Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. Paradigma Pembangunan Negara Mayoritas Muslim

Pembangunan ekonomi di negara-negara islam saat ini merupakan upaya saling


membantu antara negara kaya dan miskin.Araab saudi, sebagai negara asal peradaban
islam,memiliki kekayaan ekonomi yang besar dari perminyakandan sisi lain memiliki
kewajiban sebagai penjaga tanah suci.Arab saudi membantu pembangunan ekonomi
di negara-negara islam. (Castells 2010) negara islam banyak berutang bukan pada
sesama negara islam, tetapi juga pada negara barat seperti uni eropa Amerika serikat.
Human development index(HDI) yaang ada, sulit melihat adanya hubungan antara
regiositas suatu negara dan pembangunan ekonominya.(Hassan, 2005) negara dengan
penduduk muslim sangat religius seperti pakistan memiliki HDI hanya 0,499%
sementara negara dengan umat muslim yang regiositasnya rendah seperti Kazakhstan
memiliki HDI hingga 0,765%. tetapi, negara muslim dengan HDI tertinggi sebesar
0,792% juga merupakan negara umat muslim dapat religius seperti malaysia
Gambaran diatas merupakan bagian dari fenomena ketertinggalan negara
islam.dalam milinium terakhir, negara-negara islam dipandang telah tertinggal dari
pembangunan dibara.(Lannaccone,1998) alasannya yang diajukan yaitu ajarn islam
dikatakan memberi sudut pandang dunia yang statis. Pandangan semacam ini
sebenarnya tidak bermasalah jika tidak harus berhadapan dengan pengaruh barat dan
korupsi global,yang pada kenyataannya terjadi sekarang.(Mahmud, 2003) lebih lanjut
teori falsifikasi pilihan mengatakan adanya proses falsifikasi terus menerus dari dalam
upaya pengembangan ekonomi yang cendrung kreatif dan individualis sehingga
ekonomi menjadi terbelakang dan ajaran islam dipandang sebagai sebuah budaya
yang tidak efesien secara ekonomi dalam mendonrong perkembangan ekonomi
tersebut.(Kuran 1995). Ahli lain memandang bahwa ajaran islam bersifat kolektivistik
sehingga tidak mendorong pertukaran,inisiatif,dan inovasi yang penting bagi
perkembangan ekonomi,berbeda dengan kebudayaan barat yang
individualis.(Greif,1994). pendapat para serjana ini didasari pulak oleh fakta seiring
melemahkan kekuatan ekonomi negara-negara islam, gerakan fundamentalis muncul
dimana-mana(Eisentadt,2000,Kuran,1993,1997an 1997b).
B. Pembangunan Ekonomi di Masa Rasulullah SAW

Dimasa sebelum kenabian, Mekkah merupakan sebuah titik pemberhentian antara


jalur utara ( syuriah ),dan jalur selatan ( Yaman).keberadaannya ditengah-tengah
gurun pasir bertindak menjadi sebuah oasis bagi para pedagang yang menempuh jalur
menuju keduah arah ini.selin membawah keuntungan ekonomi,Mekkah menjadi
tempat terjadinya kontak budaya dan berbagai suku. Untuk mempertahankan sistem
ekonomi dan potensi konflik yang mungkin terjadi antar suka, berbagai berhala
dibangun untuk mewakili semua suku.pembangunan begitu banyak berhala ini bukan
saja memberi keuntungan budaya, namun juga berkaitan dengan uang para pedagang
dapat membayar sejumlah uang bagi pengelolah kabbahubtuj dapat menyembah
berhalanya yang disimpan didalam kabbah( Emerick 2002). hal ini memicu
perkembangan ekonomi mekkah yang selain menjadi pusat persingggahan, dan juga
menjadi pusat ziarah.1
Sebagai pusat persinggahan, mekkah pera islam menjadi pusat hiburan yang
dalam standar islam sekarang merupakan hiburan-hiburan yang terlarang,seperti
pelacuran,minuman keras, dan perbudakan. Warga yang tdiak terlalu tertarik dengan
perdagangan diadalam kota dapat melakukan perjalan sendiri atau mengikuti kavilla
kerah utaradan selatan menuju pusat perdagangan disebuah titik. Ayah nabi
Muhammad misalnya, pergi berdagang ke damaskus di jalur utara hingga akhirnya
meningggal dalam perjalanan pulang, sebelum Muhammad. Ia merupakan anggota
supkalan quraisy yang terkenal karena perdagangannya. Suku quraisy menjual kulit
dan pakaian yang lebih murah daripada yang dijual di Damaskus dan Yaman
suku-suku lain dan menitipkan barang dagagannya pada kavila quraisy dengan
perjanjian dimuka.(Crone,1987) selain itu, terdapat praktik mudahrabah dimana
terdapat dua pihak,satu pihak dengan pemegang dana, dan satu pihak sebagai mitra
yag menyumbangan usaha dan kecakapannya untuk membiayai perjalanan dan
perdagangan kavilla.(Malkawi,2006).
Muhammad sebelum menjadi nabi juga adalah seorang pedagang dan terpilihnya
sebagai nabi menunjukkan pentingnya perdagangan bagi ajaran islam. Penekanan
pada aspek perdagangan ini dipandang bahkan melebihi ajaran Yahudi dan Kristen.
(Mallat, 2000). kelahiran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad menghapus

1 Nurul Huda,dkk. Ekonomi Pembangunan Islam. 2015. 46.


praktek-praktek hedonik yang berlangsung di Makkah. Ka’bah dibersihkan dari
berhala-berhaladan umat diseru menyembah satu dan satu-satunya Tuhan yaitu Allah
SWT.
Peristiwa hijrah ini sebenarnya merupakan titik balik secara ekonomis,
karena Madinah berada di jalur utara dan praktis memblokir jalur perdagangan
dari Makkah ke jalur tersebut. (Emerik 2002). Madinah yang awalnya
terbelakang secara ekonomi kemudian menjadi Kota yang makmur karena
Muhammad menyatukan para suku yang berkonflik di Kota tersebut.
Setelah membangun Masjid untuk ibadah dan pendidikan, Muhammad
segera membangun sejumlah peraturan terkait masalah perdagangan berdasarkan
prinsip perdagangan bebas, keadilan, kejujuran, dan anti monopoli.
(Malkawi,2006). Prinsip perdagangan bebas merupakan prinsip yang utama.
Pemerintah dilarang turut campur dalam menentukan harga kecuali dalam situasi
pelanggan atas tiga prinsip lainnya, seperti kecurangan dalam perdagangan.

C. Masa Khulafaur Rasyidin

1. Abu Bakar Ash Siddiq (632-634 M)

Abu Bakar Ash Siddiq pada hari pertama terpilih langsung berencana
melakukan tinjauan langsung ke pasar. Pencapaiannya dibidang ekonomi
mencakup pendirian Baitul Maal, sebuah badan organisasi keuangan publik yang
menjadi pengendali ekonomi makro lewat struktur fiskal. (Din, 2006). Walaupun
demikian, karena masa kekuasaannya terjadi guncangan politik, banyak suku
yang awalnya setia dengan membayar zakat menolak untuk membayarnya. Hal
ini ditanggapi dengan toleransi oleh Abu Bakar yang tidak memberikan sanksi
kepada mereka(Tangali, 2010).2
Abu Bakar sendiri adalah orang yang sangat sederhana. Ia hanya memiliki
dua helai pakaian untuk digunakan dan memakan makanan yang sederhana. Hal
ini sama dengan Umar yang hidup dengan sederhana. Ia bahkan melarang
Gubernurnya mengendarai Kuda Arab, memakan gandum mahal, atau

2 Ibid
menggunakan pakaian mewah ataupun membuat penjagaan pada tempat
kediamannya (Akhtar, 1996).

2. Umar al-Khattab (634-644 M)


Khalifah Umar al-Khattab membangun lebih lanjut baitul mal dengan
melakukan sistematisasi proses fiskal. Sistematisasi dilakukan dengan mengolah
sumber dan pengeluaran pendapatan diperluas menjadi bukan hanya sedekah,
zakat, ganimah, dan jizyah. Namun juga bea cukai, pajak pertambangan, rumah
yang ditinggal karena tidak ada pewaris, pajak perdagangan, dan pajak barang
hilang dan ditemukan (luqala). (Din, 2006).
Sejumlah pejabat diangkat untuk mengumpulkan pajak ke suku-suku
terpencil di jazirah Arab. Adi Waqqas diperintahkan untuk mengumpulkan pajak
sedekah dari suku hawazin di Najd. Sebelum dirinya diangkat menjadi komandan
pasukan untuk berperang, ke al-Qadisiyah.
Dalam masa pemerintahannya, Umar juga sempat terjadi wabah kelaparan.
Wabah ini membuat Umar membatalkan sementara hukuman potong tangan bagi
pencuri. (Ende,2008). selain itu, dari kepribadiannya Umar selalu sederhana dan
menggunakan harta umat secukupnya. Hal ini selaras dengan pandangannya
mnegenai perpajakan. Terkait perpajakan, umar tetap ingin menarik pajak dari
umat islam. Ketika ia bertanya pada sahabatnya Salman apakah ia seorang
khalifah atau raja,Salman menjawab kalau “ jika engkau satu dirham atau kurang
lebih dari seorang muslim dan menggunakannya secara batil, engakau adalah raja
dan bukan khalifah.( Ende,2008). jawaban ini membuat dirinya menangis dan
berupaya sedapat mungkin menjadi seorang khalifah yang ideal.
Seperti halnya Muhammad seketika dipilih menjadi Nabi dan Abu bakar
ketika terpilih menghentikan kegiatannya sebagai seorang pedagang,
pandangannya yaitu bahwa perdagangan bersifat individualisasi sehingga ketika
seseorang menjadi pedagang, maka ia mementingkan dirinya sendiri.konsekuensi
hari ini yaitu bahwa akan terjadi persaingan diaman satu pihak akan lebih unggul
sementara pihak lain dikecewakan.( Malkawi, 2006).
3. Usman bin Affan (644-656 M)
Usman bin Affan memerintah menggantikan Umar. Pada masa ini, uang
lembaga diperkenalkan sebagai pecahan dari uang dirham. (Din, 2006). perilaku
Usman mirip dengan Umar dalam segi kesederhanaan. Selain itu, banyak
uangnya digunakan untuk membebaskan para budak. (Tangali, 2010). tidak ada
perkembangan radikal dalam pembangunan ekonomi di masa ini karena Usman
berfokus pada pembangunan agama dan terjadi pertikaian politik yang panas di
masa ini. Hidupnya yang sederhana bertentangan dengan posisinya sebagai salah
satu orang terkaya di Madinah (Akhtar, 1996). pemerintah Usman merupakan
pemerintahan yang sulit karena harus berhadapan dengan masalah-masalah
financial yang disisakan dari masa Umar. (Caetani,1915). Walau begitu, tekanan
politik membuat tidak ada perkembangan radikal dalam pembangunan ekonomi
di masa ini. Usman berfokus pada pembangunan agama, dan terjadi pertikaian
politik yang panas di masa ini. Usman misalnya, melakukan perluasan pada
Masjdil Haram lebih besar walaupun di masa Umar telah dilakukan perluasan.
Hal ini mengundang tantangan keras dari pihak oposisi (Andersson, 2013).
Para pejabat terus diangkat untuk mrngumpulkan pajak al hakam Abil- ‘As
diperintahkan untuk mengumpulkan pajak dari suku Qudaa. Kebijakan
perumahan para suku terus dilakukan. Sejumlah tanah yang luas diberikan pada
para penduduk dari suku-suku nomat sementara sebagian lagi dijadikan para
prajurit yang tinggal menetap di asrama atau benteng (Donner, 1981).

4. Ali bin Abi Thalib (656-661 M)

Ali bin Abi Thalib memerintah menggantikan Usman. Dalam masa ini pun,
tidak terdapat pembangunan ekonomi radikal selain meneruskan
kebijakan-kebijakan umum dari pemerintahan sebelumnya3. Diketahui kalau di
masa Ali terdapat usaha untuk memberikan jaminan bagi individu pekerja negara
mengenai kondisi ekonomi di masa krisis. Sumber utama kebijakan Ali dalam
bidang ekonomi datang dari suratan pada al Ashtar dalam Nahzul Balaghah.
Sejumlah prinsip yang berhasil disarikan oleh Perzadee (2014) mencakup: (1)
tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan agama, suku, kekayaan, dan status

3 ibid
sosial. (2) keadilan, kesetaraan, persaingan yang sehat, inklusifitas, dan
akuntabilitas moral harus menjadi yang utama dalam kebijakan publik maupun
kepemerintahan. (3) masyarakat miskin dan tidak beruntung harus memperoleh
tempat yang benar dalam agenda publik dan ekonomi sebelum pemerintah. (4)
pemerintah, dengan memandang kaum miskin hingga menyentuh mereka. (5)
sumber daya publik harus tidak digunakan untuk tujuan pribadi. (6) dasar
penarikan pajak harus lebih penting daripada tarif pajak maupun pendapatan dari
pajak. Dan (7) penghasilan dari pajak harus digunakan secara utama untuk
membiayai kesejahteraan umum dan tidak boleh untuk mendorong kesejahteraan
penguasa.

D. Masa Dinasti Umayyah (661-750 M)

Dalam masa Dinasti Umayyah, kerajaan islam telah sangat luas dan pemerintahan
tidak dapat semata bertopang pada sumber penghasilan lama untuk mengolah negara.
Begitu pula hadist yang berbunyi “didalam uangmu, terdapat pajak selain zakat.”
memungkinkan para dinasti penguasa dinasti untuk mengumpulkan uang selain dari
empat sumber tersebut. (Malkawi, 2006). sementara itu, pembangunan dilakukan
dengan ambisius. Pada masaWalid Bin Abdul Malik(705-715 M),rumah ibadah, pusat
pendidikan, infrastruktur, dan pertanian dibangun dan perbaikan serta program
jaminan sosial dbuat untuk melindungi orang miskin dari meminta-minta.(Din,2006).
selin itu, banyak pulak dibangun monumen-monumen besar.(Hoyland,2006).karena
pembngunan besar-besaran ini,walaupun negara mendapatkan banyak uang dari
penaklukan hingga ke Afrika Utara dan semenanjung Iberia, pemerintah masih harus
menciptakan banyak jenis pajak.pajak perdagangan diberlakukan di Madinah. Pada
akhir pemerintahan Umayyah, jumlah pajak yang harus ditanggung warga di andang
sudah terlalu besar.(Malkawi,2006)
Pada tahun 690-an, dimasa khalifah Abd al-Mali,koin-koin kemudian diberikan
ayat-ayat untuk membedakan koin islam dan bukan. Ayat-ayat yang ditulis
berhbngunan dengan akidah yang ditulis ditengah dan pinggir koin. Frasa yang
digunakan yaitu “tidak ada tuhan selain Allah.ia tidak mempunyai sekutu di tengah
koin, dan pinggir terdapat kalimat ’’ Muhammad adalah Rasullullah, yang
mengirimnya dengan petunjuk dan agama kebenaran untuk mengatasi semua
agama,walaupun orang-orang musrikin tidak menyukainya”( Qs at-taubah,[9]:33) dan
isi surah al-ikhlas. Model ini terus digunakan hingga berakhir masa dinasti Umayyah.
Pada masa dinasti Abbasiyah, koin menggunakan kalimat yang lebih
sederhana.(Porter,2006)
Khalifah Umar Bin Abdul Aziz(717-720 M) termasuk khalifah besar yang
berupayah lebih spritualis dibandingkan khalifah Umayyah sebelumnya. Ia berupaya
kembali memberlakukan perdagangan bebas dengan argumen kalau lautan dan
daratan adalah milik Allah dan negara tidak boleh menghalangi umat dalam
berdagang. Hal ditandai dengan dihapuskannya bea cukai. Walau begitu, ternyat
negara lain memberlakukan pajak. Pajak ini dinamakan unsur dan besarnya 10% dari
impor barang. (Malkawi, 2006). lebih lanjut ,khalifah Umar abd. Al-aziz juga
melakukan pembedaan antar jizyahdan pajak tanah (kharaj) ,yang tidak lagi di
identifikasi semata untuk non muslim.( Heck,2006).

E. Masa Dinasti Abbasiyah(750-1516 M)

Masa dinasti Abbasiyah merupakan masa keemasan bagi ilmu pengetahuan di


dunia islam karena dalam masa ini terdapat pergerakan penerjemahan yang intensif
atas karya-karya Yunani, India, dan Syriah menjadi bahasa arab untuk dipelajari.
Kekhalifahan Abbasiyah beribu kota di baghdad yang dibentengi oleh tembok tiga
sehingga diberi julukan kota bulat. Aktivitas pembangunan ekonomi terjadi didalam
tembok sebagai bentuk peradaban yang memisahkan antara dunia dalam yang
makmur.
Dalam masa awal, masih terdapat para gubernur Umayyah dan kemunculah
Abbasiyah menimbulkan konflik terutama di kawasan-kawasan perbatasn. Kawasan
perbatasan seperti tabaristan (iran Utara), berupaya membangun ekonominya dengan
membnagkitkan sejumlah tentara lokal yang berjuangbaik melawan Umayyah
maupun Abbsiyah. Karenanya, pembangunan ekonomi dimasa ini berhubungan erat
dengan pembagunan militer untuk pertahanan daerah berkembang. Pada akhirnya,
Tabaristan jatuh ke tangan Abbasiyah dan menjadi salah satu hubungan hubungan
ekonomi bagi pembangunan di kawasan kekhalifahan lewat pengumpulan pajak dan
aktivitas perdagangan.
Dalam konteks ekonomi, arab telah melakukan perjalanan dagang keberbagai
lokasi. Perdagang islam di teluk benggala dan nusantara dimulai pada masa ini.
Sebagai contoh, berdasarkan penemuan koin-koin,setidaknya pada masa Harun
al-Rasyid( 786-809 M),telah terjadi kontak dagang dengan beberapa kota seperti
paharpur dan mainamati di kawasan baghladesh masa kini menunjukkan adanya jalur
dagang kuno anatara arab dan benggala.
Di Arab barat, Abbasiyah membangunrelasi dengan koin Dinar
Abbasiyahdigunakan sebagai model untuk mencetak koin emas oleh raja offa dan
mercia lengkap dengan legenda yang masih dalam bahasa arab dan penanggalan yang
menggunakan tahun hijriah.stabilitas ini didasari pula oleh sifat kekhalifahanyang
relatif non-invasif dibandingkan Umayyah.
Sejumlah pemikir islam dalam pembangunan ekonomi dimasa ini, anatara lain:
1. Ibnu Hazm(994-1064)
Ibnu hazm merupakan ilmu ekonomi praktis yang juga merupakan ahli hukum
filsafat. Ia merupakan ualam dari mazhab zahiri yang tidak mengakui kebebasan
berkontrak.
2. Al-Ghazali( 1058-1111)
Al-Ghazali adalah pemikir yang mencakup banyak bidang ilmu seperti umumnya
pemikir masa Abbasiyah yang bersifat ensiklopedik. Salah satu pemikiran Al- Ghazali
terletak pada pandangan ekonomi moral yang disungguhkannya dalam teori negara
berdasarkan keadilan sosial.dalam teorinya, muncul konsep “Individu dalam
masyarakat”yang dicirikan sebagai sintesis anatara etika dan ekonomi.
3. Ibnu khaldun (1331-1406).
Dalam masa dimana pengetahuan masih terbatas dalam volumenya, ilmuan
muslim dapat dengan mudah menjadi seorang ensiklopedik dengan mempelajari dan
menguasai banyak bidang ilmu sekaligus. Sebagian dapat lebih memilih untuk
mendalami ilmu tersebut ketimbang meluaskannya sehingga banyak menghasilkan
teori-teori besar. Ibnu khaldun adalah salah satunya merupakan ahli sosiologi
sekaligus ekonomi. Ibnu khaldun menekankan bahwa manusia dari segi ekonomi
adalah makhluk sosial,bukan makhluk individu.

F. Masa Dinasti Usmani ( 1516-1918)


awal pengusahaan Dinasti Usmani di dunia islam yaitu ketika kontantinopel
akhirnya jatuh ke tangan penakluk turki tahun 1453. hal ini mengakhiri kekuasaan
barat,yang di wakili oleh Romawi, dikawasan timur tengah.semenjak itu,jalur
perdagang utama barat lewat laut tengah menempuh jalur darat melintassi asean
tengah menuju china di kuasai turky. Karana banyak yang lebih memilih untuk
memutar afrika dan menempuh jalur samuta india.sebagian bahkan mencoba untuk
menguji teori bumi bulat dengan memutari amerika dan tiba di asia tenggara daru arah
timur, dan memulai priode infralisme dan kolonialisme barat.
Pemangunan ekonomi di awal era Usmania berpusat pada kawasann
turki,khususnya istanbul.hal ini disebabkan luasnya kawasan yang dikuasai sementra
kawansan-kawasan tersebut sebagian terisolasi. Sementara laut hitamkawasan yang
terjaga dengan ketat,kawasan Yaman dan beberapa wilayah lain di biarkan
terlantar,dengan asumsi mereka terlalu lemah untuk membrontak , walaupun
semangat pemborontakan besar. Jalur dagang utara dipercyakan pada bangsa tartar
dan krimea untuk mengawasi jalur perdagangan budak,bulu, dan barang- barang
lain.(finkel,2005). di arah selatan, Usmania berhasil pulak menguasai laut merah dan
menjadi pelindung makkah dan madinah, sekaligus melindungi perdagangan
rempah-rempah dari samudera hindia.( finkel, 2005,inalcik,1994).
Pada akhirnya, tahun 1774,laut hitam lepas dari monopoli Usmania.kekhaisaran
rusia berkembangan dan menjadi pemain baru yang semakin kuat. Sementara itu,
diselatan,napoleon pada 1798 berhasil menguasai mesir dan akhirnya Usmaniah
mengalami ke undurandan kekuasaan hanya meliputi kawasan turki dan balkan.ke
munduran terus berlangng seiring menigatnya imperealisme barat.
Pada akhir kekuasaan Usmaniyah,wacana penyatuan islam telah redup bergnti
dengan nasionalisme, seiring semakin mengecilnya kawasan kekuasaan Usamaniah.
Sementara umat islam terpecah-pecah dan ekonomi dikuasai kapitalisme Eropa.
Wacan nasionalisme muncul sebagai semangat baru yang mengombinasikan antara
latar belakang pendidikan barat dan semangat mengembalikan kejayaan
islam( karpar,2001).

G. Pandangan Ekonomi Muslim Modern


Pandangan-pandangan ekonomi muslim modern, dapat diungkap sebagai berikut :
1. Afzalur- Rahman
Afzalur-Rahman merupakan pengarang sebuah trilogi sistem ekonomi islam
berjudul economic doctrines of islam. Menurutnya, norma-norma islam memberikan
solusi praktis atau masalah ekonomi modern. Afzalur-Rahman berpendapat bahwa
penghasilan yang diperoleh tanpa resiko yaitu tidak adil. Dalam masalah
zakat,Afzalur berpendapat bawha tujuan zakat yaitu memperoleh kenikmatan dari
Allah dengan jalan mendorong individu untuk menggunakan modal mereka sebaik
untuk berproduksi sehingga lebih bayak mendapatkan banyak kekayaan dan
karenanya lebih banyak lagi zakat.
2. Abdul Hamid el- Ghazali
Abdul Hamid el-Ghazli adalah seorang profesor dari islamic research and training
institut Jeddah. Dalam karyanya berjudul manis the basis of the islamic Strategy for
economic development ,el-Ghazalih (1994) memberikan pendekatan aksiomatis untuk
membenaran adaya ekonomi politik islam.hal ini dilakukan dengan menjadikan etika
islam sebagai sebuah ideal lalu kebijakan ekonomi dan sosial ditarik dirinya.Al-Qur
an menyatakan bahwa kepentingan individual melekat dalam nilai-nilai etis yang
aksiomatis yang bekerja sebagai vriabel endegon dalam mekanisme ekonomi dan
bekerja sebagai kekuatan pengenali utamanya. Menjurutnya, tujuan dan produksi
sumber daya diarahkan pada pembangunan manusia dan hanya bermanfaat sebagai
alat mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Zakat dapat digunakan untuk
meningkatkat partisiapasi dlam produksi dalam pembangunan manusia secara
ekonomi.
3. F.R Faridi
F. R Faridi adalah ekonom muslim dari universitas king abdul
aziz( kuran,1986).Ia memandang pentingnya peran pemerintah dalam ekonomi.Peran
pemerintah yaitu membuat target-target ketenaga kerjaan.Pemerintah kemudian
berupaya mengejar target ini dengan memilih tingkat pajak yang sesuai.
Umat Islam sendiri dilarang untuk mengambil untung dari masyarakat yang
perdagangannya mengandung bunga.(Faridi,1983).Hal ini dilakukan dengan
mencegah mobilitas modal dalam masyarakat yang bebas bunga dan masyarakat
berbunga.(Kuran,1986).
4. Ikram Azam
Ikram Azam adalah seorang penulis dari pakistan yang mewacanakan masyarakat
ekonomi ideal berbasis islam.Menurutnya,masa kekhalifan selama satu milenium
merupakan kondisi ideal ekonomi Islam.(Kuran,1986).Hal ini ditandai dengan tidak
adanya penumpukan adanya kekayaan pada beberapa orang,tidak
monopoli,keuntungan berlebih, dan negara bertanggung jawab dalam memeberikan
upah hidup dan kesejahteraan bagi setiap warga negara sehingga tidak ada rakyat
miskin maupun miliarder.
5. M.Fahim Khan
Fahim Khan adalah ahli ekonomi dari universitas Islam
Islamabad .(Kuran,1986). .Menurutnya,ekonomi memerlukan adanya rationing
(pengaturan barang yang langka untuk mencapai kesetaraan
distribusi).(Ahmed,Iqbal,dan Khan,1983).Rationing terjadi kareana dalam iklim
ketiadaan bunga, permintaan pinjam konsumsi dapat melebihi pasokan,sehingga
pasokan menjadi langka.(Ahmed et al.,1983).Menurut Khan, rationing harus
berdasarkan catatan kredit klien dan sifat kebutuhannya.
6. M. Umer Chapra
Chapra membedakan anatara sistem ekonomi sekuler dan
islam.Menurutnya,sistem ekonomi sekuler didasarkan pada manusia ekonomi
rasional, hukum pasar Say,dan psitivisme,sementara sistem ekonomi Islam
didasarkan pada penyatuan antara yang lahir dan yang batin dan hidup di dunia
dan di akhirat.Chapra mendefenisikan ekonomi islam sebagai cabang
pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia lewat alokasi
dan distribusi sumber daya langka yang sejalan dengan ajaran islam tanpa
mengekang kebebasan individual atau menciptakan ketidak seimbangan
makroekonomi dan ekologi secara berkelanjutan.
7. Muhammad Abdul Manan
Mannan merupakan ekonom muslim dari inernasional center for Research in
islamic economis. Mannan mendefenisikan ekonomi ilmu sebagai “ ilmu sosial yang
mempelajari masalah ekonomi masyarakat yang teriakat oleh nilai-nilai
islam.( Addas,200),zakat lebih penting dari pajak sekuler karena zakat tidak
memberikan kemungkinan adanya penghindaran atau manajemen laba. Mannan
kemudian mendukung upayah pembangunan konsep zakat pada
pendapatan-pendapatan yang sebelumnya tidak dikenal di masa awal islam.

8. Muhammad Nejatullah Siddiqi


Siddiqi mendefinisikan ekonomi islam sebagai “ respons pemikir muslim pada
tantangan ekonomi masa mereka dengsn berdsarkan pada Qur’an, sunnah,nalar,ndan
pengalaman.” Siddiqi mengkritik asumsi rasionalitas dan perilaku memaksimalkan
keuntungan individu dalam ekonomi. Menurutnya, basis ekonomi manusia yaitu
altruisme dan memaksimalkan keuntungan masyarakat. Konsekuensi dari basis ini
yaitu akan ada sebuah kecendrungan bagi permintaan barang mewah menurun
sementara permintaan barang kebutuhan dasr meningkat. Berbeda dengan ekonom
lainnya yang mengambil posisi fikih atau maqasid, siddiqi mengambil posisi yang
benar- benar bebas. Menurutnya, jika seseorang mendasari pembangunan ekonomi
pada prinsip maqasid, apabila fikih mazhab tertentu, maka pembngunan akan gagal
karena tidak didasarkan pada realitas dasar, karenanya ia berupaya memisahkan
antara pembangunan ekonomi pada prinsip mazhab atau maqasis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi di negara-negara islam saat ini merupakan upaya saling
membantu antara negara kaya dan miskin.Araab saudi, sebagai negara asal peradaban
islam,memiliki kekayaan ekonomi yang besar dari perminyakandan sisi lain memiliki
kewajiban sebagai penjaga tanah suci.Arab saudi membantu pembangunan ekonomi
di negara-negara islam. (Castells 2010) negara islam banyak berutang bukan pada
sesama negara islam, tetapi juga pada negara barat seperti uni eropa Amerika serikat.
Dimasa sebelum kenabian, Mekkah merupakan sebuah titik pemberhentian antara
jalur utara ( syuriah ),dan jalur selatan ( Yaman).keberadaannya ditengah-tengah
gurun pasir bertindak menjadi sebuah oasis bagi para pedagang yang menempuh jalur
menuju keduah arah ini.selin membawah keuntungan ekonomi,Mekkah menjadi
tempat terjadinya kontak budaya dan berbagai suku. Untuk mempertahankan sistem
ekonomi dan potensi konflik yang mungkin terjadi antar suka, berbagai berhala
dibangun untuk mewakili semua suku.
Dalam masa Dinasti Umayyah, kerajaan islam telah sangat luas dan pemerintahan
tidak dapat semata bertopang pada sumber penghasilan lama untuk mengolah negara.
Begitu pula hadist yang berbunyi “didalam uangmu, terdapat pajak selain zakat.”
memungkinkan para dinasti penguasa dinasti untuk mengumpulkan uang selain dari
empat sumber tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nurul. 2015. ekonomi pembangunan islam. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai