Anda di halaman 1dari 24

4216 TATA LAKSANA BANTUAN

PERNAPASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan cara mengoptimalkan oksigenasi


jaringan
2. Menjelaskan terapi oksigen
3. Menjelaskan pengelolaan jalan napas
4. Menjelaskan pengelolaan sirkulasi pada hipoksia
Pasien Gawat Darurat

Oksigen terhantar
(DO2)
Kebutuhan Oksigen

Hipoksia Jaringan
Target Terapi Pasien Gawat Darurat

Global Endpoints

Regional Endpoints

Makrosirkulasi

Mikrosirkulasi
Target Terapi Pasien Gawat Darurat

Makrosirkulasi

Fungsi jantung
RVEDV : jantung ka
LVSWI : jantung ki
LVP : SVR
Perfusi
SvO2 Jaringan
DO2

Base Deficit
Metabolik Laktat
Jaringan
Target Terapi Pasien Gawat Darurat

Makrosirkulasi

Fungsi jantung Mikrosirkulasi


RVEDV : jantung ka
LVSWI : jantung ki
LVP : SVR
Perfusi
SvO2 Jaringan
DO2
Gastric Intramucosal pH (pHi)
Gap Intramucosal & Arterial PCO2
Base Deficit
Skeletal Intramucosal pH &PCO2
Metabolik Laktat
Jaringan Near Infra Red Spectroscopy

Tissue Electrodes
Target Terapi Pasien Gawat Darurat

OXYGEN DELIVERY (oksigen


terhantar)
DO2 = CO x CaO2
Arterial O2 content
Cardiac output

O2 delivery/DO2 = HR X SV X Hb X Sa02 X 1.34 + Hb X PaO2


Nadi (-)
• VT/VF
• PEA/Asistol Nadi (+)
• VT
• AF,SVT → Miokard
• Brady/Tachy • SKA Transfusi Pengelolaan jalan
napas dan terapi O2

RJP
Defib .•Kardioversi
• Obat-Anti Algoritme
aritmia
SKA
TerapiCairan
Target Terapi Pasien Gawat Darurat

JARINGAN SURVIVAL TIME

Otak < 3 menit

Ginjal dan hati 15-20 menit


PERAWATAN PASCA HENTI JANTUNG
Hipoksia Jaringan
Otot skelet 60-90 menit

Pembuluh darah 24-72 jam

Rambut dan kuku Beberapa hari


Syarat-syarat kecukupan oksigen di dalam se
l
1. Fraksi inspirasi O2 (FiO2) cukup: TERAPI OKSIGEN
2. Fungsi respirasi adekuat :
• Jalan napas baik
• Tidal volume cukup
• Frekuensi napas cukup
• Irama napas teratur
• Keadaan alveoli baik
3. Pembawa O2 baik :
• Kadar Hb cukup
• Sifat Hb baik
4. Fungsi kardiovaskuler baik :
• Volume cairan darah cukup : PRELOAD
• Kontraktilitas otot jantung baik : CONTRACTILITY
• Pembuluh darah baik : AFTERLOAD
• Frekuensi dan irama denyut jantung baik : RHYTHM
Mikrosirkulasi yang baik
5. Sel masih baik
Terapi Oksigen
Terapi Oksigen
ALAT ALIRAN OKSIGEN FiO2
1 L/menit 21% - 24%
2 L/menit 25% - 28%
3 L/menit 29% - 32%
Kanul nasal 4 L/menit 33% - 36%
5 L/menit 37% - 40%

Sungkup muka sederhana 6-10 L/menit 35% - 60%


6 L/menit 60%
7 L/menit 70%
Sungkup muka dengan O2 reservoir 8 L/menit 80%
(nonrebreathing mask) 9 L/menit 90%
10-15 L/menit 95% - 100%

4-8 L/menit 24% - 35%


Sungkup muka Ventury 10-12 L/menit 40% - 50%
Terapi Oksigen
Nilai
Kemaknaan Terapi
Pulse oximetry
Kanul nasal -O2 4 L/menit
Batas normal
95% - 100%

Sungkup muka sederhana-


Hipoksia ringan -sedang
90% - <95% O2 6-10 L/menit

Hipoksia berat
85% - <90% Sungkup muka dengan O2
reservoir – O2 >10 L/menit
Hipoksia berat yang
<85% Bantuan ventilasi tekanan
mengancam nyawa
positif – O2 100%
Terapi Oksigen
Ventilasi tekanan positif
Membuka dan Mempertahankan Jalan Napas

Jalan napas tertutup pd pasien


tidak sadar
Membuka dan Mempertahankan Jalan
Napas

• Manual Tripple airway manouvre

Oropharyngeal airway (OPA)


• Bantuan alat
sederhana Nasopharyngeal airway (NPA)

Laryngeal mask airway


• Bantuan alat
lanjutan
Combitube

Pipa endotrakeal
Membuka dan Mempertahankan Jalan Napas

Head tilt – chin lift

Jalan napas pasien tdk sadar sering


tersumbat

Jaw thrust
Membuka dan Mempertahankan Jalan
Napas
Indikasi :
Pasien:Tidak sadar
Ada/tidak ada napas spontan
Tidak ada refleks gag

Komplikasi
Obstruksi total jalan napas
Laringospasme
Muntah

Oropharyngeal Airway
Membuka dan Mempertahankan Jalan Napas

Indikasi : Kontraindikasi
Pasien tidak sadar Fraktur basis kraniii
Napas spontan
Ada refleks gag
Kesulitan dg OPA

Nasopharyngeal Airway
Membuka dan Mempertahankan Jalan
Napas
Combitube

Laryngeal Mask Airway


Membuka dan Mempertahankan Jalan
Napas

Laryngeal Mask Airway


Membuka dan Mempertahankan Jalan Napas

Combitube
Membuka dan Mempertahankan Jalan Napas

Teknik Intubasi ETT


Pemberian ventilasi tekanan positif pada pasien dengan
ETT

Tidak perlu sinkronisasi


dengan kompresi

ventilasi diberikan hanya


sampai dada terangkat,
selama 1 detik

• Hindari hiperventilasi
•10 x/ menit saat RJP
(10 – 12x/menit tanpa henti jantung)
Penghisapan Jalan Napas
• Jalan napas dibersihkan
(dihisap/suctioning) berkala
• Mesin: daya hisap – 80 s/d – 120
mmHg
• Kateter lunak vs. keras
• Waktu penghisapan maksimal 10
detik
• Selalu pantau hemodinamik saat
penghisapan

Anda mungkin juga menyukai