MAKALAH
EPIDEMIOLOGI
Ukuran statistik vital ( morbiditas & mortalitas)
Standarisasi langsung dan tidak langsung
2
i
i
DAFTARISI
i
KATA PENGANTAR
ii
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi statistik vital
2. Untuk mengetahui car menghtung morbiditas dan mortalitas
3. Cara mengetahui standarisasi dalam bidang epidemiologi langsung
dan tidak langsung
C. Rumusan masalah
1. Apa defenisi statistik vital?
2. Bagaimana cara menghitung morbiditas dan mortalitas
3. Bagaimana standarisasi dalam bidang epidemiologi langsung dan
tidak langsung
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ukuran statistik vital ( ukuran morbiditas dan mortalitas )
1. Morbiditas ( kesakitan )
a. Pengertian morbiditas
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa
sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas
mempunyai pengertian lebih kompleks, tidak saja terbatas
dalam statistic atau peristiwa ukuran-ukuran tersebut tetapi juga
facktor yang mempengaruhi ( determinan factor, seperti faktor
sosial,ekonomi dan budaya )
b. Ukuran penyakit
1. Angka insidens
Yaitu jumlah kasus baru suatu penyakit yang timbul
atau dilaporkan selama periode tertentu di suatu wilayah tiap
1000 penduduk pada pertengahan periode yang sama
2
INDIKATOR ANGKA INSIDENSI
RUMUS X
Y XK
Pembilang(X) =jumlah kaus baru penyakit
tertentu di suatu wilayah dalam
periode wantu tertentu
Penyebut (Y) =jumlah penduduk diwilayah dan
periode waktu yang sama
Konstanta(K) =100,1000,10.000,100.000
3
5. Rata-rata sakit
Yaitu jumlah semua lamanya penyakit tertentu
berlangsung untuk tiap peristiwa penyakit tertentu
6. Hubungan antara pravelens suatu periode tertentu
berbanding lurus dengan peralian antara insidens pada
periode yang sama dan lamanya sakit, yang dinyatakan
dalam suatu periode dimaksud
P= I x D
P= prevelans
I= Insidens
D= lamanya sakit
7. Rasio immaturitas, yaitu jumlah bayi yang dilahirkanhidup
dengan berbadan kurang dari 2500gram selama satu
periode disuatu wilayah untuk tiap 100 kelahiran hidup pada
periode yang sama
8. Angka serangan kedua yaitu jumlah kasus tambahankarena
kontak dengan sumber primer dengan masa inkubasi
maksismum untuk tiap 100 jumlah kasus yang menular
2. Mortalitas ( kematian )
a. pengertian mortalitas
kemtian merupakan indikator paling dalam menentukan
status kesehatan masyarakat. Kematian juga merupakan salah
satu komponen selain fertilitas dan migrasi yang
mempengaruhi perubahanan jumlah dan struktur
penduduk.kematian akan terjadi tentunya setelah ada
kehidupan. Oleh sebab itu harus ada defenisi yang jelas
tentang kapan kehidupan itu dimulai. Untuk itu harus dibedakan
tiga keadaan yang sangat beda yaitu lahir hidup, mati, dan lahir
mati.
Lahir hidup adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsidari
seorang wanita secara lengkap tanpa memandang lamanya
kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil
konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan
lainnya, seperti denyut jantung, denyut pusar atau gerakan-
4
gerakan otot, tanpa memandang tali pusat sudah dipotong atau
belum.
Mati yaitu kedaan menghilag semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen setelah janin lahir, yang dapat terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup.
lahir mati yaitu peritiwa menghilangnya tanda tanda
kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut
dikeluarkan dari rahim ibunya
b. Ukuran kematian
1. Angka kematian kasar (Crude date rate/CDR)
Angka ini dipakai untuk mrngukur mortalitas secara kasar.
Angka ini (CDR) sangat sering dipakai sebagai indikator
status kesehatan masyarakat. Namun harus dipahami
bahwa CDR menggambarkan kematian secara umum dan
menyeluruh. Oleh karena itu membandingkan status
kesehatan dua komuniatas dengan cara membandingkan
CDR-nya harus hati-hati sekali kecuali kedua komunitas
tersebut mempunyai ciri ciri yang sama dalam beberpa hal
yang mempengaruh kesehatan. Ciri atau veriabel yang
mempengaruhi tersebut antara lain umur, suku, jenis
kelamin, dan sosial ekonomi. Begitu juga membandingkan
CDR untuk tahun yang berbeda harus hati-hati. Untuk
mengatasi hal tersebut salah satu cara adalah melakukan
standarisasi, atau menggunkan ukuran kematian yang lain.
RUMUS
X
Y XK
5
Contoh Kasus
Disuatu kabupaten yang berpenduduk 1200.000 per 1 juli
1986 tercatat sejumlah 18000 kematian selama 1986
maka CDR 1986 = 18000/1 200 000 x 1000
= 15 perseribu penduduk
RUMUS
X
-- X K
Y
Contoh kasus
Age specific death rate
Pada survey dijawa timur terdapat sejumlah 9 kematian
penduduk yang berumur antara 5-15tahun. Jumlah
penduduk golongan umur yang sama = 5265 orang.
Maka angka kematian khusus kelompok di daerah
tersebut =ASDR = 9/5265 x 1000 = 1,71%
Cause spesific death rate
Pada survey dijawa timur ditemukan sejumlah 36
penduduk meninggal karena penyakit saluran pernafasan.
Jumlah penduduk diwilayah tersebut = 19.628 orang
6
Maka CSDR= 36/19 628 X 1000 = 1,8%
Contoh kasus
jumlah pendududk disuatu wilayah yang berudia dibawah 1
tahun yang mati 98 anak. Sedangkan jumlah kelahiran hidup
pada tahun tersebut sebanyak 1000 anak.
Maka IMR = 98/100
= 98 per seribu klahiran hidup
Contoh kasus
Jumlah kamatian bayi umur kurang dari 28 hari pada tahun
1986 tercatat 560 bayi. Jumlah kelahiran hidup pada tahun
yang sama sebanyak 20000 bayi.
7
NDR= 560 / 20000 x 1000 = 28 per seribu kelahiran bayi
Contoh kasus
Jumlah kematiananak balita pada tahun 1985=2000, jumlah
seluruh anak balita 1985 = 50000.
Maka angka kematian balita=2000/50000 x 1000 = 40%
8
9. Angka kematian ibu
Rumus
--X K
K= 1000
Contoh kasus
9
standarisasi dalam bidang epidemiologi baik lansung dan
tidak langsung
1. Standarisasi langsung
a. Pengertian standarisasi langsung
Standardisasi langsung memberikan hasil yang lebih akurat
ketika jumlah dari angka kasus kecil pada setiap kelompuk
umur/jenis kelamin pada populasi studi[2]. Metode langsung bisa
digunakan untuk menghitung angka rata-rata yang
terstandadrisasi, seperti rata-rata tekanan darah yang
disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin pada kelompok
pekerjaan yang berbeda[2]. Pada standardisasi langsung, angka
rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi
didalam study diaplikasikan ke populasi standar[1-3]. Untuk
menggunakan standardisasi langsung, hal-hal yang dibutuhkan
adalah [1, 2];
10
b. Langkah-langkah standardisasi langsung
11
c. Langkah-langkah peerhitungan pada standarisasi langsung
12
2.standarisasi tidak langsung
a. pengertian standarisasi
Standardisasi tidak langsung atau indirect standardisation diikur
dengan membandingkan jumlah kematian atau kesakitan yang diamati
(observed number of deaths) dan jumlah kematian atau kesakitan yang
diharapkan, yang dikenal juga dengan istilah ‘standardized mortality
ratio (SMR)’. SMR digunakan ketika angka umur rata-rata (the age-
specific rates) untuk populasi yang dipelajari tidak diketahui tetapi total
kasus pada populasi studi diketahui. SMR juga digunakan ketika
perhitungan rata-rata untuk populasi kecil dimana kita tidak bisa
menghasilkan angka umur rata-rata yang stabil[1-3].
13
b.Langkah-langkah dalam melakukan standardisasi tidak langsung,
adalah sebagai berikut;[1, 2]
14
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
2. DAFTAR PUSTAKA
http://catatankuliahdatin.blogspot.com/2018/01/data-statistik-vital-
epidemiologi.html?m=1
http://metopidfkmunsri.blogspot.com/2013/10/standardisasi-dalam-
epidemiologi.html?m=1
https://metopidfkmunsri.blogspot.com/2013/10/standarisasi-tidak-
langsung-indirect.html?m=1
15