Anda di halaman 1dari 19

ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK KEHAMILAN

A. Sasaran Belajar
1. Mahasiswa mampu memahami prosedur tindakan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk tindakan Anamnesa dan pemeriksaan
fisik kehamilan
3. Mahasiswa mampu melakukan skill Anamnesa dan pemeriksaan fisik kehamilan secara
mandiri

B. Dasar Teori
Setiap wanita yang dinyatakan positif hamil akan mengalami adaptasi fisiologis dan
psikologis. Untuk itu perlu diberikan Antenatal Care kepada ibu dan janin yang
dikandungnya
Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim.
Frekuensi kunjungan yang dianjurkan selama ibu hamil untuk pemeriksaan adalah:
1. Kunjungan I (12 – 24 minggu)
Anamnesa lengkap, pemeriksaan fisik & obstetric, pemeriksaan penunjang (lab),
Pemeriksaan antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE.
2. Kunjungan II (28 – 32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara & senam
hamil, TT I
3. Kunjungan III (34 minggu)
Anamnesa, pemeriksaan ulang lab, TT II
4. Kunjungan IV, V, VI, VII (36 – 42 minggu)
Anamnesa, perawatan payudara & persiapan persalinan

C. Peralatan Dan Bahan


1. Handscoen
2. Jangka panggul
3. Meteran atau Midline
4. Stetoskop
5. Spigmomanometer
6. Funandoskop/linec/dopler
7. Jam tangan dengan jarum detik
8. Timbangan berat badan
9. Pengukur tinggi badan
10. Hammer Reflek
11. Buku catatan dan alat tulis

D. Prosedur Ketrampilan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
d. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien, memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
d. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa

ANAMNESA

a. Menanyakan identitas pasien dengan maksud untuk mengenal penderita dan menentukan
status sosial ekonominya. Identitas yang ditanyakan meliputi:
1) Nama lengkap
2) Umur, penting karena untuk menentukan prognosa kehamilan.
3) Pekerjaan
4) Agama
5) Alamat
b. Melakukan anamnesa tentang pasangan
1) Nama pasangan dan umur pasangan,
2) Adakah penyakit genetik / keturunan dalam keluarga pasangan,
3) Apakah pasangan mengkonsumsi alkohol / obat-obatan / rokok,
4) Golongan darah,
5) Perilaku seksual,
6) Pendidikan dan pekerjaan,
7) Sikap pasangan terhadap kehamilan.
c. Menanyakan tentang riwayat perkawinan
1) Menikah atau tidak menikah
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
d. Menanyakan keluhan utama pasien
e. Menanyakan tentang riwayat haid untuk mengetahui faal kandungan ibu
1) Menarche/haid pertama
2) Haid teratur atau tidak teratur, siklus haid
3) Lamanya haid
4) Banyaknya darah saat haid
5) Sifat darah (cair atau beku), warna dan bau
6) Dismenorre/ tidak
7) Haid yang terakhir
Haid terakhir, teratur tidaknya haid dan siklus haid dipergunakan untuk
memperkirakan tanggal persalinan, dengan menggunakan hukum Naegele
yaitu:
a) Dicari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
b) Menentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir) dengan cara :
Tanggal (+7), bulan (-3), tahun (+1)
Atau Tanggal (+7), Bulan (+9)
Contoh : HPHT : 13 1 2019
(+7) (+9)
HPL : 20 10 2019

f. Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :


1) Status obstetrikus ibu, meliputi kehamilan, persalinan dan abortus. Status obstetrikus
seorang wanita dapat ditulis dengan G (Gravida), P (Para/Persalinan) dan A
(Abortus)
Contoh:Wanita yang sedang hamil ke 4, telah melahirkan 1 orang anak dan
mengalami abortus 2 kali dituliskan dengan : G4, P1, A2
2) Riwayat kehamilan yang lalu
Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (Hiperemesis
gravidarum), toxaemia gravidarum
3) Riwayat persalinan yang lalu
Persalinan yang lalu spontan/ buatan, persalinan yang lalu aterm (pada usia
kehamilan usia 37 mg –42 mg), prematur (pada usia kehamilan 28 mg–37 mg) atau
serotinus (pada usia kehamilan lebih dari 42 mg). Apakah pada persalinan yang lalu
terjadi perdarahan. Persalinan ditolong oleh bidan, dokter, atau dukun.
4) Riwayat nifas yang lalu
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana masa laktasinya
5) Anak yang dilahirkan sebelumnya
Jenis kelamin anak, berat badan saat lahir, hidup atau meninggal (umur berapa dan
apa penyebab anak meninggal)
g. Menanyakan riwayat kehamilan sekarang
1) Apakah sudah merasakan pergerakan anak/belum
2) Adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan
3) Pada trimester III, adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang dll.
4) Melakukan anamnesa tentang riwayat keluarga
5) Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, riwayat anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
h. Menganalisa riwayat penyakit/medik
1) Pernahkah sakit keras atau dioperasi, jika pernah sakit / operasi apa dan kapan.
2) Bagaimana keadaan umum pasien, status nutrisi, miksi dan defekasi.
3) Riwayat alergi makanan / obat
4) Apakah sudah mendapat Imunisasi
i. Menganamnesa tentang religius / kultur
Kepercayaaan / keyakinan agama, mitos tentang kehamilan, pengaruh susunan keluarga
terhadap ibu hamil

PEMERIKSAAN FISIK KEHAMILAN

a. Melakukan pemeriksaan fisik umum (Status Praesent Generalis)


1) Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat Perhatikan bagaimana sikap tubuh pasien,
keadaan punggung dan cara berjalan. Apakah cenderung membungkuk, terdapat
lordosis, kifosis, scoliosis, pincang dsb. Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan,
apakah ia tampak nyaman dan gembira, apakah ibu tampak lemah.
2) Antropometri
a) Berat Badan
Berat badan harus dipantau tiap kali ibu hamil periksa. Berat badan ibu hamil
biasanya naik sekitar 9 – 12 kg selama kehamilan. Bila kenaikan berat badan ibu
kurang dari 5 kg pada kehamilan 28 minggu maka ia perlu dirujuk; serta pada
trimester III berat badan tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg dalam seminggu
atau 3 kg dalam sebulan. Penambahan lebih dari batas-batas tersebut disebabkan
karena penimbunan (retensi) air yang disebut pra oedema.
b) Tinggi Badan
Tinggi badan ibu hanya perlu diperiksa pada kunjungan pertama. Bila tinggi
badan ibu kurang dari 145 cm, maka persalinan perlu diwaspadai karena
kemungkinan ibu mempunyai panggul yang sempit.
c) Lingkar Lengan Atas; batas normal 23,5 cm
3) Vital Sign
a) Tekanan Darah
Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih mintalah ibu berbaring
miring ke kiri dan mintalah ibu bersantai sampai terkantuk. Setelah 20 menit
beristirahat, ukur kembali tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi,
maka hal ini menunjukkan ibu menderita pre eklamsi dan harus dirujuk ke
dokter.Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 pada systolik
atau 90 pada diastolik. Juga perubahan 30 pada systolik dan 15 pada diastolik di
atas tensi sebelum hamil, karena menandakan toxaemia gravidarum
b) Nadi Meningkat 10 – 15 x/menit
c) Suhu
d) Respirasi
4) Adanya oedem
Oedem dalam kehamilan dapat disebabkan karena toxaemia gravidarum, karena
tekanan rahim pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki,
karena hypovitaminose B1, hypoproteinemia atau karena penyakit jantung.

b. Melakukan pemeriksaan fisik kebidanan (Status Obstetricus); Pemeriksaan dilakukan


secara sistematis atau berurutan.
1) Kepala
Inspeksi : warna dan kebersihan rambut, kerontokan rambut
Palpasi : raba kepala untuk mengetahui adanya lesi dan massa
2) Wajah
Inspeksi : Pucat, oedem pada wajah, cloasma gravidarum
3) Mata
Inspeksi : Sklera ikterik / tidak, konjungtiva anemis / tidak
4) Hidung
Inspeksi : Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung
Palpasi : Pembesaran polip & sinusitis
5) Mulut
Inspeksi : Bibir kering dan pecah-pecah/tidak, cyanosis/tidak, stomatitis, gingivitis,
adakah gigi yang tanggal, berlubang, dan caries gigi, lidah kotor/tidak, bau mulut
yang menyengat;
6) Leher
Palpasi : Kelenjar gondok, pembesaran vena jugularis; pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran kelenjar limfa.
7) Thorax
8) Pemeriksaan jantung dan paru;
Pemeriksaan mamae / payudara;
Inspeksi : Kesimetrisan payudara; Papila mamae/puting susu menonjol/
mendatar/masuk (inverted); Areola mamae melebar & bertambah hitam
(hiperpigmentasi)
Palpasi : Pengeluaran kolostrum; Terdapat benjolan abnormal / tidak (pada
kunjungan pertama)
9) Abdomen (Inspeksi, Palpasi dan Auskultasi)
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, lakukan hal-hal berikut:
a) Minta ibu mengosongkan kandung kemihnya bila perlu
b) Bantu ibu untuk santai, letakkan sebuah bantal dibawah kepala dan bahu,
fleksikan tangan dan lutut.
c) Hangatkan telapak tangan

Inspeksi : Kesimetrisan perut, lihat bentuk pembesaran perut (apakah melintang,


memanjang, asimetris); adakah lesi / bekas luka operasi; Garis-garis (striae
gravidarum, linea alba, linea nigra)

Palpasi : pemeriksaan LEOPOLD;

Leopold I

Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di fundus uteri dan menentukan usia
kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri (TFU).
Caranya :

(1) Berdiri di sebelah kanan pasien dan melihat ke arah muka


(2) Meminta pasien untuk menekuk kakinya
(3) Menghangatkan telapak tangan
(4) Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk
uterus
(5) Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran, konsistensi
dan gerakan janin.
(6) Meraba dan menentukan bagian janin yang terdapat di fundus
Sifat kepala : bulat, keras, dan dapat digerakkan (balotemen)
Sifat bokong : tidak spesifik, lebih lunak, tidak dapat digerakkan, serta fundus
terasa penuh.
Bila kosong : letak lintang
(7) Mengukur tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan; ada 2 cara :
(a) Mengukur dengan jari, yaitu mengukur ujung atas fundus uteri menggunakan
jari.
(b) Mengukur dengan metline, yaitu mengukur ujung atas fundus uteri sampai
ujung atas simphysis menggunakan metline. Usia kehamilan dihitung dengan
menggunakan rumus Mc Donald :
Hasil (cm) x2/7=Usia kehamilan dalam BULAN
Hasil (cm) x8/7=Usia kehamilan dalam MINGGU
(c) Menafsirkan berat janin digunakan rumus
TBJ = TFU – (12 atau 13 atau 14) x 155 gram

Leopold II

Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus. Caranya:

(1) Berdiri di sebelah kanan pasien dan melihat ke arah muka


(2) Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan
yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi.
(3) Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada
sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki Bagian punggung janin akan teraba
sebagai suatu bagian yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk
teratur
(4) Bagian ekstremitas (kaki, lengan dan lutut) teraba sebagai bagianbagian kecil
yang tidak teratur, mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan
menendang
(5) Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi, mungkin punggung janin berada
pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior)
(6) Pada letak lintang di samping terletak kepala atau bokong.

Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di bagian bawah uterus dan
menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP).
Caranya:

(1) Melakukan pemeriksaan menggunakan satu tangan (tangan kanan), tangan kiri
menahan bagian fundus uteri.
(2) Raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis.
Coba untuk menilai bagian janin yang berada disana menggunakan ibu jari dan
jari-jari lainnya. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan leopold sebelumnya.
(3) Menentukan apakah bagian bawah tersebut sudah masuk PAP (Pintu atas
panggul) atau belum dengan menggoyangkan perlahan. Bila masih bisa
digerakkan : belum masuk PAP Bila tidak bisa digerakkan/engaged : sudah
masuk PAP

Leopold IV

Untuk memastikan ulang bagian janin yang terdapat di bagian bawah uterus dan
memastikan sudah seberapa besar bagian bawah janin masuk ke dalam rongga
panggul

Caranya:

(1) Berubah sikap menghadap ke kaki pasien, kaki ibu lurus.


(2) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk
menekan ke arah pintu atas panggul
(3) Memastikan ulang bagian janin terbawah dengan meraba dengan jari
(4) Meraba ujung bagian bawah janin untuk menilai seberapa jauh
bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
Jika kedua tangan konvergen : baru sebagian kecil yang masuk kedalam rongga
panggul
Jika kedua tangan sejajar : sudah masuk separuh
Jika kedua tangan divergen : sudah masuk sebagian besar
Auskultasi : Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) dengan menggunakan
funandoskop/linec atau dopler. Caranya :
(a) Meletakkan funandoskop pada daerah punggung janin,
(b) Memasang corong funandoskop pada telinga (menghadap kaki pasien)
(c) Dengarkan denyut jantung janin selama satu menit; kaji frekuensi dan irama
denyutan. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Jika DJJ
< 120 atau > 160 maka janin dalam keadaan distres dan perlu dirujuk
Gambar pemeriksaan leopold I, II, III dan IV

(8) Pemeriksaan punggung di bagian ginjal


Tepuk punggung dibagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan.
Bila ibu merasa nyeri, mungkin terdapat gangguan pada ginjal atau salurannya
(9) Genitalia dan anus
Inspeksi : Pakai sarung tangan sebelum memeriksa vulva; Terlihat sedikit cairan
jernih atau berwarna putih yang tidak berbau, hemoroid.
Palpasi : Raba kulit di daerah selakangan, pada keadaan normal tidak teraba
benjolan kelenjar; Cuci sarung tangan sebelum dilepaskan.
(10) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Varises; oedem (paling mudah dilihat pada mata kaki dengan cara
menekan beberapa detik). Odem positif pada tungkai kaki dapat menandakan
adanya preeklampsia; Kuku pucat Pemeriksaan reflek lutut (patella) : Minta
ibu untuk duduk dengan tungkai menggantung bebas, Raba tendon di bawah
lutut/patella. Dengan menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut bagian
depan. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika diketuk. Bila reflek negatif
kemungkinan pasien kekurangan vitamin B1. Sebaliknya bila gerakan berlebihan
dan cepat maka hal ini mungkin merupakan tanda pre eklampsia. Pemeriksaan
reflek bicep dan tricep
(11) Melakukan pemeriksaan panggul
a) Meminta pasien untuk berdiri
b) Mengukur panggul pasien menggunakan jangka panggul
(1) Distansia Spinarum; Jarak antara SIAS kiri dan kanan (23–26 cm)
(2) Distansia Cristarum; Jarak antara crista illiaca terjauh kanan dan kiri (26–
29 cm). Jika selisih antara distansia spinarum dan cristarum kurang dari 16
cm, kemungkinan besar terdapat kesempitan panggul.
(3) Conjugata eksterna (boudeloge); Jarak antara tepi atas symphysis dan
ujung prossesus spinosus ruas tulang lumbal ke V (18–20 cm); Bila
diameter bouldelogue kurang dari 16 cm, kemungkinan terdapat
kesempitan panggul
(4) Ukuran Lingkar Panggul; Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan
antara SIAS dan trochanter mayor di satu sisi kemudian kembali melalui
tempat yang sama di sisi yang lain. (80 – 90 cm)

Gambar pemeriksaan panggul

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Pemeriksaan Laboratorium
1) Urin : Tes kehamilan (pada kunjungan pertama); protein; glukosa; analisis
2) Darah : Hb (sebaiknya 3 bulan sekali); golongan darah; glukosa; VDRL Pemeriksaan
swab : lendir vagina & serviks
b) USG : Jenis kelamin janin; taksiran kelahiran; TBJ; jumlah cairan amnion

E. Tahap Terminasi
a) Melakukan evaluasi dan menyampaikan hasil pemeriksaan yang dilakukan.
b) Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
c) Merapikan pasien dan lingkungan.
d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
e) Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang akan datang.
f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
g) Mencuci tangan.
h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

F. Chek List Penilaian (Tools)


1. Tools Anamnesa Ibu Hamil
Skore
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 1
2 Mencuci tangan 1
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
5 Salam, Sapa, Perkenalkan diri 1
6 Melakukan kontrak 1
7 Menjelaskan tujuan 1
8 Menjelaskan prosedur 1
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
10 Mengajak pasien menbaca basmalah 1
11 Menanyakan identitas lengkap pasien (5 item) 1
12 Menanyakan identitas pasangan (7 item) 1
13 Menayakan riwayat perkawinan (3 item) 1
14 Menayakan keluhan utama pasien 2
15 Menanyakan riwayat haid (7 item) 2
16 Menentukan HPL dan HPHT 2
17 Menanyakan riwayat kehamilan dan nifal (5 item) 1
18 Menanyakan riwayat kehamilan sekarang 1
19 Menanyakan riwayat keluarga 1
20 Menanyakan riwayat penyakit 1
21 Menanyakan kultur/religius 1
22 Memberikan kesempatan pasien bertanya 1
23 Menjawab pertanyaan dengan benar 1
24 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami 1
Tahap Terminasi
25 Menyampaikan hasil anamnesa 1
25 Menyampaikan RTL 1
27 Mengajak Pasien membaca hamdalah 1
28 Berpamitan dan mengembalikan aalat ketempat 1
semula
29 Mencuci tangan 1
30 Dokumentasi 1
Penampilan selama tindakan
31 Ketenangan 1
32 Menjagaa keamanan dan ketenaangan pasien 1
33 Menggunakan teknik komunikasi terapuetik 1
Total Score 50

2. Tools Pemeriksaan Fisik


Skore
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 1
2 Mencuci tangan 1
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
5 Salam, Sapa, Perkenalkan diri 1
6 Melakukan kontrak 1
7 Menjelaskan tujuan 1
8 Menjelaskan prosedur 1
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
10 Menjaga privasi 1
11 Mengajak pasien membaca basmalah 1
12 Lakukan inspeksi dengan memperhatikan sikap 1
tubuh dan cara berjalan
13 Perhatikan kekuatan ibu ketika berjalan apakah 1
tampak nyaman dan bergembira/lelah
14 Ukur tinggi badan dan berat badan 1
15 Ukur tanda-tanda vital 1
16 Lakukan pemeriksaan kepala, muka, leher kaji 1
adanya klaisma gravidarum, pucat atau pembekaan
pada wajah
17 Mulut klien perhatikan pucat pada bibir, pecah- 1
pecah, stomatitis, ginggivitis
18 Pemeriksaan dada dan payudara 2
Benjolan abnormal pada payudara, ukuran
kesimetrisan, puting payudara menonjol, datar atau
masuk, keluarnya kolostrum atau cairan lain,
hiperpigmentasi areola, kebersihan, retraksi dada,
kemungkinan adanya masa atau nodul pada axila
19 Abdomen 1
Perhatikan bentuk pembesaran perut (melintang,
memanjang atau asimetris), pigmentasi (linea nigra
atau alba, striae gravidarum, luka bekas operasi,
gerakan janin, selanjutnya lihat prosedur
pemeriksaan leopold)
20 Pemeriksaan punggung 1
Tepuk punggung dibagian ginjal dengan bagian sisi
tangan yang dikepalkan
21 Pemeriksaan vulva 1
Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
Periksa apakah ada cairan jernih atau sedikit
berwarna putih tidak berbau, raba kulit bagian
selangkangan, perhatikan apakah ada varises
22 Pemeriksaan panggung 2
Inpkesi apakah ada dugaan panggul sempit atau
kelainan panggung
Lakukan pengukurang panggul luar denga martin
a. Distansia spinarum denga mengukur jarak
antara spina iliaka anterior kanan dan kiri
b. Distansia kristarum dengan mengukur jarak
terjauh krista ilika kanan dan kiri
c. Distansi tuberum dengan mengukur jarak
antara tuber ischiadikum kanan dan kiri
d. Konjugata ekterna (boudeloge) dengan
mengukur jarak anta tepi atas simpisi dan
prosesus spinosus lumbal
23 Pemeriksaan ektremitas 1
Periksa adanya edema dengan cara menekan
beberapa detik pada pretibia dan mata kaki. Edema
positif menunjukan adanya preeklamsi
24 Pemeriksaan lutut 2
Minta ibu untuk duduk menjuntai
Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan hamer
reflek ketuk tendon pada lutut bagian depan. Bila
reflek negatif kemungkinan ibu kekurangan B1 bila
gerakan berlebihan dan cepat menunjukan
preeklamsi
Tahap Terminasi
25 Menyampaikan hasil pemeriksaan 1
26 Menyampaikan RTL 1
27 Mengajak pasien membaca hamdalah 1
28 Berpamitan dan mengembalikan alat ketempat 1
semula
29 Mencuci tangan 1
30 Dokumentasi 1
Penampilan selama tindakan
31 Ketenangan 1
32 Menjagaa keamanan dan ketenaangan pasien 1
33 Menggunakan teknik komunikasi terapuetik 1
Total Score 50

3. Tools Leopold
Skore
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 1
2 Mencuci tangan 1
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
5 Salam, Sapa, Perkenalkan diri 1
6 Melakukan kontrak 1
7 Menjelaskan tujuan 1
8 Menjelaskan prosedur 1
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
10 Menjaga privasi 1
11 Mengajak pasien membaca basmalah 1
12 Anjurkn klien untuk BAK 2
13 Leopold 1
a. Pemeriksa menghadap kekepala klien 1
b. Letakan kedua telapak tangan dibagian 2
fundus uteri klien
c. Lakukan palpasi dengan menggunakan 2
ujung jari untuk menentukan bagian yang
ada dibagian fundus uteri
d. Tentukan bagian yang ada difundus uteri 2
14 Leopold 2
a. Pemeriksa menghadap kekepala klien 1
b. Letakan kedua telapak tangan dikedua sisi 2
abdomen
c. Pertahankan posisi uterus dengan 1
menggunkan telapak yang satu
d. Gunakan tangan yang lain unuk 2
mempalpasi sisi yang lain
e. Tentukan letak punggung janin 1
15 Leopold 3
a. Pemeriksa menghadap ke kepala klien 1
b. Letakan ketiga ujung jari kedua tangan 2
pada kedua sisi abdomen klien tepat diatas
simpisis
c. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan 1
menghembuskannya
d. Tekan jari tangan kebawah secara pelahan 1
dan dalam
e. Tentukan bagian yang menjadi presentasi 2
16 Leopold 4
a. Pemeriksa menghadap kekaki klien 1
b. Letakan kedua telapak tangan dikiri 2
abdomen, gerakan jari secara perlahan
kesisi bawah abdomen kearah pelvis
c. Palpasi bagian bawah presentasi 2
d. apabila kedua ujung jari masih bertemu 2
(konvergen) artinya kepala belum masuk
PAP. Tetapi apabila kedua ujung jari tidak
bertemu(divergen) artinya kepala sudah
masuk PAP
Tahap Terminasi
17 Menyampaikan hasil pemeriksaan 1
18 Menyampaikan RTL 1
19 Mengajak Pasien membaca hamdalah 1
20 Berpamitan dan mengembalikan aalat ketempat 1
semula
21 Mencuci tangan 1
22 Dokumentasi 1
Penampilan selama tindakan
23 Ketenangan 1
24 Menjaga keamanan dan ketenangan pasien 1
25 Menggunakan teknik komunikasi terapuetik 1
Total Score 50
4. Tools Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Skore
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 1
2 Mencuci tangan 1
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
5 Salam, Sapa, Perkenalkan diri 1
6 Melakukan kontrak 1
7 Menjelaskan tujuan 1
8 Menjelaskan prosedur 1
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
10 Menjaga privasi 1
11 Mengajak pasien membaca basmalah 1
12 Anjurkan klien untuk BAK 2
13 Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri
a. Letakan ujung alat ukur dibatas atas 5
simpisis
b. Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri 6
sehingga batas atas mengikuti kurva fundus
c. Tentukan TFU 6
14 Hitung perhiraan usia kehamilan menggunkan 9
rumus Mc. Donald’s
Tahap Terminasi
15 Menyampaikan hasil pemeriksaan 1
16 Menyampaikan RTL 1
17 Mengajak Pasien membaca hamdalah 1
18 Berpamitan dan mengembalikan alat ketempat 1
semula
19 Mencuci tangan 1
20 Dokumentasi 1
Penampilan selama tindakan
21 Ketenangan 1
22 Menjagaa keamanan dan ketenaangan pasien 1
23 Menggunakan teknik komunikasi terapuetik 1
Total Score 50
5. Tools Mengihiting Denyut Jantung Janin
Skore
No Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 1
2 Mencuci tangan 1
3 Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4 Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
5 Salam, Sapa, Perkenalkan diri 1
6 Melakukan kontrak 1
7 Menjelaskan tujuan 1
8 Menjelaskan prosedur 1
9 Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
10 Menjaga privasi 1
11 Mengajak pasien membaca basmalah 1
12 Anjurkan klien untuk BAK 2
13 Lakukan penghitunagan DJJ dengan
a. Tentukan lokasi untuk menentukan DJJ. 9
Memaastikan posisi punggung janin atau
pada area garus tengah fundus 2-3 cm
diatas simpisis pubis terus kearah kwadran
bawah kiri
b. Letakkan fetoskop atau pinar’s stetoskop 8
diarea yang telah ditentukan untuk
mendengar DJJ
14 Hitung DJJ dan pastikan kesannya 8
Tahap Terminasi
15 Menyampaikan hasil pemeriksaan 1
16 Menyampaikan RTL 1
17 Mengajak Pasien membaca hamdalah 1
18 Berpamitan dan mengembalikan alat ketempat 1
semula
19 Mencuci tangan 1
20 Dokumentasi 1
Penampilan selama tindakan
21 Ketenangan 1
22 Menjaga keamanan dan ketenangan pasien 1
23 Menggunakan teknik komunikasi terapeutik 1
Total Score 50

Anda mungkin juga menyukai