Anda di halaman 1dari 4

1. pribadinya.

C. Pengelompokan Sosial Baru

Kelompok remaja yang beranggotakan laki-laki biasanya lebih besar dan tidak terlalu

akrab, sedangkan kelompok remaja perempuan membentuk kelompok yang lebih kecil dan lebih

akrab. Remaja laki- laki cenderung lebih banyak berbagi pengalaman petualangan atau topik-

topik tertentu yang menarik (olahraga , music, film, teknologi,dan lainnya). Umumnya mereka

jarang berbagi perasaan atau emosi dengan teman sebayanya, sedangkan remaja perempuan lebih

bisa berbagi pengalaman dan perasaan.

Dalam pengelompokan sosial, akan muncul nilai- nilai baru yang diadaptasi oleh

remaja.Nilai- nilai tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Nilai baru dalam memilih teman. Pemilihan teman berdasarkan kesamaan minat

dan nilai- nilai yang sama, yang dapat mengerti dan memberi rasa aman, serta

yang dapat berbagi masalah dan membahas hal- hal yang tidak dapat dibicarakan

dengan orang dewasa.

2. Nilai baru dalam penerimaan sosial. Remaja menerima teman- teman yang

disenangi dan menolak yang tidak disenangi yaitu dimulai dengan menggunakan

standar yang sama dengan kelompoknya.

3. Nilai baru dalam memilih pemimpin. Remaja memilih pemimpin yang

berkemampuan tinggi yang akan dikagumi dan dihormati oleh orang lain dan

dapat menguntungkan mereka, bukan pada penilaian fisik melainkan pada orang

yang bersemangat, bergairah, penuh inisiatif, bertanggung jawab, banyak ide,

dan terbuka.

Jenis- jenis pengelompokkan sosial remaja antara lain:


1. Teman dekat atau sahabat karib;

2. Kelompok kecil, terdiri atas kelompok teman- teman dekat, biasanya terdri atas jenis

kelamin yang sama;

3. Kelompok besar, terdiri atas beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat,

biasanya berhubungan dalam aktivitas khusus;

4. Kelompok yang terorganisasi, dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah,

organisasi masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak

mempunyai kelompok kecil atau kelompok besar;

5. Kelompok geng yang terdiri atas anak- anak yang memiliki minat utama yang sejenis

untuk menghadapi penolakan teman- teman melalui perilaku antisosial. Pengaruh geng

cenderung meningkat selama masa remaja.

D. Perkembangan Emosi

Ciri- ciri perkembangan emosi pada tahap ini antara lain sebagai berikut.

1. Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan secara meledak- ledak.

2. Kondisi emosional biasanya berlangsung cukup lama sampai pada akhirnya ke

keadaan semula, yaitu keadaan sebelum munculnya suatu keadaan emosi.

3. Jenis- jenis emosi sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi satu dengan lainnya

makin tipis) bahkan ada saatnya emosi bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh

dirinya sendiri. Remaja juga sering bingung dengan emosinya sendiri karena muncul

emosi- emosi yang bertentangan dalam suatu waktu, misalnya benci dan saying.

4. Mulai munculnya ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (sayang,

cinta, cemburu, dan lainnya).


5. Remaja umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang mereka.

Akibatnya remaja menjadi mudah tersinggung dan merasa malu. Hal ini akan terkait

dengan perkembangan konsep dirinya.

Faktor- faktor yang menyebabkan tingginya emosi antara lain sebagai berikut.

1. Fisik (kelenjar dan nutrisi)

2. Lingkungan dan sosial :

1. Penyesuaian terhadap lingkungan yang baru;

2. Tuntutan sosial untuk berperilaku yang lebih matang;

3. Aspirasi yang tidak realistis ( tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang

nyata);

4. Penyesuaian sosial terhadap teman sejenis dan lawan jenis;

5. Masalah- masalah di sekolah;

6. Masalah-masalah dengan tugas atau bidang pekerjaan;

E. Pengendalian Emosi

Pengendalian emosi bukan merupakan upaya menekan atau menghilangkan emosi

melainkan upaya belajar menghadapi situasi dengan rasional; belajar mengenali emosi dan

menghindari penafsiran yang berlebihan terhadap situasi; serta belajar memberikan respons

terhadap situasi tersebut dengan pikiran maupun emosi tidak berlebihan yang proporsional sesuai

dengan situasinya.

Ada tiga aturan yang harus diterapkan seseorang apabila menghindari beban

emosi.Pertama, seseorang harus menyadari dan mampu menyadari emosi yang muncul dan

sedang dicoba untuk dikendalikan. Kedua, menempatkan aspek mental dan penilaian kognitif

dari respons emosi tersebut untuk menguji kewajaran respons tersebut terhadap realitanya.
Ketiga, seseorang perlu belajar untuk mengemukakan emosi positif dan negatif secara benar

proporsional.

Anda mungkin juga menyukai