Makalah Ep Islam Kel.2
Makalah Ep Islam Kel.2
PEMBAHASAN
Abu Bakar Ash Siddiq pada hari pertama terpilih langsung berencana
melakukan tinjauan langsung ke pasar. Pencapaiannya dibidang ekonomi
mencakup pendirian Baitul Maal, sebuah badan organisasi keuangan publik yang
menjadi pengendali ekonomi makro lewat struktur fiskal. (Din, 2006). Walaupun
demikian, karena masa kekuasaannya terjadi guncangan politik, banyak suku
yang awalnya setia dengan membayar zakat menolak untuk membayarnya. Hal
ini ditanggapi dengan toleransi oleh Abu Bakar yang tidak memberikan sanksi
kepada mereka(Tangali, 2010).2
Abu Bakar sendiri adalah orang yang sangat sederhana. Ia hanya memiliki
dua helai pakaian untuk digunakan dan memakan makanan yang sederhana. Hal
ini sama dengan Umar yang hidup dengan sederhana. Ia bahkan melarang
Gubernurnya mengendarai Kuda Arab, memakan gandum mahal, atau
2 Ibid
menggunakan pakaian mewah ataupun membuat penjagaan pada tempat
kediamannya (Akhtar, 1996).
Ali bin Abi Thalib memerintah menggantikan Usman. Dalam masa ini pun,
tidak terdapat pembangunan ekonomi radikal selain meneruskan
kebijakan-kebijakan umum dari pemerintahan sebelumnya3. Diketahui kalau di
masa Ali terdapat usaha untuk memberikan jaminan bagi individu pekerja negara
mengenai kondisi ekonomi di masa krisis. Sumber utama kebijakan Ali dalam
bidang ekonomi datang dari suratan pada al Ashtar dalam Nahzul Balaghah.
Sejumlah prinsip yang berhasil disarikan oleh Perzadee (2014) mencakup: (1)
tidak boleh ada diskriminasi berdasarkan agama, suku, kekayaan, dan status
3 ibid
sosial. (2) keadilan, kesetaraan, persaingan yang sehat, inklusifitas, dan
akuntabilitas moral harus menjadi yang utama dalam kebijakan publik maupun
kepemerintahan. (3) masyarakat miskin dan tidak beruntung harus memperoleh
tempat yang benar dalam agenda publik dan ekonomi sebelum pemerintah. (4)
pemerintah, dengan memandang kaum miskin hingga menyentuh mereka. (5)
sumber daya publik harus tidak digunakan untuk tujuan pribadi. (6) dasar
penarikan pajak harus lebih penting daripada tarif pajak maupun pendapatan dari
pajak. Dan (7) penghasilan dari pajak harus digunakan secara utama untuk
membiayai kesejahteraan umum dan tidak boleh untuk mendorong kesejahteraan
penguasa.
Dalam masa Dinasti Umayyah, kerajaan islam telah sangat luas dan pemerintahan
tidak dapat semata bertopang pada sumber penghasilan lama untuk mengolah negara.
Begitu pula hadist yang berbunyi “didalam uangmu, terdapat pajak selain zakat.”
memungkinkan para dinasti penguasa dinasti untuk mengumpulkan uang selain dari
empat sumber tersebut. (Malkawi, 2006). sementara itu, pembangunan dilakukan
dengan ambisius. Pada masaWalid Bin Abdul Malik(705-715 M),rumah ibadah, pusat
pendidikan, infrastruktur, dan pertanian dibangun dan perbaikan serta program
jaminan sosial dbuat untuk melindungi orang miskin dari meminta-minta.(Din,2006).
selin itu, banyak pulak dibangun monumen-monumen besar.(Hoyland,2006).karena
pembngunan besar-besaran ini,walaupun negara mendapatkan banyak uang dari
penaklukan hingga ke Afrika Utara dan semenanjung Iberia, pemerintah masih harus
menciptakan banyak jenis pajak.pajak perdagangan diberlakukan di Madinah. Pada
akhir pemerintahan Umayyah, jumlah pajak yang harus ditanggung warga di andang
sudah terlalu besar.(Malkawi,2006)
Pada tahun 690-an, dimasa khalifah Abd al-Mali,koin-koin kemudian diberikan
ayat-ayat untuk membedakan koin islam dan bukan. Ayat-ayat yang ditulis
berhbngunan dengan akidah yang ditulis ditengah dan pinggir koin. Frasa yang
digunakan yaitu “tidak ada tuhan selain Allah.ia tidak mempunyai sekutu di tengah
koin, dan pinggir terdapat kalimat ’’ Muhammad adalah Rasullullah, yang
mengirimnya dengan petunjuk dan agama kebenaran untuk mengatasi semua
agama,walaupun orang-orang musrikin tidak menyukainya”( Qs at-taubah,[9]:33) dan
isi surah al-ikhlas. Model ini terus digunakan hingga berakhir masa dinasti Umayyah.
Pada masa dinasti Abbasiyah, koin menggunakan kalimat yang lebih
sederhana.(Porter,2006)
Khalifah Umar Bin Abdul Aziz(717-720 M) termasuk khalifah besar yang
berupayah lebih spritualis dibandingkan khalifah Umayyah sebelumnya. Ia berupaya
kembali memberlakukan perdagangan bebas dengan argumen kalau lautan dan
daratan adalah milik Allah dan negara tidak boleh menghalangi umat dalam
berdagang. Hal ditandai dengan dihapuskannya bea cukai. Walau begitu, ternyat
negara lain memberlakukan pajak. Pajak ini dinamakan unsur dan besarnya 10% dari
impor barang. (Malkawi, 2006). lebih lanjut ,khalifah Umar abd. Al-aziz juga
melakukan pembedaan antar jizyahdan pajak tanah (kharaj) ,yang tidak lagi di
identifikasi semata untuk non muslim.( Heck,2006).
A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi di negara-negara islam saat ini merupakan upaya saling
membantu antara negara kaya dan miskin.Araab saudi, sebagai negara asal peradaban
islam,memiliki kekayaan ekonomi yang besar dari perminyakandan sisi lain memiliki
kewajiban sebagai penjaga tanah suci.Arab saudi membantu pembangunan ekonomi
di negara-negara islam. (Castells 2010) negara islam banyak berutang bukan pada
sesama negara islam, tetapi juga pada negara barat seperti uni eropa Amerika serikat.
Dimasa sebelum kenabian, Mekkah merupakan sebuah titik pemberhentian antara
jalur utara ( syuriah ),dan jalur selatan ( Yaman).keberadaannya ditengah-tengah
gurun pasir bertindak menjadi sebuah oasis bagi para pedagang yang menempuh jalur
menuju keduah arah ini.selin membawah keuntungan ekonomi,Mekkah menjadi
tempat terjadinya kontak budaya dan berbagai suku. Untuk mempertahankan sistem
ekonomi dan potensi konflik yang mungkin terjadi antar suka, berbagai berhala
dibangun untuk mewakili semua suku.
Dalam masa Dinasti Umayyah, kerajaan islam telah sangat luas dan pemerintahan
tidak dapat semata bertopang pada sumber penghasilan lama untuk mengolah negara.
Begitu pula hadist yang berbunyi “didalam uangmu, terdapat pajak selain zakat.”
memungkinkan para dinasti penguasa dinasti untuk mengumpulkan uang selain dari
empat sumber tersebut.
DAFTAR PUSTAKA