Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
salah satu syarat kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dengan
Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
membimbing dalam menyelesaikan penelitian ini , juga kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung kami. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat
Peneliti
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga remaja memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah. Mereka harus
mendapatkan identitas diri yang positif agar dapat berkembang sebagai dewasa
muda yang sehat dan produktif.1 Masa remaja merupakan titik diantara dua masa
rentangan kehidupan individu, dimana terjadi perubahan fisik yang sangat besar
coba-coba dalam hal seksualitas.2 Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku
seksual remaja merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui.
ini. Sebagian dari masyarakat masih amat percaya pada mitos – mitos yang
merugikan bagi remaja itu sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini
remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan
seksual.3
usia sekolah SMP dan SMA melakukan hubungan seks di luar nikah. Faktor-
5
faktor tersebut di antaranya pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas,
faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut serta
keras, narkoba yang dapat mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan dan risiko
80% laki – laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa
pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada sekitar
masa remaja, sedangkan jumlah laki – laki yang melakukan hubungan seksual
adalah sebanyak dua kali lipat daripada perempuan. Di Amerika Serikat, setiap
menit kelompok remaja melahirkan satu bayi dan 50% dari mereka melahirkan
kadang remaja menemui pertentangan dari orang tua yang dapat menimbulkan
konflik, namun orang tua dalam melalui proses tersebut berusaha meminimalkan
porno dan menonton film biru / blue film adalah 49,2%. Motivasi utama
melakukan senggama adalah suka sama suka (75,6%), kebutuhan biologis 14–
6
18% dan merasa kurang taat pada nilai agama 20–26%. Pusat studi kriminologi
pernikahan telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah yang mana 50%
perilaku seksual pada remaja ini mempunyai korelasi dengan sikap remaja
terhadap seksualitas.3
bahwa persentase kelompok umur 15-19 tahun pria maupun wanita, merupakan
kelompok umur paling tinggi yang melakukan hubungan seksual pertama kali,
yakni 74% pada pria dan 59% pada wanita. Dari survei yang sama diperoleh juga
data yang menunjukkan bahwa kehamilan tidak diinginkan yang dilaporkan oleh
wanita kelompok umur 15-19 tahun dua kali lebih besar (16%) dibandingkan
kelompok umur 20-24 tahun (8%). Wanita (21%) dan pria (10%) dengan
Persentase wanita dan pria yang mengetahu teman atau seseorang untuk
melakukan aborsi cenderung tetap pada SDKI 2012 dan 2017. Pria (19%) dan
wanita (26%) yang tinggal di perkotaan dan berpendidikan tamat SMA memiliki
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Pratiwi dan Basuki pada tahun
7
bahwa perilaku seks tidak aman lebih banyak prevalensi di desa dibandingakan
wilayah perkotaan, hal ini kemungkinan kemudahan akses informasi daerah kota
lebih baik dibandingkan perdesaan. Selain itu, bahwa ada hubungan yang
tersebut juga mendapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perilaku
yang aman.5
reproduksi sangat penting untuk mencegah perilaku seksual yang buruk dan tidak
aman terutama pada usia remaja. Oleh karena itu, peneliti saat ini ingin
8
B. Rumusan Masalah
Mengingat Indonesia masih mengalami berbagai masalah terkait perilaku
berisiko pada remaja salah satunya ialah perilaku seksual begitupula dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap
Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi peserta penyuluhan kesehatan reproduksi
Kairatu Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Dapat menjadi sumber informasi dan acuan bagi pemerintah dan
9
Hasil Penelitian Ini Diharapkan Agar Masyarakat memahami
remaja.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil Penelitian Ini Diharapkan Menjadi Masukan bagi dinas kesehatan
kabupaten seram bagian barat dan puskesmas kairatu barat Dalam Rangka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
10
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
bahan yang dipelari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
2. Memahami (Comprehensio)
Memahami diartian sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
11
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi,
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yangdi tentukan sendiri atau dengan kriteria yang ada.
Dari pengalaman dan penelitian, terbukti bahwa perilaku yang didasari dengan
pengetahuan akan lebih langgeng, dari pada yang tidak didasari dengan
1. Awareness (Kesadaran)
Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)
terlebih dahulu.
2. Interest (Tertarik)
Dimana subyek mulai tertarik terhadap stimulus yang sudah diketahui dan
12
Dimana subyek mulai mencoba untuk melakukan perilaku yang sudah
5. Adaption
Subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
seseorang.
c. Lingkungan
Linkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik di
timbal balik.
d. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
13
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Hal ini sering dipengaruhi oleh dan budaya yang ada di
masyarakat.
e. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin
bertambah usia, akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diambil dari definisi menurut
World Health Organization (WHO) ini lebih luas dan dinamis dibandingkan
batasan sebelumnya yang hanya mencakup tiga aspek yaitu fisik, mental, dan
sosial. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari
kelengkapan fisik, mental, dan sosialnya saja, tetapi juga melalui produktivitasnya
didefinisikan sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh,
ukan hanya tiadanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang
14
Menurut Mace, Bannerman, dan Burton (1974), kesehatan reproduksi
reproduksi sejalan dengan etika sosial dan personal; kebebasan dari rasa takut,
rasa malu, rasa bersalah, prasangka dan faktor psikologis lainnya yang
fungsi reproduksi.9
pada remaja, sebab hal ini dapat menurunkan tingkat kematian dan kesakitan
remaja saat ini, mengurangi beban penyakit di masa yang akan datang,
menumbuhkan remaja menjadi pribadi yang sehat baik pada saat ini maupun di
remaja, cara yang ditempuh untuk mencapai pemenuhan kebutuhan seksual, cara
mengakses jasa serta informasi terkait kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi
pengetahuan, pengaruh dari masyarakat dan budaya yang menyimpang, serta cara
Pengertian remaja menurut WHO adalah populasi dengan periode usia 10-
15
individu yang berusia 10-19 tahun. Dalam hal fisik, periode remaja ditandai
yang berhubungan dengan organ reproduksi, sedangkan dari sisi psikologis, masa
yaitu masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja menengah (14-16 tahun), dan
masa remaja akhir (17-19 tahun). Masa remaja awal disebut juga tahap pubertas.
Pertumbuhan dan perkembangan remaja awal sangat dipengaruhi oleh faktor dari
luar, seperti media massa dan peer group, sehingga remaja awal dalam keadaan
yang salah dibandingkan dengan remaja yang lebih stabil. Kestabilan dapat
Hal yang paling menonjol dalam tumbuh kembang remaja adalah adanya
gonadotropic hormones yang terdiri dari luteinizing hormone (LH) dan follicle
tinggi badan, selama satu tahun pertumbuhan, tinggi badan laki-laki dan
perempuan meningkat sebesar 3,5-4,1 inci. Selain itu terjadi pula perkembangan
16
karakteristik seks sekunder, yang pada laki-laki ditandai dengan pertumbuhan
pertumbuhan rambut pubis dan rambut ketiak, serta terjadinya menarche atau
menstruasi pertama. Perubahan bentuk tubuh dan perkembangan otak juga terjadi
formal operasional, di mana tingkah laku yang ditampilkan oleh remaja adalah
rasa kritis di mana segala hal harus rasional dan jelas, sehinggga remaja sering
terhadap pendapat atau pola pikir orang lain yang tidak sejalan dengan pola pikir
diri sendiri. Di samping itu terbentuk pula imagery audience, keadaan di mana
remaja merasa selalu menjadi pusat perhatian orang lain serta personal fables,
yaitu remaja merasa dirinya unik dan berbeda dengan orang lain. Hal ini
Tahapan ini terjadi di awal kehidupan, selama satu hingga dua tahun pertama.
Anak belajar untuk percaya pada dirinya sendiri maupun lingkungannya. Untuk
17
itu, dibutuhkan kualitas interaksi yang baik, khususnya antara orang tua dan
anak.8
dewasa.8
Tahapan ini berlangsung pada usia pra-sekolah dan awal usia sekolah. Anak
cenderung aktif bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu dan wawasannya
dengan cara bermain aktif, bekerja sama dengan orang lain, dan
Pada tahap ini, terjadi persaingan dalam kelompok. Rasa percaya diri anak
mulai terasah, begitu pula dengan kemandiriannya. Anak juga lebih termotivasi
“Siapakah saya?” dan mengadakan upaya-upaya untuk bertindak baik dan benar
sesuai aturan. Di sisi lain, pada tahapan ini dapat pula terjadi penyimpangan
18
2.2.3. Materi Kesehatan Reproduksi
HIV/AIDS.12 Berikut ini akan dibahas beberapa materi yang berkaitan dengan
Hal yang perlu dipahami oleh remaja adalah bahwa pria dan wanita memiliki
organ reproduksi yang berbeda, baik dalam hal struktur maupun pada fungsinya.
Alat reproduksi pria terdiri dari testis dan penis, sedangkan pada wanita terdiri
atas ovarium, uterus, dan vagina. Berikut ini penjelasan fungsi tiap organ
a. Testis
Pria memiliki dua buah testis yang terbungkus oleh lapisan yang disebut
skrotum. Testis adalah organ penghasil sel-sel sperma pada tubuh pria.
b. Penis
Penis adalah alat reproduksi pria yang berfungsi sebagai saluran cairan
mani. Saluran yang ada pada struktur penis disebut juga uretra. Uretra
19
c. Ovarium
Setiap wanita memiliki satu pasang ovarium. Ovarium atau disebut juga
indung telur adalah organ reproduksi wanita yang berperan sebagai tempat
Uterus atau rahim adalah tempat menempelnya sel telur yang sudah
menggunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat dengan baik, tidak
menggunakan celana yang terlalu ketat, dan tidak berlebihan dalam menggunakan
pembilas vagina.11
celana dalam yang tidak ketat dan mudah menyerap keringat merupakan hal yang
20
penting, sebab hal ini dapat menghindarkan vagina dari kondisi yang terlalu
cairan antiseptik pembilas vagina juga tidak disarankan, karena penggunaan yang
tidak sesuai aturan akan menyebabkan bakteri normal pada vagina terbunuh dan
perlu diperhatikan bahwa arah yang benar adalah dari depan ke belakang,
sehingga menghindari kuman dari saluran cerna masuk ke dalam saluran kemih.
dengan wanita, tetapi yang penting adalah perlunya melakukan sunat, untuk
mencegah penumpukan kotoran pada lipatan luar penis\ (smegma) sehingga alat
kelamin menjadi lebih bersih. Glans penis harus selalu dibersihkan dari sisa urin
setiap selesai berkemih. Baik pria maupun wanita perlu rajin mencukur bulu pubis
kutu ataupun jamur yang menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman.8
2.2.3.3. Pubertas
terjadi karea adanya aktivasi hormone gonadotropin pada hipofisis dan juga
pada manusia, secara primer dan sekunder. Pada populasi sehat, pubertas wanita
dimulai usia 10-13 tahun dan berakhir di usia rata-rata 16 tahun, sedangkan pada
21
pria dimulai usia 12-15 tahun dan berakhir di usia 18 tahun. Massa tulang yang
Tanner. Pada wanita terdapat dua kategori yang masing-masing terdiri dari lima
tahapan, yaitu bentuk payudara (B1-B5) dan distribusi rambut pubis (P1-P5), di
ukuran dan bentuk dewasa. Skala Tanner pada pria menggunakan kategori
perubahan ukuran dan bentuk organ genitalia testis serta penis (G1-G5) dan
fungsi dan proses reproduksi, sedangkan karakteristik seks sekunder adalah ciri-
ciri tubuh yang tidak berhubungan langsung pada fungsi reproduksi, tetapi
ditandai dengan terjadinya menstruasi yang diawali menarche pada wanita, dan
basah pada pria.16 Karakteristik sekunder pada wanita meliputi: peningkatan tinggi
badan terutama pada ekstremitas 19, pertumbuhan rambut di sekitar daerah pubis
dan ketiak, kulit tubuh yang mengalami penghalusan, peninggian nada suara,
pembesaran payudara, serta feminisasi bentuk tubuh pada pinggul, pinggang, dan
paha.17
rambut pada sekitar pubis, kaki, tangan, dada, ketiak, dan wajah, perubahan suara
22
menjadi besar dan rendah, penonjolan otot-otot tubuh, terutama di daerah bahu
dan dada, peningkatan tinggi dan berat badan, dan pembesaran testis. 17
Pada masa pubertas, terdapat berbagai perubahan biologis baik pada laki-
laki maupun perempuan. Menstruasi atau haid adalah proses perdarahan yang
teratur, periodik, dan siklik dari uterus, yang disertai dengan pelepasan
menarche, dan umunya terjadi sejak usia 10-13 tahun, dengan rata-rata 12,8
tahun.15,18 Siklus haid berputar selama kurang lebih 28 hari, di mana total siklus
dihitung dari jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu hingga mulai haid yang
a. Fase Menstruasi
Fase ini berlangsung selama 2 hingga 6 hari, dan pada saat ini
saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan endometrium agar siap
Apabila tidak terjadi pembuahan pada sel telur yang matang, maka korpus
23
endometrium.19
Pada fase haid, perawatan juga perlu dilakukan, sebab pada tahapan ini
mudah terjadi infeksi pada organ reproduksi. Kebersihan harus dijaga karena
kuman lebih mudah masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran
reproduksi. Pembalut perlu diganti secara berkala apabila telah penuh atau terasa
tidak nyaman.17
pengeluaran sel spermatozoa pertama kali pada spesimen urin pagi hari. Hal ini
dikenal sebagai spermarche, atau dalam bahasa sehari-hari disebut mimpi basah.
Spermarche terjadi pada rata-rata usia 13,4 tahun. Selanjutnya, adanya sperma
pada urin yang disebut spermaturia berlangsung selama beberapa waktu pada
masa awal pubertas, sedangkan pada masa remaja tengah dan akhir, keluarnya
Kehamilan merupakan hal yang dinantikan oleh setiap wanita yang telah
menikah dan menginginkan keturunan, tetapi dapat menjadi suatu masalah apabila
terjadi pada wanita, khususnya remaja yang belum menikah.17 Menurut data yang
ada pada WHO, di Indonesia terdapat 10 hingga 20 persen wanita yang hamil
24
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Usia menstruasi yang semakin dini
dengan usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan masa yang rawan untuk
terjadinya perilaku seksual yang cenderung negatif. Hal ini ditunjukan dengan
Hal ini ditunjukan dengan banyaknya kasus kehamilan remaja di luar nikah.
yang benar, dan kehamilan akibat pemerkosaan oleh pasangan kencannya (date
tidak diinginkan.17
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang pertama, uterus belum siap untuk
mendukung proses kehamilan. Pada tubuh wanita, ukuran uterus berubah sejalan
dengan umur dan perkembangan hormonalnya. Pada saat bayi hingga usia kurang
dari 8 tahun, perbandingan antara panjang korpus uteri dengan uteri dengan
serviks adalah 1:2. Ukuran korpus uteri akan bertambah hingga usia anak 14
tahun, pada masa ini panjang korpus uteri akan kurang lebih sama dengan panjang
serviks. Pada wanita dewasa (18-19 tahun), perbandingannya menjadi 2:1. Hal ini
menyebabkan uterus menjadi tidak stabil apabila harus menampung janin saat usia
25
Selain itu, sistem hormonal yang mengatur reproduksi belum terkoordinasi
dengan lancar. Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Di masa ini,
uterus. Apabila telah terjadi pembuahan pada saat demikian, hal ini akan
prematur, bahkan abortus. Selain itu, usia kehamilan yang terlalu dini dapat
dipakai untuk menjelaskan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
minggu akibat tindakan.18 Diperkirakan 2,2 hingga 4 juta remaja wanita di dunia
melakukan aborsi setiap tahunnya. Kelompok remaja menduduki 14% dari total
kasus aborsi yang tidak aman, karena kurangnya akses aborsi yang aman dan
legal, yang dilakukan oleh oknum yang kurang memiliki keterampilan dan kurang
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 346, sebab
aborsi dianggap sama dengan mematikan insan yang hidup.18 Adapun aborsi dapat
memicu risiko keselamatan dan kesehatan fisik, serta risiko psikologis. 17 Risiko
26
keselamatan dan kesehatan fisik antara lain kematian karena perdarahan, perforasi
meliputi perasaan depresi akibat penyesalan, dan sindrom pasca aborsi yang
obatan, dan rasa kehilangan harga diri. Untuk itulah, sebelum terjadi kehamilan
tidak diinginkan yang berujung pada aborsi, perlu dilakukan upaya pencegahan,
dan juga perawatan untuk para remaja wanita yang telah mengalami hal
demikian.19
di Indonesia yaitu:
1. Gonore
Penyakit gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrheae. Pada
pada wanita, 60% kasusnya tidak ada gejala, dan sisanya mengalami
seks. Gejala pada tahap infeksi primer umumnya ringan, hanya berupa
benjolan yang tidak nyeri dan gejala seperti flu yang hilang tanpa
27
diobati. Gejala sekunder disebut pula masa laten, pada saat ini hanya
leukosit, terutama pada sel CD4 yang merupakan bagian dari sel
melalui cairan tubuh, yaitu darah, sperma, dan air susu ibu. Jalur
28
transfusi darah dari orang yang terinfeksi, serta transmisi ibu ke anak
melalui plasenta (in utero), jalan lahir, maupun air susu ibu.21
Manifestasi klinis dari infeksi HIV secara garis besar dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu:
Fase ini dialami 50-70% penderita yang terinfeksi virus HIV. Sindrom akut terjadi
pada 3-6 minggu setelah virus masuk, dan gejalanya meliputi demam, faringitis,
muntah, diare, dan meningitis aseptik. Gejala-gejala ini akan hilang setelah 1
Mayoritas penderita kemudian akan memasuki fase laten klinis, dan hanya sedikit
2. Infeksi asimptomatik
bervariasi, tetapi rata-rata berkisar 10 tahun. Pada fase ini umumnya terjadi
replikasi virus yang aktif dan penurunan jumlah total sel CD4.21
3. Fase simptomatik
Gejala yang disebabkan oleh virus HIV dapat timbul kapan saja setelah
dengan menurunnya CD4. Komplikasi yang lebih parah dan mengancam nyawa
pada penderita AIDS umumnya terjadi pada saat jumlah sel CD4 kurang dari
200/µl. Kurang lebih 60 persen kematian pada penderita AIDS disebabkan oleh
infeksi selain HIV, seperti infeksi bakteri dan jamur. Kunci dari terapi AIDS baik
29
infeksi primer maupun sekunder adalah dengan mengupayakan kontrol terhadap
demam, dan penurunan berat badan tanpa sebab. Selain itu dapat timbul pula
penyakit saraf seperti ensefalopati HIV (demensia), limfoma sistem saraf pusat,
carinii, CMV, Candida albicans, Toxoplasma gondii. Selain itu sering timbul
Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (dari dalam diri
manusia) maupun eksternal (dari luar manusia). Faktor-faktor ini oleh HL Blum
kesehata yaitu:
yang disebut upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
30
mengalami keadaan sakit), preventif (pencegahan terhadap penyakit) dan promotif
merugikan kesehatan, dan sebagainya. Hal ini disebut dengan ‘melek kesehatan’
hanya untuk diketahui dan disadari, tetapi juga untuk dipraktekkan dalam
agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi.” Dalam penjelasan
31
diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya
kesehatan. Melihat penjelasan di atas, jelas bahwa hal-hal yang perlu ada dalam
kehamilan tidak diinginkan pada remaja wanita. Selain itu, mereka juga
halhal ini sebelum memasuki masa yang rawan terhadap terjadinya aktivitas
seksual di masa mendatang. Dahulu sering dikatakan bahwa hal ini merupakan
tugas orang tua, tetapi banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang tua
apabila dilakukan pada kisaran usia yang telah mulai melakukan hubungan
seksual pertama, dan tidak didukung oleh pelayanan kesehatan reproduksi yang
32
terwujudnya abstinensia, penggunaan kontrasepsi tidak menjadi pertimbangan
yang diperhitungkan..22
pengetahuan tentang reproduksi dan hal yang berkaitan, seperti kontrasepsi, akan
memicu timbulnya perilaku amoral pada peserta didik, dan masih kuatnya
pengaruh tokoh-tokoh sosial dan agama yang pada satu sisi menganggap media
dan buku yang menjadi sarana pendidikan reproduksi sebagai bentuk pornografi.
33
26
Prabandari dkk dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat
seks pranikah pada remaja kelas VIII di SMPN 3 Gamping Sleman Yogyakarta,
dibuktikan dengan adanya peruhahan pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
eksperimental, perencanaan yang digunakan adalah One Grup pre test dan Post
test.
34
Subyek dengan karakteristik klinis dan demografis yang sesuai dengan
Subyek yang selain dibatasi oleh karakteristik klinis dan demografis, juga
dibatasi oleh tempat dan waktu.28 Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu
Bagian Barat.
35
3.3.3. Teknik pengambilan sampel
penelitian.28
3.4.1.1. Remaja usia 10-19 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kairatu
36
3.5.2. Variabel Dependen
akibat perubahan dari variabel bebas.29 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Keterangan:
= Variabel bebas
= Variabel terikat
37
3.7. Definisi operasional
reproduksi yang
mempengaruhi
perkembangan
reproduksi,tanda-
tanda
kematangan
seksual, bahaya
dan aborsi.
38
3.8. Instrumen penelitian
3.8.1. Kuesioner
39
3.10. Alur penelitian
Persiapan penelitian
(Persiapan alat yang digunakan untuk penelititan)
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Pengambilan data
Analisis data
Gambar 3.2 Alur penelitian
40
kembali mengisi 10 pertanyaan yang sebelumnya diberikan (post test). Lembar
3.11.1.1. Tahap editing, yaitu mengecek data identitas pasien, serta data yang
3.11.1.2. Tahap coding, yaitu data yang telah diedit akan dilakukan pengkodean,
dimana data yang berbentuk kalimat atau huruf akan akan diubah
3.11.1.3. Tahap entry, yaitu memasukkan data yang diperoleh ke dalam program
pemasukkan data.
41
a. Rata-rata nilai pre test untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang
Jika distribusi data normal, uji signifikansi akan menggunakan uji t-berpasangan.
Jika data terdistribusi tidak normal maka uji yang digunakan adalah Mann-
SPSS.
Setelah data diolah dan dianalisis, data selanjutnya akan disajikan dalam
42
3.12.2. Anonimity (tanpa nama)
Setiap informasi yang diberikan oleh responden dalam kuesioner ini akan
namun hanya data yang terkait variabel penelitian saja yang akan dilaporkan
BAB IV
43
4.1 Deskripsi umum lokasi penelitian
Kecamatan Kairatu Barat merupakan salah satu kecamatan yang berada di
wilayah Pulau Seram. Letak kecamatan ini bagian utara berbatasan dengan
Kecamatan Seram Bagian Barat dan Inamosol, sebelah selatan berbatasan dengan
Laut Seram, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kairatu dan Inamosol,
Luas wilayah Kecamatan Kairatu Barat yaitu 132,25 Km2 yang terbagi
dalam enam desa yaitu Desa Waihatu, Desa Waisamu, Desa Lohiatala, Desa
Nurue, Desa Kamal dan Desa Waisarisa. Desa Nurue merupakan desa yang
memiliki luas wilayah terbesar yaitu 27,81 Km2 sedangkan desa yang luas
penduduk di Kecamatan Kairatu Barat tahun 2017 adalah 14.062 jiwa. Desa
44
Kamal memiliki jumlah penduduk terbesar yaitu 5.972 jiwa sedangkan yang
1 Waihatu 13,56
2 Waisamu 23,74
3 Nuruwe 27,81
4 Kamal 25,77
5 Waisarissa 23,74
6 Lohiatala 17,63
menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Dari 66 responden terdapat 33 orang
45
Umur responden dalam penelitian ini yaitu umur 10-19 tahun. Distribusi
tertinggi responden berdasarkan umur yaitu pada umur 13 dan 14 tahun sebanyak
orang (15,2%). Distribusi responden terendah berada pada umur 11 tahun dan 19
jawaban yang kosong sebagai jawaban yang salah. Dari uji normalitas data
pre-test maupun post-test , sehingga dapat disimpulan bahwa kedua data tersebut
berpasangan.
46
Tabel 4.2.Hasil analisis tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan
Std.
n Mean CI 95 % p value*
Deviation
(sesudah penyuluhan)
penyuluhan. Dari grafik 4.1 dapat dilihat perbedaan pengetahuan sebelum dan
47
Gambar 4.4 Grafik perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (nilai pretest- posttest).
48
4.4 Pembahasan
terdapat peningkatan nilai rata-rata pada hasil pre dan post tes kelompok yang sama.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada saat pretest adalah sebesar 5,17 meningkat hingga
sebesar 6,70 pada hasil post tes. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa
reproduksi pada remaja kecamatan kairatu barat adalah benar adanya. Hal ini sejalan
33
dengan penelitian yang sejenis yang dilakukan di SMP Eka Sakti Semarang dan
34
SMP Muhammadiyah surakarta yang mendapati hasil signifikan pengaruh
topik, yaitu anatomi dan fisiologi organ reproduksi, cara memelihara kesehatan organ
reproduksi, pubertas, kehamilan dan aborsi, serta penyakit menular seksual (PMS).
Dalam penelitian ini, secara umum diperoleh adanya peningkatan pengetahuan yang
adalah materi-materi utama terkait kesehatan reproduksi yang perlu disampaikan pada
remaja.
49
di kecamatan kairatu barat. Dalam hal ini, penyuluhan yang dilakukan berupa
ceramah dengan alat bantu audio visual serta pelaksanaan umpan balik atau feedback
berupa sesi tanya jawab. Dalam aplikasinya, kegiatan penyuluhan ini dapat
pertama. Hal ini dapat diwujudkan apabila ada kerja sama antara Kementerian
Penelitian ini memiliki kelebihan, yaitu jika ditinjau dari desainnya berupa
perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja siswa sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan. Selain itu pemilihan sampel yang berasal dari remaja
diberi penyuluhan, tidak meneliti perbedaan nilai pre dan post tes berdasarkan topik,
mendapati bahwa internet dan pergaulan dengan teman sebaya menjadi salah satu
50
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan dengan jumlah sampel yang lebih banyak, atau dilakukan pada pusat
penelitian yang lebih luas dengan metode yang berbeda seperti randomized controlled
trial. Adapun hal yang dapat diteliti selain pengulangan dari penelitian ini adalah
51
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyuluhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
topik tersebut.
5.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui pengaruh
pada pusat penelitian yang lebih luas dengan metode yang berbeda seperti
keputusan seksual.
2. Dalam aplikasinya, kegiatan penyuluhan ini dapat dimanfaatkan untuk
menengah pertama. Hal ini dapat diwujudkan apabila ada kerja sama
52
DAFTAR PUSTAKA
53
1. Kementerian kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi
aman pada remaja usia 15–24 tahun dan kesehatan reproduksi. Buletin
2003
8. Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. Kesehatan remaja: problem dan
Publ; 2006.
10. World Health Organization. Adolescent friendly health services: an agenda
for change [homepage on the internet]. c2002. [cited 2011 Sept 15].
54
Available from: http://whqlibdoc.who.int/hq/2003/WHO_FCH_CAH
_02.14.pdf
11. Kusmiran E. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba
Medika; 2011.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Modul pelatihan bimbingan
9789241501552_eng.pdf
16. Bolin A, Whelehan P. Human sexuality: biological, psychological, and
Medika; 2011
18. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirodihardjo; 2007.
19. World Health Organization. Pregnant adolescents: delivering on global
_eng.pdf
20. Hasmi E. Membantu remaja memahami dirinya: bacaan bagi fasilitator.
55
21. Kasper DL, et.al. Harrison’s manual of medicine. New York: McGraw
Hill; 2005.
22. World Health Organization. Adolescent pregnancy: issues in adolescent
/documents/9241593784/en/ .
23. Hull TH, Hasmi E, Widyantoro N. Peer educator initiatives for adolescent
12(23) :29-39
24. Hindin MJ, Fatusi AO. Adolescent sexual and reproductive health in
UNDIP;2012
26. Prabandari C, Sumiyarsi I, Mulyani S. Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
reproduksi dan sikap dalam pencegahan seks pranikah pada remaja kelas VIII
Medika; 2013.
29. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed. 4.
56
30. Zainuddin S. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan remaja
Makassar;2017.
31. Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Deskriptif, bivariat, dan
Indonesia; 2014.
32. Badan Pusat Statistik Kabupaten Seram Bagian Barat. Kecamatan Kairatu
among adolescent girls in an urban city in Nigeria. BMC Public Health. 2007;
7:354.
37. Kirby DB, Laris BA, Rolleri LA. Sex and HIV education programs: their
57
58