Anda di halaman 1dari 2

1.

ALAM RUH
Dikisahkan bahwa Allah menciptakan ruh (QS. Shaad : 71-72) sebelum manusia terbentuk jasadnya. Bisa
dibayangkan betapa banyak ruh yang diciptakan Allah sebelum ditiupkan kedalam jasad manusia. Sesungguhnya
kita, manusia, tidak memiliki pengetahuan tentang ruh (QS. Al Israa’ : 85), sedikit sekali yang kita ketahui tentang
ruh ini. Setelah penciptaan ruh, maka manusia mengalami suatu masa di mana ia merupakan sesuatu yang tidak
dapat disebut (QS. Al Insaan : 1)
2. ALAM JANIN
Manusia mulai terbentuk secara fisik dalam rahim seorang ibu yang dikatakan berasal dari air mani dan
disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) (QS. As Sajdah : 7-8, QS. Al Mu’minuun : 12-13). Janin mengalami
proses perkembangan dalam rahim (QS. Al Mu’minuun : 14) dan dibentuk sesuai dengan kehendak Allah (QS. Ali
‘Imran: 6) dan disempurnakanNya tubuh manusia ini (QS. Al Infithaar : 7-8). Setelah terbentuk, barulah Allah
meniupkan ruh kedalam janin (QS. As Sajdah: 9)
3. ALAM DUNIA
Setelah sekitar 9 bulan berada dalam rahim seorang ibu, maka lahirlah manusia ke alam dunia dalam keadaan
polos dan suci tanpa membawa apapun. Setelah lahir manusia akan lebih mengenal fenomena kehidupan dunia,
dan lalai tentang pengetahuan tentang kehidupan akhirat (QS. Ar Ruum: 6-7)
Kehidupan manusia di alam dunia pada hakekatnya merupakan ujian-ujian seumur hidupnya untuk
menentukan tempatnya di akhirat kelak (QS 6 – Al An’aam : 165). Manusia ditugaskan Allah untuk menjadi
khalifah di muka bumi (QS. Al Baqarah : 30, QS. Faathir :39, QS. Shaad : 26). Dan ia diperintahkan untuk beriman
dan menyembah kepada Allah dan melakukan amal ma’ruf dan mencegah kemunkaran (QS. Ali Imran : 110, QS.
Adz Dzariyaat : 56). Penciptaan manusia untuk hidup di dunia bukanlah suatu yang main-main, melainkan setiap
manusia akan dimintakan pertanggungan jawabnya bagaimana ia menjalani ujian-ujian tentang apa yang telah
dilakukannya selama hidup. (QS. Al Mu’minuun : 115)
Seburuk-buruknya manusia ialah mereka yang kafir, akan mendapat tempat di neraka jahanam, sedangkan
orang-orang yang beriman kepada Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik di dunia sesuai Al Qur’an
merupakan sebaik-baiknya manusia dan in syaa Allah mendapat tempat di syurga kelak (QS.Al Bayyinah : 6-8)
Kehidupan manusia di dunia amatlah singkat, 1 hari di sisi Allah sama dengan 1.000 tahun di bumi: “Allah
bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab :”Kami tinggal (di bumi) sehari
atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-prang yang menghitung” Allah berfirman: “Kamu tinggal (di
bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui” (QS. Al Mu’minuun : 112-114)
Kebanyakan manusia tidak menyadari bahwa waktu yang diberikan Allah untuk hidup di dunia hanyalah
sebentar. Celakanya, waktu yang sedikit digunakan untuk ingkar kepada Allah dengan berfoya-foya menikmati
dunia dan melakukan berbagai kemaksiatan. Sungguhlah mereka berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang
beriman kepada Allah, melakukan amal saleh dan saling menasihati tentang kebenaran dan menetapkan kesabaran
(QS. Al ‘Ashr : 1-3).
Sampailah saatnya manusia akan menemui ajal. Hanya Allah yang tahu kapan kita akan menemui ajal yang
tidak bisa ditunda atau dimajukan sedikitpun. Ajal itu pasti datangnya, akan tetapi kita tidak tahu kapan datangnya,
di mana dan bagaimana kita akan menemui ajal. Ajal tetap merupakan misteri bagi kita (QS. Faathir : 11, QS.
Luqman : 34, QS. An Nisaa’ : 78, QS. Yunus : 49)
4. ALAM KUBUR/BARZAH
Barzah berarti sesuatu yang terletak di antara dua kondisi atau barang. Dalam konteks kehidupan manusia,
maka alam barzah adalah antara alam dunia dan alam akhirat. Ini adalah suatu alam yang dialami manusia mulai
dari saat ia menemui ajal sampai datangnya hari kiamat atau hari akhir (yaumil qiyamah atau yaumil akhir) (QS.
Ar Ruum : 55-57, QS. Thaahaa : 100-104)
Alam barzah in digambarkan sebagai suatu kehidupan baru yang merupakan dinding pemisah antara alam
dunia dan alam akhirat. (QS. Al Mu’minuun : 99-100)
Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, berbuat dusta terhadap Allah dan sombong akan langsung
dihukum pada waktu sakratul maut, tidak lagi menunggu azab kubur atau peradilan akhirat. Malaikat maut akan
mengambil nyawa mereka dengan kasar sambil memukul-mukul muka dan punggung para pendusta ayat Allah itu
(QS. Muhammad : 27 – 28, QS. Al An’aam : 93)
5. ALAM AKHIRAT
Kehidupan di alam akhirat didahului dengan peristiwa kiamat, di mana malaikat meniup sangkakala
membangunkan para arwah yang sedang tidur dalam alam khubur diikuti satu kali teriakan. Semua terbangun dan
bergegas ke padang masyhar untuk dihisab keimanan, perbuatan baik dan buruk yang dilakukan selama berada di
alam dunia. Semua manusia yang dibangkitkan kembali dikumpulkan di padang mahsyar. Pada saat itu sudah ada
yang celaka dan ada pula yang berbahagia. (QS. Yaasiin : 51-54, QS 11 – Huud: 103-105)
Orang-orang yang mulia telah telah diberikan ketetapan yang baik dari Allah, mereka itu dijauhkan dari
neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang
besar yang terjadi pada hari kiamat, dan mereka disambut oleh para malaikat dengan ucapan: “Inilah harimu yang
telah dijanjikan kepadamu” (QS. Al Anbiyaa’ : 101-104)
Suasana dan keadaan golongan manusia di hari akhirat pada umumnya berada dalam kepanikan yang amat
sangat, tidak ada yang bisa saling tolong menolong. Ada yang bergembira dan ada yang bermuka masam,
tergantung dari amalannya di dunia. (QS.‘Abasa : 33-42)
Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya hari kebangkitan dan pertemuannya dengan
Allah di hari kiamat akan menyesal dan akan menerima azab dengan memikul dosa-dosa yang telah dilakukannya.
(QS. Al An’aam : 30-31)
Setiap manusia akan diadili dalam pengadilan akhirat di mana kita akan membela diri sendiri saat diminta
pertanggung-jawaban atas perbuatan kita di dunia, tidak ada orang lain yang bisa menggantikan kita atau membela
kita dalam peradilan akhirat yang Maha Adil. (QS. An Nahl : 111, QS. Maryam: 80, QS. Al Baqarah : 123)
Dipastikan manusia diminta pertanggungan-jawabnya berdasarkan apa yang dikerjakannya dan dengan
segala argumentasi dan alasan-alasan pembenaran perbuatannya. Tangan dan kaki ikut menjadi saksi atas
perbuatan-perbuatan kita di dunia, sedangkan mulut mereka ditutup. Bahkan semua anggota tubuh termasuk kulit
ikut menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan manusia di dunia. (QS. Al Qiyaamah : 13-15, QS. An Nuur : 24, QS.
Yaasiin : 65, QS. Fushshilat : 19-22)
Nasib manusia setelah dijatuhkan vonis bermacam-macam. Orang kafir dibawa ke neraka Jahannam
berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan
berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu
yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka
menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang kafir
Lalu dikatakan (kepada orang-orang kafir itu): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di
dalamnya”. Maka neraka jahannam inilah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
Kesimpulan kajian Al-Qur’an: Allah menetapkan keberadaan manusia melalui tahap-tahap kehidupan.
Mulai dari penciptaan ruh, diikuti penciptaan jasad dalam janin sehingga ditiupkan ruh ke dalamnya dan dilahirkan
ke dunia. Keberadaan manusia di atas bumi merupakan ketetapan Allah. Manusia mempunyai misi untuk menjadi
khalifah di muka bumi, menjaga ciptaan Allah, berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran, mengikuti perintah
Allah dan menjauhi laranganNya. Kehidupan manusia di bumi sangat singkat dan merupakan gelanggang ujian
untuk menentukan tempatnya di akhirat. Akhirat merupakan kehidupan manusia yang final dan abadi, bahagia di
surga atau sengsara di neraka. H. Bahtiar. MA

Anda mungkin juga menyukai