Anda di halaman 1dari 16

Judul Analisis Resiko Proyek Pembangunan Dermaga Study Kasus Dermaga Pehe

Di Kecamatan Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro


Jurnal Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING
Volume dan Halaman Vol. 2, Hal 257-266
Tahun 2012
Penulis I Wayan Sukaarta
Reviewer Nillam Yahaya Azhary
Tanggal 30 Maret 2019

Latar Belakang Pada saat ini, analisis dan manajemen resiko pada proyek-proyek
pembangunan infra-struktur sudah mulai dilakukan, meskipun pada
umumnya masih sangat terbatas pada aspek ekonomi dan
pendanaannya saja. Dalam hal ini tentunya tidak cukup. Para pelaku
dalam proyek infrastruktur harus pula mampu menerapkan
manajemen resiko dalam semua aspek proyek, termasuk resiko pada
tahap konstruksi.
Mengelola resiko adalah suatu pengelolaan resiko yang dimulai dari
identifikasi resiko secara aktif, lalu menilai tingkat level resiko-resiko
tersebut sehingga didapatkan prioritas pengelolaannya, serta
menentukan langkah-langkah penanganannya agar resiko dapat
ditekan semaksimal mungkin. Pengelolaan resiko yang baik akan
memberikan kepercayaan diri pada tim proyek dalam melaksanakan
proyek. Pengelolaan ini akan menghindari adanya kejadian-kejadian
tak terduga yang mem-bahayakan proyek.
Salah satu proyek yang perlu dilakukannya analisis manajemen
resiko yaitu pada pembangunan infrastruktur transportasi laut
dermaga di desa Pehe Kecamatan Siau Barat di Kabupaten Kepulauan
Siau, Tagulandang yang memiliki topografi daerah, pegunungan dan
berbukit–bukit, sehingga mempunyai resiko pekerjaan yang besar dan
membutuhkan upaya pencegahan, diharap-kan dengan adanya
manajemen resiko yang baik dapat memperlancar proses pelaksanaan
pembangunan.

Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi


resiko pada pelaksanaan proyek dermaga, Menganalisis besaran
kemungkinan dan apakah dampak yang terjadi terhadap resiko serta
menganalisis respon yang harus dilakukan terhadap resiko yang
terjadi diluar kriteria standar yang dilakukan.
Metode Penelitian Penelitian ini termasuk tipe penelitian eksplanatori atau penjelasan,
yang berarti mengidentifika-sikan hubungan sebab-akibat antara
berbagai variabel. Studi eksplanatori meninjau apakah semua variabel
bebas berpengaruh sama besarnya terhadap variabel terikat, ataukah
ada variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap
variabel terikat.

Salah satu data diperoleh dari kuesioner, responden hanya mengisi


frekuensi (skala 1,2,3,4 dan 5) dan akibat/dampak (skala 1,2,3,4, atau
5) terjadinya resiko. Kemudian peneliti akan mengisi matriks resiko
berdasarkan matriks resiko dari The Australian/New Zealand
Standard Risk, dengan itu peneliti akan
mendapatkan hasil data dengan mengelompokkan mana variabel yang
memiliki high risk dan mana variabel yang tidak high risk.
Pembahasan Data yang diperoleh berupa Dokumen Kontrak, Dengan Penyebaran
Kuesioner juga didapatkan data mengenai dampak dan kemungkinan
terjadinya resiko dilapangan. Analisis Data dilakukan Setelah
penyebaran angket tentang variabel resiko terhadap dampak (D) dan
Probabilitas (P) pekerjaan konstruksi pembangunan dermaga Pehe,
data–data tersebut diolah dan dianalis.
Nilai Dampak dan Probabilitas variabel Resiko hasil
survey/Kuesioner.
Penentuan nilai probabilitas dan dampak resiko
Hasil kuesioner survey utama dilakukan pengolahan data dengan
metode nilai rata-rata. Hasil rata-rata dibulatkan kenilai terdekat untuk
mempermudah dalam menentukan tingkat resikonya.
Penentuan tingkat resiko
Metode yang digunakan dalam menentukan tingkat resiko
menggunakan probability impact grid Nilai pembulatan.
Penentuan Level Resiko
Setelah melalui tahapan analisa data, pada variabel–variabel resiko
baik terhadap dampak maupun probabilitas.

Evaluasi Penetapan Level Resiko Berdasarkan Level Resiko


tersebut maka terdapat 6 variabel resiko yang berada pada level H atau
Tinggi yang artinya resiko tersebut tidak dapat diterima melainkan
Resiko dengan level H, harus dilakukan respon yang dapat
memperkecil level resiko hingga resiko tersebut dapat diterima yaitu
minimal sampai level moderat, 3 Variabel resiko berada dalam Level
S atau Signifikan yang artinya resiko masih dapat diterima perlu
dilakukan respon atau mitigasi hingga dapat menurunkan levelnya
menjadi Low, dan 25 variabel resiko dalam level Low yang artinya
variabel tersebut dapat diterima tanpa dilakukan langkah mitigasi.
Plan Risk Response
Beberapa cara dalam melakukan respon terhadap resiko yang terjadi
dalam pembangunan Dermaga Pehe yaitu :
1. menghindari resiko (avoidance)
2. memindahkan resiko (transference)
3. mengurangi resiko (mitigation)
4. menerima resiko (acceptance).
Respon resiko diperlihatkan pada Tabel 6 terlampir.

Kesimpulan Kesimpulan Penelitian


1. Variabel resiko pada masa konstruksi pembangunan Dermaga
Pehe di Kecamatan Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro
sebanyak 42 variabel, yang terbagi dalam 5 kategori resiko.
Kategori resiko alam dan situasi terdapat 2 resiko, kategori resiko
sumber daya manusia terdapat 6 sub kategori, variabel resiko
Logistik 5 kategori.
2. Berdasarkan Level Resiko tersebut maka terdapat 6 variabel
resiko yang berada pada level H atau Tinggi yaitu resiko akibat
alam / cuaca, penyelesaian tidak tepat waktu, denda akibat
keterlambatan, terjadi kenaikan harga besi, terjadi kenaikan harga
pasir beton, terjadi kenaikan harga semen yang artinya resiko
tersebut tidak dapat diterima langsung melainkan Resiko dengan
level H, harus dilakukan respon yang dapat memperkecil level
resiko hingga resiko tersebut dapat diterima yaitu minimal sampai
level moderat, 3 Variabel resiko berada dalam Level S atau
Signifikan yaitu force majeur, keterlambatan pengiriman material,
material tidak sempurna yang artinya resiko masih dapat diterima
perlu dilakukan respon atau mitigasi hingga dapat menurunkan
levelnya menjadi Low, dan 25 variabel resiko dalam level Low
yang artinya variabel tersebut dapat diterima tanpa dilakukan
langkah mitigasi.
3. Penanganan terhadap resiko tinggi dilakukan dengan cara
mengurangi resiko (mitigasi) baik dari sisi probabilitas maupun
dampaknya dan tranfer resiko terhadap resiko yang sulit dilakukan
mitigasi atau resiko masih berpotensi besar dampaknya meskipun
sudah dilakukan mitigasi.

Kelebihan Variabel yang dapat diukur pada penelitian ini tidak terbatas,
Pengaplikasian metode ini mudah diterapkan untuk menentukan
tingkat resiko.
Kelemahan Tidak ada analisa keakuratan mengenai pengisian kuesioner
Judul Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko K3 Pada Tindakan
Perawatan & Perbaikan Menggunakan Metode Hirarc (Hazard
Identification And Risk Assesment Risk Control)
Jurnal SENASSET 2015
Tahun 2015
Penulis Supriyadi
Reviewer Nillam Yahaya Azhary
Tanggal 30 Maret 2019

Latar Belakang Setiap lingkungan kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi
sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak
terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena adanya risiko
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Secara garis besar penyebab
kecelakaan kerja disebebkan oleh faktor-faktor, yaitu tindakan orang yang
tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-keadaan
lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition).
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan identifikasi bahaya dan
penilaian risiko serta pengendalian untuk mencegah dan mengurangi potensi
terjadinya kecelakaan kerja agar perusahaan mencapai tujuan program K3
yaitu zero accident sesuai apa yang diinginkan oleh perusahaan dan pihak-
pihak terkait.
Tindakan proses perbaikan dan perawatan dapat berpotensi terjadi
kecelakan kerja karena (unsafe action) atau pun (unsafe condition), dengan
melakukan identifikasi bahaya dan risiko serta pengendalianya dengan
metode JSA (Job Safety Analysis) dapat mengurangi terjadinya kecelakaan
kerja. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA (Job Safety Analysis)
adalah Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari
pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja serta menentukan
bagaimana untuk mengontrol bahayanya tetapi dalam hal ini kekurangan
metode JSA (Job Safety Analysis) adalah tidak dapat menganalisa risiko dan
menilai bahaya risiko atau risk assessment yang ada dalam tindakan
perbaikan dan perawatan infastuktur di PT X

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mangetahui tingkat bahaya dan risiko
K3 pada tindakan perbaikan dan perawatan dengan metode HIRARC
(Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) dan melakukan
pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja dapat memberikan alternatif
perbaikan manajemen K3.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut
Nurbuko (2005), metode deskriptif yaitu memberikan gambaran secara
jelas suatu masalah dan keadaan berdasarkan data-data yang sebenarnya,
sehingga hanya merupakan pengungkapan suatu fakta dan data yang
diperoleh serta digunakan sebagai bahan penulisan. Analisis pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan lapangan dan
analisis dokumen dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control) dengan tahapan mengidentifikasi bahaya
dan menilai risiko serta pengendalianya kemudian dilakukan analisis risk
rating untuk mengetahui tingkat risiko yang ada.
Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk
Control) adalah serangkaian proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam
aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang diharapkan dapat
dilakukan usaha untuk pencegahan dan pengurangan terjadinya kecelakaan
kerja yang terjadi di perusahaan, dan menghindari serta minimalisir risiko
dengan cara yang tepat dengan menghindari dan mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam melakukan proses
kegiatan perbaikan dan perawatan sehingga prosesnya menjadi aman.
Identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan pengendaliannya merupakan
bagian dari sistem manajemen risiko yang merupakan dasar sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terdiri dari identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk
assessment) dan pengendalian risiko (risk control)

Pembahasan Pengolahan data akan dilakukan dengan metode HIRARC yang terdiri
dari hazard identification, risk assessment, dan risk control. Potensi
penurunan risk rating akan dibuat setelah pembuatan risk control. Potensi
penurunan dibuat sebagai acuan atau target dari hasil risk control.

2.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) Proses identifikasi


bahaya adalah proses lanjutan dari identifikasi kegiatan, pada proses
identifikasi bahaya akan dilakukan penjabaran resiko dari setiap kegiatan
yang sudah diidentifikasi.
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian ini kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan yaitu: pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat
pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta pengeboran. Pekerjaan
dingin bekerja di ketinggian, pengecatan perbaikan intalasi pipa,
perbaikan mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan mechanic.

Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan perawatan.


Tindakan perawatan infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan
perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya kerja
selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya
perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak
semestinya, pemakaian alat pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan
lain yang terjadi dilingkungan kerja.

2.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) Penilaian potensi bahaya


yang diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya
risiko yang dimaksudkan untuk menentukan
besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan
besar akibat yang ditimbulkan. Penelitian resiko (risk assessment)
mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa resiko (risk analysis) dan
mengevaluasi risiko (risk evaluation).

2.3 Pengendalian Risiko (Risk Control)


Risk control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari potensi
bahaya yang ada. Contoh dari risk control dapat dilihat pada Tabel 6

Kesimpulan Hasil identifikasi terdapat 52 bahaya risiko dari 5 proses kegiatan dan risk
assessment terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan. Kontrol
dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih
rendah tingkat bahayanya sehingga prosesnya menjadi aman. Nilai risiko
tindakan perawatan dan perbaikan infastuktur untuk risiko bahaya rendah
16% sedang 54%, terdapat risiko tinggi 27%, dan extrim 3%.

Kelebihan Data-data yang digunakan merupakan sebenarnya, sehingga hanya


merupakan pengungkapan suatu fakta dan Nilai tingkat bahaya resiko dapat
mudah dipahami
Judul Manajemen Risiko K3 (Keselamatan Dan Kesehatan Kerja)
Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai
Surabaya
Jurnal Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Tahun 2011
Penulis Iman Kurniawan Wicaksono
Reviewer Nillam Yahaya A
Tanggal 30 Maret 2019

Latar Belakang Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek


konstruksi akan menjadi salah satu penyebab terganggunya atau
terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Oleh karena itu, pada
saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) di lokasi kerja dimana masalah keselamatan dan kesehatan
kerja ini juga merupakan bagian dari perencanaan dan
pengendalian proyek.

Proyek pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya


didirikan di kawasan Surabaya Barat teridiri dari 3 tower (Tower
A, B, C) dan fasilitas lengkap. Pembangunan Apartemen Puncak
Permai merupakan bangunan tingkat tinggi yang sangat berisiko
dalam hal kecelakaan kerja. Penggunaan teknologi tinggi dan
metode pelaksanaan yang tidak akurat serta kurang teliti dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja. Terbukti dari data yang
didapatkan selama Januari 2009- maret 2010 pelaksanaan
terdapat 8 kejadian kecelakan (Safety Health Environment,
WIKA).

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi risiko K3


(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat terjadi pada
kegiatan proyek pembangunan Apartemen Puncak Permai
Surabaya, Memberikan penilaian atas risiko-risiko K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada proyek
pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya

Metode Penelitian Pengambilan sampel akan menggunakan teknik purposive


sampling. Purposive Sampling dikenal juga dengan sampling
pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika
peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di
dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk
tujuan tertentu. Hanya mereka yang ahli yang patut memberikan
pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan
(Riduwan, 2008)

Pembahasan Penilaian risiko


Penilaian risiko berdasarkan atas data primer dan sekunder yang
merupakan data hasil wawancara, kuisioner dan pengamatan
langsung dilapangan mengenai risiko-risiko yang terjadi pada
proyek pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya
setelah pengumpulan data selesai dilakukan, maka selanjutnya
data-data yang telah diperoleh baik data kuisioner penilaian
maupun data hasil wawancara diolah melalui tahapan
pengolahan data. Risiko diformulasikan sebagai fungsi dari
kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak negatif (impact).
Atau indeks risiko = Probabilitas (Likelihood) X Dampak (
Impact). Risiko yang potensial adalah risiko yang perlu
diperhatikan karena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi dan
memiliki konsekuensi negatif yang besar. Berikut ini adalalah
tabel 1 hasil perhitungan indeks risiko

Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisa dalam penelitian ini,


maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari perkalian probabilitas risiko dan dampak
risiko maka diperoleh nilai tertinggi dari total indeks
risiko, yaitu: pada pekerjaan lifting material
menggunakan tower crane terdapat risiko material
terjatuh/sebagian besar dari material yang diangkat
dengan total indeks risiko sebesar 13,95.
2. Berdasarkan analisa yang dilakukan, diketahui
root cause nilai tertinggi dari total indeks risiko adalah
pada material terjatuh/sebagian besar dari material yg
diangkat pada kegiatan lifting material menggunakan
tower crane disebabkan oleh proses pengepakan
barang/material yang tidak tepat, sling dan shackle
mengalami kerusakan.

Kelemahan Tidak mnyebutkan metode dalam menganalisa data


Judul Risk Analysis of Critical Infrastructures Using Fuzzy Copras
Jurnal Ekonomska Istrazivanja
Volume dan Vol 24 Halaman 27-40
Halaman
Tahun 2011
Penulis Morteza Yazdani
Reviewer Nillam Yahaya A
Tanggal 30 Maret 2019

Latar Belakang Baru baru ini negara di seluruh dunia dihadapkan dengan beberapa
peristiwa di sektor infrastruktur. Peristiwa tersebut menyebabkab
banyak jatuhnya korban dan kerusakan pada manusia, lingkungan,
serta mesin. Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan yang
mengutamakan keamanaan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan .
Oleh karena itu banyak metodologi penelitian yang dikembangkan
untuk menganalisa kemungkinan atau ranking resiko yang mungkin
dapat terjadi.
Salah satu metodologi yang paling terkenal dibidang itu adalah
RAMCAP (Metodologi Critical Asset Protection), Selain itu juga ada
metodologi MCDM,terus berkembangnya metodologi dibidang ini
hingga juga muncul metodologi fuzzy .
Tujuan Penelitian Memperkenalkan dan membandingkan metode RAMCAP, dan Fuzzy
dalam menganalisa resiko yang terjadi pada sektro infrastruktur
Metode Penelitian Metode RAMCAP
Metodologi RAMCAP menyediakan proses sistematis untuk
mengidentifikasi dan menganalisis potensi resiko yang dapat terjadi
Metode Fuzzy
Logika fuzzy - diperkenalkan oleh Zadeh (1965) - dapat
memperhitungkan ketidakpastian dan penyelesaiannya
masalah di mana tidak ada batas yang tajam dan nilai yang tepat.
Pembahasan Penentukan peringkat risiko yang ada dalam infrastruktur kritis di
Indonesia
untuk menunjukkan aplikasi potensial dari model. Contoh transportasi
kereta api adalah diadopsi dari API & NPRA (2004).

6.1. IDENTIFIKASI RISIKO


Dalam kasus kami, delapan aset kritis diidentifikasi sebagai aset
berisiko untuk dianalisis oleh model. Aset-aset ini termasuk 25 kereta
api produk minyak bumi (RPP), bagian jalur pedesaan , bagian jalur
utama jalur di daerah pedesaan - 200
miles (MST-200), penyeberangan sungai (RC), jalur jalur utama di
perkotaan
area - 300 mil (MST-300).

6.2. SELEKSI KRITERIA


Dari diskusi di atas, kriteria evaluasi untuk digunakan dalam model
yang diusulkan terdiri dari Ancaman (C1), Kerentanan (C2),
Konsekuensi (C3), Deteksi (C4), dan Reaksi terhadap acara (C5).
Dengan demikian, hirarki keputusan terstruktur seperti yang
digambarkan .
Masalah keputusan terdiri dari tiga tingkatan: tujuan masalah terletak
di
tingkat tertinggi, sedangkan di tingkat kedua, kriteria disajikan, dan
tingkat terakhir
milik alternatif. Dua kuesioner dirancang; salah satunya adalah
mendapatkan bobot kriteria dan lainnya adalah untuk mendapatkan
pentingnya alternatif sehubungan dengan kriteria. Untuk menentukan
fuzzy bobot setiap kriteria, variabel linguistik dikonversi menjadi
bilangan fuzzy segitiga sebagai
ditunjukkan pada kolom ketiga .

Dalam pengambilan keputusan (Fuuzy)


Kemudian, pengambil keputusan diminta untuk membentuk matriks
evaluasi fuzzy secara linguistik variabel disajikan pada Tabel dibawah
. Ini dibangun dengan membandingkan risiko delapan potensi di
bawah lima kriteria secara terpisah.

Matriks keputusan fuzzy disajikan pada Tabel 5. Setelah membangun


matriks keputusan fuzzy, nilai fuzzy dikonversi menjadi nilai-nilai
tajam melalui Persamaan. (5)
Berdasarkan prosedur fuzzy COPRAS, matriks keputusan yang
dibentuk pada Tabel 5 perlu dinormalisasi. Kemudian, matriks
keputusan tertimbang untuk alternatif yang ada dihitung dengan
mengalikan bobot kriteria dengan matriks keputusan yang
dinormalisasi seperti digambarkan dalam
Tabel 6.
Dalam pengambilan keputusan (Ramcap)
RAMCAP konvensional adalah disajikan. Untuk tujuan ini, kami
memenuhi analisis risiko dengan menggunakan RAMCAP
konvensional untuk kasus sebelumnya. Berdasarkan RAMCAP, risiko
adalah fungsi dari ancaman hanya tiga komponen,
kerentanan, dan besarnya konsekuensi. Skala evaluasi dengan lima
penilaian {1, 2, 3,4, dan 5} diterapkan, di mana 1 mewakili tingkat
penilaian minimum dan 5 berarti maksimum
seperti yang digambarkan pada Tabel

Seperti dapat dengan mudah dilihat, klasifikasi akhir menunjukkan


perbedaan yang signifikan antara
hasil RAMCAP dan fuzzy COPRAS. Menurut output RAMCAP,
risikonya nilai milik set terbatas dan tidak pernah memperhitungkan
nilai akun seperti 7, 11, 13, 14, 17, 19,21. Selanjutnya, dari sudut
pandang komputasi, ada pengurangan kemampuan
metodologi RAMCAP konvensional untuk menentukan peringkat
yang tepat dan akurat, kemudian dikelompokkan aset kritis ke dalam
beberapa kategori dan mengalokasikan peringkat yang sama untuk
aset yang berbeda. Ini
harus dipertimbangkan bahwa organisasi dipaksa dengan dua
keterbatasan utama yaitu keuangan dan waktu. Alokasi sumber daya
untuk kegiatan yang tidak perlu mengarah pada peluang pemborosan.

Kesimpulan Sebagian besar penelitian sebelumnya hanya menggunakan parameter


RAMCAP untuk mengevaluasi risiko. Di dalam
kertas, kerangka kerja baru untuk mengevaluasi risiko dalam
infrastruktur kritis diperkenalkan dan
dikembangkan. Model yang diusulkan memperluas terobosan
RAMCAP konvensional dengan memperkenalkan yang baru
parameter efek pada tingkat risiko untuk mendapatkan klasifikasi
risiko yang ada lebih tepat.
Menurut kompleksitas model yang diusulkan karena ada kriteria yang
berbeda, yang ada di bertentangan satu sama lain, metode
pengambilan keputusan multi-kriteria berdasarkan logika fuzzy
teori dijelaskan untuk juga menangani ketidakpastian masalah
pengambilan keputusan. Teknik ini membantu pengambil keputusan
untuk menentukan kepentingan relatif kriteria dan untuk menentukan
penilaian oleh sarana variabel linguistik. Studi kasus disajikan untuk
menunjukkan potensi aplikasi metodologi ini. Kemudian
perbandingan antara model yang diusulkan dan
RAMCAP konvensional terpenuhi. Hasil perbandingan menunjukkan
beberapa kekurangan RAMCAP konvensional seperti yang tercantum
di bawah ini:
(1) Nilai-nilai evaluasi risiko milik satu set terbatas,
(2) Mengelompokkan aset ke dalam beberapa kategori,
(3) Mengalokasikan peringkat yang sama ke berbagai aset,
(4) Mengabaikan kepentingan relatif dari kriteria.
Judul Risk Management in Construction Projects
Tahun (2015)
Penulis Shahid Iqbal
Reviewer Nillam Yahaya Azhary
Tanggal 30 Maret 2019

Latar Belakang Risiko didefinisikan sebagai paparan kerugian / keuntungan atau


kemungkinan terjadinya kerugian / keuntungan . Peristiwa dikatakan
pasti jika probabilitas mereka kejadian adalah 100% atau sama sekali
tidak pasti jika probabilitas kejadiannya adalah 0%. Saat ini, risiko
dapat dinilai menggunakan berbagai jenis informasi dan metode.
Proyek konstruksi dianggap memiliki risiko yang lebih melekat
karena melibatkan lebih banyak pihak seperti , seperti pemilik,
desainer, kontraktor, subkontraktor, pemasok, dll. (PMI 2004).
Penyelesaian konflik antar entitas telah dianalisis oleh Šostak dan
Makutėnienė (2013).
Analisis dan manajemen risiko adalah bagian penting dari proses
pengambilan keputusan di Indonesia .Industri konstruksi memiliki
reputasi yang buruk dalam menghadapi risiko karena banyak proyek
gagal memenuhi tenggat waktu dan target biaya , Selain itu
kelecakaan kerja juga menjadi aspek yang mempengaruhi reputasi
buruk tersebut.
Adanya resiko resiko kegagalan proyek perlu adanya analisis
mengenai hal tersebut dengan tujuan untuk meminimalisir resiko yang
dapat terjadi.
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap
praktisi konstruksi menuju berbagai jenis risiko dan tanggung jawab
masing-masing. Selain itu, makalah ini menyajikan teknik yang paling
efektif dalam mencegah / memitigasi berbagai jenis risiko.
1. Untuk mengidentifikasi risiko dalam proyek konstruksi sehingga
mereka dapat dikelola sambil mencapai
tujuan proyek.
2. Untuk mengidentifikasi teknik manajemen risiko utama yang
dipraktikkan dalam mengelola risiko dalam
industri konstruksi.
Metode Penelitian Penilaian risiko dalam proyek konstruksi telah diterapkan secara
berbeda dari proyek ke proyek, menggunakan berbagai model
penilaian risiko untuk mengevaluasi risiko dalam kegiatan tertentu
proyek. Banyak peneliti telah mengusulkan berbagai jenis model
penilaian risiko kegiatan yang tepat dalam penilaian proyek konstruksi
(Yafai et al. 2014).
Studi ini bertujuan untuk menyoroti risiko utama yang dihadapi
proyek konstruksi Pakistan menghadapi dan teknik manajemen risiko
yang digunakan untuk mengelola risiko ini. Ini juga menggambarkan
persepsi profesional mengenai signifikansi risiko ini dan manajemen
risiko teknik yang digunakan untuk manajemen mereka. Kuesioner
penilaian ahli digunakan sebagai Metodologi Penelitian.
Model penilaian risiko yang disajikan untuk industri konstruksi
Pakistan akan berfungsi sebagai: a.alat pelengkap untuk penilaian
risiko berbagai jenis proyek konstruksi di Pakistan
dan dapat bermanfaat bagi perusahaan lain dalam kategori yang sama,
terutama yang dimiliki industri konstruksi serupa seperti di Pakistan.
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengevaluasi risiko di
industri konstruksi PT Pakistan. Survei berbasis kuesioner digunakan
sebagai sumber utama pengumpulan data.
Kuesioner disusun setelah tinjauan pustaka dan inter-mendalam
mendalam pandangan dengan profesional berpengalaman di industri
ini untuk fnalisation kuesioner sesuai kondisi lokal. Kuesioner terdiri
dari tiga bagian. Bagian pertama terdiri dari 37 berbagai jenis risiko
dan diskusi dengan praktisi industri.
Pembahasan Signifikansi risiko
Responden diminta untuk menggunakan Skala Likert (1-5) untuk
menunjukkan persepsi mereka tentang signifikansi setiap risiko: "1"
untuk signifikansi terendah dan "5" untuk signifikansi risiko tertinggi.
Hasilnya dirangkum dan skor kumulatif dihitung untuk setiap jenis
risiko. Begitu skor kumulatifnya adalah dihitung, skor persentase
dihitung untuk setiap risiko menggunakan rumus yang telah
ditetapkan.
Teknik manajemen risiko preventif
Pilihan optimal untuk mengelola risiko adalah dengan meminimalisir
risiko tersebut. Risiko dapat dihindari pada tahap perencanaan
sebelum dimulainya proyek dengan memasukkan perubahan yang
diperlukan yang berasal dari pertimbangan-
asi risiko yang diperlukan. Teknik manajemen preventif digunakan
selama perencanaan tahap untuk menghindari / meminimalkan risiko
yang diperlukan dengan mempertimbangkannya sebelum memulai
proyek dan
merencanakan untuk itu. Data mengenai sikap responden terhadap
efektivitas
dari teknik-teknik manajemen risiko preventif yang dipertimbangkan
telah dikumpulkan serta diatur dalam urutan menurunnya efektivitas.
Contoh tabel responbility

Contoh tabel kumulatis responbility


Kesimpulan Studi ini menggambarkan cara responden memandang berbagai jenis
risiko tertentu untuk proyek pembangunan di Pakistan. Dari 37 risiko
dimasukkan ke dalam kuesioner, sepuluh besar risiko telah disorot dan
dibahas secara rinci: a) penundaan pembayaran; b) pendanaan proyek
masalah; c) kecelakaan / keselamatan selama konstruksi; d) desain
yang rusak; e) eksekusi yang tidak akurat rencana / jadwal tion; f)
kinerja subkontraktor yang buruk; g) fluktuasi nilai tukar dan
informasi; h) ruang lingkup definisi pekerjaan yang tidak tepat dalam
suatu kontrak; i) kualitas bahan yang buruk dan peralatan; dan j)
kekurangan / keterlambatan pasokan bahan.

Dalam hal tanggung jawab risiko, 6 risiko dialokasikan kepada


kontraktor, 8 - untuk klien, dan 8 - sebagai tanggung jawab bersama.
Tanggung jawa dari 5 risiko belum diputuskan. Ini menunjukkan
bahwa kontraktor bertanggung jawab atas sebagian besar risiko di
bawah tanggung jawab langsungnya. Risiko-risiko yang berada di
bawah kendali langsung klien dialokasikan di bawah tanggung jawab
klien. Risiko yang tidak dialokasikan ke salah satu pihak,
diklasifikasikan sebagaitanggung jawab bersama.
Mengenai hasil data tentang efektivitas teknik manajemen risiko,
teknik pencegahan “pembuatan jadwal yang akurat dengan
mendapatkan proyeksi yang diperbarui informasi dan merujuk pada
proyek-proyek serupa ”menarik perhatian respondenTeknik perbaikan
yang efektif adalah “supervisi dan koordinasi yang erat dengan
kontraktor pihak ”.

Anda mungkin juga menyukai