Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH
EPIDEMIOLOGI
Ukuran statistik vital ( morbiditas & mortalitas)
Standarisasi langsung dan tidak langsung

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2019/2020

2
i
i
DAFTARISI

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah- Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”UKURAN
STATISTIK VITAL DAN STANDARISASI LANGSUNG & TIDAK
LANGSUNG”.
Demikian makalah ini dibuat agar dapat membantu tidak salah lagi
dalam pengukuran angka kesakitan dan kematian. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu adayang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik.

ii
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi statistik vital
2. Untuk mengetahui car menghtung morbiditas dan mortalitas
3. Cara mengetahui standarisasi dalam bidang epidemiologi langsung
dan tidak langsung
C. Rumusan masalah
1. Apa defenisi statistik vital?
2. Bagaimana cara menghitung morbiditas dan mortalitas
3. Bagaimana standarisasi dalam bidang epidemiologi langsung dan
tidak langsung

1
BAB II
PEMBAHASAN
Ukuran statistik vital ( ukuran morbiditas dan mortalitas )

1. Morbiditas ( kesakitan )
a. Pengertian morbiditas
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa
sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas
mempunyai pengertian lebih kompleks, tidak saja terbatas
dalam statistic atau peristiwa ukuran-ukuran tersebut tetapi juga
facktor yang mempengaruhi ( determinan factor, seperti faktor
sosial,ekonomi dan budaya )

Beberapa hal harus diperhatikan dalam pengumpulan data


sakit ini yaitu sumber laporan, menentukan skit tidaknya
seseorang, menentukan diagnosis, umur, jenis kealmin
seseorang, pekerjaan, tempat terjadinya, jumlah penderita baru,
serta lamanya penyakit berlangsung. Sumber data sakit bisa
didapatkan dari tempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, rumah sakit, dokter praktek swasta, perusahaan
asuransi kesehatan, juga observasi sekolah/ karyawan. Sumber
data yang relatif baik adalah sumber data yang berasal dari
survey penyakit.

b. Ukuran penyakit
1. Angka insidens
Yaitu jumlah kasus baru suatu penyakit yang timbul
atau dilaporkan selama periode tertentu di suatu wilayah tiap
1000 penduduk pada pertengahan periode yang sama

2
INDIKATOR ANGKA INSIDENSI
RUMUS X
Y XK
Pembilang(X) =jumlah kaus baru penyakit
tertentu di suatu wilayah dalam
periode wantu tertentu
Penyebut (Y) =jumlah penduduk diwilayah dan
periode waktu yang sama
Konstanta(K) =100,1000,10.000,100.000

MANFAAT Pengamatan dan rencana


penangulanganpenyakit dengan melihat
1. Potret maslah penyakit tertentu
2. Angka dan beberapa periode dapat
digunakan untuk melihat keceenderungan
dan fluktuasi penyakit
3. Pemantauan dan evaluasi upaya
pencegahan dan penanggulangan
penyakit
4. Perbandingan angka insidensiantar
wilayah dan antar waktu
INTERPRETASI Makin besar angka insidensi berarti makin
berslah masalah penyakit tersebut.
CONTOH Selama tahun 1980 dilaporkan sebanyak 126
kasus penyakit DHF dari suatu populasi sebesar
20.000. maka angka insidensi penyakit tersebut
=126/20.000 x 1000 = 126/20 = 6,3 kasus/ 1000
populasi

2. Angka pravelens selang


Yaitu jumlah penderita penyakit tertentu yang ada
selama satu periode ( waktu tertentu ) disuatu wilayahutnuk
tiap 1000 penduduk pada pertengahan peiode yang sama
3. Angka pravelens titik
Yaitu jumlah penyakit tertentu yang ada pada saat
tertentu di suatu wilayah, untuk tiap 1000 penduduk pada aat
itu juga
4. Angka pravelens rata-rata
Yaitu jumlah semua pravelens titik selama satu
periode untuk tiap lama titik pravelens tersebut (biasanya
dalam hari)

3
5. Rata-rata sakit
Yaitu jumlah semua lamanya penyakit tertentu
berlangsung untuk tiap peristiwa penyakit tertentu
6. Hubungan antara pravelens suatu periode tertentu
berbanding lurus dengan peralian antara insidens pada
periode yang sama dan lamanya sakit, yang dinyatakan
dalam suatu periode dimaksud
P= I x D
P= prevelans
I= Insidens
D= lamanya sakit
7. Rasio immaturitas, yaitu jumlah bayi yang dilahirkanhidup
dengan berbadan kurang dari 2500gram selama satu
periode disuatu wilayah untuk tiap 100 kelahiran hidup pada
periode yang sama
8. Angka serangan kedua yaitu jumlah kasus tambahankarena
kontak dengan sumber primer dengan masa inkubasi
maksismum untuk tiap 100 jumlah kasus yang menular

2. Mortalitas ( kematian )
a. pengertian mortalitas
kemtian merupakan indikator paling dalam menentukan
status kesehatan masyarakat. Kematian juga merupakan salah
satu komponen selain fertilitas dan migrasi yang
mempengaruhi perubahanan jumlah dan struktur
penduduk.kematian akan terjadi tentunya setelah ada
kehidupan. Oleh sebab itu harus ada defenisi yang jelas
tentang kapan kehidupan itu dimulai. Untuk itu harus dibedakan
tiga keadaan yang sangat beda yaitu lahir hidup, mati, dan lahir
mati.
Lahir hidup adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsidari
seorang wanita secara lengkap tanpa memandang lamanya
kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil
konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan
lainnya, seperti denyut jantung, denyut pusar atau gerakan-

4
gerakan otot, tanpa memandang tali pusat sudah dipotong atau
belum.
Mati yaitu kedaan menghilag semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen setelah janin lahir, yang dapat terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup.
lahir mati yaitu peritiwa menghilangnya tanda tanda
kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut
dikeluarkan dari rahim ibunya

b. Ukuran kematian
1. Angka kematian kasar (Crude date rate/CDR)
Angka ini dipakai untuk mrngukur mortalitas secara kasar.
Angka ini (CDR) sangat sering dipakai sebagai indikator
status kesehatan masyarakat. Namun harus dipahami
bahwa CDR menggambarkan kematian secara umum dan
menyeluruh. Oleh karena itu membandingkan status
kesehatan dua komuniatas dengan cara membandingkan
CDR-nya harus hati-hati sekali kecuali kedua komunitas
tersebut mempunyai ciri ciri yang sama dalam beberpa hal
yang mempengaruh kesehatan. Ciri atau veriabel yang
mempengaruhi tersebut antara lain umur, suku, jenis
kelamin, dan sosial ekonomi. Begitu juga membandingkan
CDR untuk tahun yang berbeda harus hati-hati. Untuk
mengatasi hal tersebut salah satu cara adalah melakukan
standarisasi, atau menggunkan ukuran kematian yang lain.

RUMUS
X
Y XK

X= jumlah kematian penduduk pada suatu wilayah dala


waktu satu tahun
Y= Jumlah penduduk pada pertengahan tahun dalam tahun
dan wilayah yang sama
K= Konstanta (1000)

5
Contoh Kasus
Disuatu kabupaten yang berpenduduk 1200.000 per 1 juli
1986 tercatat sejumlah 18000 kematian selama 1986
maka CDR 1986 = 18000/1 200 000 x 1000
= 15 perseribu penduduk

2. Angka kematian menurut umur dan penyebab penyakit (age


and cause specific death rate= ASDR DAN CSDR

RUMUS
X
-- X K
Y

X= jumlah kematian karena suatu penyakit pada penduduk


Gologan umur tertentu disuatu wilayah pada periode
Waktu tertentu
Y= jumlah penduduk golonagan umur yang sama diwilayah
Dan periode waktu yang sama
K= 1000

Contoh kasus
 Age specific death rate
Pada survey dijawa timur terdapat sejumlah 9 kematian
penduduk yang berumur antara 5-15tahun. Jumlah
penduduk golongan umur yang sama = 5265 orang.
Maka angka kematian khusus kelompok di daerah
tersebut =ASDR = 9/5265 x 1000 = 1,71%
 Cause spesific death rate
Pada survey dijawa timur ditemukan sejumlah 36
penduduk meninggal karena penyakit saluran pernafasan.
Jumlah penduduk diwilayah tersebut = 19.628 orang

6
Maka CSDR= 36/19 628 X 1000 = 1,8%

3. Angka kematian bayi (infant mortality rate/IMR)


RUMUS
X
-- X K
Y

X= jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun di wilayah


Tertentu selama satu tahun
Y= jumlah lahir hidup diwilayah dan pada periode waktu
Yang sama
K= 1000

Contoh kasus
jumlah pendududk disuatu wilayah yang berudia dibawah 1
tahun yang mati 98 anak. Sedangkan jumlah kelahiran hidup
pada tahun tersebut sebanyak 1000 anak.
Maka IMR = 98/100
= 98 per seribu klahiran hidup

4. Angka kematian neonatal (neonatal mortality rate/NMR)


RUMUS
X
-- X K
Y

X= Jumlah kematian bayi kurang dari 28 hari selama satu


Tahun dalam wilayah dan tahun tertentu
Y= Jumlah kelahiran hidup dalam wilayah dan tahun yang
Sama
K= 1000

Contoh kasus
Jumlah kamatian bayi umur kurang dari 28 hari pada tahun
1986 tercatat 560 bayi. Jumlah kelahiran hidup pada tahun
yang sama sebanyak 20000 bayi.

7
NDR= 560 / 20000 x 1000 = 28 per seribu kelahiran bayi

5. Angka kematian post neonetal / PNMR

Jumlah kematian bayi umur lebih 28 hari dalam 1 tahun


------------------------------------------------------------------------- x K
Jumlah kelahiran hidup dalam periode yang sama

6. Angka lahir mati ( still birth rate )

Jumlah bayi lahir mati dalam satu tahun


----------------------------------------------------------------------- x K
Jumlah kelahiran hidup+mati pada periode yang sama

7. Angka kematian parinatal/PMR


Jumlah lahir mati+kematian neonatal kirang dari 1 minggu
---------------------------------------------------------------------------- xk
Jumlah lahir mati + lahir hidup

8. Angka kematian anak/ CMR


Rumus
X
-- X K
Y

X= Jumlah kematian anak balita (1-4 th) pada suatu wilayah


Dan periode waktu tertentu
Y= Jumlah seluruh penduduk usia 1-4 thn pada pertengahan
Tahun dalam tahun dan wilayah yang sama
K= 1000

Contoh kasus
Jumlah kematiananak balita pada tahun 1985=2000, jumlah
seluruh anak balita 1985 = 50000.
Maka angka kematian balita=2000/50000 x 1000 = 40%

8
9. Angka kematian ibu

Rumus

--X K

X= Jumlah kematian ibu karena kehamilan persalinan , masa


nifas dan komplikasinya.dalam suatu wilayah dan waktu
tertentu

Y= jumlah lahir hidup dan mati dalam wilayah dan waktu


yang sama

K= 1000

Contoh kasus

Jumlah kematian ibu hamil pada suatu wilayah tertentu


tahun 1980= 458 orang. Jumlah kelahiran hidup dan mati
pada tahun tersebut = 1 832 617. Maka nagkakematian ibu =
458/ 1 832 617x 100 000= 25

9
standarisasi dalam bidang epidemiologi baik lansung dan
tidak langsung

1. Standarisasi langsung
a. Pengertian standarisasi langsung
Standardisasi langsung memberikan hasil yang lebih akurat
ketika jumlah dari angka kasus kecil pada setiap kelompuk
umur/jenis kelamin pada populasi studi[2]. Metode langsung bisa
digunakan untuk menghitung angka rata-rata yang
terstandadrisasi, seperti rata-rata tekanan darah yang
disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin pada kelompok
pekerjaan yang berbeda[2]. Pada standardisasi langsung, angka
rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi
didalam study diaplikasikan ke populasi standar[1-3]. Untuk
menggunakan standardisasi langsung, hal-hal yang dibutuhkan
adalah [1, 2];

10
b. Langkah-langkah standardisasi langsung

Tabel 3. Proses perhitungan pada Standardisasi Langsung


Age Kematian Jumlah Angka Populasi Angka STANDARDIZE
pada Populas Rata- Standar kematian D MORTALITY
populasi i Studi Rata (e)/Weig yg RATE (SMR)
Studi (a) (b) Kematian ht diharapka =∑ xi wi/∑wi
(d=a/b*10 n (d*e)} = ∑ (d*e)/ ∑ E
0000)
Point
A
Point
B
Point
C
Total ∑A ∑B ∑D ∑E ∑ xi wi
Angka ∑wi =EXPECTED
Kematian DEATH/STAND
Kasar ARD
(Crude POPULATION
rate)= ∑ *100000
A/ ∑ B *
100.000

11
c. Langkah-langkah peerhitungan pada standarisasi langsung

1. Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur)


Angka Rata-Rata spesifik Kematian per kelompok umur
=( angka kematian per kelompok/jumlah populasi per kelompok ) x
100000
=(d=a/b*100000)...............................................................................(1)

2. Pilih Standar populasi yanga kan digunakan sebagai acuan standar


misal populasi standar dunia (e/wi) (tabel 4) Kalikan rata-rata
spesifik umur pada populasi studi dengan populasi standar pada setiap
kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang
diharapkan

3. Angka kematian-kesakitan yg diharapkan (Expected Death-morbidity) =


∑ (Angka Rata-rata kematian pada populasi studi per kelompok x
populasi standar per kelompok/Weight)
=(d*e)........................................................................................................(
2)

4. Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang


diharapkan, lalu
bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar
Angka Kematian yang sudah terstandardisasi
(STANDARDIZED MORTALITY RATE (SMR))
= Total Angka Kematian yang diharapkan x 1000000
Jumlah standar populasi
=(∑ EXPECTED DEATH/∑ STANDARD POPULATION *10000)
=∑xi.wi/∑wi..............................................................................................(4)

5. Lalu bandingkan dengan angka kesakitan/kematian kasar...apakah


berbeda dengan nilai yang telah distandardisasi.....
Angka Kematian Kasar (Crude rate)=
= total kematian-kesakitan / total populasi studi
= ∑ A/ ∑ B * 100.000...............................................................................(3)

12
2.standarisasi tidak langsung

a. pengertian standarisasi
Standardisasi tidak langsung atau indirect standardisation diikur
dengan membandingkan jumlah kematian atau kesakitan yang diamati
(observed number of deaths) dan jumlah kematian atau kesakitan yang
diharapkan, yang dikenal juga dengan istilah ‘standardized mortality
ratio (SMR)’. SMR digunakan ketika angka umur rata-rata (the age-
specific rates) untuk populasi yang dipelajari tidak diketahui tetapi total
kasus pada populasi studi diketahui. SMR juga digunakan ketika
perhitungan rata-rata untuk populasi kecil dimana kita tidak bisa
menghasilkan angka umur rata-rata yang stabil[1-3].

13
b.Langkah-langkah dalam melakukan standardisasi tidak langsung,
adalah sebagai berikut;[1, 2]

Tabel 4. Proses perhitungan pada Standardisasi Tidak Langsung[1, 2]

Kematian/kasus pa Jumlah Expecte Angka Standardise


Age da populasi Studi Popula d cases Rata- d Mortality
(a) si Studi (b*c) rata Ratio
(b) pada (SMR)/
popula Standardise
si d Incidence
standar Ratio (SIR)
(c)
Point
A
Point
B
Point
C
Total ∑O ∑B ∑E ∑c
ẋ =∑
O/∑E

14
BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

2. DAFTAR PUSTAKA

http://catatankuliahdatin.blogspot.com/2018/01/data-statistik-vital-
epidemiologi.html?m=1

http://metopidfkmunsri.blogspot.com/2013/10/standardisasi-dalam-
epidemiologi.html?m=1

https://metopidfkmunsri.blogspot.com/2013/10/standarisasi-tidak-
langsung-indirect.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai