Anda di halaman 1dari 20

LIPID DENGAN BASIS ASAM LEMAK DAN NON ASAM

LEMAK

Disusun oleh :

Kelompok 4

Kelas E

Nur Azmi Muhadi R 200110180074

Nida Fuziyah 200110180224


Puspa Asih Lestari 200110180254

Muhammad Naufal M 200110180257

Prina Annisa Ramadhanti 200110180267

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini
membahas mengenai “Lipid berbasis Asam Lemak dan Non Asam Lemak” yang
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Nutrisi Ternak dan sebagai
bahan bagi mahasiswa dalam mempelajari mengenai Lipid.

Makalah ini disusun dari berbagai literatur khususnya mata kuliah Nutrisi
Ternak, buku-buku yang dianggap relevan, serta pengetahuan dari penyusun
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai yang diharapkan.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa


makalah ini masih jauh dari sempurna, maka bagi para pembaca yang terhormat
kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam penyusunan yang
selanjutnya.

Sumedang, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR ILUSTRASI ..........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... .1


1.1 Latar Belakang......................................................................................... ..... 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 1

BAB II DASAR TEORI .........................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................5


3.1 Lipid .............................................................................................................. 5
3.1.1 Klasifkasi Lipid .................................................................................... 6
3.2 Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak Jenuh......................................... 6
3.2.1 Asam Lemak Jenuh............................................................................... 6
3.2.2 Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal ......................................................... 8
3.2.3 Asam Lemak Tak Jenuh Jamak ............................................................ 9
3.3 Asam Lemak Essensial dan Non Essensial ................................................. 10

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................12


4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13


LAMPIRAN ..........................................................................................................15

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1. Asam Lemak Jenuh ........................................................................ 7


Tabel 2. Asam Lemak Tak Jenuh ................................................................. 9

iv
DAFTAR ILUSTRASI

Nomor Halaman

Gambar 1. Saturated Fatty Acid ................................................................... 7


Gambar 2. Mono Unsaturated Fatty Acid .................................................... 8
Gambar 3. Poly Unsaturated Fatty Acid ...................................................... 9
Gambar 4. Struktur Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh ............................. 10

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutrisi merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, serta pemeliharaan kesehatan.
Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap
jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik. Selain itu, terdapat juga
metabolisme. Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi
di dalam makhluk hidup yang meliputi anabolisme dan katabolisme atau
komponen dalam sel hidup. Untuk melakukan proses metaboliseme sangat
membutuhkan berbagai senyawa salah satunya adalah lipid.
Lipid dapat diartikan sebagai sekelompok senyawa organik yang terdapat
dalam tumbuhan,hewan, maupun manusia Lipid memegang peranan penting
dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris
tertentu atau struktur yang sama, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lain
halnya dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam
air, tapi larut dalam pelarut organik non polar seperti eter,kloroform,aseton dan
benzena. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara
ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut
non polar lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lipid ?
2. Apa yang dimaksud asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh ?
3. Apa yang dimaksud asam lemak essensial dan nonessensial ?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lipid.

1
2. Mengetahui apa yang dimaksud asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh.
3. Mengetahui apa yang dimaksud asam lemak essensial dan nonessensial.

2
BAB II
DASAR TEORI

Lipida umumnya merupakan senyawa yang hanya larut dalam pelarut


nonpolar, misalnya kloroform, eter, alkohol, aseton, dan pelarut nonpolar lainnya.
Lipida tidak larut dalam pelarut polar misalnya air. Lipida memilki beberapa fungsi
yaitu sebagai cadangan makanan misalnya triasilgliserol, sebagai penyusun struktur
membran misalnya phospholipidas yang merupakan penyusun utama membran sel,
derivat lipida dapat membentuk hormon, bersama protein membentuk seyawa
gabungan (lipoprotein), yang memiliki fungsi khusus dalam tubuh organisme
(Suhara, 2008).
Lipid adalah salah satu kelas molekul biologis berukuran besar yang tidak
mencakup polimer sejati. Senyawa yang tergolong lipida dicirikan dengan
strukturnya yang khas, yaitu memiliki kepala yang bersifat polar dan ekor
hidrokarbon yang bersifat non polar. Dalam suatu larutan, kepala yang bersifat
polar dapat berasosiasi dengan air, sehingga membentuk senyawa amfipatik
(memiliki dua kutub positif dan negatif). Konsekuensinya di dalam suatu larutan,
lipida dapat membentuk formasi satu lapis lipida (monolayers), dua lapis lipida
(bilayers), misel dan vesikula (Suhara, 2008). Lipid (Lemak) sederhana terbuat dari
dua jenis molekul yang lebih kecil: gliserol dan asam lemak. Gliserol merupakan
alkohol dengan tiga karbon yang masing-masing berikatan dengan satu gugus
karboksil. Sedangkan Asam lemak memiliki rantai karbon panjang dengan salah
satu ujungnya merupakan gugus karboksil. Asam lemak memiliki panjang, jumlah
dan lokasi ikatan rangkap yang bervariasi. Akibat struktur ini berpengaruh pada
penamaan asam lemak sendiri. Asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap
disebut asam lemak jenuh, sedangkan asam lemak yang mengandung satu atau lebih
ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh (Campbell, 2010). Asam lemak yang
umum dijumpai bersifat tidak larut di dalam air, di dalam NaOH dan KOH encer
dapat mengubah asam lemak menjadi sabun, nama ini diberikan bagi garam asam
lemak. Berikut reaksi penyabunan (saponifikasi) di bawah ini :
RCOOH + NaOH → RCOONa + H2O

3
Jika sabun dimasukkan kedalam air sadah (air yang mengandung banyak ion
Ca++ dan Mg++) maka akan terjadi peristiwa pertukaran ion, antara molekul sabun
dengan air sadah dan terbentuklah sabun Ca++ dan Mg++ dari asam lemak yang
bersifat amat tidak larut.
RCOOK + Ca++ → Ca (RCOO)2
sabun sabun Ca++ yang tidak larut.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Lipid
Dalam analisis proksimat Weende, yang disebut lipida atau dalam
kepentingan nutrisi disebut lemak kasar (ether extract) adalah semua bahan (baik
makanan ataupun jaringan) yang dapat diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang
selanjutnya disebut lemak, sekarang lazim disebut trigliserida atau ester lemak
murni dari gliserol. Perbedaan lemak dan minyak adalah minyak dalam suhu kamar
berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk semi padat. Lemak nabati (biji-bijian)
dan lemak hewan kebanyakan merupakan lemak netral. Meskipun demikian bahan-
bahan nabati selain biji-bijian umumnya mengandung banyak sekali lipida
kompleks dan pigmen-pigmen yang dapat diekstraksi dengan eter, tetapi tidak
menghasilkan energi (Llyod, dkk, 1978). Sementara menurut Ganong (2008), lipid
adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan
turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Lipid memiliki arti
lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus fungsional karboksil (-
COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam
larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan lain
sebagainya (Baraas, 2006). Lipid akan larut dalam pelarut organik seperti aseton,
alkohol, kloroform, eter, dan benzena (Bintang, 2010). Lipid dikelompokkan
berdasarkan struktur dan karakteristik non polarnya menjadi lemak (fat), lilin,
fosfolipid, sfingolipid, glikolipid, eikosanoat, steroid, lipoprotein, dan vitamin yang
larut di dalam lemak. Beberapa jenis lipid memiliki gugus polar dan non polar,
sehingga lipid bersifat amfipatik akan membentuk misel di dalam air (Ritter, 1996).
Sifat yang dimiliki lipid diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Hidrolisis dari lipid akan menghasilkan asam lemak yang berperan pada
metabolisme tumbuhan dan hewan.
b. Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik (benzena,
eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida).
c. Lipid mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen. Beberapa jenis
lipid juga memiliki kandungan nitrogen dan fosfor.

5
d. Lipid tidak mempunyai satuan yang berulang, tidak seperti karbohidrat dan
protein (Marks et al, 2000).
Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh,
pembentukan sel, sumber asam lemak essensial, alat pengangkut vitamin larut
lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan , sebagai pelumas,
dan menjaga suhu tubuh (Guyton dan Hall, 2007).

3.1.1 Klasifikasi Lipid


Lipid dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar, yaitu:
a. Lipid sederhana (simple lipids), Lipid sederhana merupakan ester gugus asam
lemak (sering disebut juga sebagai gugus asil) dengan molekul alkohol
gliserol. Lipid sederhana dapat berbentuk monogliserida, digliserida atau
trigliserida (triasilgliserol). Trigliserida merupakan lipid yang tersimpan
dalam sitoplasma sel-sel adiposa.
b. Lipid kompleks (complex lipids) lipid kompleks, merupakan ester gugus
asam lemak dengan molekul alkohol, lipid kompleks juga berikatan dengan
molekul yang lain, seperti asam fosfat dan senyawa nitrogen tertentu. Asam
lemak tidak hanya mengalami proses esterisasi menjadi molekul lipid yang
lebih kompleks, tapi juga dapat mengalami poses transformasi metabolik
menjadi senyawa-senyawa baru yang disebut sebagai turunan lipid.
c. Turunan lipid (derived lipids). Turunan lipid dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok besar, seperti eikosanoid, isoprenoid, badan keton (keton
bodies), dan sebagainya. (Baaras,2006; Mayes, 1999 ; Santoso,2009)

3.2 Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tidak Jenuh


3.2.1 Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka
terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya asam lemak tidak
jenuh. Efek dominan dari asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol
total dan K-LDL (Muller, 2003). (Lihat Gambar 1)

6
Secara umum makanan yang berasal dari hewani (daging berlemak, keju,
mentega dan krim susu) selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung
kolesterol. Dengan demikian mengurangi asupan makanan produk hewani akan
lebih menguntungkan berupa pembatasan asupan kolesterol. Setiap 4 (empat) ons
daging sapi atau daging ayam mengandung 100 mg kolesterol yang pada pangan
hewani dan asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar K-LDL (kolesterol LDL).
Asam lemak jenuh selain banyak ditemukan pada lemak hewani juga terdapat pada
minyak kelapa, kelapa sawit serta minyak lainnya yang sudah pernah dipakai untuk
menggoreng (jelantah), meskipun pada mulanya adalah asam lemak tak jenuh
(Sartika, 2007).

Tabel 1. Asam Lemak Jenuh

7
3.2.2 Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal
Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)
merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai
atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA),
yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak biji kapas, dan kanola. Minyak zaitun adalah salah satu contoh yang
mengandung MUFA 77% (Ketaren, 1986). Secara umum, lemak tak jenuh tunggal
berpengaruh menguntungkan kadar kolesterol dalam darah, terutama bila
digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh tunggal
(MUFA) lebih efektif menurunkan kadar kolesterol darah, daripada asam lemak tak
jenuh jamak (PUFA), sehingga asam oleat lebih populer dimanfaatkan untuk
formulasi makanan olahan menjadi popular (Almatsier, 2001). (Lihat Gambar 2)

Salah satu jenis MUFA adalah Omega-9 (Oleat), memiliki sifat lebih stabil
dan lebih baik perannya dibandingkan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid/asam
lemak tak jenuh jamak). PUFA dapat menurunkan kolesterol LDL, tetapi dapat
menurunkan HDL. Sebaliknya MUFA dapat menurunkan K-LDL dan
meningkatkan K-HDL. Penelitian yang dilakukan oleh Wood (1993), yang
menyatakan bahwa MUFA dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-HDL
secara lebih besar daripada Omega-3 dan Omega-6. Substitusi lemak jenuh (S)
dengan lemak tak jenuh jamak (P) dan lemak tak jenuh tunggal (M) atau yang
diformulasikan dengan kenaikan nilai (P+M)/S dapat menurunkan kadar kolesterol
baik jumlah kolesterol total ataupun kolesterol LDL. PUFA terbukti dapat
menurunkan K-LDL, sedangkan MUFA selain menurunkan kolesterol total juga
terbukti dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-HDL lebih besar

8
dibandingkan dengan PUFA. Penurunan rasio K-LDL/K-HDL akan menghambat
terjadinya atherosclerosis (Muller, 2003).

Tabel 2. Asam Lemak Tidak Jenuh

3.2.3 Asam Lemak Tak Jenuh Jamak


Asam Lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA) adalah
asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada
suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih rendah
dibandingkan dengan MUFA atau SFA. Asam lemak ini banyak ditemukan pada
minyak ikan dan nabati seperti saflower, jagung dan biji matahari. Sumber alami
PUFA yang penting bagi kesehatan adalah kacang-kacangan dan biji-bijian
(Almatsier, 2001). Contoh PUFA adalah asam linoleat (omega-6), dan omega-3,
tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA) yang banyak ditemukan pada
minyak nabati/sayur dan minyak ikan. (Lihat Gambar 3)

PUFA (asam lemak arakhidonat, linoleat dan linolenat) antara lain berperan
penting dalam transpor dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan
fungsi dan integritas membran sel. Asam lemak omega 3 dapat membersihkan

9
plasma dari lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dari VLDL (Very Low
Density Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein β
(beta) di dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung koroner
dan artritis, asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan
retina secara baik (Mayes, 2003).

Gambar 4. Struktur Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh

3.3 Asam Lemak Essensial dan Non Essensial


Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh. Termasuk dalam jenis ini adalah asam alfa linoleat (omega 6) dan asam alfa
linolenat (omega 3). Turunan asam lemak yang berasal dari asam lemak esensial
adalah asam arakidonat dari asam linoleat, EPA (eikosapentaenoat), dan DHA
(dokosaheksaenoat) dari asam linolenat. Asam lemak esensial merupakan prekursor
sekelompok senyawa eikosanoid yang mirip hormon, yaitu prostaglandin,
prostasiklin, tromboksan, dan leukotrien. Senyawa-senyawa ini mengatur tekanan
darah, denyut jantung, fungsi kekebalan, rangsangan sistem saraf, kontraksi otot
serta penyembuhan luka (Mayes, 2003).
Sementara Asam amino non esensial adalah asam amino yang penting bagi
tubuh tetapi tubuh bisa membuatnya sendiri sehingga tidak perlu secara langsung
dari asupan atau sumber dari luar. Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh

10
tubuh manusia. Asam amino ini disebut asam amino dispensable. Karena bisa
dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus memperoleh asupan dari makanan.
Asam Amino non-essensial yang diproduksi tubuh antara lain: tirosin, sistein, serin,
prolin, glisin, asam glutamat, asam aspartat, ariginin, alanin, histidin, glutamin,
asparagin.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak
dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Lipid
memiliki arti lain sebagai kelompok besar biomolekul dengan gugus fungsional
karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam
air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon
tetraklorida, dan lain sebagainya
2. Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) adalah asam lemak yang tidak
memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Sedangkan Asam Lemak tak jenuh
tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA) merupakan jenis asam lemak
yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai atom karbon. Sementara
Asam Lemak tak jenuh jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid/PUFA) adalah
asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada
suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih
rendah dibandingkan dengan MUFA atau SFA.
3. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh. Sedangkan Asam amino non esensial adalah asam amino yang
penting bagi tubuh tetapi tubuh bisa membuatnya sendiri sehingga tidak perlu
secara langsung dari asupan atau sumber dari luar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Baaras, F. 2006. Kardiologi Molekuler: Radikal Bebas, Disfungsi Endotel,


Aterosklerosis, Antioksidan, Latihan Fisik, dan Rehabilitasi. Kardia
Iqratama: Jakarta

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga, Jakarta

Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC

Ketaren S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia

Llyod. 1978. Effects of Diet on Swine Glyceride Lipid Metabolism. J Nutr.

Marks, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC.
Jakarta

Mayes, P.A. 2003. Biosintesis Asam Lemak. Jakarta : Erlangga

Mayes, P.A. 1999. Sintesis, Pengangkutan dan Ekskresi Kolesterol. Terjemahan


Hartono, Andry in Murray et al. (Eds.). Biokimia Harper. Jakarta: EGC (Hlm.
277).

Muller H. 2003. The serum LDL/HDL cholesterol ratio is influenced more


favorably by exchanging saturated with unsaturated fat than by reducing
saturated fat in the diet of women. J Nutr.

Ritter AM, Robertson CS, Goodman JC, Contant CF, Grossman RG. Evaluation of
carbohydrate-free diet for patients with severe head injury. J
Neurotrauma. 1996;13:473–485.

Sartika, RA. 2007. Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans Terhadap Profil Lipid
Darah. [Disertasi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

13
Santoso S. 2009. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Suhara. 2008. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: Prisma Press

Wood R. 1993. Effect of butter, mono-and polysaturated fatty acid-enriched butter,


trans fatty acid margarine, and zero trans fatty acid margarine on serum lipids
and lipoproteins in healty men. J. Lipid

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai