LEMAK
Disusun oleh :
Kelompok 4
Kelas E
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
membahas mengenai “Lipid berbasis Asam Lemak dan Non Asam Lemak” yang
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Nutrisi Ternak dan sebagai
bahan bagi mahasiswa dalam mempelajari mengenai Lipid.
Makalah ini disusun dari berbagai literatur khususnya mata kuliah Nutrisi
Ternak, buku-buku yang dianggap relevan, serta pengetahuan dari penyusun
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
iv
DAFTAR ILUSTRASI
Nomor Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Mengetahui apa yang dimaksud asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh.
3. Mengetahui apa yang dimaksud asam lemak essensial dan nonessensial.
2
BAB II
DASAR TEORI
3
Jika sabun dimasukkan kedalam air sadah (air yang mengandung banyak ion
Ca++ dan Mg++) maka akan terjadi peristiwa pertukaran ion, antara molekul sabun
dengan air sadah dan terbentuklah sabun Ca++ dan Mg++ dari asam lemak yang
bersifat amat tidak larut.
RCOOK + Ca++ → Ca (RCOO)2
sabun sabun Ca++ yang tidak larut.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Lipid
Dalam analisis proksimat Weende, yang disebut lipida atau dalam
kepentingan nutrisi disebut lemak kasar (ether extract) adalah semua bahan (baik
makanan ataupun jaringan) yang dapat diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang
selanjutnya disebut lemak, sekarang lazim disebut trigliserida atau ester lemak
murni dari gliserol. Perbedaan lemak dan minyak adalah minyak dalam suhu kamar
berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk semi padat. Lemak nabati (biji-bijian)
dan lemak hewan kebanyakan merupakan lemak netral. Meskipun demikian bahan-
bahan nabati selain biji-bijian umumnya mengandung banyak sekali lipida
kompleks dan pigmen-pigmen yang dapat diekstraksi dengan eter, tetapi tidak
menghasilkan energi (Llyod, dkk, 1978). Sementara menurut Ganong (2008), lipid
adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan
turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Lipid memiliki arti
lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus fungsional karboksil (-
COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam
larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan lain
sebagainya (Baraas, 2006). Lipid akan larut dalam pelarut organik seperti aseton,
alkohol, kloroform, eter, dan benzena (Bintang, 2010). Lipid dikelompokkan
berdasarkan struktur dan karakteristik non polarnya menjadi lemak (fat), lilin,
fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat, steroid, lipoprotein, dan vitamin yang
larut di dalam lemak. Beberapa jenis lipid memiliki gugus polar dan non polar,
sehingga lipid bersifat amfipatik akan membentuk misel di dalam air (Ritter, 1996).
Sifat yang dimiliki lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Hidrolisis dari lipid akan menghasilkan asam lemak yang berperan pada
metabolisme tumbuhan dan hewan.
b. Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik (benzena,
eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida).
c. Lipid mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Beberapa jenis
lipid juga memiliki kandungan nitrogen dan fosfor.
5
d. Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, tidak seperti karbohidrat dan
protein (Marks et al, 2000).
Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh,
pembentukan sel, sumber asam lemak essensial, alat pengangkut vitamin larut
lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan , sebagai pelumas,
dan menjaga suhu tubuh (Guyton dan Hall, 2007).
6
Secara umum makanan yang berasal dari hewani (daging berlemak, keju,
mentega dan krim susu) selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung
kolesterol. Dengan demikian mengurangi asupan makanan produk hewani akan
lebih menguntungkan berupa pembatasan asupan kolesterol. Setiap 4 (empat) ons
daging sapi atau daging ayam mengandung 100 mg kolesterol yang pada pangan
hewani dan asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar K-LDL (kolesterol LDL).
Asam lemak jenuh selain banyak ditemukan pada lemak hewani juga terdapat pada
minyak kelapa, kelapa sawit serta minyak lainnya yang sudah pernah dipakai untuk
menggoreng (jelantah), meskipun pada mulanya adalah asam lemak tak jenuh
(Sartika, 2007).
7
3.2.2 Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal
Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)
merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai
atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA),
yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak biji kapas, dan kanola. Minyak zaitun adalah salah satu contoh yang
mengandung MUFA 77% (Ketaren, 1986). Secara umum, lemak tak jenuh tunggal
berpengaruh menguntungkan kadar kolesterol dalam darah, terutama bila
digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh tunggal
(MUFA) lebih efektif menurunkan kadar kolesterol darah, daripada asam lemak tak
jenuh jamak (PUFA), sehingga asam oleat lebih populer dimanfaatkan untuk
formulasi makanan olahan menjadi popular (Almatsier, 2001). (Lihat Gambar 2)
Salah satu jenis MUFA adalah Omega-9 (Oleat), memiliki sifat lebih stabil
dan lebih baik perannya dibandingkan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid/asam
lemak tak jenuh jamak). PUFA dapat menurunkan kolesterol LDL, tetapi dapat
menurunkan HDL. Sebaliknya MUFA dapat menurunkan K-LDL dan
meningkatkan K-HDL. Penelitian yang dilakukan oleh Wood (1993), yang
menyatakan bahwa MUFA dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-HDL
secara lebih besar daripada Omega-3 dan Omega-6. Substitusi lemak jenuh (S)
dengan lemak tak jenuh jamak (P) dan lemak tak jenuh tunggal (M) atau yang
diformulasikan dengan kenaikan nilai (P+M)/S dapat menurunkan kadar kolesterol
baik jumlah kolesterol total ataupun kolesterol LDL. PUFA terbukti dapat
menurunkan K-LDL, sedangkan MUFA selain menurunkan kolesterol total juga
terbukti dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-HDL lebih besar
8
dibandingkan dengan PUFA. Penurunan rasio K-LDL/K-HDL akan menghambat
terjadinya atherosclerosis (Muller, 2003).
PUFA (asam lemak arakhidonat, linoleat dan linolenat) antara lain berperan
penting dalam transpor dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan
fungsi dan integritas membran sel. Asam lemak omega 3 dapat membersihkan
9
plasma dari lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dari VLDL (Very Low
Density Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein β
(beta) di dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung koroner
dan artritis, asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan
retina secara baik (Mayes, 2003).
10
tubuh manusia. Asam amino ini disebut asam amino dispensable. Karena bisa
dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus memperoleh asupan dari makanan.
Asam Amino non-essensial yang diproduksi tubuh antara lain: tirosin, sistein, serin,
prolin, glisin, asam glutamat, asam aspartat, ariginin, alanin, histidin, glutamin,
asparagin.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak
dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Lipid
memiliki arti lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus fungsional
karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam
air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon
tetraklorida, dan lain sebagainya
2. Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Sedangkan Asam Lemak tak jenuh
tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA) merupakan jenis asam lemak
yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai atom karbon. Sementara
Asam Lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA) adalah
asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada
suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih
rendah dibandingkan dengan MUFA atau SFA.
3. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh. Sedangkan Asam amino non esensial adalah asam amino yang
penting bagi tubuh tetapi tubuh bisa membuatnya sendiri sehingga tidak perlu
secara langsung dari asupan atau sumber dari luar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Ketaren S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia
Marks, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC.
Jakarta
Ritter AM, Robertson CS, Goodman JC, Contant CF, Grossman RG. Evaluation of
carbohydrate-free diet for patients with severe head injury. J
Neurotrauma. 1996;13:473–485.
Sartika, RA. 2007. Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans Terhadap Profil Lipid
Darah. [Disertasi]. Jakarta: Universitas Indonesia.
13
Santoso S. 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta
14
LAMPIRAN
15