungguhnya pasien yang mengaku
puas dengan obat kulit tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui:
n = 600 x = 450
𝑋 450
p̂ = 𝑛 = 600 = 0,75 q̂ = 1 - p̂ = 1 – 0,75 = 0,25

α = 100% - 98% = 2% = 0,02


𝛼 0,02
= = 0,01
2 2

Ditanya:
Selang kepercayaan 98% bagi proporsi sesungguhnya.
Jawab:
p̂q̂ p̂q̂
P(p̂ - 𝑧𝛼 √ 𝑛 < p < p̂ + 𝑧𝛼 √ 𝑛 ) = SK
2 2

(0,75)(0,25) (0,75)(0,25)
P(0,75 - 𝑧0,01 √ < p < 0,75 - 𝑧0,01 √ ) = 0,98
600 600

P(0,75 – 2,33√0,0003125 < p < 0,75 + 2,33√0,0003125) = 0,98


P(0,75 – 2,33.0,0177 < p < 0,75 + 2,33.0,0177) = 0,98
P(0,75 – 0,041) < p < 0,75 + 0,041) = 0,98
P(0,709 < p < 0,791) = 0,98
BAB 4
PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Dalam pernyataannya, supervisor pabrik obat paracetamol menyebutkan


dengan percaya diri bahwa produknya mempunyai presisi dosis sangat
tinggi yang berdistribusi normal dengan simpangan baku 0,2. Untuk
membuktikan pernyataan supervisor tersebut, seorang apoteker mengambil
20 sampel acak untuk diuji dan menghasilkan simpangan baku 0,5. Dengan
taraf nyata 0,1, apakah pernyataan supervisor dapat diterima ?
Penyelesaian :

σ0 = 0,2 ; σ02 =0,04 s2=0,25 v = 19

Ho : σ2 = 0,04

H1 : σ2 > 0,04

α = 0,1
daerah kritis X 2 > X 2(19)0,1 ; X 2 > 27,204
(𝑛−1)𝑠 2 (19)0,25
X2 = = = 118,75
σ02 0,04

Keputusan : karena X 2 = 118,75 di dalam daerah kritis, maka tolak Ho.


Kesimpulan : simpangan baku produk perusahaan paracetamol adalah
lebih dari 0,2.
2. Perusahaan “Sakinah” menyatakan bahwa jangka waktu rata-rata obat P
aman digunakan melebihi jangka waktu rata-rata obat Q selama selambat-
lambatnya 8 hari. Untuk menguji pernyataan ini, 15 tablet dari masing-
masing jenis obat tersebut diuji dalam kondisi yang sama. Hasil uji
menunjukkan obat P mempunyai jangka waktu ketahanan rata-rata 113,2
hari dengan simpangan baku 4,1 hari. Sedangkan obat Q mempunyai jangka
waktu ketahanan rata-rata 95,8 hari dengan simbangan baku 5,3 hari. Ujilah
pernyataan Perusahaan “Sakinah” tersebut dengan menggunakan taraf nyata
0,05.
Penyelesaian :
d0 = 8 α = 0,05
n1 = 15 x̅1 = 113,2 s1 = 4,1 s12 = 16,81
n2 = 15 x̅2 = 95,8 s2 = 5,3 s22 = 28,09
 H0 : µ1 - µ2 ≤ 8
 H1 : µ1 - µ2 > 8
 α = 0,05
 v = n1 + n2 – 2 = 28 ;
wilayah kritis : t > tα ; t > t0,05 ; t > 1,701
(𝑛1−1)𝑠12 +(𝑛2−1)𝑠22
 sp 2 = 𝑛1+ 𝑛2−2
(14)16,81+(14)28,09
=
28

= 22,45sp
= 4,74
x̅1−x̅2− d0 113,2−95,8− 8
t = 1 1
= 1 1
= 5,43
𝑆𝑝√ + 4,74√ +
n1 n2 15 15

 Keputusan : karena t = 5,43 di wilayah kritis, maka tolak H0.


Kesimpulan : jangka waktu rata-rata obat P aman digunakan melebihi
jangka waktu rata-rata obat Q lebih dari 8 hari. Singkatnya, obat P
melampaui obat Q lebih dari 8 hari.
BAB 5
ANALISIS VARIANSI

1. Apoteker sebuah rumah sakit sedang meracik sebuah obat berbentuk sirup.
Dalam pembuatan obat tersebut, apoteker ingin memberikan perisa dengan
rasa pisang (isopentil asetat), apel (isopentil pentanoat), dan jeruk (oktil
asetat). Dari proses pembuatan obat, dicatat waktu reaksi dalam menit yang
dibutuhkan oleh masing-masing obat dengan jenis perisa yang ditambahkan
pada 4 kali percobaan dengan data:
Perisa
Percobaan ke Isopentil Isopentil
Oktil asetat
asetat pentanoat
1 3,4 4,2 3,1
2 4,2 4,7 2,9
3 3,5 5,0 3,3
4 3,8 4,5 3,0
Total 14,9 18,4 12,3 45,6
ni 4 4 4 12
Gunakan analisis variansi untuk menguji hipotesis bahwa rata-rata waktu
reaksi yang dibutuhkan obat dari penambahan ketiga jenis perisa adalah
sama. Gunakan taraf nyata 5%.
Penyelesaian:
H0 : µ1 = µ2 = µ3
H1 : tidak semua µi sama
Daerah kritis untuk α = 0,05; F > F0,05(2,9)
F > 4,26
Perhitungan:
45,62
JKT = 3,42 + 4,22 + 3,52 +....+ 3,02 – = 178,78 – 173,28 = 5,5
12

14,92 18,42 12,32 45,62


JKP = + + - = 177,965 – 173,28 = 4,685
4 4 4 12

JKE = 5,5 – 4,685 = 0,815


Tabel analisis variansi adalah sebagai berikut.

Derajat Jumlah
Sumber Kuadrat tengah F
bebas kuadrat
Perlakuan 2 4,685 2,342
26,022
Error 9 0,815 0,090
Total 11 5,500
Keputusan : tolak H0 karena F = 26,022 berada di daerah kritis.
Kesimpulan : rata-rata waktu reaksi yang dibutuhkan obat dari
penambahan ketiga jenis perisa adalah tidak sama.

2. Petugas instalasi farmasi di sebuah rumah sakit menguji 4 jenis obat bius,
yaitu P, Q, R, S terhadap 5 tikus putih untuk mengetahui lamanya efek bius.
Hasil dari percobaan ditulis dalam tabel berikut dan dinyatakan dalam
menit.

Obat
Tikus
P Q R S
A 3 5 4 2
B 4 3 3 3
C 3 4 3 4
D 5 4 5 3
E 3 6 2 4
Ujilah hipotesis dengan tingkat signifikan 0,01 bahwa rataan obat bius
memiliki efek bius/pingsan dalam waktu yang sama.
Penyelesaian:
H0 : α1=α2=α3=α4=0 (pengaruh jenis obat bius nol)

α1= pengaruh obat bius jenis P

α2= pengaruh obat bius jenis Q

α3= pengaruh obat bius jenis R

α4= pengaruh obat bius jenis S


H1 : sekurang-kurangnya ada satu αi tidak sama dengan nol

Daerah kritis untuk α = 0,01 ; tolak H0 jika F > F(0,01;3;12)

F > 5,95

Tabel analisis variansi dua arah

Jenis Tikus
Total
obat A B C D E
P 3 4 3 5 3 18
Q 5 3 4 4 6 22
R 4 3 3 5 2 17
S 2 3 4 3 4 16
Total 14 13 14 17 15 73

Perhitungan:

732
JKT = 32 + 52 + 42 +....+ 42 – = 287 – 266,45 = 20,55
20

182 222 172 162 732


JKP = + + + - = 270,6 – 266,45 = 4,15
5 5 5 5 20

142 132 142 172 152 732


JKB = + + + + - = 268,75 – 266,45= 2,3
4 4 4 4 4 20

JKE = 20,55 – 4,15 – 2,3 = 14,1

Tabel analisis variansi klasifikasi dua arah


Derajat Jumlah Kuadrat
Sumber F
bebas kuadrat tengah
Jenis obat bius (P) 3 4,15 1,3833 1,1773
Tikus (B) 4 2,3 0,575
Error 12 14,1 1,175
Total 19 20,55
Keputusan : terima H0 karena nilai F = 1,1773 di luar daerah kritis
Kesimpulan : rata-rata waktu efek bius dari keempat jenis obat bius adalah
sama. Tidak ada pengaruh dari jenis obat biusnyanya.
BAB 6
KORELASI DAN REGRESI LINEAR

1. Suatu sampel sediaan padat, dexametasone, diteliti apakah luas permukaan


sediaan memengaruhi lamanya jangka waktu obat layak untuk digunakan. Dari
percobaan yang dilakukan, diperoleh data obat mulai mengalami perubahan
struktur setelah jangka waktu tertentu yang membuat obat tidak layak lagi
untuk digunakan. Hasil percobaan adalah sebagai berikut :
Luas permukaan
7 12 8 9 7 9 11 6
(mm2)
Jangka waktu
365 223 341 310 380 301 249 400
(hari)
a. Dugalah model regresi linear sederhana berdasarkan data sampel tersebut.
b. Hitung dan tafsirkan koefisien korelasi antara luas permukaan obat dengan
jangka waktu obat layak digunakan.
c. Gunakan α = 0,05 untuk menguji apakah korelasi tersebut secara signifikan
berbeda dari nol?
d. Hitung koefisien determinasi dan jelaskan artinya.
e. taksirlah jangka waktu obat aman digunakan apabila luas permukaannya
adalah 10 mm2.

Penyelesaian:

a. Model regresi linear adalah Yi = β0 + β1Xi. Berdasarkan data diatas


diperoleh:

ΣXi = 69 ΣYi = 2569 ΣXiYi = 21257

ΣXi2 = 625 ΣYi2 = 852337 𝑥̅ = 8,625

Ӯ = 321,125

Sehingga diperoleh :

ΣXiYi – n 𝑥̅ Ӯ 21257−(8) (8,625)(321,125)


β1 = = = - 30,146
ΣXi2 −n𝑥̅ 2 625 −(8) (8,625)2

β0 = Ӯ - β1𝑥̅ = 321,125 – (- 30,146) x 8,625 = 581,134


Penduga model regresi linear sederhananya adalah

y = 581,134 – 30,146 X

ΣXiYi – n 𝑥̅ Ӯ 21257−(8) (8,625)(321,125)


b. r = =
√ΣXi2 −n𝑥̅ 2 √ΣYi2 −nӮ2 √625 −(8) (8,625)2 √852337−(8)(321,125)2

r = - 0,996
Nilai r = -0,996, artinya ukuran keeratan hubungan kedua variabel sebesar
99,6 %. Negatif menunjukkan arah hubungannya berlawanan.
c. Hipotesis
H0 : ρ = 0 ρ = korelasi antara variabel X dan Y
H1 : ρ ≠ 0
Daerah kritis untuk α = 0,05 adalah tolak H0 jika :│t│ > t (α/2,v)

│t│ > t (0,025, 6)

│t│ > 2,447


𝑟 √𝑛−2 −0,996 √8−2
Statistik uji : t = = = 27,304
√1−𝑟 2 √1−(−0,996)2

Keputusan: Tolak H0 karena nilai t = 27,304 memenuhi daerah kritis

Kesimpulan: Korelasi antara variabel luas permukaan obat dengan jangka


waktu kelayakan obat berbeda dengan nol.

d. Koefisien determinasi:

R2 = r2 = (- 0,996)2 = 0,992

Nilai R2 = 0,992 artinya keragaman nilai jangka waktu kelayakan obat yang
dapat dijelaskan oleh luas permukaan obat adalah sebesar 99,2%

e. Dengan menggunakan model regresi linear sederhana berikut,

y = 581,134 – 30,146 X

diperoleh jangka waktu kelayakan obat:

y = 581,134 – 30,146 (10)

y = 279,674 hari

Anda mungkin juga menyukai