Anda di halaman 1dari 81

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental,

maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan /

kecacatan. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan

hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur

tubuh, jiwa dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahai, diet

seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran,

kebiasaan dan gaya hidup yang baik (WHO), 2015).

Dewasa ini angka kejadian penyakit tidak menular (PTM)

diIndonesia sangat meningkat dibandingkan penyakit menular seperti

TBC dimana penyakit ini sudah mulai bisa ditangani namun yang

masih menjadi pekerjaan rumah saat ini adalah penyakit hipertensi.

Kanker, diabetes dan gangguan jantung.

Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh

pertumbuhan sel – sel jaringan tubuh yang tidak normal dimana sel –

sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan

terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan sekitarnya dan


2

akan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah dan akan menyerang

organ – organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan

normal, sel akan membelah diri untuk mengganti sel - sel yang telah

mati dan rusak, namun sebaliknya sel kanker mengalami pembelahan

secara terus menerus meskipun tubuh tidak memerlukannya sehingga

terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. (YKI, 2010).

Payudara merupakan suatu kelenjar sebasea yang termodifikasi

dijaringan superfisials di dinding dada anterior, yang terdiri dari

campuran variable jaringan kelenjar penghasil susu, lemak dan jaringan

ikat (ligament cooper). Payudara merupakan orang yang sangat penting

dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus sampai dengan masa

kehidupan dimana payudara menyangkut kelanjutan kehidupan

sehubungan dengan pemberian ASI dan dimana payudara sebagai

salah satu lambang ke wanitaan.

Setiap tahun, kanker payudara membunuh lebih dari 1,5 juta

wanita di seluruh dunia. Mayoritas wanita dengan kanker payudara di

diagnosis pada stadium lanjut dan akan menyebabkan kematian. pada

tahun 2015 diseluruh dunia, 570.000 jiwa meninggal karena kanker

payudara yaitu sekiatar 15% dari semua jenis penyakit yang dialami

wanita. (WHO), 2015)

Kanker payudara (carcinoma Mammae) merupakan salah satu

penyakit yang menyebabkan kesengsaraan dan kematian pada wanita.


3

Kanker payudara adalah salah satu penyakit neoplasma dimana terjadi

suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal. Pemeriksaan

payudara sendiri sebagai tehnik penyaringan kanker payudara masih

jarang sekali dilakukan dengan baik dan teratur setiap bulannya, masih

banyak wanita yang belum paham tentang deteksi dini kanker

payudara (SADARI) karena ketidaktahuan, ketidak pedulian, dan

ketidak mampuan finansial, dan banyak yang masih takut untuk

menghadapi kenyataan. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita

untuk melakukan deteksi dini kanker payudara terhadap kanker

payudara.

Penyebab tingginya kejadian kanker payudara adalah

terbatasnya pengetahuan tentang bahaya dari kanker payudara, tanda

- tanda dini, faktor resiko, dan cara pencegahannya. Faktor penyebab

lain, diduga karena perubahan gaya hidup seperti kebiasaan Makan

cepat saji, sering terpapar radiasi dari media elektronik dan Lingkungan.

Perilaku seseorang tentang kesehatan dirinya ditentukan dari

tingkat pengetahun, sikap, kepercayaan, dan tradisi. Selain itu,faktor

lain yang berpengaruh adalah tingkat pendapatan penduduk yang

masih tergolong rendah sehingga mereka tidak dapat memeriksankan

diri. Pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi dini disebut Sadari.

(Notoatmodjo, 2007).
4

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan

mandiri untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran

kecil dan sebelum kanker tersebut menyebar keseluruh jaringan tubuh.

(Dion & leonard, 2006).

Sadari adalah sebagaian cara termurah, aman, dan sederhana

dengan sadari akan mempermudah mendeteksi kanker payudara

stadium dini. Hal ini dikarenakan masih banyak yang belum paham

tentang sadari dan ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi

kenyataan, serta masih sedikit wanita yang menggunakan cara ini.

seiring berjalannya waktu penyakit ini mulai mengarah keusia lebih

muda, maka usia remaja (13 – 20 tahun ) juga perlu untuk melakukan

sadari secara rutin sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini

(Society, 2011).

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran orangtua untuk

menurunkan kejadian kanker payudara adalah dengan cara

meningkatakan pengetahuan orangtua tentang deteksi dini kanker

payudara yang nantinya akan berguna untuk diri sendiri, keluarga dan

Lingkungan. Dengan cara promosi kesehatan salah satunya adalah

penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran orang tua untuk memberikan hidup sehat untuk keluarga

salah satunya adalah putrinya. Dimana orangtua mempunyai peran


5

penting dalam kehidupan anaknya. Salah satu peran orangtua adalah

sebagai pendidik dan sumber informasi seorang anak.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

terhadap 10 orang tua di RT 02 di Wilayah kerja Kantor Desa Batu –

Batu Kecamatan Muara Badak dengan metode wawancara diperoleh

hasil 7 orangtua tidak pernah mendengar dan tidak pernah

mempraktekkan metode Sadari, serta 3 orangtua mengetahui

metode Sadari namun tidak menerapkan dalam kehidupan sehari – hari

terhadap diri sendiri ataupun anaknya.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah

penelitian “Bagamaina gambaran tingkat pengetahuan dan sikap orang

tua tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Remaja putri

di Desa Batu – Batu Kecamatan Muara Badak.

C. Tujuan penelitian

a. Tujuan utama

Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui Gambaran

tingkat pengetahuan dan sikap orang tua tentang pemeriksaan

payudara sendiri pada remaja putri Di Desa Batu - batu Kecamatan

Muara Badak
6

b. Tujuan khusus

1) Mengindentifikasi karakteristik responden yang meliputi usia,

pendidikan, pekerjaan, jumlah anak.

2) Mengindentifikasi tingkat pengetahuan orangtua (ibu) terhadap

pemeriksaan payudara sendiri.

3) Mengindentifikasi sikap orangtua (Ibu) terhadap pemeriksaan

payudara sendiri.

D. Manfaat penelitian

1) Bagi responden

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi

bagi orangtua khususnya, umumnya pada masyarakat agar dapat

merangsang keingin tahuan mengenai Sadari sehingga dapat

melakukan SADARI secara rutin dan benar.

2) Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi

dan pengetahuan baru untuk masyarakat dalam pencegahan kanker

payudara secara dini.

3) Bagi institusi

Proposal penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

literature pertimbangan bagi institusi dalam membrikan tugas –


7

tugas kuliah pada mahasiswa / mahasiswi Universitas

Muhammdiyah Kalimantan Timur.

4) Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pemahaman peneliti tentang tentang

Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap orangtua terhadap

pemeriksaan payudara sendiri pada remaja putri Di Desa Batu –

batu Muara Badak.

5) Bagi peneliti selanjutnya

Penelitain ini diharapkan menjadi bahan kajian atau data awal untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang Gambaran tingkat

pengetahuan dan sikap orangtua tentang pemeriksaan payudara

sendiri pada remaja putrid di Desa Batu – batu Muara Badak.

E. Keaslian penelitian

1) Penelitian Utama Ladunni Lubis (2017) pengetahuan remaja putrid

tentang pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dengan prilaku

Sadari. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

desain cross sectional. Dengan menggunakan variable tingkat

pengetahaun dan prilaku Sadari. populasi diambil secara tehnik

sample random. Tehnik analisis data menggunakan tes univariant

dan bivariant dengan uji chi square. Analisis univariant

menunjukan terdapat 36 responden (51,4%) pengetahuan cukup


8

dan 56 responden (80%) siswi kelas XI belum pernah melakukan

Sadari. Uji statistic chi square menunjukan ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan tentang pemeriksaan payudara

sendiri (Sadari) dengan prilaku Sadari pvalue 0,016.

2) Penelitian Purba Endah Sari (2013) tingkat pengetahuan remaja

pada mahasiswa jurusan bahasa dan sastra Indonesia tentang

pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) pada Peneltiian ini

menggunakan penelitian deskriftif kuantitatif. Dengan menggunakan

variable tingkat pengetahuan populasi diambil dengan cara total

sample dengan menggunakan analisis univariant dengan instrument

kuesioner. Hasil tingkat pengetahaun remaja tentag Sadari secara

keseluruhan dalam katagori cukup yaitu 60 responden (69,0%),

katagori kurang yaitu 22 responden (25,2%) dan katagori baik yaitu

5 responden (5,8%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan tingkat

pengetahuan remaja pada mahasiswa jurusan pendidikan bahasa

dan sastara Indonesia tetang Sadari sebagai besar dalam katagori

cukup.

3) penelitian pipit Ekanita, Amik khosidah (2013) hubungan antara

pengetahuan dan sikap WUS terhadap prilaku pemeriksaan

payudara endiri (Sadari) pada penlitian ini menggunakan metode

survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan

menggunakan variable tingkat pengetahuan dan sikap WUS dengan


9

menggunakan instrument kuesioner. Menggunakan analisa data

univariant dan bivariant.

Hasil penelitian di dapatkan pengetahuan WUS tentang Sadari

sebagaian besar dengan katagori pengetahuan cukup baik yaitu 40

responden (43%), sikap WUS dalam melakukan Sadari sebagain

besar dengan katagorik sikap tidak baik yaitu sebanyak 95

responden (63,44%), prilaku WUS dalam melakukan Sadari

sebagain besar dengan katagori tidak pernah sebanyak 46

responden (49,5%), ada hubungan antara pengetahuan WUS

dengan prilaku Sadari, dan ada hubungan anatra sikap WUS dengan

prilaku Sadari
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Orangtua

1) Definisi Orangtua

Orangtua adalah sosok teladan yang akan diidentifikasi

dan diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak, maka

salah satu tugas utama orangtua adalah mendidik keturunannya,

dengan kata lain dalam relasasi antara anak dan orangtua itu

secara kodrati tercakup unsur pendidikan pengembangan

kepribadian anak dan mendewasakannya. Karena itu orangtua

merupakan pendidik paling pertama dan utama bagi anak –

anaknya (Kartono, 1997).

2) Peran Orangtua

Dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua

individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan

peran ibu (Gunarsa, 1995).

Orangtua bisa mengatasi atau membatasi perbuatan

atau prilaku anak yang dipandang dari segi pendidikan, tidak


11

pantas dicontohkan oleh anak sebegai generasi penerus.

Sehingga dapat dipastikan bahwa kehidupan keluarga termasuk

harmonis. Dengan demikian maka sangatlah penting peranan

orang tua bagai pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berbagai peranan yang terdapat dalam orang tua adalah

sebagai berikut :

a. Peran orangtua sebagai pendidik

orangtua perlu menanamkan pada anak - anak arti

pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka

dapatkan di sekolah. Selain itu, nilai - nilai agama dan moral,

terutama nilai kejujuran perlu ditanamkan kepada anak sejak

dini sebagai bekal dan benteng untuk menghadapi perubahan

– perubahan yang terjadi, sehingga anak - anak terhindar dari

hal - hal negatif yang tidak diinginkan (BKKBN, 2011)

b. Peran orangtua sebagai pendorong

Pada anak yang sedang menghadapi masa peralihan,

anak membutuhkan dorongan orangtua untuk menumbuhkan

keberanian dan rasa peracaya diri dalam menghadapi

masalah (BKKBN, 2011).

c. Peran orangtua sebagai panutan


12

Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak tentang

teladan yang baik dalam berkata jujur atau menjalanankan

kehidupan sehari – hari dan bermasyarakat.

Sikap dan tingkah laku anak adalah cerimanan dari pola

asuh orang tua dirumah (BKKBN, 2011).

d. Peran orangtua sebagai teman

Menghadapi anak yang sedang dalam masa peralihan,

orangtua perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan

anak. Orangtua dapat menajdi infromasi, teman bicara, dan

teman bertukar pikrian tentang kesulitan atau masalah anak

sehingga anak merasa lebih nyaman dan terlindungi

(BKKBN, 2011).

e. Peran orangtua sebagai pengawas

Kewajiban orangtua adalah melihat, mengawasi dan

memantau sikap dan prilaku anak agar tidak keluar jauh dari

jati dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik

lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan

masyarakat (BKKBN, 2011).

2. Pengetahuan
13

1) Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan

setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manuisa, yakni indera

pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh dari mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007).

2) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan yang dicakup didalamnya

domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu

(Notoatmodjo, 2010);

1. Tahu (know)

Adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahun tingkat ini

adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan menyatakan dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010).


14

2. Memahami (Comprehension)

Adalah sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan,

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

3. Aplikasi (Application)

Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

4. Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan unutk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen – kompnen, tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

5. Sintesis (Synthesis)
15

Adalah suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian – bagian di dalam suatua bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sisntesis ini suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi –

formulasi yang ada (Notoatmodjo, 2010).

6. Evaluasi (Evaluation)

Adalah kemampuan untuk justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian – penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria – kriteria yang sudah ada

(Notoatmodjo, 2010).

3) Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, diantaranya (Notoatmodjo, 2007) ;

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi

proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah orang tersebut menerima informasi (Notoatmodjo,

2007).
16

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

cenderung mendapatkan informasi, baik dari orang lain

maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007).

Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengaruh

rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap

makin positif terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2007).

2. Informasi / media massa


17

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact) sehinga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya

teknologi akan tersedia bermacam – macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru (Notoatmodjo, 2007).

Sebagai searana komunikasi, berbagai bentuk media

massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain –

lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini

dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan

– pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan

landasan kognitif baru lagi bagi terbentukanya pengetahuan

terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2007).

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa

melalui penalaran apakan yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah


18

pengetahuannya walaupun tidak melakukannya

(Notoatmodjo, 2007).

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap masuknya pengetahuan

ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

Hal ini terjadi karena adanya interikasi timbal balik ataupun

yang tidak akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu (Notoatmodjo, 2007).

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu

cara unutk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan

cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu

(Notoatmodjo, 2007).

Pengelaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional


19

serta pengelaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang betolak dari masalah nyata dalam

bekerja (Notoatmodjo, 2007).

6. Usia

Usia memepengaruhi terhadap daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperoleh semkian membaik

(Notoatmodjo, 2007).

4) Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi

yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden. Kedalam

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkat domain. (Notoatmodjo, 2005)

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan yaitu (Arikunto, 2006).

1) Baik : hasil peresentase 76% - 100%

2) Cukup : hasil peresentase 56% - 75%


20

3) Kurang : hasil peresentase >56%

3. Sikap

1) Definisi Sikap

Sikap adalah sekumpulan respon yang konsisten

terhadap obyek sosial. .Sikap (attitude) adalah merupakan

reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus obyek (Notoatmodjo ,2003).

Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi

terhadap sikap obyek yang diekspresikan ke dalam proses –

proses kogniitf, afektif (emosi) dan prilaku. Dari definisi –

definisi diatas menunjukan bahwa secara garis besar sikap

terdiri dari komponen kognitif (ide yang umunya berkaitan

dengan pembicaraan dan dipelajari), prilaku (cenderung

mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai) dan emosi

(menyebabkan respon – respon yang konsisten)

(Eagle & Chaiken, 1993).

2) Ciri – ciri Sikap

Purwanto (1998) menjelaskan tentang ciri – ciri sikap

sebagai berikut:
21

a. Bukan di bawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam

hubungannya dengan obyeknya.

b. Sikap dapat berubah - ubah karena itu sikap dapat

dipelajari dan dapat berubah - ubah pada orang - orang

bila keadaan - keadaan dan syarat - syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubunga tertentu terhadap suatau obyek. Dengan kata

lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah

senantiasa berkenan dengan suatu obyek tertentu yang

dapat diruuskan dengan jelas.

d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat

juga merupakan kumpulan dari hal - hal tersebut.

e. Sikap merupakan segi - segi motivasi dan segi - segi

perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan

kecakapan - kecakapan atau pengetahuan -pengetahuan

yang dimiliki orang.

3) Tingkatan Sikap

Notoatmodjo (2003) menjelaskan sikap terdiri dari

berbagai tingkatan, yaitu :


22

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek)

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabalia memberikan

jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan dan

mengerakan tugas yang diberikan. Terlepas dari

pekerjaan itu benar atau salah adalah erat orang tersebut

menerima ide itu.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap

yang paling tinggi.

4) Fungsi Sikap

Katz (1964) menjelaskan tentang fungsi sikap yaitu ;


23

Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi

ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang

sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana

atau alat dalam rengka mencapai tujuan. Bila obyek sikap

dapat membantu sesorang dalam mencapai tujuannya, maka

orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian

sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan,

maka orang akan bersifat negative terhadap obyek sikap

yang bersangkutan.

a. Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi

untuk mempertahankan ego. Sikap ini diambil seseorang

pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan

dirinya atau egonya.

b. Fungsi ekspesi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan

jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada

pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang

akan mendaptkan kepuasan dapat menunjukan kepada

dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan

menggambarkan keadaan system nilai yang ada pada

individu yang bersangkutan.


24

c. Fungsi pengetahuan

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti

dengan pengalam – pengalamannya. Ini berarti bila

seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu

obyek, menunjukan tentang pengetahuan orang terhadap

obyek sikap yang bersangkutan

5) Komponen Sikap

Sikap terdiri dari 3 (tiga) komponen yang saling

menunjang (Azwar, 2011) yaitu ;

a. Komponen kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi

kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai

suatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama

apabila menyangkut masalah isu atau yang controversial.

b. Komponen afektif

Merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar

paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan

aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh –

pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap


25

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan

yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

c. Komponen konatif

Menurut aspek kecenderungan berprilaku tertentu

seseuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini

berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau

beraksi terhadap sesuatu dengan cara – cara tertentu.

6) Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap

a. Pengalaman pribadi

Pengelaman pribadi dapat menjadi dasar

pembentukkan sikap apabila pengalaman tersebut

meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang di anggap penting

Individu pada umumnya cenderung akan memiliki

sikap yang konformis atau searah dengan sikap

seseorang di anggap penting. Kecenderungan ini anatra

lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap

penting tersebut.
26

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman

individu – individu masyarakat asuhannya. Sebagai

akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan

garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

d. Media massa

Dalam pemberitahuan surat kabar maupun radio

atau media komunikasi lainnya, berita yang seharunya

factual disampaikan secaya obyektif berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga

pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan

system kepercayaan. Tidaklah mengeherankan apabila

pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai

atau semacam penyeluran frustasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego.

4. Payudara
27

1) Definisi Payudara

Payudara merupakan organ penting dalam kehidupan

manusia sejak neonates atau periode bayi yaitu untuk

kelanjutan kehidupan sehubungan dengan produksi ASI yang

di butuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa,

dimana payudara sebagai salah satu lambang kewanitaan

(Anwar, 2011).

2) Anatomi payudara

Payudara adalah sauatu kelenjar yang terdiri atas jaringan

lemak, kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. (Faiz & Moffa, 2003)

Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot – otot dinding

dada, otot pektoralis dan otot rratus anterior (Price, 2012)

Payudara terletak difascia superficialis yang meliputi

dinding arterior dada dan meluas dari pinggir lateral sternum

sampai linea axillaris media, dan pinggir lateral atas payudara

meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus pectroalis

major dan masuk kea axialla. Pada wanita dewas muda

payudara terletak diatas costa II – IV. (Snell, 2006)

Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan

putting. Korpus adalah bagian yang membesar. Didalamnya

terdapat alveolus (penghasil ASI), lobuls, dan lobus. Areola


28

merupakan bagian kecoklatan atau kehitaman disekitar putting

(Faiz & Moffa, 2003). Tuberkel – tuberkel Montgomery adalah

kelajar sebasea pada permukaan areola. (Price, 2012)

Putting (papilla mammaria) merupakaan bagian yang

menonjol dan berpigmen dipuncak payudara dan tempat

keluarnya ASI. Putting mempunyai perforasi pada ujungnya

dengan beberapa lubung kecil yaitu, apertura duktus laktiferosa.

(Price, 2012)

Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria

internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Kontribusi

tambahan berasal dari cabang arteri toraks. Darah dialirkan dari

payudara memlaui vena dala dan vena supervisial yang menuju

vena kava supersior sedangkan aliran limfatik dari bagaian

sentral kelenjar mammae, kulit, putting, dan areola adalah

memalui sisi lateral menuju axsilla. Dengan demikian, limfe dari

payudara melangalir melalui nodus limfe aksillar (Sloane, 2004).

3) Fisiologi Payudara

Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada

perempuan saat menarke : pada bayi, anak – anak dan laki – laki,
29

kelenjar ini hanya berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara

wanita adalah menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini

diperantai oleh hormone esterogen dan progesterone (Price,

2012)

Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan

perkembangan yang dipengaruhi oleh hormone. Perubahan

pertama terjadi sejak masa pubertas, dimana esterogen dan

progesterone menyebabkan berkembangnya duktus dan

timbulnya asinus (Sjamsuhidajat & Jong, 2005) . selain itu yang

menyebabkan pembesaran payudara terutama karena

bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit lemak (Price, 2012).

Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu

selama menstruasi terjadi pembesaran vaskuler, dan

pembesaran kelenjar sehingga mengakibatkan payudara

mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri saat

menstruasi.

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusi.

Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus

lobul dan dutus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru (Price,

2012).

Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara

menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormone


30

prolaktin dimana alveolus menghasilkan ASI dan disalurkan ke

sinus kemudian melalui duktus ke putting susu (Sjamsuhidajat &

Jong, 2005). Setelah menyapih, kelenjar lambat laun beragresi

dengan hilangnya jaringan kelenjar . pada saat menoupause,

jaringan lemak beragresi lebih lambat bila di bandingkan dengan

jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang

meninggalkan payudara yang kecil (Price, 2012).

5. Kanker Payudara

1) Definsi kanker payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang

jaringan payudara yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar

dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara terjadi

karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan

diferensiasi sehingga sel ini tumbuh dan berkembang biak tanpa

dapat dikendalikan (Mardiana, 2004).

2) Penyebab kanker payudara

Etiologi dan penyakit kanker payudara belum dapat

dijelaskan. Namun, banyak penelitian yang menunjukkan adanya

beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko


31

atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara (Price &

Lorraine, 2006).

Faktor-faktor resiko tersebut (Price & Lorraine, 2006) adalah:

a. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian, wanita lebih beresiko menderita

kanker payudara dari pada pria. Prevalensi kanker payudara

pada pria hanya 1% dari seluruh kanker payudara.

b. Faktor usia

Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan

pertambahan usia. Setiap sepuluh tahun, resiko kanker

meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker payudara

terjadi pada usia 40-50 tahun.

c. Riwayat keluarga

Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan

faktor resiko terjadinya kanker payudara.

d. Riwayat adanya tumor jinak payudara sebelumnya

beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi

menjadi ganas.

e. Faktor genetik

Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara

berhubungan dengan gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen

BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen suseptibilitas kanker


32

payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker payudara

adalah sebesar 80%.

f. Faktor hormonal

Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif,

terutama jika tidak diselingi perubahan hormon pada saat

kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker

payudara.

g. Usia menarce

Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan

resiko kanker payudara. Ini dikarenakan terlalu cepat

mendapat paparan dari estrogen.

h. Menopause

Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko

kanker payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang

terlambat, akan meningkatkan resiko kanker payudara 3 %.

i. Usia

Pada saat kehamilan pertama >30 tahun. Resiko kanker

payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan

peningkatan usia wanita saat kehamilan pertamanya.

j. Nulipara/belum pernah melahirkan


33

Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko

kanker payudara sebesar 30% dibandingkan dengan wanita

yang multipara.

k. Tidak Menyusui

Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama

mempunyai efek yang lebih kuat dalam menurunkan resiko

kanker payudara. Ini dikarenakan adanya penurunan level

estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama

menyusui.

l. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama

m. Diet tinggi lemak

n. Alkohol

o. Obesitas.

3) Tanda dan Gejala Kanker Payudara

Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak

menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa

nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda yang mungkin

dirasakan pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di

payudara. Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut.

Beberapa keluhannya Dalimartha (2004) antara lain:

a. Teraba benjolan pada payudara.


34

b. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari

sebelumnya.

c. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.

d. Eksim pada puting susu dan sekitarnya.

e. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar

air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak

sedang menyusui.

f. Puting susu tertarik kedalam.

g. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange).

6. Metode Sadari

1) Definisi Sadari

Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan

dilakukan oleh wanita yang berumur 13 tahun ke atas. Indikasi

utama. Sadari adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker

payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan

sisi kanan, apakah ada benjolah, perubahan warna kulit, puttting

berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah (Olfah dkk,

2013).
35

Pemeriksaan payuadara sendiri (Sadari) adalah pengembangan

kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya

sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus

untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara.

Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua

wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa, tidak

membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu

menyediakan waktuna selama kurang lebih lima menit. Tidak

diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada

saat sedang berbaring. Sadari sebaiknya mulai dilakukan saat

seorang wanita telah mengalami menstruasi. Tingkat

sensitivitasnya (kemampuannya untuk mendeteksi kanker

payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman, 2011).

Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) untuk mendeteksi kanker

payudara adalah cara termudah dan termurah mengetahui

adanya benjolan yang kemungkinan besar berkembang menjadi

kanker ganas. Sadari atau periksa payudara sendiri dengan rutin

merabanya merupakan langkah penting untuk deteksi dini kanker

payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan efektif

untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu

hal yang tidak normal pada payudara (Nisman, 2011).


36

2) Tujuan Sadari

Tujuan Sadari sangat perlu dilakukan dengan bertujuan

mengurangi kejadian kanker payudara (Nisman, 2011) sebagai

berikut ;

a. Sadari hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan

untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi

dini maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium

awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang

harapan hidup penderita kanker payudara.

b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang

ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan

hidup lebih lama.

3) Manfaat Sadari

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi

kanker payudara adalah cara termudah dan termurah

mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan besar

berkembang menjadi kanker ganas. Sadari atau periksa

payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah

penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena

mudah, murah, cepat, dan efektif untuk semangkin “mengenal”

dan menyadari jika terdapat suatu hal yang tidak normal pada

payudara, kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita


37

kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan

ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan

benar. Selain itu, sadari adalah metode termudah, tercepat,

termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara

dini kanker payudara

4) Cara Sadari

Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007), Sitorus (2006),

Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi dini kanker

payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu

yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu

setelah selesai haid. Jika siklus haid telah berhenti, maka

sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang

sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang

terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan

hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak

dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani

SADARI (periksa payuadara sendiri) pada saat setelah

menstruasi, pada hari ke 5 sampai dengan hari ke 7 dan

menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin setiap bulan untuk

mendeteksi benjolan pada payudara.


38

a. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak

di depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah.

Perhatikan ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari

payudara Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.

b. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.

Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk

payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :

Gambar 2.1 melihat perubahan di hadapan cermin

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting

susu, serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak

depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping

badan. Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika

ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian,

perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata


39

payudara berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu

diwaspadai adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam,

atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang

berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar,

malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar,

dan terasa sakit.

c. Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan

Gambar 2.2 Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala.

Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor

terhadap otot atau fascia dibawahnya atau kelainan pada

kedua payudara. Kembali amati perubahan yang terjadi pada

payudara Anda, seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan,

kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit

menjadi kasar

d. Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping


40

Gambar 2.3 Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping

kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk

melihat perubahan pada payudara.

e. Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang

Gambar 2.4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak

Pinggang

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak

pinggang / tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk

menegangkan otot di daerah axilla. Lalu perhatikan apakah

ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi demikian,


41

bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang

mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

f. Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI

Gambar 2.5 Tahap 1 Persiapan Melakukan Sadari

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri

dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal

atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah

kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa.

Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala.

Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan.

Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang

benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan

menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut

90 derajat.

g. Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip


42

Gambar 2.6 Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical,

dari tulang selangka dibagian atas ke bra-line di bagian

bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis

tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk

mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan

kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda

perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan

tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line,

bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas

menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan.

Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan

meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

h. Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar


43

Gambar 2.7 Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara

Memutar

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang

besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan

memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-

kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.

Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan

sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian

bawah areola mammae. Tekanan payudara memutar searah

jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari Anda yang

dirapatkan. Dimulai dari posisi jam 12.00 pada bagian puting

susu.

i. Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara


44

Gambar 2.8 Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda

untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

j. Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Gambar 2.9 Tahap 5 Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak

Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti,

apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

B. Kerangka teori
45

Kerangka teori penelitian adalah hubungan antara teori – teori yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian – penelitian yang akan

dilakukan. (Notoadmodjo,2005). Adapaun kerangka teori yang akan

diteliti yaitu :

SIKAP

1. Menerima (Receiving)
2. Merespon (Responding)
3. Menghargai (Valuing)
4. Bertanggung jawab
(Responsible)

SADARI

Orangtua remaja putri 1. Tujuan sadari


2. Manfaat sadari
1. Definisi orangtua 3. Cara melakukan
2. - peran orangtua sadari

PENGETAHUAN

1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Gambar 2.10 Kerangka teori

C. Kerangka konsep
46

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting

untuk masalah. Singkatnya, kerangka konsep saling ketergantungan

antara variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi

atau hal yang sedang atau akan di teliti. (Aziz, 2007)

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubugan antara

konsep – konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian –

penelitian yang akan di lakukan. (Notoadmodjo, 2005)

Penyusunan kerangka konsep membantu untuk membuat

hipotesis atau menguji hubungan tertentu, dan membantu peneliti

dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat

diamati atau diukur melalui konstuk atau variable. (Nursalam, 2003)

Adapun kerangka konsep yang akan di teliti yaitu :

Orang tua Pengetahuan tentang Sikap tentang SADARI


remaja putri SADARI
1. mendukung
1. Baik 2. kurang
2. Cukup mendukung
3. Kurang

Gambar 2.11 kerangka konsep


47

Keterangan

Diteliti tidak diteliti

D. Hipotesis / Pertanyaan penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan

penelitian. Biasanya hipotesis dirumuskan dalam bantuk hubungan

antar dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini terdapat hipotesa - hipotesa antara lain:

1) Hipotesis (Ha)

Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan

sikap ibu dengan pemeriksaan payudara sendiri diRT.02 dan RT.03

Desa Batu – batu Muara Badak.

2) Hipotesis (Ho)

Terdapat hubungan yang tidak bermaknan antara pengetahuan

dan sikap ibu dengan pemeriksaan payudara sendiri diRT.02 dan

RT.03 Desa Batu – batu Muara Badak.

BAB III
48

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting

dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah rancangan

penelitian digunakan dalam dua hal: pertama, rancangan penelitian

merupakan suatu strategi penelitian dalam mengindentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan

kedua, rancangan penelitian digunakan untuk mengindentifikasi struktur

penelitian yang akan di laksanakan (Nursalam, 2013).

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk Descriptiv

sederhana. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan atau

memaparkan variabel – variabel yang diteliti tanpa menganalisa

hubungan antar variabel. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk

desktiptif agar para pembaca dapat memahamai data tersebut dengan

mudah (Kusuma, 2011).

Penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi

mengenai tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemeriksaan


49

payudara sendiri terhadap remaja putri di RT. 02 dan RT.03 Desa Batu

– batu Kecamatan Muara Badak.

B. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Tyas, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua responden yaitu ibu

yang memiliki anak remaja putri di RT.02 dan RT.03 Desa Batu –

batu Muara Badak yang berjumlah 132 responden.

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2013).

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

menggunakan Purposive sampling dimana pengambilan anggota

sampel dilakukan dengan pertimbangan atau kriteria – kriteria

tertentu (Sujarweni, 2014). Rumus yang digunakan untuk

menentukan sample menggunakan tehnik slovin yaitu :


50

Keterangan:

N: Besar Populasi

n : Besar Sampel

d2 : Tingkat Kepercayaan/Ketepatan yang diinginkan (0,05 2)

132
n=
1+ (0,0025)

132
n=
1+ 0,33

132
n= 1,33

n = 99,248120301

Jadi besarnya sampel penelitian ini sebanyak 99 responden. Agar

karakteristik sampel tidak menyamping dari populasi maka sebelum

dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi dan

eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu target yang terjangkau yang akan diteliti.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel (Notoatmodjo, 2012).


51

Adapun kriteria inklusi dan penelitian ini adalah :

1) Ibu yang memiliki anak putri di RT.02 dan RT.03 Desa Batu -

batu Muara Badak.

2) Ibu yang bersedia menjadi responden.

Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel penelitian, seperti halnya adanya hambatan etis,

menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu menolak untuk dijadikan responden saat penelitian.

2) Ibu dengan masalah kesehatan jiwa dan gangguan fisik.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di laksanakan di RT 02 dan RT.03 Desa Batu –

batu Muara Badak . Waktu penelitian dimulai dari Februari 2018

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Definisi operasional dan masing – masing variable sebagai berikut :

Table 3.1 Definisi Operasional


52

No Variable Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


Operasional

1 Pengetahuan Pengetahuan adalah Kuesioner 15 1. Baik, jika


segala sesuatu yang butir pernyataan jawaban Ordinal
diketahui ibu tentang dengan skala benar (≥
sadari di RT.02 dan guttman 7)
03 Desa Batu –batu 1 : benar 2. Cukup, jika
Muara badak 0 : salah jawaban
mengenai : bena yaitu
1. Tujuan sadari (≥ 5)
2. Manfaat sadari 3. Kurang, jika
3. Cara sadari jawaban
(<5)

2 Sikap Reaksi atau respon Kuesioner 10 a. Mendukung


ibu yang masih buah , apabila Ordinal
tertutup terhadap pernyataan jumlah skor
stimulus atau obyek dengan skala sikap ≥ 27
tentang sadari di likert yaitu dari total
RT.02 dan RT.03 pilihan jawaban skor sikap
Desa Batu – batu teridiri dari b. Kurang
Muara Badak pernyataan mendukung
mengenai : Favourable , apabila
1. Cara sadari SS : Sangat jumlah skor
setuju ≤ 27 total
S : Setuju skor
RR : Ragu -
ragu
TS : Tidak
setuju,
STS : Sangat
Tidak Setuju
SS = 5
S =4
RR = 3
TS = 2
STS = 1

Pernyataan
Unfavourable
SS = 1
S =2
RR = 3
TS =4
STS = 5
E. Instrumen Penelitian
53

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih

mudah diolah (Anggraeni dkk, 2013).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

angket (Kuesioner) dengan menggunakan skala guttman dan likent.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan/pernyataan yang sudah tersusun

dengan baik dimana responden tinggal memberikan jawaban atau

memberikan tanda – tanda tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu

sebagai berikut;

1. Kuesioner A

Kuesioner ini terkait dengan identitas responden yang meliputi data

demografi yang berisi data responden, usia, pendidikan, pekerjaan

dan jumlah anak.

2. Kuesioner B

Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang

sadari. Kuesioner pengetahuan ini terdiri dari 9 butir pertanyaan

dengan menggunakan skala Guttman ,penilaian jika benar = 1 dan

jika salah = 0.

Tabel 3.2 kisi – kisi pengetahuan tentang Sadari


54

No Indikator Jumlah soal Nomor soal


Favourable
1 Definisi Sadari 1 2
2 Cara Sadari 4 1,4,5,7
3 Manfaat Sadari 2 3,6
4 Waktu Sadari 2 8,9

3. Kuesioner C

Kuesioner ini berisi pernyataan mengenai sikap ibu tentang sadari.

Kuesioner ini terdiri dari 7 butir pernyataan dengan menggunakan

skala likent, penilaian jika Sangat setuju (SS)=5, Setuju (S)=4,

Ragu – ragu (RR)=3 dan Tidak setuju (TS)=2, Sangat Tidak

Setuju(STS)=1 pada pernyataan Favourable dan pada penyataan

Unfavourable penilain jawaban Sangat Setuju(SS)=1,

Setuju(S)=2, Ragu-ragu(RR)=3, Tidak Setuju(TS)=4,Sangat Tidak

Setuju(STS)=5

Tabel 3.3 kisi – kisi sikap tentang sadari

No Indicator Jumlah soal


Nomor Soal
Favourable Unfavourable
1 Tanda dan Gejala 1 1
2 Cara Sadari 5 3,4.6 5,7
3 Manfaat Sadari 1 2

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


55

Data penelitian yang sudah terkumpul yang berasal dari kuesioner

yang telah diisi oleh responden harus dilakukan

uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu (Sujarweni, 2014).

1. Uji Validitas

Validitas adalah menyatakan apa yang harus diukur. Prinsip validitas

adalah pengukur dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan

instrumen dalam pengumpulan data (Nursalam, 2013). Uji validitas

akan diukur kembali di RT02 dan RT03 Desa Batu – batu Muara

Badak yang akann diambil sampel sebesar 30 orang. Pada

penelitian ini melakukan uji validitas dengan menggunakan uji Point

Biseral dan Person produc moment (Arikunto, 2010).

Rumus Point Biseral adalah;

𝑀𝑝 𝑝
rbpi =𝑆𝐷𝑡 √𝑞

keterangan:

rpbi : Koefisien korelasi biseral anatara X dan Y

Mp : Skor rata – rata dari nilai responden soal yang

menjawab benar

Mt : Standart deviasu skor total semua responden

Sdt : Standar deviasi skor total semua responden

p : Proporsi jawaban yang benar


56

q : Proporsi jawaban yang salah

keputusan uji :

a. Bila r hitung (biseral) ≥ r tabel artinya pertanyaan dan

pernyataan tersebut valid

b. Bila r hitung (biseral) ≤ r tabel artinya pertanyaan dan

pernyataan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat

pengukur dapat dipakai dua kali atau lebih untuk mengukur gejala

yang sama hasil pengukuran yang diperoleh realatif konsisten, amak

alat pengukur tersebut reliable (Siswanto dkk, 2014).

Didalam penelitian ini menggunakan tehnik pengukuran reabilitas

dengan menggunakan ru,us KR (Kuder Richaedson) 20 dan alpha

cronbath (Arikunton, 2010).

𝑘 𝑣𝑡− ∑ 𝑝𝑞
r11 =( )( )
𝑘−1 𝑣𝑡

keterangan :
57

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir soal atau butir pernyataan

vt = variasi total

p = Proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

(proporsi yang mendapat skor 1).

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑦𝑎 1


p= 𝑁

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑛𝑦𝑎 1


q= 𝑁

keputusan uji:

a. Jika r hitung ≥ r konstanta 0,6 artinya pertanyaatan dan

pernyataan itu dikatakan reliable (valid)

b. Jika r hitung ≤ r konstanta 0,6 artinya pertanyaan dan

pernyataan tersebut tidak reliable (tidak valid) (Rinto, 2011).

G. Tehnik Pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti

untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden

sesuai lingkup penelitian (Sujarweni, 2001).

1. Data Primer
58

Data primer adalah diperoleh secara langsung dari subjek penelitian

dengan menggunakan alat pengukur, langsung pada subjek sebagai

sumber informasi yang d cari (Saryono, dkk, 2013).

Pada penelitian ini pengumpulan data primer didapatkan dengan

melakukan wawancara secara langsung terhadap 10 Ibu d RT02

Desa Batu – batu Muara Badak untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak

secara langsung dari subjek penelitian. Biasanya berupa

dokumentasi atau data laporan yang tersedia (Saryono, dkk, 2013).

Data sekuender yang didapatkan yaitu data KK (kartu keluarga)

diRT.02 dan RT.03 Desa Batu – batu Muara Badak.

H. Tehnik Analisa Data

Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia

kemudian diolah dengan statistic dan dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian (Sujarweni, 2014).

Menurut Notoatmodjo (2012) proses pengolahan data dalam

penelitian dilakukan melalui tahap – tahap sebagai berikut :

a. Memeriksa (Editing)
59

Hasil kuesioner dari penelitian yang dilakukan harus dilakukan

penyutingan (Editing) terlebih dahulu. Editing merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner

penelitian. Apabila ada jawaban-jwaban yang belum lengkap jika

memungkinan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk

melengkapi jawaban – jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak

memungkinkan, maka pertanyaan – pertanyaan yang jawabannya

tidak lengkap tersebut tidak diolah (data missing)

b. Pengkodean (Coding)

Setelah semua kuesioner diedit atau disuting, selanjutnya dilakukan

pengkodean, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

mendjadi angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini

sangat berguna dalam memasukan data (Data entry).

c. Memasukan Data (Data entry)

Data berupa jawaban –jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan kedalam

program komputerisasi.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan –

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.


60

Dalam analisis statistic data dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu

data kategorik dan numeric. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan

tehnik sebagai berikut;

1. Analisa Univariant

Analisa univariant dilakukan untuk memberikan gambaran

distribusi/frekuensi data hasil pengukuran variabel yang diteliti.

Penyajian data dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik dan narasi

(Siswanto,dkk, 2014).

Analisa univariant bertujuan untuk dapat mejelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisa unvarinat tergantung dari jenis dataya. Untuk data numeric

digunakan mean atau rata – rata, median, dan standart deviasi.

Pada umunya dalam analisis data katagorik hanya menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2012). Untuk mendapatkan nilai distribusi frekuensi dan

presentase tiap variabel menggunakan rumus sebagai berikut;


𝐹
P =𝑛x 100%

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi

n = Jumlah Sampel penelitian


61

Untuk analisa univariant selain untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan presentase juga dapat digunakan sebagai tendency

central (pengukuran gejala pusat) yaitu mean dan median. Mean

merupakan tehnik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai

rata – rata dari kelompok tersebut (Sugiyono,2013). Rumus untuk

mengetahui rata – rata (mean) adalah sebagai berikut ;

Rumus ;

∑𝑥 𝑖
X= 𝑛

Keterangan :

X = Mean (rata-rata)

∑ = Episilon (Jumlah)

𝑥i = Nilai x ke i sampai ke n

N = Jumlah sampel

Median adalah salah satu tehnik penjelasan kelompok yang

didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun

urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya

(Sugiyono, 2013).

Sunyoto (2012) untuk megetahui letak median dapat dicari

dengan rumus sebagai berikut:

Rumus :
62

𝑛+1
Lm = 2

Keterangan :

Lm = letak median

N = Jumlah sampel

Variabel yang dianalisis univariant dalam penelitian ini

adalah variabel pengetahuan ibu tantang pemeriksaan payudara

sendiri dan sikap ibu tentang pemerikaan payudara sendiri.

2. Analisa Bivariant

Analisa bivariant yang digunakan untuk membuktikan hipotesis

ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang

pemeriksaan payudara sendiri terhadap remaja putri, maka

digunakan uji Chi-Square (Hastono & Sabri, 2013 ).

( 0−𝐸)2
x2=∑ df= (b – 1)(k -1)
𝐸

Keterangan:

0 = Nilai observasi

E = Nilai ekpentasi

k = Jumlah kolom

b = Jumah baris

df = Derajad kebebasan

Dimana dalam penelitian ini digunakan Yates correction atau

continuity correction :
63

1 2
𝑛 [𝑎𝑑−𝑏𝑐− 𝑛]
2
x2 = (𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)(𝑐+𝑑)

Keptusan uji Chi-Square yaitu :

a. Jika hasil Pvalue ≤ 0,05 maka Ho di tolak, hipotesis alternative

diterima artinya terdapat hubungan antar variabel

b. Jika hasil Pvalue ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak, artinya tidak

terdapat hubungan antar variabel.

Syarat Uji Chi-Square yaitu :

a. Skala data berbentuk katagorik

b. Jumlah sampel minimal 40 orang

c. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel

– sel dengan frekuensi harapan < 5 tidak melebihi 20% dari sel.

I. Etika Penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian pengumpulan data

dapat dibedakan menjadi 2 bagian (Nursalam, 2003) yaitu :

a. Prinsip Manfaat

1) Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subyek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus

(Nursalam, 2003).
64

2) Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subyek dalam penelitian, harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungknan. Subyek harus diyakini

bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal – hal yang bias

merugikan subyek dalam bentuk apapun (Nursalam, 2003).

3) Resiko

Peneliti harus secara hati – hati mempertimbangkan resiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subyek pada setiap

tindakan (Nursalam, 2003) yaitu :

a) Prinsip menghargai hak asasi manusia

1. Hak untuk ikut / tidak menjadi responden

Subyek harus diperlakukan secara manusiawi.

Subyek mempunyai hak memutuskan apakan

mereka bersedia menjadi subyek ataupun tidak.

Tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat

terhadap kesembuhannya, jika mereka seroang

pasien.

2. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan

yang diberikan
65

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan

secara rinci bertanggung jawab jika ada sesuatu

yang terjadi kepada subyek.

3. Informend consent

Subyek harus mendapatkan infromasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

Pada informend consent juga perlu dicantumkan

bahwa data yang diperoleh hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

b) Pinsip Keadilan

1) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Subyek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama,

dan sesudah keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau berhenti

sebagai respoden (Nursalam, 2003).

2) Hak dijaga kerahasiannya

Subyek mempunyai hak untuk menerima bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity

(tanpa nama) dan confidentialty (rahasia) (Nursalam, 2003).


66

J. Jalannya Penelitian

Rancangan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

1) Pengajuan judul riset pada bulan Oktober 2017

2) Penulisan proposal dimulai pada bulan Oktober 2018 – Januari

2018

3) Konsultasi proposal dimulai pada bulan Oktober 2017 – Januari

2018

4) Proposal yang sudah mendapatkan persetujuan ACC dari

pembimbing dikumpulkan pada bulan Januari 2018

5) Uji validitas dan Reliabilitas dilakukan pada bulan Februari sampi

dengan Mei 2018

6) Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2018

7) Penyusunan Hasil dilakukan pada bulan Juni – Juli 2018

8) Seminar Hasil akan dilakukan pada bulan Juli 2018

K. Jadawal Penelitian

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian


67

Jadwal Okto Nov Des Jan Fe Mare Apri Mei Jun Juli
kegiatan b t l i
Pengajuan
judul
Penulisan
proposal
Konsultasi
proposal
Seminar
proposal
Uji validitas
dan
reliabilitas
Penelitian
Penyusunan
hasil
Seminar
Hasil

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


68

Pada bab ini memaparkan hasil penelitian tentang Gambaran tingkat

pengetahuan dan sikap orang tua tentang pemeriksaan payudara sendiri pada

remaja putrid di Desa Batu – Batu Muara Badak yang datanya telah

dikumpulkan pada 29 Juni – 01 Juli 2018, dengan jumlah sampel yaitu 52

responden. Pengempulan data menggunakan lembar kuesioner. Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan tekstual yang didasarkan pada

analisa univariant. Pada analisa univariant disajikan gambaran distribusi

frekuensi dari seluruh variabel data yang diteliti.

A. Hasil penelitian

Hasil penelitian disajikan secara berurutan sesuai dengan pola analisa

yang telah dirancang yaitu: pertama, dengan analisa univariant yang

meliputi distribusi frekuensi dari seluruh variabel.

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Batu – Batu adalah salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Muara Badak. Desa Batu – Batu berbatasan dengan

Desa Sungai siring dan Desa Badak Baru. Dimana Desa Batu – Batu

terdiri dari RT 01, 02, 03, 04, 05, dan 06.

2. Karakteristik Responden

Untuk mengetahui karakteristik responden yang diteliti, maka

dilakukan analisa univariant, dalam penelitian ini menggambarkan


69

distribusi dari seluruh karakter yaitu: Umur, Pendidikan, Pekerjaan,

Jumlah anak, dan Usia anak. Maka hasil yang diperoleh:

a) Umur responden

Tabel 4.1 distribusi umur responden

No Umur Jumlah Presentase


1 20 - 29 Tahun 31 31 %
2 30 – 39 Tahun 33 34 %
3 40 – 49 Tahun 32 32 %
4 50 – 59 Tahun 3 3%
5 60 – 69 Tahun 0 0%
Total 99 100 %

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat umur 30 – 39 Tahun

berjumlah 33 orang (34%), umur 40 – 49 Tahun berjumlah 32

oarang (32%), umur 20 – 29 Tahun berjumlah 31 orang (31%), umur

50 – 59 Tahun berjumlah 3 orang (3%) dan umur 60 – 69 tahun

berjumlah 0 orang (0%).

b) Pendidikan

Tabel 4.2 distribusi pendidikan responden

No Pendidikan Jumlah Presentase


1 SD 23 23 %
70

2 SMP 22 22 %
3 SMA 47 48 %
4 D3 2 2%
5 S1 5 5%
6 S2 0 0%
7 S3 0 0%
Total 99 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 Pendidikan terkahir responden

yang SMA berjumlah 47 orang (48%), SD berjumlah 23 orang

(23%), SMP berjumlah 22 orang (22%), S1 berjumlah 5 orang

(5%), D3 berjumlah 2 orang (2%), S2 berjumlah 0 orang (0%),

dan S3 berjumlah 0 orang (0%)

c) Pekerjaan

Tabel 4.3 distribusi Pekerjaan responden

No Pekerjaan Jumlah Presentase


1 Pegawai 2 2%
2 Petani 10 10 %
3 Tidak bekerja 87 88 %
4 PNS 0 0%
Total 99 100%

Berdasarkan tabel 4.3 responden yang tidak bekerja

sebanyak 87 orang (88%), petani sebanyak 10 orang (10%),

pegawai sebanyak 2 orang (2%), dan PNS sebanyak 0 orang

(0%)
71

d) Jumlah Anak

Tabel 4.4 distribusi Jumlah Anak

No Jumlah Anak Jumlah Presentase


1 1 29 30 %
2 2 25 25 %
3 3 22 22 %
4 4 14 14 %
5 5 7 7%
6 6 2 2%
Total 99 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 yang memiliki 1 orang anak

sebanyak 29 ibu (30%), 2 orang anak sebanyak 25 ibu (25%), 3

orang anak sebanyak 22 ibu (22%), 4 orang anak sebanyak 14

ibu (14%), 5 orang anak sebanyak 7 ibu (7%), dan 6 orang anak

sebanyak 2 ibu (2%).

3. Analisa Univariant

a) Variabel Tingkat Pengetahuan ibu tentang pemeriksaan

payudara sendiri pada remaja putri.

Tabel 4.5 distribusi tingkat pengetahuan

No Tingkat Pengetahun Jumlah Presentase


1 Baik 44 45 %
2 Cukup 41 41 %
3 Kurang 14 14 %
Total 99 100 %
72

Bedasarkan tabel 4.6 ibu yang memiliki tingkat

pengetahuan baik sebanyak 44 ibu (45%), cuukup sebanyak 41

ibu (41%), dan kurang sebanyak 14 ibu (14%).

b) Variabel Sikap Ibu tentang pemeriksaan payudara sendiri pada

remaja putri.

Tabel 4.6 distribusi sikap

No Sikap Jumlah Presentase


1 Mendukung 58 59 %
2 Tidak Mendukung 41 41 %
Total 99 100 %

Berdasarkan tabel 4.7 sikap ibu yang mendukung

sebanyak 58 ibu (59%) dan yang tidak mendukung sebanyak 41

ibu (41%).

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini, akan di bahas hasil penelitian yang didapat dari

analisa univariant mengenai karakteristik responden, variabel

pengetahuan dan variabel sikap. Adapun hasil pembahasan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik responden

a) Umur
73

Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur 30 – 39

Tahun berjumlah 33 orang (34%), umur 40 – 49 Tahun

berjumlah 32 oarang (32%), umur 20 – 29 Tahun berjumlah 31

orang (31%), umur 50 – 59 Tahun berjumlah 3 orang (3%) dan

umur 60 – 69 tahun berjumlah 0 orang (0%).

Dalam sebuah penelitian Sari (2014) mengatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi pengetahun dan sikap adalah usia.

Semakin dewasa usia akan berpengaruh terhadap tingkat

pengetahun dan sikap yang dimiliki bagaimana cara

mendapatkan informasi tersebut. Seseorang yang berumur

produktif (muda) lebih mudah menerima pengetahuan dan pola

di bandingkan seseorang yang berumur tidak produktif (lebih

dewasa) karena orang dewasa telah memiliki pengalaman yang

mempengaruhi pola piker sehingga sulit untuk dirubah

(Notoatmodjo, 2010).

b) Pendidikan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

terkahir responden yang SMA berjumlah 47 orang (48%), SD

berjumlah 23 orang (23%), SMP berjumlah 22 orang (22%), S1

berjumlah 5 orang (5%), D3 berjumlah 2 orang (2%), S2

berjumlah 0 orang (0%), dan S3 berjumlah 0 orang (0%).


74

Dalam sebuah peneltian sari (2014) faktor lain yang

mempengaruhi pengetahun dan sikap ibu adalah pendidikan.

Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada

peningkatan kemampuan berpikir dan berprilaku, dengan kata

lain seseorang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil

keputusan yang lebih rasional, umunya terbuka untuk menerima

perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang

berpendidikan lebih rendah. Seseorang dengan pendidikan

menengah (SMA) telah memiliki dasar – dasar pengetahuan

yang cukup sehingga mampu menyerap dan memahami

pengetahuan dibandingkan dengan pendidikan dasar (SD/SMP)

(DepKes RI, 2007).

c) Pekerjaan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pekerjaannya. Yang tidak bekerja sebanyak 87 orang (88%),

petani sebanyak 10 orang (10%), pegawai sebanyak 2 orang

(2%), dan PNS sebanyak 0 orang (0%).

Dalam jurnal Mahmudah dan Firmansyah (2012)

mengatakan pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan

untuk memperoleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan

seseorang maka akan semakin mudah mendapatkan informasi.

Maka dapat disimpulkan semakin tinggi informasi yang


75

didapatkan maka semakin tinggi atau meningkat tingkat

pengetahuan individu tersebut dan dapat menentukan

bagaimana ia bersikap.

d) Jumlah anak

Distribusi responden yang memiliki 1 orang anak

sebanyak 29 ibu (30%), 2 orang anak sebanyak 25 ibu (25%), 3

orang anak sebanyak 22 ibu (22%), 4 orang anak sebanyak 14

ibu (14%), 5 orang anak sebanyak 7 ibu (7%), dan 6 orang anak

sebanyak 2 ibu (2%).

Dalam penelitian Sari (2014) ibu yang memiliki anak 2 – 3

orang berarti telah memiliki pengalaman dalam mendidik anak.

Pengalaman yang telah lalu memiliki pengaruh pada

penghayatan terhadap suatu objek psikologis tertentu.

Middlebrook dalam Azwar (2011) Mengatakan bahwa tidak

adanya pengalaman cenderung akan membentuk sikap negative

terhadap objek tersebut.

2. Analisa univariat

a) Variabel pengetahuan

Dalam penelitian Hanifah (2010) perlu dilakukan

pengkajian secara lisan atau tulisan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan seseorang. Pengetahuan umumnya

dikelompokkan berdasarkan katagori, yaitu Baik, Cukup, Kurang.


76

Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu latar belakang pendidikan, sosial budaya dan usia

(Herawani, 2001).

Dalam penelitian Sari (2014) pengetahuan merupakan

salah satu pendorong seseorang untuk mengubah sikap atau

mengadopsi sikap baru. Apabila pengetahuan yang dimiliki

individu tersebut juga diikuti dengan urutan perubahan sikap

dengan yang ada di teori yaitu menurut penelitian Rogers (1947)

dalam Notoatmodjo (2012) maka individu tersebut dapat

menerapkan sikap sesuai termasuk sikap dalam memberikan

stimulasi kepada anaknya..

Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 99

ibu didapatkan kenyataan bahwa ibu yang memiliki tingkat

pengetahuan baik tentang SADARI sebanyak 44 ibu (45%),

cukup tentang SADARI sebanyak 41 ibu (41%), dan kurang

tentang SADARI sebanyak 14 ibu (14%).

b) Sikap

Dalam penelitian Sari, Dkk (2015 ) Sikap merupakan

reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi tertutup yang dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional


77

terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli

psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu (Notoadmojo, 2003).

Menurut Azwar (2005) sikap terdiri dari tiga komponen

pokok yaitu :

1. kepercayaan atau keyakinan, ide, konsep dan pemikiran

terhadap objek.

2. kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.

3. kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen inilah

yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu yang

mendukung sebanyak 58 ibu (59%) tentang pemeriksaan

payudara sendiri pada remaja putri dan yang tidak mendukung

sebanyak 41 ibu (41%) tentang pemeriksaan payudara sendiri

pada remaja putri.

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan – kelemahan yang

disebabkan karena adanya keterbatasan peneliti diantaranya ialah :


78

1. Pemilihan variabel penelitian meskipun sudah dilandaskan aspek

teoritis, karena terdapatnya banyak kendala yang tidak terduga dan

dapat melemahkan dan mempengaruhi hasil penelitian yang sudah

diteliti.

2. Kurang aktifnya/ kerjasamanya responden dalam proses pengisian

kuesioner. Misalnya tidak terkontrolnya secara pasti proses

pengisian kuesioner.

BAB V

PENUTUP
79

Pada bab ini peneliti anak mengemukakan kesimpulan dari hasil

pembahasan serta memberikan saran kepada beberapa pihak agar nantinya

dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perkembangan keilmuan

khususnya dibidang Keperawatan.

A. Kesimpulan

1. Gambaran karakteristik pada ibu di Rt 02 dan Rt 03 Desa Batu –

Batu Muara Badak didapatkan :

a. Berdasarkan umur

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat umur 30 – 39 Tahun

berjumlah 33 orang (34%), umur 40 – 49 Tahun berjumlah 32

oarang (32%), umur 20 – 29 Tahun berjumlah 31 orang (31%),

umur 50 – 59 Tahun berjumlah 3 orang (3%) dan umur 60 – 69

tahun berjumlah 0 orang (0%).

b. Berdasarkan pendidikan

Berdasarkan tabel 4.2 Pendidikan terkahir responden yang

SMA berjumla 47 orang (48%), SD berjumlah 23 orang (23%),

SMP berjumlah 22 orang (22%), S1 berjumlah 5 orang (5%), D3

berjumlah 2 orang (2%), S2 berjumlah 0 orang (0%), dan S3

berjumlah 0 orang (0%)

c. Berdasarkan pekerjaan
80

Berdasarkan tabel 4.3 responden yang tidak bekerja

sebanyak 87 orang (88%), petani sebanyak 10 orang (10%),

pegawai sebanyak 2 orang (2%), dan PNS sebanyak 0 orang

(0%)

d. Berdasarkan jumlah anak

Berdasarkan tabel 4.4 yang memiliki 1 orang anak sebanyak

29 ibu (30%), 2 orang anak sebanyak 25 ibu (25%), 3 orang anak

sebanyak 22 ibu (22%), 4 orang anak sebanyak 14 ibu (14%), 5

orang anak sebanyak 7 ibu (7%), dan 6 orang anak sebanyak 2

ibu (2%).

2. Gambaran Tingkat pengetahuan Ibu tentang pemeriksaan payudara

sendiri pada remaja putri (SADARI) di Rt 02 dan Rt 03 Desa Batu –

Batu Muara Badak, Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik

sebanyak 44 ibu (45%), Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan

cukup sebanyak 41 ibu (41%0 dan Ibu yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 14 ibu (14%).

3. Gambaran sikap ibu tentang pemeriksaan payudara sendiri pada

remaja putrid di Rt 02 dan Rt 03 Desa Batu – Batu Muara Badak,

yang mendukung sebanyak 58 ibu (59%) dan yang tidak mendukung

sebanyak 41 ibu (41%).

B. Saran
81

Adapun saran yang dapat disampaikan peneliti dalam penelitian ini ialah

sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan pegembangan ilmu pengetahuan dan wawasan baru

dalam bidang penelitian. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan

meneliti variabel lain.

2. Bagi ibu

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan bagi ibu di

wilayah kerja kantor Desa Batu – Batu tidak Hanya di Rt 02 dan Rt

03.

3. Bagi institusi

Semoga penelitian ini dapat menjadi sumber dan refernsi baru serta

menjadi arsip untuk peneliti selanjutnya agar dapat lebih

dikembangkan tentang penelitian mengenai SADARI.

Anda mungkin juga menyukai