Anda di halaman 1dari 2

b.

agama sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan

Kemunculan gerakan islam radikal di Indonesia menurut Zada dalam Damayanti (2003:49) disebabkan
dua factor:

1) Faktor internal
Kehidupan sekuler yang telah masuk menyebabkan sebagai umat Islam menolak dan melakukan
gerakan kembali kepada otentitas (fundamental) Islam dan didukung oleh pemahaman ajaran
yang bersifat kaku dalam memahami teks agama sehingga cenderung menolak perubahan
sosial.
2) Factor eksternal
Yang dilakukan rezim penguasa maupun adanya krisis kepemimpinan yang terjadi pasca Orde
Baru, adanya dominasi barat terhadap Negara Islam
3) atas radikalisme agama itu sendiri yaitu kekerasan terjadi ada motif agama seperti serangan
WTC, bom Bali
4) factor non-agama
seperti ekonomi politik,bisa menyebabkan terjadinya kerusuhan di beberapa daerah,
kecemburuan secara ekonomi kemudian dihubungkan dengan masaah politik pada akhirnya
mengarah keagamaan
bangsa Indonesia sebagai Negara kepulauan dan multicultural dengan symbol “Bhinneka Tunggal Ika”,
satu dalam wajib mengamalakan firman Allah dalam QS. Al-Hujurat:13 yang artinya,
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Keberagaman yang terjadi diharapkan menjadi media proses saling mengenal (ta’aruf), kemudian terjadi
sikap saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), dan saling mengasihi (tarahum). Pada
zaman kejayaan di Kota madinah, kota yang didalamnya juga terdapat kemajemukan umat dimana umat
islam dengan lainnya bekerjasama.

Beberapa hal yang bisa dijadikan acuan dalam menyikapi kemajemukan antara lain:
1) melihat realitas kemajemukan secara rasional dan tidak mengedepankan perseoalan kasus
2) menyikapi secara objektif
3) lebih mengedepankan semangat kemanusiaan dalam menyikapi kemajemukan.

c. implementasi keragaman dalam keberagaman


langkah konkrit untuk menyikapi iktilafi atau perbedaan umat islam salah satunya adalah membangun
silahturahim dengan mengedepankan toleransi umat islam.
Adapun manfaatnya yang disabdakan oleh Rasulullah: “siapa yang senang diperluas rezekinya dan
diperpanjang umurnya, maka hendaklah dia bersilahturrahim” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka sesama
muslim dilarang adanya pemutussan tali persaudaraan, jika terjadi pertikaian agar segera melakukan
perdamaian.
Beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rapuhnya tali persatuan dikalangan umat antara lain:
1) munculnya sifat kecurigaan/prasangka buruk yang berlebihan
2) munculnya interprtasi yang menjadi penyebab adanya kecurigaan tanpa bukti yang berujung
konflik
3) mencari kejelekan-kejelekan orang lain.
Menurut Quraish Shihab damai itu dibedakan menjadi dua yaitu damai pasif dan damai aktif

Istilah ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), ukhuwah basyariah (persaudaraan


kemanusiaan), dan ummah (makhluk sosial) sangat sesuai diterapkan dalam menghadapi persoalan
bangsa Indonesia terkait dengan fakta persoalan bangsa seperti: persoalan yang menyangkut moral,
meningkatnya angka kriminalitas, kasus korupsi,

Anda mungkin juga menyukai