Di antara unsur non logam, sifat kimiawi yang dimiliki oleh anggota pertama suatu golongan
dapat berbeda dalam beberapa hal yang penting dari anggota lainnya. Sebagai contoh, unsur non
logam pada periode tiga dan periode-periode selanjutnya dapat mengakomodasi ikatan yang
lebih luas dengan atom tetangga. Perbedaan penting lainnya adalah unsur pertama setiap
golongan dapat dengan mudah membentuk ikatan phi (π) dibandingkan unsur-unsur di
bawahnya. Kecenderungan ini terutama disebabkan oleh ukuran atom. Atom-atom yang lebih
kecil dapat mendekat satu sama lain lebih rapat. Akibatnya tumpang tindih sisi orbital
p (pembentukan ikatan phi) lebih efektif untuk anggota pertama setiap golongan (Gambar
7.2). Tumpang tindih yang lebih efektif berarti ikatan phi yang lebih kuat, yang tercermin dari
harga entalpi ikatan rangkap yang dimilikinya. Contohnya pada selisih entalpi ikatan C-C dan
C=C adalah 270 kJ/mol; nilai ini mencerminkan kekuatan ikatan phi karbon-karbon.
Kemudahan unsur-unsur periode dua untuk membentuk ikatan phi merupakan faktor penting
dalam menentukan struktur unsur tersebut dan senyawa-senyawanya. Sebagai contoh,
bandingkan bentuk elemental dari karbon dan silikon. Karbon memiliki empat allotropi kristal
yaitu intan, grafit, fullerene dan carbon nano tube. Intan merupakan jaringan kovalen padat yang
memiliki ikatan sigma (σ) C-C tanpa ada ikatan phi. Grafit, fullerene dan carbon nano tube
memiliki ikatan phi, yang dihasilkan dari tumpang tindih sisi-sisi orbital p. Silikon berada hanya
sebagai jaringan kovalen padat seperti intan dengan ikatan sigma. Silikon tidak memiliki bentuk
yang mirip struktur grafit, fullerene dan carbon nano tube karena ikatan phi Si-Si sangat lemah.
Demikian pula dengan perbedaan yang signifikan antara dioksida karbon dan silikon (Gambar
7.3). CO2 merupakan senyawa molekular dengan ikatan rangkap C=O, sedangkan SiO2 tidak
memiliki ikatan rangkap. SiO2 merupakan jaringan kovalen padat di mana empat atom oksigen
terikat dengan setiap atom silikon melalui suatu ikatan tunggal, membentuk suatu struktur yang
tak terbatas dengan rumus empiris SiO2.
2. HIDROGEN
Ahli kimia Inggris, Henry Cavendish (1731-1810) merupakan orang yang pertama kali mengisolasi
hidrogen murni. Karena unsur tersebut menghasilkan air jika dibakar diudara, ahli kimia Francis,
Lavoisier menamakannya “hydrogen”, yang berarti “ penghasil air” (bahasa Latin: hydro = air,
gennao = penghasil).
Hidrogen merupakan unsur paling melimpah di alam semesta. Hidrogen merupakan bahan bakar
nuklir yang digunakan matahari dan bintang-bintang lainnya untuk menghasilkan energi.
Meskipun hampir 75% massa alam semesta tersusun oleh hidrogen, namun hidrogen hanya
menyusun 0,87% massa bumi. Hampir semua hidrogen di bumi ditemukan bersenyawa dengan
oksigen menjadi air. Air merupakan senyawa hidrogen yang paling melimpah , dengan kandungan
11% massa hidrogen,
Isotop Hidrogen
Isotop hidrogen yang paling umum, 11H, memiliki inti yang terdiri dari satu proton. Isotop ini
disebut protium, menyusun 99,9844% hidrogen yang ada di alam. Dua isotop lainnya adalah 21H
(inti tersusun dari satu proton dan satu netron) dan 31H (inti tersusun dari satu proton dan dua
netron), Gambar 7.4. isotop 21H, disebut deuterium, menyusun 0,0156% hidrogen di alam.
Deuteium tidak bersifat radioaktif. Deuterium diberi simbol D dalam suatu rumus kimia, seperti
pada D2O (deuterium oksida atau heavy water).
Sifat-Sifat Hidrogen
Hidrogen merupakan satu-satunya unsur yang tidak termasuk ke dalam golongan apapun dalam
sistem periodik. Karena konfigurasi elektronnya 1s1 , hidrogen ditempatkan di atas litium dalam
sistem periodik. Namun pada dasarnya hidrogen bukan logam alkali tanah. Hidrogen lebih sukar
membentuk ion positif jika dibandingkan logam alkali. Energi ionisasi atom hidrogen adalah 1312
kJ/mol sedangkan litium 520 kJ/mol.
Hidrogen terkadang ditempatkan di atas halogen pada sistem periodik karena atom hidrogen
dapat menangkap satu elektron membentuk ion hidrida, H – , yang memiliki konfigurasi elektron
yang sama seperti helium. Afinitas elektron hidrogen, -73 kJ/mol, tidak sebesar halogen. Afinitas
elektron fluorin adalah -328 kJ/mol dan iodin -295 kJ/mol. Secara keseluruhan hidrogen lebih
menunjukkan kemiripan pada alkali dibandingkan halogen.
Bentuk elemental hidrogen pada suhu kamar berbentuk sebagai molekul gas diatomik yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Kita dapat menyebut H2 sebagai dihidrogen, tetapi lebih
sering dikenal sebagai molekul hidrogen atau secara sederhana hidrogen saja. Gaya tarik antar
molekul H2 sangat lemah karena H2 non polar dan hanya memiliki dua elektron. Akibatnya, titik
leleh dan titik didihnya sangat rendah, berturut-turut -259 oC dan -253 oC.
Entalpi ikatan H-H sangat tinggi untuk suatu ikatan tunggal, 436 kJ/mol jika dibanding dengan
entalpi ikatan Cl-Cl yang hanya 242 kJ/mol. Karena H2 memiliki ikatan yang sangat kuat,
kebanyakan reaksi H2 sangat lambat pada suhu kamar. Namun, molekul H2 sangat mudah
Pembuatan Hidrogen
1. Apabila sejumlah kecil H2 diperlukan di laboratorium, hidrogen biasanya diperoleh dengan
mereaksikan logam aktif, seperti Zn dengan asam kuat seperti HCl dan H2SO4.
Zn(s) + 2H+(aq) → Zn2+ (aq) + H2(g)
2. Sejumlah besar H2 diproduksi dengan mereaksikan metana, CH4 dengan uap air pada 1110
oC.
Hidrida metalik terbentuk apabila hidrogen bereaksi dengan logam-logam transisi. Senyawa ini
disebut demikian karena tetap mempertahankan sifat konduktivitas dan sifat logam
lainnya. Dalam hidrida metalik, rasio atom logam terhadap atom hidrogen tidak tentu atau
merupakan bilangan bulat kecil. Komposisi bervariasi, tergantung pada kondisi sintesis. TiH 2
dapat dihasilkan, tetapi pembuatannya biasanya menghasilkan TiH1,8, yang kekurangan 10%
hidrogen dibandingkan TiH2. Hidrida metalik yang nonstoikiometrik tersebut terkadang disebut
hidrida interstitial.
Hidrida molekular terbentuk melalui reaksi hidrogen dengan nonlogam atau semilogam,
merupakan gas atau cairan pada kondisi standar. Hidrida molekul sederhana dirangkumkan
dalam Gambar 7.6, bersama dengan energi bebas pembentukannya, ΔoGf .
Pertanyaan:
1. Apa perbedaan dari isotop-isotop hidrogen?
2. Mengapa hidrogen tidak termasuk dalam golongan apapun pada sistem periodik?
Pertanyaan:
1. Mengapa unsur-unsur gas mulia tidak reaktif?
2. Gas mulia banyak digunakan untuk keperluan apa?
3. Faktor apa yang memungkinkan peluang terbentuknya senyawa dari unsur gas mulia yang
lebih berat?
4. Unsur yang bagaimana yang bisa bereaksi dengan unsur gas mulia?
5. Mengapa unsur gas mulia pada suhu kamar cenderung berbentuk gas?