Anda di halaman 1dari 5

TOPIK 2

PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI


KELOMPOK 4: Gusti Ayu Putu
Muh. Faisal Agus
Mira Novi Alfiana

Sejarah akuntansi dan para akuntan memperihatkan perubahan secara terus-menerus. Pada
awalnya akuntansi tidak lebih dari sistem pencatatan untuk asa perbankan tertentu dan skema
pemungutan pajak. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan kepada pasar surat
berharga umum domestik dan internasional yang sangat besar.
Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi berkembang? Karena
kita akan dapa memahami dengan lebih baik sistem akuntansi suatu negara dengan mengetahui
faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangannya. Oleh karena akuntansi bereaksi
terhadap lingkunganya, lingkungan budaya ekonomi, hukum dan politk yang berbda-beda
meghasilkan sistem yang serupa pula. Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan
menganalisis megapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda. Tujuan klasfikasi
adalah untuk mengelompokan sistem akutansi keuangan menurut karakteristik khususnya.
A. Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga membantu
perbedaan akuntansi antar bangsa. Tujuh faktor pertama berupa ekonomi sejarah sosila, dan/atau
kelembagaan dan merupakan faktor yang sering disebutkan oeh para pnulis akuntansi. Berikut
ini 7 faktor dari perkembangan diantaranya adalah :
1. Sumber Pendanaan, Di negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat sperti Amerika
Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan
perusahaan (profitabilitas) dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas
masa depan dan risiko terkait.
2. Sistem Hukum, Sistem hukum menentukan bagaimana individu dan lembaga berinteraksi.
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar. Koddifikasi hukum (sipil) dan hukum umum
(kasus). Kodifikasi standar dan prosedur akuntansi merupakan hal yang wajar dan sesuai di
sana. Dengan demikian di negara-negara yang menganut kodifikasi hukum, aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakupi banyak
prosedur. Sebaliknya, hukum umur berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya
usaha untuk mencakup seluruh ksus dalam kode lengkap.
3. Perpajakan, Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar
akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka
untuk mengklaimnya dalam keperluan pajak. Dengan kata lain, pajak keuangan dan pajak
akuntansi adalah sama.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi. Ide dan teknologi akuntansi dialihkan melalui penaklukan,
perdagangan, dan kekuatan sejenis. Banyak Negara-negara berkembang menggunakan
system akuntansi yang dikembangkan ditempat lain, entah karena dipaksakan (seperti india)
atau karena pilihan mereka sendiri (seperti Negara eropa timur).
5. Inflasi. Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan suatu Negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun
perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi. Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang
dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Saat
ini banyak perekonomian industry berubah menjadi perekonomian jasa. Masalah akuntansi
seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresi yang sangat relevan dalam sector
manufaktur menjadi kurang penting. Tantangan akuntansi yang baru seperti penilaian aktiva
tidak berwujud dan SDM semakin berkembang.
7. Tingkat Pendidikan. Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak
berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Sebagai contoh, pelaporan teknis yang
komplek mengenai varian prilaku biaya tidak akan berarti apa-apa, kecuali para pembaca
mamahami akuntansi biaya.
8. Budaya. Disini budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat.
Hofstede menjelaskan empat dimensi budaya nasional (nilai nasional) yaitu individualisme,
jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, dan maskulinitas.
B. KLASIFIKASI

Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara yaitu dengan pertimbangan
(pengetahuan, intuisi dan pengalaman) dan secara empiris (metode statistic).

B.1. Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi


Klasifikasi awal diusulkan oleh Mueller pada tahun 1960-an. Mueller mengidentifikasikan
empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di Negara-negara Barat dengan system
ekonomi berorientasi pasar.

1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi, akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk


meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan
bukan memimpin kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis mengoordinasikan kegiatan
mereka dengan kebijakan nasional.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi, fokusnya terletak pada perusahaan secara undividu
yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus
mempertahankan modal fisik yang dimiliki.
3. Berdasarkan pendekatan independen, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang
secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan.
Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses
bisnis yang dijalankan, dan bukan dari cara keilmuan seperti ekonomi.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat
untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat dalam perencanaan ekonomi, dimana
akuntansi digunakan untuk mengukur kinerja, mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan
pajak dan mengendalikan harga.

B.2. Sistem Hukum: Akuntansi Hukum Umum dengan Hukum Kode

Akuntansi juga dapat diklasifikan sesuai dengan system hukum suatu Negara yaitu:

1. Akuntansi dalam Negara-negara hukum umum memiliki karakter berorientasi terhadap


“penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh dan pemisahan antara akuntansi
keuangan dan pajak. Pasar saham mendominasi sumber keuangan dan pelaporan keuangan
ditujukan untuk kebutuhan informasi investor luar. Akuntansi hukum umum sering disebut
sebagai “Anglo Saxon”, “Inggris-Amerika” atau “berdasarkan mikro”.
2. Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi legalistic,
tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi
keuangan dan pajak. Bank atau pemerintah mendominasi sumber keuangan dan pelaporan
keuangan ditujukan untuk perlindungan investor. Akuntansi hukum kode sering disebut
“continental”, “legalistic” atau “seragam secara makro”.

B.3. Sistem Praktik : Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum

Banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin hilang. Terdapat
beberapa alasan untuk hal ini.

1. Ratusan perusahaan yang saat ini mencatatkan sahamnya pada bursa efek di luar negara
asal mereka. Banyak perusahaan yang mencatatkan saham secara internasional menyusun
laporan ganda. Satu set laporan sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan domestik
lokal, sedangkan yang satunya lagi menggunakan prinsip akuntansi dan berisi
pengungkapan yang ditujukan kepada investor internasional. Terdapat beberapa negara
membuat laporan keuangan perusahaan secara individual sesuai dengan standar hukum
nasional dan untuk laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan standar lain, seperti
Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standars-IFRS)
atau Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum AS (Generally Accepted Accounting
Principle-GAAP).
2. Beberapa Negara hukum kode yang mengalihkan tanggungjawab pembentukan standar
akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan
independen.
3. Pentingnya pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia.
Rerangka kerja yang lain selain sistem hukum diperlukan untuk mengklasifikasikan
akuntansi di seluruh dunia.

Perbedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan banyak


permasalahan akuntansi, seperti :

1. Depresiasi, dimana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva


selama masa manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk
tujuan pajak (kepatuhan hukum).
2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu
(penyajian wajar) atau diperlakukan sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan
hukum).
3. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian
wajar) atau dibebankan menurut dasar biaya pada saat berhenti bekerja (kepatuhan
hukum).
4. Masalah lain adalah penggunaan cadangan diskrit untuk meratakan laba dari satu periode
ke periode lain.

Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk (substance over from) merupakan ciri
utama akuntansi hukum. Akuntansi hukum umum beriorientasi terhadap kebutuhan pengambilan
keputusan oleh investor luar sedangkan IFRS ditujukan pada penyajian wajar.

Akuntansi kepatuhan hukum digunakan perusahaan individu yang ada di negara-negara


hukum kode dimana laporan konsolidasi menerapkan laporan dengan penyajian wajar. Laporan
konsolidasi dapat memberikan informasi kepada investor, sedangkan laporan perusahaan untuk
memenuhi ketentuan hukum.

Integritas pasar modal di dunia akan menjadi paling berpengaruh yang membentuk
perkembangan akuntansi di masa depan, yang mengakibatkan akuntansi mengarah kepada
penyajian wajar. Hal tersebut menjadi pendorong utama mengapa analisis keuangan semakin
bersifat global.

Anda mungkin juga menyukai