Anda di halaman 1dari 5

Digestif Hewan dan Kardiovaskuler

Amraida K. K./C031191028, Ardillah/C031191029 Eka P.N.A.H./C031191030, Nitti A./C031191031,


Khusnul P./C031191032,M. Hasbullah D./C031191033

A. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan memiliki fungsi utama untuk memecah makanan yang
masuk menjadi unit unit kecil agar dapat diserap ke dalam jaringan untuk
mempertahankan kehidupan organisme. Morfologi dari sistem pencernaan
berbeda beda karena jenis makanan yang dikonsumsi bervarasi, misalmya pada
hewan pemakan daging (karnivora) memiliki gigi yang runcing dan kokoh untuk
mengoyak daging.
 Pola struktur umum alat pencernaan
Lapisan setelah lumen disebut tunika mukosa (selaput lendir) yang membalut
semua organ yang berhubungan dengan bagian luar tubuh, dan dilindungi oleh
selapis lendir (mukus) , suatu sekreta (senyawa hasil sekresi) kental yang
dihasilkan oleh kelenjar khusus. Mukosa terdiri dari epitel, lumina propria, dan
lumina muskularis mukosa. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat yang
memiliki banyak sel sedangkan lamina muskularis mukosa terdiri dari beberapa
lapis tipis otot polos. Lamina propria memiliki kelenjar yang disebut kelejar
mukosa karena terbatas pada mukosa. Tela submukosa berbentuk jaringan ikat
longgar yang dapat mengandung kelenjar yang disebut kelenjar submukosa.
Organ yang tidak memiliki lamina propria, lamina muskularis mukosa, dan epitel
akan terlihat seperti tidak memiliki batas. Tunika Muskularis ( Tunika: lapisan
penyalut) terdiri dari otot polos yang berfungsi mendorong isi (ingesta) ke
belakang (gerak peristaltik). Otot polos saliran pencernaan terdiri dari 2 jenis
yaitu otot polos yang melingkar (circular) dan otot polos yang melintang
(longitudinal) . lapisan terluar disebut tunika serosa. Tunika serosa terbagi
menjadi mesotel dan subserosa (jaringan ikat tipis). Serosa membalut organ yang
ada di rongga dada, rongga perut dan rongga perikardium. Sedangkan selain organ
yang dibalut oleh serosa dan orgsn ysng terletak di luar dibalut oleh tunika
adventisia. Tunika adventisia terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastik.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada
hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel.
1. Sistem Pencernaan Pada hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel,
seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam
alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.
Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya
belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan
dengan cara absorbs langsung melalui kulit.
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
Yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah
berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat
mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat
diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
b. Sistem Pencernaan Pada Serangga
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan
yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai
anus. Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.
2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak
menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar
insang.
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
rongga, mulut, esofagus, ventrikulus (lambung), intestinum, usus tebal, kloaka
c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora
(pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
rongga mulut esofagus (kerongkongan), ventrikulus(lambung), intestinum.
d. Sistem Pencernaan Pada Burung
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-
buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas: paruh, rongga mulut, faring,
lambung, intestinum.
e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau
disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan
pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak
mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga
sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
B. Kardiovaskuler
Kardiovaskuler adalah sistem peredaran yang terdapat pada jaringan
pembuluh disetiap jaringan ikat. Peredaran tersebut mengedarkan cairan yang
memiliki komposisi yang berbeda-beda, serta bersifat vital baik mamalia hingga
metazoa terkecil sekalipun. Pada vertebrata, umumnya cairan tersebut ada 2, yakni
darah dan limfe. Darah(Aliran Darah) memiliki komposisi yang mengandung
banyak sel serta bersifat viscous, sedangkan Limfe(Aliran Limfe) memiliki
jumlah sel relatif sedikit dan bersifat cair. Dari segi alirannya, aliran darah
memiliki sirkulasi yang tertutup, yang akan memencar kemudian kembali ke
jantung. Sedangkan, Aliran Limfe memiliki saluran yang menyusut berakhir pada
vena besar, bermuarar dari duktus torasikus kemudian masuk kealiran darah.
A. Perederan Darah(Aliran Darah)
Sistem perderan darah mencakup Jantung, Arteria, Kapiler, Sinusoid, dan Vena.
Kelimanya dikenali dari bangun histologinya yang mencerminkan kekuatan
khusus untuk bertahan serta kontrol fungsi vaskular dari tiap jenisnya
1. Jantung
Memiliki dinding tebal, terutama terdiri dari sel-sel otot jantung, berfungsi untuk
kontraksi pertama(secara spontan) serta ritmik yang memompa darah dengan
tekanan dan kecepatan puncak. Serta, menerima darah dari vena yang miskin akan
O2 dan mengalirkan darah ke paru-paru dan juga menerimanya kembali
2. Arteria
Arteri terdiri atas 3 lapis, yakni tunika eksterna, tunika medika, dan tunika
interna. Berfungsi untuk mengalirkan darah dari jantung menuju jaringan, serta
menahan dorongan kuat dari denyutan jantung serta perubahan kecepatan aliran
darah, dan mengatur aliran darah kedalam kapiler dan sinusoid.
3. Sinusoid & Kapiler
Berfungsi untuk mengalirkan darah kesekitar parenkim, aliran darah yang masuk
dapat lamban, bahkan tak ada, serta sel-sel bergerak melewati barier dinding
dengan mudah
4. Vena
Mengalirkan darah yang telah diedarkan keseluruh tubuh untuk kembali ke
jantung dengan kecepatan dan tekanan berkurang hingga setengah kali dari arteri,
dimana darah tersebu kaya akan CO2 dan menjadi tempat penampungan darah
untuk sementara.
A1. Peredaran Darah Pisces
Darah CO2
Vena
berkumpul di Jantung Serambi Bilik
sinus venosun g
Darah CO2

Darah CO2 CO2 Kapiler O2 dari


ke air dalam insang air

Tubuh
Depan
Seluruh Aorta
Hati
Tubuh Dorsali
Tubuh
Belakang
A2. Peredaran Darah Amphibi
Darah Sinus Atrium Darah
miskin O2 Venosus kanan kaya O2
Seluruh
Ventrikel
Tubuh
Darah Atrium Darah
kaya O2 kiri miskin O2

Darah
Kulit Paru-Paru
mendapat O2
dan melepas
CO2

Anda mungkin juga menyukai