Anda di halaman 1dari 8

KIMIA NON LOGAM

1. Kecenderungan Periodik dan Reaksi Kimia


Unsur-unsur dikelompokkan ke dalam logam, semi logam dan non logam. Kecuali hidrogen, yang
merupakan kasus khusus, unsur-unsur non logam menempati bagian kanan atas tabel periodik.
Seperti yang terlihat pada Gambar 7.1, terdapat kecenderungan sifat-sifat unsur dalam tabel
periodik. Keelektronegatifan, sebagai contoh, semakin besar dari kiri ke kanan dalam satu
periode dan berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Unsur non logam memiliki
keelektronegatifan lebih besar dibandingkan logam. Perbedaan ini mengakibatkan pembentukan
padatan ionik pada reaksi antara logam dan non logam. Sebaliknya senyawa yang dibentuk dari
sama-sama unsur non logam merupakan senyawa molekular dapat berbentuk gas, cairan atau
padatan yang mudah menguap pada suhu kamar.

Di antara unsur non logam, sifat kimiawi yang dimiliki oleh anggota pertama suatu golongan
dapat berbeda dalam beberapa hal yang penting dari anggota lainnya. Sebagai contoh, unsur non
logam pada periode tiga dan periode-periode selanjutnya dapat mengakomodasi ikatan yang
lebih luas dengan atom tetangga. Perbedaan penting lainnya adalah unsur pertama setiap
golongan dapat dengan mudah membentuk ikatan phi (π) dibandingkan unsur-unsur di
bawahnya. Kecenderungan ini terutama disebabkan oleh ukuran atom. Atom-atom yang lebih
kecil dapat mendekat satu sama lain lebih rapat. Akibatnya tumpang tindih sisi orbital
p (pembentukan ikatan phi) lebih efektif untuk anggota pertama setiap golongan (Gambar
7.2). Tumpang tindih yang lebih efektif berarti ikatan phi yang lebih kuat, yang tercermin dari
harga entalpi ikatan rangkap yang dimilikinya. Contohnya pada selisih entalpi ikatan C-C dan
C=C adalah 270 kJ/mol; nilai ini mencerminkan kekuatan ikatan phi karbon-karbon.

Kimia Non Logam 1


Apabila dibandingkan, kekuatan ikatan phi silikon-silikon hanya 100 kJ/mol, yang tentu saja lebih
rendah dibandingkan ikatan phi karbon. Ikatan phi sangat penting pada sifat kimiawi karbon,
nitrogen dan oksigen, yang lebih sering membentuk ikatan ganda. Unsur-unsur pada periode 3,
4, 5, dan 6 hanya memiliki kecenderungan untuk membentuk ikatan tunggal.

Kemudahan unsur-unsur periode dua untuk membentuk ikatan phi merupakan faktor penting
dalam menentukan struktur unsur tersebut dan senyawa-senyawanya. Sebagai contoh,
bandingkan bentuk elemental dari karbon dan silikon. Karbon memiliki empat allotropi kristal
yaitu intan, grafit, fullerene dan carbon nano tube. Intan merupakan jaringan kovalen padat yang
memiliki ikatan sigma (σ) C-C tanpa ada ikatan phi. Grafit, fullerene dan carbon nano tube
memiliki ikatan phi, yang dihasilkan dari tumpang tindih sisi-sisi orbital p. Silikon berada hanya
sebagai jaringan kovalen padat seperti intan dengan ikatan sigma. Silikon tidak memiliki bentuk
yang mirip struktur grafit, fullerene dan carbon nano tube karena ikatan phi Si-Si sangat lemah.
Demikian pula dengan perbedaan yang signifikan antara dioksida karbon dan silikon (Gambar
7.3). CO2 merupakan senyawa molekular dengan ikatan rangkap C=O, sedangkan SiO2 tidak
memiliki ikatan rangkap. SiO2 merupakan jaringan kovalen padat di mana empat atom oksigen
terikat dengan setiap atom silikon melalui suatu ikatan tunggal, membentuk suatu struktur yang
tak terbatas dengan rumus empiris SiO2.

Kimia Non Logam 2


Pertanyaan:
1. Sebutkan beberapa ciri unsur non logam.
2. Apa perbedaan antara senyawa yang terbentuk antara sesama non logam dibanding
senyawa yang terbentuk antara non logam dan logam?
3. Mengapa unsur non logam yang teratas dalam suatu golongan sering berbeda sifatnya
dengan unsur yang di bawahnya?
4. Mengapa ikatan phi pada silikon lebih lemah dibanding pada karbon.
5. Empat atom oksigen terikat dengan setiap atom silikon melalui suatu ikatan tunggal,
mengapa rumus emirisnya SiO2?

2. HIDROGEN
Ahli kimia Inggris, Henry Cavendish (1731-1810) merupakan orang yang pertama kali mengisolasi
hidrogen murni. Karena unsur tersebut menghasilkan air jika dibakar diudara, ahli kimia Francis,
Lavoisier menamakannya “hydrogen”, yang berarti “ penghasil air” (bahasa Latin: hydro = air,
gennao = penghasil).
Hidrogen merupakan unsur paling melimpah di alam semesta. Hidrogen merupakan bahan bakar
nuklir yang digunakan matahari dan bintang-bintang lainnya untuk menghasilkan energi.
Meskipun hampir 75% massa alam semesta tersusun oleh hidrogen, namun hidrogen hanya
menyusun 0,87% massa bumi. Hampir semua hidrogen di bumi ditemukan bersenyawa dengan
oksigen menjadi air. Air merupakan senyawa hidrogen yang paling melimpah , dengan kandungan
11% massa hidrogen,

Isotop Hidrogen
Isotop hidrogen yang paling umum, 11H, memiliki inti yang terdiri dari satu proton. Isotop ini
disebut protium, menyusun 99,9844% hidrogen yang ada di alam. Dua isotop lainnya adalah 21H
(inti tersusun dari satu proton dan satu netron) dan 31H (inti tersusun dari satu proton dan dua
netron), Gambar 7.4. isotop 21H, disebut deuterium, menyusun 0,0156% hidrogen di alam.
Deuteium tidak bersifat radioaktif. Deuterium diberi simbol D dalam suatu rumus kimia, seperti
pada D2O (deuterium oksida atau heavy water).

Kimia Non Logam 3


Isotop ketiga adalah tritium, 31H, yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh 12,3 tahun.
3 H → 3 He + 0 e t 1/2 = 12,3 tahun
1 2 -1
Karena waktu paruhnya yang pendek, hanya sedikit tritium ada di alam. Isotop tritium dapat
disintesa dalam reaktor nuklir dengan memborbardir litium-6 dengan neutron.
6 Li + 1 n → 3 H + 4 He
3 0 1 2
Deuterium dan tritium telah terbukti bernilai dalam mempelajari reaksi senyawa yang
mengandung hidrogen. Suatu senyawa dapat “dilabeli” dengan mengganti satu atau lebih
atom hidrogen biasa pada lokasi tertentu dalam molekul dengan deuterium atau tritium. Dengan
membandingkan lokasi label dalam reaktan dan produk reaksi, mekanisme reaksi
dapat disimpulkan. Apabila metanol (CH3OH) dilarutkan dalam D2O, atom H pada ikatan O-
H mengalami pergantian sangat cepat dengan atom D dari D2O, membentuk CH3OD. Atom H pada
gugus CH3 tidak mengalami pergantian. Eksperimen ini menunjukkan kestabilan kinetik ikatan C-
H dan mengungkapkan kecepatan ikatan O-H diputuskan dan dibentuk kembali.

Sifat-Sifat Hidrogen
Hidrogen merupakan satu-satunya unsur yang tidak termasuk ke dalam golongan apapun dalam
sistem periodik. Karena konfigurasi elektronnya 1s1 , hidrogen ditempatkan di atas litium dalam
sistem periodik. Namun pada dasarnya hidrogen bukan logam alkali tanah. Hidrogen lebih sukar
membentuk ion positif jika dibandingkan logam alkali. Energi ionisasi atom hidrogen adalah 1312
kJ/mol sedangkan litium 520 kJ/mol.
Hidrogen terkadang ditempatkan di atas halogen pada sistem periodik karena atom hidrogen
dapat menangkap satu elektron membentuk ion hidrida, H – , yang memiliki konfigurasi elektron
yang sama seperti helium. Afinitas elektron hidrogen, -73 kJ/mol, tidak sebesar halogen. Afinitas
elektron fluorin adalah -328 kJ/mol dan iodin -295 kJ/mol. Secara keseluruhan hidrogen lebih
menunjukkan kemiripan pada alkali dibandingkan halogen.
Bentuk elemental hidrogen pada suhu kamar berbentuk sebagai molekul gas diatomik yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Kita dapat menyebut H2 sebagai dihidrogen, tetapi lebih
sering dikenal sebagai molekul hidrogen atau secara sederhana hidrogen saja. Gaya tarik antar
molekul H2 sangat lemah karena H2 non polar dan hanya memiliki dua elektron. Akibatnya, titik
leleh dan titik didihnya sangat rendah, berturut-turut -259 oC dan -253 oC.
Entalpi ikatan H-H sangat tinggi untuk suatu ikatan tunggal, 436 kJ/mol jika dibanding dengan
entalpi ikatan Cl-Cl yang hanya 242 kJ/mol. Karena H2 memiliki ikatan yang sangat kuat,
kebanyakan reaksi H2 sangat lambat pada suhu kamar. Namun, molekul H2 sangat mudah

Kimia Non Logam 4


diaktivasi oleh panas, radiasi atau katalis. Proses aktivasi menghasilkan atom hidrogen yang
sangat reaktif. Sesaat setelah H2 diaktivasi, reaksi berlangsung cepat dan sangat eksotermis.
Hidrogen membentuk ikatan kovalen yang kuat dengan unsur-unsur lain, termasuk oksigen,
entalpi ikatan O-H adalah 463 kJ/mol. Pembentukan ikatan O-H yang kuat menjadikan hidrogen
reduktor yang efektif untuk mereduksi oksida logam. Apabila H2 dilewatkan ke dalam CuO panas,
akan dihasilkan Cu.
CuO (s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)
Apabila H2 dibakar di udara, terjadi reaksi yang sangat hebat, membentuk H2O. Udara yang
mengandung sedikitnya 4% volume H2 berpotensi eksplosif. Pembakaran campuran oksigen-
hidrogen umumnya digunakan sebagai bahan bakar cair roket pesawat ruang angkasa. Hidrogen
dan oksigen disimpan pada suhu rendah dalam bentuk cair.

Pembuatan Hidrogen
1. Apabila sejumlah kecil H2 diperlukan di laboratorium, hidrogen biasanya diperoleh dengan
mereaksikan logam aktif, seperti Zn dengan asam kuat seperti HCl dan H2SO4.
Zn(s) + 2H+(aq) → Zn2+ (aq) + H2(g)
2. Sejumlah besar H2 diproduksi dengan mereaksikan metana, CH4 dengan uap air pada 1110
oC.

CH4(g) + H2O(g) → CO(g) + 3H2(g)


CO(g) + H2O (g) → CO2(g) + H2(g)
3. Apabila dipanaskan pada suhu 1000 oC, karbon juga bereaksi dengan uap air
menghasilkan campuran gas CO dan H2.
C(s) + H2O(g) → H2(g) + CO(g)
Campuran ini disebut ‘water gas’, yang digunakan pada industri bahan bakar.
4. Elektrolisis air juga bisa digunakan untuk memproduksi H2 secara komersial namun
memerlukan banyak energi sehingga terlalu mahal.
5. H2 diproduksi sebagai hasil samping pada elektrolisis air asin (NaCl) pada
pembuatan gas Cl2 dan NaOH.
2 NaCl(aq) + 2H2O (l) → H2(g) + Cl2(g) + 2NaOH(aq)
Hidrogen digunakan dalam sintesis amonia melalui proses Haber. Hidrogen juga digunakan dalam
pembuatan metanol melalui reaksi katalitik CO dan H2 pada tekanan dan suhu tinggi.
CO (g) + 2H2 (g) → CH3OH (g)

Senyawa Biner Hidrogen


Hidrogen bereaksi dengan unsur lainnya membentuk senyawa dengan tipe: hidrida ionik, hidrida
metalik, dan hidrida molekular. Hidrida ionik dibentuk apabila hidrogen bereaksi dengan logam
alkali dan alkali tanah yang lebih besar (Ca, Sr dan Ba). Logam aktif ini kurang elektronegatif
dibandingkan hidrogen, sehingga hidrogen akan menangkap elektron dari logam tersebut
membentuk ion hidrida, H–.
Ca(s) + H2(g) → CaH2(s)
Ion hidrida merupakan basa kuat dan sangat mudah bereaksi bahkan dengan asam donor proton
yang sangat lemah sekalipun, membentuk H2. Contoh, H– mudah bereaksi dengan air.
H-(aq) + H2O(l) → H2(g) + OH–(aq)

Kimia Non Logam 5


Hidrida ionik dapat digunakan sebagai sumber H2 meskipun sangat mahal. Kalsium hidrida, CaH2
dijual secara komersial dan digunakan untuk memompa balon udara (balon cuaca).

Hidrida metalik terbentuk apabila hidrogen bereaksi dengan logam-logam transisi. Senyawa ini
disebut demikian karena tetap mempertahankan sifat konduktivitas dan sifat logam
lainnya. Dalam hidrida metalik, rasio atom logam terhadap atom hidrogen tidak tentu atau
merupakan bilangan bulat kecil. Komposisi bervariasi, tergantung pada kondisi sintesis. TiH 2
dapat dihasilkan, tetapi pembuatannya biasanya menghasilkan TiH1,8, yang kekurangan 10%
hidrogen dibandingkan TiH2. Hidrida metalik yang nonstoikiometrik tersebut terkadang disebut
hidrida interstitial.
Hidrida molekular terbentuk melalui reaksi hidrogen dengan nonlogam atau semilogam,
merupakan gas atau cairan pada kondisi standar. Hidrida molekul sederhana dirangkumkan
dalam Gambar 7.6, bersama dengan energi bebas pembentukannya, ΔoGf .

Pertanyaan:
1. Apa perbedaan dari isotop-isotop hidrogen?
2. Mengapa hidrogen tidak termasuk dalam golongan apapun pada sistem periodik?

Kimia Non Logam 6


3. Apa yang dimaksud dengan “water gas” dan bagaimana cara membuatnya?
4. Berilah masing-masing satu contoh hidrida ionik, hidrida metalik, dan hidrida molekular.
5. Apa yang dimaksud dengan senyawa biner hidrogen, apakah CaH2 merupakan
contohnya?

3. Golongan VIIIA: GAS MULIA


Unsur-unsur golongan VIIIA adalah unsur yang tidak reaktif. Kebanyakan referensi mengenai
unsur-unsur tersebut berkaitan dengan sifat fisika yang dimilikinya, terutama gaya
intermolekular. Sifat inert yang dimiliki unsur-unsur golongan VIII A disebabkan keadaan elektron
kulit valensi yang oktet (kecuali He, 2 elektron). Kestabilan seperti ini tercermin dari tingginya
energi ionisasi yang dimilikinya.
Unsur-unsur golongan VIIIA berada dalam bentuk gas pada suhu kamar. Semuanya merupakan
komponen atmosfer bumi, kecuali radon, yang memiliki waktu hidup singkat sebagai radioisotop.
Hanya argon yang relatif tersedia melimpah. Neon, argon, kripton dan xenon diperoleh dari udara
cair dengan destilasi. Argon digunakan sebagai lapisan atmosfer pada lampu pijar. Gas
menghantarkan panas keluar filamen tetapi tidak bereaksi dengannya. Argon juga digunakan
sebagai atmosfer pelindung untuk mencegah oksidasi pada proses pengelasan dan proses
metalurgi tertentu yang melibatkan suhu tinggi.
Helium merupakan gas mulia yang paling penting. Helium cair digunakan sebagai pendingin pada
eksperimen yang dilakukan pada suhu sangat rendah. Helium mendidih pada 4,2 K tekanan 1
atm, titik didih terendah dari zat yang ada. Helium juga ditemukan dengan konsentrasi yang
relatif tinggi dalam gas alam.

Senyawa-senyawa Gas Mulia


Karena gas mulia sangat stabil, hanya mengalami reaksi kimia pada kondisi yang sangat tepat dan
ekstrem. Gas mulia lebih berat diduga lebih mudah membentuk senyawa karena energi ionisasi
yang lebih rendah dibandingkan gas mulia yang lebih ringan. Energi ionisasi yang rendah
mengisyaratkan kemungkinan pemakaian bersama (sharing) elektron dengan atom lain
membentuk suatu ikatan kimia. Karena unsur-unsur gas mulia (kecuali He) memiliki 8 elektron
valensi, pembentukan ikatan kovalen menggunakan kulit valensi yang diperluas. Kulit valensi
yang diperluas berlangsung lebih mudah pada atom-atom berukuran besar.

Kimia Non Logam 7


Adanya senyawa gas mulia pertama kali dilaporkan pada 1962. Penemuan ini menimbulkan
sensasi karena mematahkan kepercayaan bahwa gas mulia benar-benar inert. Studi awal
melibatkan xenon yang berkombinasi dengan fluorin, xenon merupakan unsur yang diharapkan
paling reaktif di antara gas mulia lainnya. Sejak saat itu, ahli kimia berhasil mensintesa senyawa
xenon dengan fluorin dan oksigen. Beberapa sifat senyawa tersebut diringkaskan dalam Tabel 1.
Ketiga fluorida (XeF2, XeF4, XeF6) dibuat dengan reaksi langsung xenon dan fluorin. Dengan
memvariasikan rasio reaktan dan kondisi reaksi, salah satu dari senyawa tersebut dapat
diperoleh. Senyawa yang mengandung oksigen dihasilkan ketika fluorida direaksikan dengan air:
XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(aq) + 6HF(aq).
Unsur-unsur gas mulia lainnya lebih sulit membentuk senyawa dibandingkan xenon. Selama
bertahun-tahun hanya dikenal satu senyawa biner kripton, KrF2, yang mudah terdekomposisi
menjadi unsur-unsurnya pada -10 oC. Senyawa kripton yang lain telah berhasil diisolasi pada suhu
yang sangat rendah (40 K).

Pertanyaan:
1. Mengapa unsur-unsur gas mulia tidak reaktif?
2. Gas mulia banyak digunakan untuk keperluan apa?
3. Faktor apa yang memungkinkan peluang terbentuknya senyawa dari unsur gas mulia yang
lebih berat?
4. Unsur yang bagaimana yang bisa bereaksi dengan unsur gas mulia?
5. Mengapa unsur gas mulia pada suhu kamar cenderung berbentuk gas?

Kimia Non Logam 8

Anda mungkin juga menyukai